Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK METANOL DAUN

SUKUN(Artocarpus altilis ) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL


MENCIT JANTAN OBESITAS

Proposal

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh perdikat


Ahli Madya Farmasi

RINA WAHYUNING PRIHATIN

NIM:32317022

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PlETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
JL. MANGGIS N0 15-17 MADIUN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN


(Artocarpus altilis ) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL
MENCIT JANTAN OBESITAS

Disusun oleh

Rina Wahyuning Prihatin


NIM: 32317022

Telah disetujui Dosen Pembimbing


Pada tanggal…………………………………..

Pembimbing

Christianto Adhy Nugroho, M.Si.


NIDN.0702017001

Mengetahui,
Dekan Fakultas MIPA, Ketua Program Studi,

Drs. Agus Purwanto, M.Si. Erlien Dwi Cahyani, M.Farm.,Apt.


NIDN. 0717086401 NIDN. 0711048703
KATA PENGANTAR

Proposal diajukan sebagai syarat menyelesaikan pendididkan gelar Ahli


Madya Farmasi Program Studi Diploma III Farmasi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, tahun 2019
dengan judul penelitian “Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol
Daunsukun(Artocarpus Altilis ) Terhadap Kadar Kolestrol Total Mencit Jantan
Obesitas”. Penyusunan proposal ini tentunya penulisan banyak membutuhkan
banyak bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu perkenakan
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Agus Purwanto, M.Si. sebagai Dekan Fakultas MIPA Universitas

Katolik Widya Mandala Madiun.


2. Erlien, M.Farm.,Apt. sebagai Ketua Program Studi DIII Farmasi Fakultas

MIPA Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.


3. Christianto Adhy N, M.Si. sebagai Pembimbing Utama yang telah

memberikan ilmu, petunjuk, bimbingan, koreksi, saran dan waktu

berharganya hingga terwujudnya proposalini.


4. Vidya Kartikaningrum, M.Farm.,Apt. yang telah membantu dan

memberikan masukan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan

baik.
5. Terimakasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibu tercinta yang

setulus hati memberikan semangat motivasi dan do’a yang begitu besar

sehingga ananda mampu menyelesaikan kuliah dengan baik sampai

terselesaikannya proposalini.
6. Untuk semua teman D-III Farmasi angkatan 2017 yang telah membantu

dan selalu ada dalam memberikan solusi dalam pengerjaan proposal ini.
7. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian telah membantu serta

memberi solusi dalam pengerjaan proposalini.


Proposal ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menambah pengetahuan

dimasa yang akan datang. Semoga proposal yang sederhana ini bermanfaat untuk

kita semua.

Madiun, 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan berat badan akibat terjadinya

penimbunan lemak berlebih (Kemenkes, 2012).Hal ini terlihat dengan

meningkatnya Indeks Massa Tubuh (IMT) yang melebihi normal (Sukeksi, 2009).

Obesitas disebabkan karena adanya mutasi pada gen leptin dan reseptornya, serta

peningkatan simpanan lemak tubuh (Ganong, 2015;Guyton dan Hall,2013).

Obesitas kini menjadi permasalahan dunia.Pada penderita obesitas dapat

ditemukan suatu kondisi yang dinamakan hiperlipidemia. Hiperlipidemia

merupakan suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan kolesterol dan

trigliserida serum diatas batas normal (Anbu,et al.,2011).

Penderita hiperlipidemia sering memanfaatkan pengobatan tradisional yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan untuk menyembuhkan penyakitnya.Jenis

tumbuhan yang banyak dimafaatkan dan berpotensi sebagai antikolesterol berasal

dari family Moraceae.Sukun (Artocarpus altilis) merupakan tanaman yang

termasuk dalam family Moraceae. Daun sukun digunakan sebagai ekstraknya

karena belum banyak dimanfaaatkan, serta cara mendapatkannya juga lebih

mudah dibandingkan bagian tanaman lainnya. Kandungan senyawa didalam

ekstrak yang dapat ditarik oleh pelarut saat proses ekstraksi, diduga berperan

dalam berbagai aktivitas farmakologi tersebut. Pemilihan pelarut dalam ekstraksi

harus sesuai, pelarut yang digunakan merupakan pelarut yang dapat menyari
metabolit sekunder yang diinginkan dari simplisia yang digunakan (Depkes RI,

2008).Metanol merupakan pelarut yang bersifat universal sehingga dapat

melarutkan analit yang bersifat polar dan nonpolar. Metanol dapat menarik

alkaloid, steroid saponin dan flavonoid dari tanaman (Thompson,1985). Daun

sukun(Artocarpus altilis) memiliki kandungan flavonoid. Flavonoid dapat

meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase yang akan meningkatkan

hidrolisis trigliserida. Trigliserida akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan

gliserol yang beredar kepembuluh darah. Flavonoid juga menghambat aktitivitas

dari beberapa enzim lipogenik, seperti diasilgliserol asiltransferase (DGAT), yang

akhirnya akan menurunkan kadar trigliserida darah (Mohebbi A, 2007).Daun

sukun juga mampu menurunkan kolesterol total darah tikus hiperglikemik

(Sulistyaningsih, 2003).

Menurut penelitian (Trikayana 2013) menyimpulkan bahwa ekstrak etanol

daun sukun dapat menurunkan kadar kolesterol-LDL tikus putih galur Wistar yang

sebanding dengan Simvastatin. Penelitian yang dilakukan oleh (Wardhani dkk,

2012) didapatkan bahwa pemberian ekstrak air daun sukun dapat menurunkan

kadar trigliserida tikus putih hiperkolesterolemia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai efek ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis) dalam

menurunkan kadar kolesterol total pada mencit jantan obesitas, akan tetapi pelarut

yang digunakan dalam ekstraksi yaitu metanol. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran mengenai kegunaan daun sukun sebagai obat

tradisional untuk menurunkan kadar kolesterol total.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah

penelitian: apakah pemberian ekstrak metanol daun sukun dapat menurunkan

kadar kolesterol pada mencit jantan obesitas?


C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk menentukan kadar kolesterol mencit jantan

obesitas yang diberi perlakuan ekstrak metanol daun sukun.


D. Manfaat Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini dapat menberikan informasi ilmiah mengenai

efektivitas ekstrak daun sukun sebagai antihiperlipidemia.


2. Hasil dari penelitan ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya dan sebagai wawasan, pengembangan ilmu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Sukun
1. Klasifikasi Tanaman Sukun
MenurutPlantamor (2008) klasifikasi tanaman sukun (Artocarpusaltilis)

sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg.
2. Morfologi Tanaman Sukun
Tumbuhan sukun memiliki tinggi mencapai 30 meter, namun ratarata

tingginya hanya 12-15 meter.Daun sukun merupakan sebuah tanaman yang

berukuran sangat lebar, berbulu kasar, daunnya tunggal, berseling, lonjong,

ujung runcing, pangkal meruncing, tepi bertoreh serta memiliki panjang 50-70

cm, lebar 25-50 cm.Daun sukun memiliki nama ilmiah Artocarpus altilis

(Parkinson) Fosberg, dengan berbagai nama ilmiah lain seperti Artocarpus

communis Forst., Artocarpus communis,dan Artocarpus incisa L. (Utami,

2013).Menurut Utami (2013) daun sukun (Artocarpus altilis) memiliki manfaat

kesehatan seperti anti mikroba atau anti peradangan serta anti kanker. Efek

yang ditimbulkan dari daun sukun diakibatkan oleh adanya kandungan

antioksidan dalam daunnya.Daun sukun efektif dalam mengobati penyakit

seperti liver, hepatitis, pembesaran limpa, jantung, ginjal, tekanan darah tinggi,
kencing manis dan juga bisa untuk penyembuh kulit yang bengkak atau gatal-

gatal. Salah satu kandungan kimia yang terdapat dalam daun sukun juga dapat

digunakan sebagai obat untuk meringankan terjadinya peradangan (Intanowa,

2012). Daun sukun yang kaya akan senyawa flavanoid yang dapat mencegah

peningkatan kadar kolesterol darah(Erni.A dkk, 2014).


