Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SIKLUS KARBON
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Dasar-dasar ekologi

Disusun oleh:
NAMA : N. Tita Nursinta
NIM : 41035003171034

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan izin-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus
Karbon” yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Dasar-Dasar Ekologi.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya Dasar-dasar ekologi tentang siklus
karbon.
Makalah ini hasil dari kerja keras penyusun yang mungkin ada beberapa
kesalahan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini
sangat penyusun harapkan dan semoga penulisan makalah ini membawa manfaat
bagi penyusun sendiri maupun bagi pembacanya. Aamiin…

Bandung, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................


1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
2.1. Sifat-sifat fifik karbon dan Golongan 4 A ................................................... 3
2.2. Alotropi karbon ........................................................................................... 3
2.3. Senyawa Anorganik karbon dan penggunaanya ......................................... 5
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................
3.1. Siklus karbon ............................................................................................... 8
3.2. Karbon di berbagai lapisan .......................................................................... 9
BAB IV PENUTUP..................................................................................................

Kesimpulan......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
1. Bagian kecil dari struktur intan ........................................................................... 3
2. Siklus karbon di alam..........................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman
pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di
matahari, bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam
bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh
ke bumi. Berlian alami juga ditemukan di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika
Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari
dasar samudera di lepas pantai Cape of Good Hope. Sekitar 30% berlian industri
yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil sintesis.
Energi dari matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada
siklus karbon-nitrogen.
Karbon ditemukan di alam dalam tiga bentuk alotropi : amorphous, grafit dan
berlian. Diperkirakan ada bentuk keempat, yang disebut karbon. Ceraphite
(serafit) merupakan bahan terlunak, sedangkan belian bahan yang terkeras. Grafit
ditemukan dalam dua bentuk: alfa dan beta. Mereka memiliki sifat identik.,
kecuali struktur kristal mereka. Grafit alami dilaporkan mengandung sebanyak
30% bentuk beta, sedangkan bahan sintesis memiliki bentuk alfa. Bentuk alfa
hexagonal dapat dikonversi ke beta melalui proses mekanikal, dan bentuk beta
kembali menjadi bentuk alfa dengan cara memanaskannya pada suhu di atas 1000
derajat Celcius.
Pada tahun 1969, ada bentuk alotropi baru karbon yang diproduksi pada saat
sublimasi grafit pirolotik (pyrolytic graphite) pada tekanan rendah. Di bawah
kondisi free-vaporization (vaporisasi bebas) di atas 2550K, karbon terbentuk
sebagai kristal-kristal tranparan kecil pada tepian grafit. Saat ini sangat sedikit
informasi yang tersedia mengenai karbon.
Karbon memiliki 7 isotop. Pada tahun 1961, organisasi International Union of
Pure and Applied Chemistry mengadopsi isotop karbon-12 sebagai dasar berat
atom.

1
Karbon memiliki struktur elektronik dalam keadaan dasarnya 1s2 2s2 2p2,
sehingga untuk menempatkan keempat kovalensi yang normal, atomnya harus
dipromosikan ke keadaan valensi 2s2 2p1x 2p1y 2p1z.
Atom karbon dikatakan unik karena dapat berikatan sesamanya membentuk
rantai atom karbon. Rantai atom karbon ini mungkin juga mempunyai cabang
yang juga terdiri dari rantai atom karbon. Dua ujung dari satu rantai dapat
tersambung sehingga membentuk suatu rantai melingkar. Tambahan lagi, atom
karbon dapat juga berikatan dengan unsur lain seperti Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Belerang, Halogen dan beberapa atom logam lainnya. Oleh karena itu,
jumlah senyawa karbon menjadi sangat banyak. Tidak kurang dari 9 juta senyawa
karbon yang telah dikenal.
Karbon dalam kulit bumi terdapat sekitar 50% dalam bentuk karbonat CO32-,
seperti CaCO3. Namun kelimpahan sebanyak ini dalam kulit bumi hanya
mencakup 0,1% dalam jumlah kelimpahan karbon seluruhnya. Selebihnya
terdapat sebagai senyawa organik dalam mahluk hidup. Dalam jumlah kecil
terdapat juga dalam unsur bebas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karbon?
2. Apa Sifat-Sifat Fisis Karbon dan Golongan 4 A?
3. Apa yang dimaksud Alotrofi karbon dan jenis-jenisnya?
4. Apa yang dimaksud senyawa anorganik karbon dan bagaimana
penggunaanya?
5. Bagaimana proses siklus karbon?
6. Bagaimana karbon di berbagai lapisan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu karbon.
2. Untuk mengetahui Sifat-sifat fisis Karbon dan golongan 4 A.
3. Untuk mengetahui Alotrofi Karbon dan jenis-jenisnya.
4. Untuk mengetahui apa itu senyawa Anorganik Karbon dan kegunaanya.
5. Untuk mengetahui dan memahami proses Siklus Karbon.
6. Untuk mengetahui Karbon di berbagai lapisan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sifat-Sifat Fisis Karbon dan Golongan 4 A

