SIKLUS KARBON
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Dasar-dasar ekologi
Disusun oleh:
NAMA : N. Tita Nursinta
NIM : 41035003171034
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan izin-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus
Karbon” yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Dasar-Dasar Ekologi.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya Dasar-dasar ekologi tentang siklus
karbon.
Makalah ini hasil dari kerja keras penyusun yang mungkin ada beberapa
kesalahan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini
sangat penyusun harapkan dan semoga penulisan makalah ini membawa manfaat
bagi penyusun sendiri maupun bagi pembacanya. Aamiin…
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
Kesimpulan......................................................................................................13
ii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Bagian kecil dari struktur intan ........................................................................... 3
2. Siklus karbon di alam..........................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman
pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di
matahari, bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam
bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh
ke bumi. Berlian alami juga ditemukan di kimberlite pipa gunung berapi, di Afrika
Selatan, Arkansas dan beberapa tempat lainnya. Berlian sekarang ini diambil dari
dasar samudera di lepas pantai Cape of Good Hope. Sekitar 30% berlian industri
yang dipakai di AS sekarang ini merupakan hasil sintesis.
Energi dari matahari dan bintang-bintang dapat diatribusikan setidaknya pada
siklus karbon-nitrogen.
Karbon ditemukan di alam dalam tiga bentuk alotropi : amorphous, grafit dan
berlian. Diperkirakan ada bentuk keempat, yang disebut karbon. Ceraphite
(serafit) merupakan bahan terlunak, sedangkan belian bahan yang terkeras. Grafit
ditemukan dalam dua bentuk: alfa dan beta. Mereka memiliki sifat identik.,
kecuali struktur kristal mereka. Grafit alami dilaporkan mengandung sebanyak
30% bentuk beta, sedangkan bahan sintesis memiliki bentuk alfa. Bentuk alfa
hexagonal dapat dikonversi ke beta melalui proses mekanikal, dan bentuk beta
kembali menjadi bentuk alfa dengan cara memanaskannya pada suhu di atas 1000
derajat Celcius.
Pada tahun 1969, ada bentuk alotropi baru karbon yang diproduksi pada saat
sublimasi grafit pirolotik (pyrolytic graphite) pada tekanan rendah. Di bawah
kondisi free-vaporization (vaporisasi bebas) di atas 2550K, karbon terbentuk
sebagai kristal-kristal tranparan kecil pada tepian grafit. Saat ini sangat sedikit
informasi yang tersedia mengenai karbon.
Karbon memiliki 7 isotop. Pada tahun 1961, organisasi International Union of
Pure and Applied Chemistry mengadopsi isotop karbon-12 sebagai dasar berat
atom.
1
Karbon memiliki struktur elektronik dalam keadaan dasarnya 1s2 2s2 2p2,
sehingga untuk menempatkan keempat kovalensi yang normal, atomnya harus
dipromosikan ke keadaan valensi 2s2 2p1x 2p1y 2p1z.
Atom karbon dikatakan unik karena dapat berikatan sesamanya membentuk
rantai atom karbon. Rantai atom karbon ini mungkin juga mempunyai cabang
yang juga terdiri dari rantai atom karbon. Dua ujung dari satu rantai dapat
tersambung sehingga membentuk suatu rantai melingkar. Tambahan lagi, atom
karbon dapat juga berikatan dengan unsur lain seperti Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Belerang, Halogen dan beberapa atom logam lainnya. Oleh karena itu,
jumlah senyawa karbon menjadi sangat banyak. Tidak kurang dari 9 juta senyawa
karbon yang telah dikenal.
Karbon dalam kulit bumi terdapat sekitar 50% dalam bentuk karbonat CO32-,
seperti CaCO3. Namun kelimpahan sebanyak ini dalam kulit bumi hanya
mencakup 0,1% dalam jumlah kelimpahan karbon seluruhnya. Selebihnya
terdapat sebagai senyawa organik dalam mahluk hidup. Dalam jumlah kecil
terdapat juga dalam unsur bebas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karbon?
