Proses pengangkutan atau transportasi pasca panen merupakan suatu kegiatan memindahkan produk pasca panen dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan transportasi pengangkut yang dapat berupa manusia, hewan, dan kendaraan seperti sepeda, truk, kapal, maupun pesawat. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam transportasi produk pascapanen antara lain: faktor produk, faktor perlakuan pada produk, faktor penataan produk pada alat transportasi, faktor jenis pengangkutan, faktor prasarana jalan, faktor jarak, faktor jenis alat angkut, faktor keuangan, faktor tingkah laku pelaksana. Pengangkutan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pengangkutan produk secara terbuka (produk tidak dilindungi/tidak ditutup), pengangkutan jenis ini tidak cocok untuk jarak jauh karena proses transpirasi dan respirasi produk masih berjalan, yang kedua pengangkutan secara tertutup (produk dilindungi dan atmosfer terkontrol) cocok untuk jarak jauh karena proses transpirasi dan respirasi produk dalam memproduksi etilen terhambat. Demi mengoptimalkan proses pengangkutan produk pasca panen agar mutu dari produk tetap terjaga harus membuat strategi dalam melakukan proses pengangkutan. Strategi pengangkutan yang dapat dilakukan antara lain: pemilihan alat angkut yang sesuai dengan kondisi, jarak lokasi, dan jenis produk yang diangkut; mempertimbangkan keamanan kualitas produk; mengurangi proses degradasi produk; menjaga tingkat kesegaran produk; meminimalisir adanya benturan. Penerapan strategi tersebut harus mempertimbangkan faktor yang dapat mempengaruhi fisiologi dan mutu produk selama pengangkutan. Faktor yang mempengaruhi fisiologi dan mutu produk selama pengangkutan diantaranya: 1. Temperatur udara di sekitar produk Suhu di sekitar produk harus diperhatikan, karena produk yang diangkut, misal sayur dan buah merupakan benda hidup. Produk tersebut masih dapat melangsungkan respirasi, semakin cepat respirasi, semakin cepat kehilangan cadangan makanan, sehingga akan mempercepat terjadinya penurunan mutu. Peningkatan suhu 10°C akan mempercepat respirasi 2 sampai 5 kali. 2. Kelembaban udara di sekitar produk Kelembaban udara berpengaruh terhadap kehilangan air (transpirasi) pada suatu produk. Pada kelembaban udara yang lebih rendah, kehilangan air pada produk segar berlangsung lebih cepat, sehingga mutu produknya menurun lebih cepat. Hal ini karena kehilangan air akibat pengaruh kelembaban udara dapat mengakibatkan berat produk menurun, produk menjadi layu, produk menjadi bekerut 3. Komposisi udara di sekitar produk Komponen udara yang penting diperhatikan adalah karbon dioksida, oksigen, dan etilen. Pada pengangkutan secara tertutup akan terjadi penurunan O2 dan peningkatan kadar CO2 dan etilen, akibat respirasi 4. Pencampuran produk Produk segar akan menghasilkan etilen Produk segar ada yang peka dan ada yang tidak peka terhadap etilen. Produk yang peka terhadap etilen akan mudah menurun mutunya akibat etilen dari produk lain. Etilen memacu pematangan buah dan degreening buah dan sayur.