Karbon pada posisi paling atas mempunyai struktur kovalen raksasa dengan
dua allotropi yang sangat dikenal – intan dan grafit. Intan memiliki struktur tiga
dimensi dari atom-aton karbon yang masing-masing tergabung secara kovalen
dengan 4 atom lainnya. Gambar berikut menunjukkan bagian kecil dari
strukturnya.

Gambar 1: Bagian kecil dari


struktur intan.

Karbon sebagai intan, tentu, sangat keras – menggambarkan kekuatan ikatan


kovalen. Namun demikian, jika anda memukulnya dengan palu, intan akan pecah.
Anda memerlukan energi yang cukup untuk memecah keberadaan ikatan karbon-
karbon. Karbon sebagai intan tidak menghantarkan listrik. Pada intan elektron
terikat erat dan tidak bebas bergerak.

2.2. Alotropi Karbon


1. Intan
Intan adalah salah satu bentuk karbon yang paling dikenal. Intan memiliki
kerapatan 3,1 g/cm3 sedangkan grafit memiliki kerapatan 2,22 g/cm3. Dari
rapatannya dapat disimpulkan bahwa untuk mengubah grafit menjadi intan
diperlukan tekanan. Dari sifat-sifat termodinamika alotrop diperkirakan intan akan
berada dalam kesetimbangan jika berada pada suhu 300 K dan tekanan ± 15.000
3
atm. Karena kesetimbangannya dicapai dengan sangat lambat pada suhu tersebut,
struktur intan akan tetap pada kondisi biasa.
Dalam intan, atom-atom tersusun secara kompak membentuk jaringan
tetrahedral dengan jarak sekitar 154,45 pm. Setiapa taom karbon terikat dengan
empat atom karbon laiinyamelalui ikatan sigma (sehingga intan bersifat keras).
Skala kekerasan intan 10 (dalam Mohs), talk = 0, lilin = 0,2 dan kuku = 2,5.
Intan dapat dihasilkan adari grafit hanya dengan pemberian tekanan tinggi dan
suhu tinggi diperlukan untuk mendapatkan laju perubahan yang diinginkan. Intan
yang terbentuk secara alamiah terjadi akibat kondisi-kondisis yang
memungkinkan yang disediakan oleh proses-proses geologi.
Pada tahun 1955 dilaporkan adanya sintesis intan dari grafit yang berhasil.
Meskipun grafit dapat langsung diubah menjadi intan pada kira-kira 3.300K dan
tekanan diatas 125 kbar (125.000 atm), dengan menggunakan katalis Cr, Fe atau
Pt. Intan akan terbakar diudara pada suhu 6000c-8000c tetapi kereaktifan kimianya
jauh lebih rendah dari grafit.
2. Grafit
Grafit adalah zat padat hitam yang jauh lebih lunak daripada intan. Atom-
atom karbon tersusun dalam jaringan raksasa berbentuk lembaran pararel. Setiap
lembaran tersusun dari jaringan karbon berbentuk hexagonal. Jarak antara lapisan
sebesar 335,4 pm. Hal ini menjelaskan mengapa grafit bersifat halus dan licin
sehingga dapat digunakan sebagai pelumas kering.
Setiap atom C pada grafit berikatan dengan tiga atom karbon lainnya melalui
ikatan sigma. Jadi setiap atom C hanya dikelilingi tiga atom karbon tetangganya.
Setiap atom C ini masih mempunyai satu elektron dan elektron-elektron itu
kemudian berpasangan ke dalam sistim ikatan phi. Resonansinya menghasilkan
jarak ikatan 141,5 pm. Adanya sistim phi pada lapisan mengakibatkan terjadinya
delokalisasi elektron sehingga memungkinkan adanya hantaran listrik.
3. Fullerene
Fullerene tersusun dari unsur karbon berjumlah 60 atom atau lebih dan
berjenis orbital sp3. ikatannya membentuk hexagon dan pentagon. Dari beberapa
fullerene C60 merupakan material yang paling popular karena ditemukan pertama