2. Apa Sifat-Sifat Fisis Karbon dan Golongan 4 A?
3. Apa yang dimaksud Alotrofi karbon dan jenis-jenisnya?
4. Apa yang dimaksud senyawa anorganik karbon dan bagaimana
penggunaanya?
5. Bagaimana proses siklus karbon?
6. Bagaimana karbon di berbagai lapisan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu karbon.
2. Untuk mengetahui Sifat-sifat fisis Karbon dan golongan 4 A.
3. Untuk mengetahui Alotrofi Karbon dan jenis-jenisnya.
4. Untuk mengetahui apa itu senyawa Anorganik Karbon dan kegunaanya.
5. Untuk mengetahui dan memahami proses Siklus Karbon.
6. Untuk mengetahui Karbon di berbagai lapisan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sifat-Sifat Fisis Karbon dan Golongan 4 A
Karbon pada posisi paling atas mempunyai struktur kovalen raksasa dengan
dua allotropi yang sangat dikenal – intan dan grafit. Intan memiliki struktur tiga
dimensi dari atom-aton karbon yang masing-masing tergabung secara kovalen
dengan 4 atom lainnya. Gambar berikut menunjukkan bagian kecil dari
strukturnya.
4
kali dan berbentuk unik dan dinamai Bucky ball dan dinamai juga
Buckminsterpullerene, karena strukturnya dirancang oleh Buckminster Fuller.
Sebelum fullerene muncul, para ahli kimia karbon beranggapan bahwa tidak
ada lagi material dari unsure karbon yang lebih stabil dari intan dan grafit.
Berdasarkan strukturnya fullerene bersifat isolator, maka pada suhu ruangan
material ini akan bersifat sebagai logam. Fullerene bersifat sebagai magnet pada
suhu dan tekanan yang tingggi. Sifat penghantar fullerene bisa dikontrol, struktur
dan ukuran nanometer dan sifat kimiawi yang stabil inilah yang menarik perhatian
para peneliti karena yakin dapat diaplikasikan di bidang mekanika kuantum.
Aplikasi fullerene yang telah dikembangkan antara lain :
Sebagai solar cell (penghasil energi dari sinar matahari), karena fullerene
lebih efisien dari solar cell poly-silikon sekarang.
Sebagai fuel cell. Fuel cell adalah jenis baterai pembangkit energi listrik dari
reaksi kimia antara gas hidrogen dan oksigen. Karena outputnya hanya
menghasilkan air saja maka teknologi ini sangat ramah lingkungan.
Sebagai material hardisk komputer karena fullerene mempunyai sifat
magnet dalam kondisi tertentu.
Karena fullerene mempunyai daya absorpsi yang kuat sehingga berpotensi
untuk mencegah virus HIV.
Tetapi kesetimbangan ini diperoleh pada suhu tinggi. Karbon monoksida dibuat
secara komersil bersama dengan Hidrogen dengan reaksi:
CO2(g) + H2(g) ↔ CO(g) + H2O(g)
5
Pembakaran tak sempurna bahan bakar fosil merupakan sumber utama CO
sebagai polutan. Co merupakan racun terhadap pernafasan karena terikat pada
atom Fe dalam Hemoglobin darah, sehingga menghalangi fungsi utama
hemoglobin sebagai pengankut oksigen. Dalam industry gas CO digunakan
sebagai reduktor pada pengolahan berbagai jenis logam, misalnya besi:
Fe2O3(s) + CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
Selain itu, gas CO yang dicampur dengan gas H2 dalam berbagai proposi
menghasilkan gas sistesis yang digunakan untuk membuat berbagi senyawa
organik.
