Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TAKE HOME MAHASISWA S1-FARMASI

MATA KULIAH : Pengantar Bisnis dan Manajemen Farmasi

DOSEN PENGAMPU : Apt. Arina Zulfah P., M.Farm

KETENTUAN MENGERJAKAN :

1. Tugas bersifat mandiri. L

2. Tugas dikumpulkan melalui email : arinazulfah@umkudus.ac.id dikumpulkan 18 September


2020 jam 21.00

3. Tugas dikumpulkan secara kolektif per kelas dijadikan satu folder. (segera konfirmasi ke
dosen pengampu apabila tugas telah selesai dikirim).

4. Berikan jawaban yang sistematis dan jelas (struktur kalimat dari jawaban mahasiswa masing-
masing berbeda)

5. Jangan lupa, berdoalah sebelum mengerjakan.

1. Baca dan pahamilah materi tentang manajemen farmasi rumah sakit.

2. Cari dan reviewlah satu jurnal (maksimal 10 tahun terakhir) terkait manajemen farmasi di
rumah sakit (siklus manajemen obat).

3. Apakah sistem manajemen dari jurnal yang Anda review sudah efektif?

4. Apa saja keterbatasan/ hambatan dalam menjalankan sistem manajemen di Rumah sakit?

Secara umum hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SIMRS ini adalah yang ditemukan pada
komponen SDM, biasanya hanya berupa hambatan psikologis saja, dimana hambatan tersebut
dapat berasal dari semua jenjang mulai dari dewan direksi sampai kepada pihak pelaksana.
Misalnya dewan direksi takut melakukan investasi yang relatif besar tanpa adanya kepastian. 2
Hal ini didukung oleh penelitian tentang penerapan SIMRS di RSUP Haji Adam Malik Medan
yang dilakukan oleh Sitepu Roslenni (2004), dimana beliau menyimpulkan bahwa faktor
penghambat yang utama dari pelaksanaan SIMRS di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah
komponen sumber daya manusia.Hambatan dan segala keterbatasan dalam sistem yang
memanfaatkan teknologi komputerisasi ini tentunya dapat diatasi dengan penanganan yang baik.
Misalnya dalam hal keterbatasan operator, dimana penanggulangannya yakni:

1.Operator sebagai pengguna SIMRS haruslah terlatih, karena bila salah mengisi maka keluaran yang
dihasilkan akan salah pula.

2.Melakukan pendidikan dan pelatihan terhadap operator yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mereka.Universitas Sumatera Utara
3.Penanganan lebih lanjut lagi yakni dengan menyediakan cadangan petugas yang dapat
menggantikan jika operator utama berhalangan.Menurut Hari Kusnanto dalam makalahnya yang
disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996, menyampaikan beberapa alasan mengapa SIMRS
belum berkembang pesat, antara lain:

1) konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas;

2) manajer belum betul-betul memahami perlun ya SIMRS;

3) keasingan terhadap teknologi informasi;

4) kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya


SIMRS;

5) kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer, dan pengelola SIMRS. Pengembangan sistem
informasi yang tidak tertata akan menyebabkan ketinggalan teknologi tanpa sempat diant isipasi,
under utilize dimana perangkat komputer hanya sebagai pengganti mesin ketik dan kalkulator
saja, organisasi hanya mendapat nama tetapi membebani organisasi, manajer dan karyawan tidak
merasa ada kemajuan dalam proses manajemen sehingga pelaksanaan keputusan menjadi
terlantar bahkan ditinggalkan.

5. Apabila Anda bekerja sebagai Apoteker Penanggungjawab di Rumah sakit, bagaimana


rencana Anda agar sistem manajemen farmasi berjalan dengan baik?