3. Kandungan Kimia Daun Sukun
Berdasarkan hasil penelitian (Maharanidkk, 2014) ekstrak metanol daun

sukun kering (Artocarpus altilis)dengan metode sohletasi mengandung

senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, fenol dan saponin.Daun sukun memiliki

senyawa aktif berupa saponin, asam hidrosianat, polifenol, asetilkolin,

riboflavin, etanol, fenol dan senyawa tanin.Selain kandungan tersebut di atas,

tanaman ini juga mengandung quercetin,champerol dan artoindonesianin yang

merupakan kelompok senyawa flavonoid (Utami, 2013).


B. Obesitas
Obesitas didefinisikan sebagai keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak

normal atau berlebih di jaringan adipose, sehingga dapat mengganggu kesehatan

(Soegondo, 2006).Peningkatan jumlah lemak tersebut disebabkan oleh

peningkatan jumlah sel lemak, penambahan isi lemak pada masing-masing sel

lemak, atau gabungan keduanya (Rahmatullah, 2000). Kelebihan bobot badan atau

overweight didefinisikan sebagai Indeks Masa Tubuh (IMT) yang lebih besar

daripada 25 kg/m2, dengan BMI > 30 kg/m³ disebut sebagai obesitas (Dipiro dkk.,

2008).
Obesitasmerupakan salah satu kelainan metabolisme tubuh. Awalnya,

masyarakatmenganggap obesitasadalah suatu kondisi yang wajar. Tapi kini

banyakremaja dan orang tua mengkhawatirkan kondisi tersebut (Eduard, 2016).

Disamping itu, obesitas dewasa ini telah menjadi masalah utama di dunia, dimana
kejadiannyameningkat dari waktu ke waktu (Sunkara dan

Verghese,2014).Overweight dan obesitas yang dibiarkan, memiliki dampak

kesehatan yang cukup serius. Resiko menderita penyakit degeneratif akan

meningkat secara progresif seiring dengan peningkatan IMT. IMT yang meningkat

merupakan faktor resiko utama penyakit-penyakit kronis seperti kardiovaskular

(penyakit jantung dan stroke), diabetes mellitus (yang saat ini sudah menjadi

epidemi global), gangguan otot dan tulang (paling sering adalah osteoarthritis),

dan beberapa penyakit keganasan (Sunyer Deu dkk, 2016).


C. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolestrol,

kolestrol ester, fosfolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia menyatakan

peningkatan kolestrol dan/atau gliserida serum diatas batas normal. Penyebab

utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alkohol berlebih, diabetes,

hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik (Price dan LM Wilson,2006).Menurut Reni

(2016) hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis yang diakibatkan oleh

kelainan metabolism lipid darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar

kolesterol total trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL) serta penurunan kadar

High Density Lipoprotein (HDL). Hal ini menyebabkan salah satu faktor yang

dapat memicu penebalan dinding darah sehingga mengakibatkan penyempitan

pembuluh darah arteri.Kadar kolesterol total merupakan salah satu variabel lipid

yang berpengaruh besar terhadap kadarlipid plasma. Meningkatnya kadar

kolesterol yang berperan dalam produksi radikal bebas yang dipercepat oleh

Reaksi Stress Oksidatif (ROS). ROS dapat menyebabkan kerusakan

makromolekul biologi yang meliputi oksidasi LDL (oxidized-LDL), trigliserida,


disfungsi endotelial dan peningkatan respon inflamasi yang berawal dari

teroksidasinya asam lemak tak jenuh pada lapisan lipid membran sel. Reaksi ini

mengawali terjadinya oksidasi lipid berantai yang menyebabkan kerusakan

membran sel.