CO(g) + H2(g) → CH3OH(l)
2. Karbon Dioksida
Merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Terdapat di atmosfer
(300 ppm), dalam gas-gas vulkanik dan dalam larutan super jenuh dari mata air
tertentu. Dilepaskan dalam skala besar oleh proses fermentasi, kalsinasi batu
kapur dan semua pembentuk pembakaran karbon dan senyawa karbon. Gas ini
tidak beracun tetapi dapat mengusir oksigen sehingga jika kadarnya terlalu besar
(10-20% volume) dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan pingsan. CO2
dapat dihasilkan dari beberapa proses misalnya pada pembakaran bahan bakar
fosil:
2C8H18 + 25O2 → 16CO2 + 18H2O
Dalam skala laboraturium CO2 terbentuk dari reaksi antara asam dengan
bikarbonat atau pemberian panas pada bikarbonat, misalkan reaksi yang terjadi
pada pemanasan bikarbonat:
CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)
Karbondioksida di udara terdapat sekitar 0,35% dari volume udara. Juga
terdappat dalam air, terutama air laut. Kegunaan alamiah karbon dioksida adalah
dalam proses fotosentesis tumbuhan reaksinya adalah sebagai berikut:
6CO2(g) + 6H2O(l) → C6H12O6(s) + 6O2(g)
CO2 digunakan oleh siput, kerang-kerangan dan sejenisnya untuk membangun
cangkangnya. Bangkai siput atau kerang akan tertahan didasar laut atau pantai,
6
kemudian berubah menjadi batuan silikat dan membebaskan CO2 ke udara.
Sebagian besar CO2 digunakan untuk membuat urea dan bahan mentah polimer
formaldehida. Penggunaan terbesar CO2 bukanlah pada bidang kimia melainkan
sebagai pendingin (es kering yang dipadatkan pada suhu -780c). CO2 dapat
meleleh menjadi cairan pada suhu -560c dan tekanan dibawah 5,2 atm. CO2 cair
digunakan untuk mengestraksi kafein dari kopi dan merubahnya menjadi kopi
nonkafein. Pelarut ini digunakan Karena tidak meninggalkan residu beracun
dalam kopi.
CO2 digunakan sebagai pemadam api. CO2 lebih berat dari Oksigen, sehingga
menyemprotkan CO2 akan mengusir oksigen dari daerah yang mengalami
kebakaran.
7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi
memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).
Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan
oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer
teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati
organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik
terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar
fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena
proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan
mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian
laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan
atmosfer.
Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang
masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik
siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah
kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau
reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
8
Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan berapa
banyak karbon tersimpan dalam berbagai reservoir, dalam milyar ton ("GtC"
berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru menyatakan berapa banyak
karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana yang
diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan
kerogen
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon
dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari
seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar,
meskipun sedang mengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting
dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer
adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial
atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di
atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam
pemanasan global.
3.2. Karbon di berbagai lapisan
9
bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan meyebabkan aliran
karbon ke bawah.
d. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini
tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali
ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto
terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa
ke laut di mana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan
reaksi yang sebaliknya (reserve reaction).
10
f. Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke
atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan
belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar
hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer
akibat pelapukan silikat. Kedua proses kimia ini akan memberikan hasil
penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap
jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari
100.000 tahun.
11
e. Karbon juga dapat berpindah dari bisofer ketika bahan organik yang mati
menyatu dengan geosfer (seperti gambut). Cangkang binatang dari kalsium
karbonat yang menjadi batu gamping melalui proses sedimentasi.
f. Sisanya, yaitu siklus karbon di laut dalam, masih dipelajari. Sebagai
contoh, penemuan terbaru bahwa rumah larvacean mucus (biasa dikenal
sebagai "sinkers") dibuat dalam jumlah besar yang mana mampu
membawa banyak karbon ke laut dalam seperti yang terdeteksi oleh
perangkap sedimen. Karena ukuran dan kompisisinya, rumah ini jarang
terbawa dalam perangkap sedimen, sehingga sebagian besar analisis
biokimia melakukan kesalahan dengan mengabaikannya.
12
BAB IV
PENUTUP
(Latin: carbo, arang) Karbon, suatu unsur yang telah ditemukan sejak jaman
pra-sejarah sangat banyak ditemukan di alam. Karbon juga banyak terkandung di
matahari, bintang-bintang, komet dan amosfir kebanyakan planet. Karbon dalam
bentuk berlian mikroskopik telah ditemukan di dalam beberapa meteor yang jatuh
ke bumi.
13
DAFTAR PUSTAKA
14