Jawab : rencana saya untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang sesuai dengan kebutuhan,
menghindari terjadinya stock out (kekosongan) obat dan meningkatkan penggunaan obat secara
rasional.Perencanaan merupakan tahap yang penting dalam pengadaan obat di IFRS, apabila lemah
dalam perencanaan maka akan mengakibatkan kekacauan dalam suatu siklus manajemen secara
keseluruhan, mulai dari pemborosan dalam penganggaran, membengkaknya biaya pengadaan dan
penyimpanan, tidak tersalurkannya obat sehingga obat bisa rusak atau kadaluarsa.Badan Pengawas
Obat dan Makanan menyebutkan bahwa perencanaan kebutuhan obat adalah salah satu aspek
penting dan menentukan dalam pengelolaan obat karena perencanaan kebutuhan akan
mempengaruhi pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan.

6. Manajemen mutu terpadu pekerjaan (Total Quality Management) kefarmasian sangat


berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu bagi pasien. Bagaimana aplikasi TQM di
Indonesia? Berikan contohnya.

Salah satu cara pemerintah dalam menjamin mutu sediaan farmasi adalah dengan menerapkan
CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik). CDOB diatur dalam Peraturan Kepala BPOM No.
HK.03.1.34.11.12.7542 tahun 2012.

Di Indonesia, kegiatan penyaluran obat dilakukan oleh PBF (Pedagang Besar Farmasi). PBF
merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (BPOM, 2012). Distribusi merupakan kegiatan penting yang teritegrasi dengan manajemen
rantai pasok sediaan farmasi. Dalam prakteknya perlu dilakukan penjaminan mutu pada semua
aspek di setiap proses distribusi, mulai dari pengadaan, penyimpanan, peraturan dan registrasi
distribusi hingga diberikan kepada pasien. Lemahnya system distribusi dapat membuka jalan untuk
penyebaran sediaan farmasi palsu dan penjualan yang illegal (WHO, 2010).

Contohnya : Permasalahan yang masih terjadi di Indonesia terkait pendistribusian sediaan farmasi
adalah lemahnya pengawasan pemerintah terhadap peredaran sediaan farmasi. Terbongkarnya
peredaran vaksin palsu setelah 13 tahun beredar, pada 2016 merupakan salah satu bukti longgarnya
pengawasan pemerintah.

7. Manajemen industry farmasi tidak akan terpisah dari pengembangan produk, regulasi, dan
informasi obat, bagaimana hubungan antara ketiga aspek tersebut?bagaimana pengaruhnya
terhadap industry farmasi. Jelaskan.

8. SOAL PERHITUNGAN ANALISIS ABC (sertakan cara perhitungan secara jelas dan rinci)

No Nama Obat Jumlah Obat Harga Obat

(Rupiah) Jumlah Harga

(Rupiah) Jumlah Harga Kumulatif

(Rupiah) Persentase Terhadap Jumlah Harga Persentase Kumulatif Kategori Obat


(A/B/C)

1.

5.

6.

7.

Cefadroxil 500 mg

Paracetamol tablet 500 mg

Asam Mefenamat tablet 500 mg

Klorokuin tablet 150 mg

Asam Folat tab 400 mg

Kalsium laktat tablet 500 mg

Garam oralit 200 mL

500

200

100

50

100

30
100

28.200

49.500

55.600

65.900

17.100

41.100

8.800

14.100.000

24.000.000

29.560.000

32.855.000

34.565.000

35.798.000

36.678.000 38,44 %

65,43%

80,58%

89,56%

94,22%

97,58%

99,97%

TOTAL HARGA OBAT ………………

1) Hitung jumlah harga yang dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara mengalikan jumlah
obat dengan harga obat.

2) Hitung persentasenya terhadap jumlah harga yang dibutuhkan.

3) Tentukan Kategori obat dengan ketentuan :

• Perbekalan farmasi kategori A termasuk dalam % kumulasi < 70%.

• Perbekalan farmasi kategori B termasuk dalam % kumulasi 71-90%.

• Perbekalan farmasi kategori C termasuk dalam % kumulasi 90-100%

• Berikan kesimpulan singkat berdasarkan masing-masing kategori obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai