2A FARMASI
52019050008
GANGGUAN UROGENITAL
Urogenital
01 Pengertian Urogenital
Macam-macam Gangguan
02 Urogenital
03 Studi Kasus
04 Video Singkat
Pengertian Sistem perkemihan atau biasa disebut
Urogenital sistem urogenital adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
darah bebas dari zat-zat yang tidak tubuh larut dalam air dan dikeluarkan
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap berupa urin (air kemih).
zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh.
Sistem Perkemihan Pada Manusia
1 2 3 4
01 • Sistitis
• Pielonefritis
02 • Glomerulonefritis
• Sindrom Nefrotik 03 • Gagal Ginjal
1. Gagal Ginjal Akut
2. Oliguria
(nefrosis) 3. Nekrosis Tubular Akut
4. Gagal Ginjal Kronik
Studi Kasus Uretritis
DEFINISI
Uretritis adalah peradangan / inflamasi pada uretra atau
suatu infeksi yang menyebar keatas / asending.
ETIOLOGI
• Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe)
• Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea
Plasma Urelytikum)
• Tindakan invasif
• Trihomonas vaginalis
- Escherichia coli
- Entero bakteri
- Pseudomonas
2. Prostatitis
MANIFESTASI KLINIK UMUM
1. Mukosa memerah dan edema
2. Terdapat cairan exudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada uretra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Adanya pus pada awal miksi
6. Nyeri pada saat miksi
7. Kesulitan untuk memulai miksi
8. Nyeri pada abdomen bagian bawah
PATOFISIOLOGI
- Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
- Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra. Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja /
dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah / getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari
kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat
menyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal / hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yan6g terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter
dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada
leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
-Urine analisis/urinalisa : Memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, dan endapan el darah merah dengan keterlibatan ginjal
-Kultur urine : Mengidentifikasi organisme penyebab
-Darah lengkap
-Sinar-X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur nyata.
-Pielogram intravena (IVP) : Mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
- Usia
: Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur >45 thun.
- Jenis kelamin
: Perempuan lebih rentan terkena uretritis dibanding laki-laki.
- Alamat/tempat tinggal : Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai faktor resiko peyebaran, seperti daerah lokalisasi, daerah perairan, dsb.
2. Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai darah
dan nanah.
- Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit DM,
- Riwayat penyakit sekarang : Penyakit keluarga biasanya seperti : DM,
3. Observasi & Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Fisik
C. INTERVENSI
DS : Px biasanya mengeluh nyeri dan panas pada daerah kelamin terutama pada saat berkemih.
DO : - Ekspresi wajah meringis, menahan nyeri
- Px sering memegang kelamin, sering memegang perut bagian bawah & sering menggaruk-2 daerah kelamin
Intervensi
a). Mandiri :
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi & intensitas
R/ : Untuk membantu mengevaluasi tempat obstruksi & penyebab nyeri
2. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan
R/ : Meningkatkan relaksasi & menurunkan tegangan otot
3. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan
R/ : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri
4. Pantau pola berkemih secara berkala
R/ : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / pengunduran gejala / penyakit.
b). Kolaborasi :
1. Berikan analgetik sesuai kebutuhan & evaluasi keberhasilannya
R/ : Analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi nyeri
2. Dx : Hipertermi b/d Proses Peradangan
Intervensi :
1. Kaji timbulnya demam
R/ : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak
4. Berikan kompres hangat
R/ : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang dapat mempercepat penurunan suhu tubuh.
3. Dx : Resiko infeksi b/d penyebaran patogen secara sistemik
Intervensi
a). Mandiri :
1.Tingkatkan kebersihan yang baik pada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
R/ : Menurunkan resiko kontaminasi silang
2. Awasi atau pantau tanda-tanda vital
R/ : Demam dengan peningkatan nadi dan pernafasan & tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui kaeadaan umum pasien
3. Dorong peningkatan pemasukan cairan
R/ : Meningkatkan hidrasi untuk membilas bakteri
4. Berikan perawatan parineal
R/ : Dapat mencegah kontaminasi uretra
b). Kolaborasi :
1. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine (Tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urine)
R/ : Asam urine menghalangi, membunuh / mengurangi tumbuhnya kuman, peningkatan masukan sari buah dapat berpegaruh dalam pengobatan infeksi.
2. Berikan antibiotik sesuai kebutuhan & evaluasi keberhasilannya
R/ : Dapat mencegah/mengurangi kolonisasi periuretra agar tidak terjadi kekambuhan infeksi.
4. Dx : Perubahan eliminasi urine b/d obstruksi / edema / proses peradangan pada saluran kemih
3. Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (seperti : disuria, piuria, & hematuria)