D. MetabolismeLipoprotein
Lemak yang ada pada tubuh manusia tidak larut dalam plasma

darahsehingga harus berikatan dengan protein dan membentuk

lipoprotein.Lipoproteintersebut ditransport ke dalam aliran darah melalui jalur

eksogen dan endogen.Selain itu, terdapat jalur reverse cholesterol transport yang

khusus berhubungandengan metabolisme kolesterol HDL (Eduard, 2016).


Menurut Jim (2013) metabolisme kolestrol dibedakan menjadi:

1. Jalur Eksogen
Dalam makanan trigliserida, fosfolipid, kolestrol, dan ester kolestrol

merupakan lipid yang terbanyak.Lipid di dalam usus yang berasal dari makanan

disebut lipid eksogen.Dalam lambung, lipid mengalami emulsifikasi oleh empedu

menjadi partikel lebih kecil sehingga enzim pencernaan dapat bekerja.Trigliserida

dihidrolisis di dalam usus oleh lipase pankreas dan lipase usus menjadi asam

lemak bebas dan monogliserida.Bersama empedu, asam lemak bebas dan

monogliserol dalam bentuk miselus masuk ke brush border enterosit untuk

diabsorbsi. Dalam enterosit asam lemak bebas akan diubah menjadi trigliserida,

sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester,

bersamaan dengan fosfolipid dan apoprotein maka terbentuk kilomikron.

Kilomikron diakumulasi di apparatus golgi dan disekresi ke sisi lateral enterosit,

lalu diangkut kedalam saluran limfe kemudian ke dalam darah. Trigliserida dalam
kilomikron akan di hidrolisis oleh enzim Lipoprotein Lipase (LPL). Bila asam

lemak bebas terdapat dalam jumlah besar, sebagian akan diambil oleh hati

menjadi bahan pembentuk trigliserida. Kilomikron yang kehilangan sebagian

besar trigliseridanya akan menjadi kilomikron remnan.


2. Jalur Endogen
Lipid di dalam hepatosit dimetabolisme menjadi trigliserida dan

kolesterol.Trigliserida dan fosfolipid yang digunakan untuk pembentukan very

low density lipoprotein(VLDL)disintesis dalam retikulum endoplasma,

selanjutnya masuk ke aparatus golgi, menyatu dengan permukaan lumen

hepatosit, melepaskan VLDL ke celah disse, dan masuk ke kapiler jaringan

adiposa dan otot sebagai lipoprotein VLDL. Trigliserida VLDL akan dihidrolisis

oleh enzim LPL dan hepatic lipase (HL) menjadi asam lemak bebas.Lipoprotein

LDL merupakan lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol dan

merupakan produk akhir dari hidrolisis VLDL yang dimediasi lipase.Sebagian

kolesterol LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti

kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor kolesterol-

LDL,didegradasi di hepatosit dan akan melepaskan kolesterol yang digunakan

untuk biosintesis VLDL dan sintesis membran atau menjadi prekursor biosintesis

asam empedu. Asam empedu dan kolesterol bebas dibawa ke kantong

empedu.Sebagian kecil kolesterol-LDL masuk ke subendotel, mengalami oksidasi,

ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) makrofag.Semakain banyak kadar

kolesterol-LDL dalam plasma, maka semakin banyak yang akan mengalami

oksidasi dan ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi

tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung dalam LDL


3. Reverse Cholesterol Transport
HDL merupakan partikel paling kecil yang disintesis dalam hati dan usus,

dan mengandung 50% lipid dan 50/% protein.Lipoprotein HDL yang ada di dalam

usus dan hati.HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol

yangmengandung apolipoprotein (apo) A, C, dan E, dan disebut HDL nascent.