4
kali dan berbentuk unik dan dinamai Bucky ball dan dinamai juga
Buckminsterpullerene, karena strukturnya dirancang oleh Buckminster Fuller.
Sebelum fullerene muncul, para ahli kimia karbon beranggapan bahwa tidak
ada lagi material dari unsure karbon yang lebih stabil dari intan dan grafit.
Berdasarkan strukturnya fullerene bersifat isolator, maka pada suhu ruangan
material ini akan bersifat sebagai logam. Fullerene bersifat sebagai magnet pada
suhu dan tekanan yang tingggi. Sifat penghantar fullerene bisa dikontrol, struktur
dan ukuran nanometer dan sifat kimiawi yang stabil inilah yang menarik perhatian
para peneliti karena yakin dapat diaplikasikan di bidang mekanika kuantum.
Aplikasi fullerene yang telah dikembangkan antara lain :
 Sebagai solar cell (penghasil energi dari sinar matahari), karena fullerene
lebih efisien dari solar cell poly-silikon sekarang.
 Sebagai fuel cell. Fuel cell adalah jenis baterai pembangkit energi listrik dari
reaksi kimia antara gas hidrogen dan oksigen. Karena outputnya hanya
menghasilkan air saja maka teknologi ini sangat ramah lingkungan.
 Sebagai material hardisk komputer karena fullerene mempunyai sifat
magnet dalam kondisi tertentu.
 Karena fullerene mempunyai daya absorpsi yang kuat sehingga berpotensi
untuk mencegah virus HIV.

2.3. Senyawa Anorganik Karbon dan Penggunaannya


1. Karbon Monoksida
Merupakan gas yang beracun dan tidak berwarna (titik didih 1900c) terbentuk
apabila karbon dibakar dengan oksigen yang terbatas:
2C(s) + O 2 (g) → CO(g)
Sedangkan bila dalam kesetimbangan terjadi reaksi:
CO(g) ↔ C(s) + CO2(g)

Tetapi kesetimbangan ini diperoleh pada suhu tinggi. Karbon monoksida dibuat
secara komersil bersama dengan Hidrogen dengan reaksi:
CO2(g) + H2(g) ↔ CO(g) + H2O(g)

5
Pembakaran tak sempurna bahan bakar fosil merupakan sumber utama CO
sebagai polutan. Co merupakan racun terhadap pernafasan karena terikat pada
atom Fe dalam Hemoglobin darah, sehingga menghalangi fungsi utama
hemoglobin sebagai pengankut oksigen. Dalam industry gas CO digunakan
sebagai reduktor pada pengolahan berbagai jenis logam, misalnya besi:
Fe2O3(s) + CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)

Selain itu, gas CO yang dicampur dengan gas H2 dalam berbagai proposi
menghasilkan gas sistesis yang digunakan untuk membuat berbagi senyawa
organik.
CO(g) + H2(g) → CH3OH(l)

2. Karbon Dioksida
Merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Terdapat di atmosfer
(300 ppm), dalam gas-gas vulkanik dan dalam larutan super jenuh dari mata air
tertentu. Dilepaskan dalam skala besar oleh proses fermentasi, kalsinasi batu
kapur dan semua pembentuk pembakaran karbon dan senyawa karbon. Gas ini
tidak beracun tetapi dapat mengusir oksigen sehingga jika kadarnya terlalu besar
(10-20% volume) dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan pingsan. CO2
dapat dihasilkan dari beberapa proses misalnya pada pembakaran bahan bakar
fosil:
2C8H18 + 25O2 → 16CO2 + 18H2O
Dalam skala laboraturium CO2 terbentuk dari reaksi antara asam dengan
bikarbonat atau pemberian panas pada bikarbonat, misalkan reaksi yang terjadi
pada pemanasan bikarbonat:
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
Karbondioksida di udara terdapat sekitar 0,35% dari volume udara. Juga
terdappat dalam air, terutama air laut. Kegunaan alamiah karbon dioksida adalah
dalam proses fotosentesis tumbuhan reaksinya adalah sebagai berikut:
6CO2(g) + 6H2O(l) → C6H12O6(s) + 6O2(g)
CO2 digunakan oleh siput, kerang-kerangan dan sejenisnya untuk membangun
cangkangnya. Bangkai siput atau kerang akan tertahan didasar laut atau pantai,

6
kemudian berubah menjadi batuan silikat dan membebaskan CO2 ke udara.
Sebagian besar CO2 digunakan untuk membuat urea dan bahan mentah polimer
formaldehida. Penggunaan terbesar CO2 bukanlah pada bidang kimia melainkan
sebagai pendingin (es kering yang dipadatkan pada suhu -780c). CO2 dapat
meleleh menjadi cairan pada suhu -560c dan tekanan dibawah 5,2 atm. CO2 cair
digunakan untuk mengestraksi kafein dari kopi dan merubahnya menjadi kopi
nonkafein. Pelarut ini digunakan Karena tidak meninggalkan residu beracun
dalam kopi.
CO2 digunakan sebagai pemadam api. CO2 lebih berat dari Oksigen, sehingga
menyemprotkan CO2 akan mengusir oksigen dari daerah yang mengalami
kebakaran.

3. Karboanat dan Bikarbonat


Garam terpenting dari asam karbonat adalah bikarbonat dan karbonat dari
logam golongan 1A yang bersifat mudah larut dalam air. Larutan natrium
bikarbonat bersifat basa dan dapat bertindak sebagai buffer karena kemampuan
ion HCO3- menetralisis sam dan basa.
Natrium hydrogen karbonat (soda kue) antara lain digunakan sebagai
pengembang kue. Bubuk pengembang kue adalah campuran dari serbuk NaHCO3
dengan suatu zat yang bersifat asam, dapat berupa natrium aluminum sulfat atau
kalium asam tartat. Natrium Hidrogen Karbonat dan asam tersebut tidak bereaksi
dalam keadaan kering, tetapi begitu berada dalam adonan segera bereaksi
membebaskan gas CO2 yang akan memekarkan adonan.
Selain itu NaHCO3 digunakan untuk mengendalikan pH air di kolam renang
dan ditambahkan pada obat-obatan penghilang sakit (analgesik) untuk menetralisir
asam lambung.

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer
teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati
organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik
terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar
fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena
proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan
mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian
laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan
atmosfer.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang
masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik
siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah
kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau
reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.

Gambar 2: Siklus karbon di alam.

8
Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan berapa
banyak karbon tersimpan dalam berbagai reservoir, dalam milyar ton ("GtC"
berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru menyatakan berapa banyak
karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang
diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan
kerogen
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon
dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari
seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar,
meskipun sedang mengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting
dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer
adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial
atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di
atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam
pemanasan global.
3.2. Karbon di berbagai lapisan

1. Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:


a. Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk
mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen
ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan
dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang
mengalami pertumbuhan yang cepat.
b. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan
CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan
terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di
permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut (lihat
bagian solubility pump).
c. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang
tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon,
beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-

9
bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan meyebabkan aliran
karbon ke bawah.
d. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini
tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali
ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto
terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa
ke laut di mana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan
reaksi yang sebaliknya (reserve reaction).

2. Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara, yaiu:


a. Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini
merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya
penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi karbon
dioksida dan air.
b. Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan
bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang
mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia
oksigen ata menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
c. Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang
terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti
asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari
industri perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan
karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal
inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah karbon
dioksida di atmosfer.
d. Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping
atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur
atau batu gamping yang akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam
jumlah yang banyak.
e. Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida
terlarut dilepas kembali ke atmosfer.

10
f. Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke
atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan
belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar
hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer
akibat pelapukan silikat. Kedua proses kimia ini akan memberikan hasil
penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap
jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari
100.000 tahun.

3. Karbon diambil dari biosfer dengan berbagai cara:


a. Autotroph adalah organisme yang menghasilkan senyawa organiknya
sendiri dengan menggunakan karbon dioksida yang berasal dari udara dan
air di sekitar tempat mereka hidup. Untuk menghasilkan senyawa organik
tersebut mereka membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir sebagian
besar autotroph menggunakan radiasi matahari untuk memenuhi
kebutuhan energi. Fotosintesis memiliki reaksi: 6CO2 + 6H2O →
C6H12O6 + 6O2
b. Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan heterotrop pada
organisme lain atau bagiannya (seperti buah-buahan). Termasuk di
dalamnya pemanfaatan material organik yang mati (detritus) oleh jamur
dan bakteri untuk fermentasi atau penguraian.
c. Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer melalui pernafasan atau
respirasi. Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang
melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya dengan reaksi:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O. Pada keadaan tanpa oksigen, respirasi
anaerobik lah yang terjadi, yang melepaskan metan ke lingkungan
sekitarnya yang akhirnya berpindah ke atmosfer atau hidrosfer.
d. Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang digunakan
untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat juga memindahkan
karbon ke atmosfer dalam jumlah yang banyak.

11
e. Karbon juga dapat berpindah dari bisofer ketika bahan organik yang mati
menyatu dengan geosfer (seperti gambut). Cangkang binatang dari kalsium
karbonat yang menjadi batu gamping melalui proses sedimentasi.
f. Sisanya, yaitu siklus karbon di laut dalam, masih dipelajari. Sebagai
contoh, penemuan terbaru bahwa rumah larvacean mucus (biasa dikenal
sebagai "sinkers") dibuat dalam jumlah besar yang mana mampu
membawa banyak karbon ke laut dalam seperti yang terdeteksi oleh
perangkap sedimen. Karena ukuran dan kompisisinya, rumah ini jarang
terbawa dalam perangkap sedimen, sehingga sebagian besar analisis
biokimia melakukan kesalahan dengan mengabaikannya.

4. Karbon diambil dari laut dengan berbagai cara:


Konsentasi DIC permukaan laut "saat ini" (1990-an) (dari the GLODAP
climatology)
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar
dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa
ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di
dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut
dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon
siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah
upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling
karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan,
asam karbonat terbentuk:
CO2 + H2O ⇌ H2CO3
Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia.
Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan
ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada
pH:
H2CO3⇌ H+ + HCO3−

12
BAB IV

PENUTUP

(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman
pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di
matahari, bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam
bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh
ke bumi.

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara


biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).

Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang


masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik
siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah
kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau
reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.

Karbon di berbagai lapisan dapat digolongkan menjadi 4, yaitu Karbon


diambil dari atmosfer, Karbon kembali ke atmosfer, Karbon diambil dari biosfer,
dan Karbon diambil dari laut.

13
DAFTAR PUSTAKA

 https://rofaneutron.files.wordpress.com (Diakses pada 19 Oktober 2018)


 https://id.m.wikipedia.org/wiki/siklus_karbon (Diakses pada 19 Oktober
2018)
 http://ilmulingkungan.com/siklus-karbon-c/ (Diakses pada 19 Oktober
2018)

14

Anda mungkin juga menyukai