HDL nascent berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng, dan

mengandung apolipoprotein A1. HDL nascentakan mendekati makrofaguntuk

mengambil kolesterol yang tersimpan di dalam makrofag. Setelah mengambil

kolesterol dari makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDLdewasa yang

berbentuk bulat.Agar dapat diambil oleh HDL nascent,kolesterol bebas yang ada

dalam makrofag harus dibawa ke permukaanmembran sel makrofag oleh suatu

transporter yang disebut adenosinetriphosphate-binding cassette transporter-1

(ABC-1).Setelah kolesterol bebas diambil dari sel makrofag, kolesterol bebasakan

diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin

cholesterolacyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang

dibawaoleh HDL akan memasuki dua jalur. Jalur pertama ialah ke hati dan

ditangkap oleh scavenger receptor class B type 1 (SR-B1). Jalur kedua adalah

kolesterolester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserida dari VLDL dan

IDLdengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan

demikian,fungsi HDL sebagai pengangkut kolesterol dari makrofag mempunyai

duajalur, yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL

untuk membawa kolesterol kembali ke hati.


E. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah: ekstrak metanol daun sukun (Artocarpus

altilis)memiliki efek antikolesterolterhadap hewan uji.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoriumdan

menggunakan rancangan acak lengkap. Penelitian akan dilakukan di

laboratorium Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Katolik Widya Mandala

Madiun dan untuk pembuatan ekstrak dilakukan di laboratorium

Farmakognosi Kampus Dua Universitas Katolik Widya Mandala Madiun,

pada bulan Maret – Juni 2020.


B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah subyek dengan kriteria tertentu yang digunakan dalam

penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini berupa mencit (Mus

musculus L)galur Winstar,jenis kelamin jantan, usia 3 bulan, berat badan 20-

35 gram, kondisi sehat, dan belum pernah digunakan untuk penelitian. Mencit

diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT),

Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.


Penelitian ini menggunakan sampel mencit sejumlah 16 ekor.Mencit yang

sudah diaklimatisasi, selanjutnya dibagi menjadi 4 kelompok danmasing-

masing kelompok terdiri atas 4 ekor sebagai ulangan.Adapun pengelompokan

mencit sebagai berikut:


Kelompok I : sebagai kontrol, tanpa perlakuan
Kelompok II : diberi simvastatin, dengan dosis1,3mg/kg BB
Kelompok III : diberi ekstrak metanoldaun sukun dengan dosis 19,6

mg/kg BB
Kelompok IV : diberi ekstrak metanol daun sukun dengan 39,2mg/kg BB
C. Instumen Penelitian
1. Alat Penelitian
Peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini antara lain:
a. Kandang netabolik untuk pemeliharaan mencit
b. Jarum kanul untuk pemberian ekstrak pada mencit
c. Gunting bedah untuk memotong ekor mencit
d. Mortir untuk menggurus simvastatin
e. Timbangan analitik untuk menimbang bahan yang akan digunakan
f. gelas ukuruntuk mengukur cairan yang akan digunakan
g. Gelas beker untuk mengukur methanol yang akan digunakan
h. Batang pengaduk untuk mengaduk ekstrakasi
i. Panci maserasi untuk mengekstrak daun sukun
j. Easy touch untuk mengukur kadar kolesterol
2. Bahan Penelitian
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain mencit jantan

sebagai hewan uji, pelet mencit, lemak sapi dan telur ayam untuk makanan

harian, telur puyuh digunakan untuk bahan perlakuan mencit agar mencit

hiperkolestrol, simvastatin digunakan untuk pembanding, ekstrak metanol

daun sukun sebagai bahan perlakuan, daun sukun (Artocarpus

altilis)diperoleh dari desa Sidorejo Magetan dan di ekstraksi dengan metode

maserasi, CMC digunakan untuk bahan pensuspensi, metanol digunakan untuk

pelarut ekstraksi, strip kolesterol digunakan untuk mengukur kadar kolesterol.


D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri dimiliki oleh anggota-

anggota kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variabel dalam penelitian ini adalah :


a. Variabel bebas : dosis ekstrak metanol daun sukun dan simvastatin.
b. Variabel terikat : kadar kolesterol darah mencit
2. Definisi Operasional
Variabel penelitian, definisi operasional, alat ukur yang digunakan, hasil

ukur, dan skala yang digunakan.


Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Ekstrak Ekstraksi dibuat dengan Perhitungan Larutan Numerik
metanol daun metode maserasi. Ekstrak secara dengan
sukun metanol daun sukun manual dosis
diberkan pada mencit volume
selama dua minggu dengan tertentu
dosis 19,6 mg/kg bb, dan
39,2 mg/kg bb.
Simvastatin Tablet simvastatindiberiakan Perhitungan Larutan Numerik
selama 2 minggu dengan secara dengan
dosis 1,3 mg/kg bb. manual dosis
volume
tertentu
Kadar Kadar kolestrol mencit Alat ukur mg/dl Numerik
kolestrol diukur dengan cara kolesterol(ea
mencit memotong ujung ekor sy touch)
mencit.
Mencit Mencitdiberi makan tinggi Timbangan Gram Numerik
obesitas lemak dan mengalami analitik
kenaikkan bb >20% dari bb
awal (Patonah dkk,2017).
E. Prosedur Penelitian

1. Penentuan Dosis

a. Penentuan Dosis Ekstrak Metanol Daun Sukun


Berdasarkan jurnal penelitian rebusan daun sukun dapat menurunkan

kadar kolesterol total tikus putih dengan dosis 2,8 ml/200 g bobot badan tikus

(Ardi dkk, 2011). Dosis tersebut dikonversikan ke berat badan mencit (diambil

BB rata-rata 20 g).
1. Dosis 1 untuk eskstrak metanol daun sukun 2,8 ml/200 g bobot badan tikus.
Dosis tikus : 2,8 mg/200 g
Dosis mencit (20g) : 2,8 mg x 0,14 = 0,392 mg
Dosis mencit (kg/bb) : 0,392 x 1000/20 = 19,6 mg/kg bb
Pemakaaian pada mencit dengan cara menimbang ekstrak metanol

daun sukun 19,6 mg/kg bb, kemudian disuspensi dengan CMC 0,5%,

digerus sampai homogen dan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml.

kemudian di tambahkan sampai volumenya dengan CMC 0,5% sampai 10

ml.Dosis pemakaian pada mencit : 0,392/19,6 x 10 ml = 0,2 ml


2. Dosis 2 untuk ekstrak metanol daun sukun 5,6 mg/200g bobot tikus badan

tikus.
Dosis tikus : 5,6mg/200 g
Dosis mencit (20g) : 5,6mg x 0,14 = 0,784 mg
Dosis mencit (kg/bb) : 0,784 x 1000/20 = 39,2 mg/kg bb
Pemakaian pada mencit dengan cara menimbang ekstrak metanol daun

sukun 39,6mg/kg bb, kemudian disuspensi dengan CMC 0,5%, digerus

sampai homogeny dan dimasukkan dalam labu ukur 10 ml. kemudian di

tambahkan sampai volumenya dengan CMC 0,5% sampai 10ml.Dosis

pemakaian pada mencit: 0,784/39,2 x 10 ml = 0,2 ml


b. Penentuan dosis Simvastatin
Dosis manusia :10 mg/70 kg bb
Dosis mencit (20 g) :10 mg x 0,0026 mg = 0,026 mg
Dosis mencit (kg/bb) : 0,026 x 1000/20 = 1,3 mg/kg bb
Pemakaian pada mencit 1,3 mg simvastatin ditimbang dan digerus

sampai halus dan dilarutkan dalam aquadestilata 10 ml. Aduk sampai

terbentuk suspensi homogen.Dosis pemakaian pada mencit: 0,026/1,3 x 10

mg= 0,2 ml
2. Pembuatan Ekstarak Metanol Daun Sukun
Daun sukun yang diperoleh dari desa Sidorejo Magetan kemudian

dikeringkan.Simplisia di timbang sebanyak 200 gram kemudian

dimasukkan kedalam panci maserasi. Mengukur metanol 750 ml kemudian

dimasukkan dalam panci masersi dan didiamkan selama 24 jam dan

sesekali diaduk. Setelah dipeoleh hasil maserasi ekstrak diuapkan diatas

waterbath hingga diperoleh ekstrak kental (Pratiwi, 2017).


3. Induksi Mencit Hiperlipidemia
Berdasarkan Adjani,(2015), perbandingan efek air rebusan daun salam

dan daun selederi terhadap penurunan kadar LDL darah tikus wistar model

dislipidemia, untuk mendapatkan mencit yang dislipemia maka dilakukan

induksi menggunakan kuning telur 2 mg/kgbb/hari. Dilakukkan selama

2minggu. Dosis tersebut dikonversikan ke berat badan mencit (diambil BB

rata-rata 20 g)
Dosis kuning telur 2 mg/kgbb/hari pada bobot badan tikus
Dosis tikus : 20 mg/kg bb/hari
Dosis mencit (20 g) : 0,14 x 20 = 2,8
Dosis mencit (kg/bb) : 2,8 x 1000/20 = 140 mg/kg bb/hari
Pemakaian pada mencit dengan cara menimbang kuning telur 140

mg/kg, kemudian disuspensi dengan CMC 0,5 % diamasukkan dalam labu

takar 10 ml, kemudian ditambahkan sampai volume CMC 0,5 % sampai 10

ml.Dosis pemakaian pada mencit: 2,8/ 140 x 10 ml = 0,2 ml


4. Perlakuan Hewan Uji
Hewan uji (mencit) yang telah diaklimatisasi, kemudian diukur kadar

kolesterol darah awal (T0) dan selanjutnya diinduksi dengan kuning telur.

Hewan uji yang mengalami kenaikkan berat badan sebesar >20% dari

penimbangan berat badan awal dan kenaikkan kadar kolesterol,

dikelompokkan sebagai berikut:


Perlakuaan I : sebagai kontrol, tanpa perlakuan
Perlakuan II : diberi simvastatin dengan dosis 1,3 mg/kg bb
Perlakuan III : diberi ekstrak methanol daun sukun dengan dosis 19,6
mg/kg bb
Perlakuan IV :diberi ekstrak metanol daun sukun dengan dosis 39,2

mg/kg bb
Perlakuan hewan uji dengan menggunakan kuning telur puyuh dilakukan

selama tiga minggu, sedangkam pemberian simvastatin dan ekstrak metanol daun

sukun diberikan pada minggu ke dua sampai tiga.


F. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

observasi lansung pada mencit. Data pengukuran kadar kolesterol darah mencit

diperoleh dengan cara memotong ujung ekor mencit. Kadar kolesterol darah

diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil kadar kolestrol pada mencit diukur

menggunakan alat ukur kolesterol.


G. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh ditabulasikan kedalam tabel, kemudian diolah secara

statistik menggunakan Anova (Anaysis of Variance).Pengolahan data dengan


menggunakan softwareSPSS versi 17.0. Untuk menunjukkan perbedaan antar

perlakuan dilanjutkan uji Post Hoc.


DAFTAR PUSTAKA

Anbu, J. (2011). Evaluation Of Antihyperlipidemic Activity Of Ethanolic Extract


Of Saussurae Lappa in Rats. International Journal of Pharma and Bio
Sciences 2(4), 550-556.
Ardi.P, Solikah.U.K., Nurul.H.T., Rahma.A.Y. 2011. Pengaruh Rebusan Daun
Sukun (Artocarpus altilis) terhadap Kadar Trigliserida, Kolesterol Total
dan Low Density Lipoprotein (LDL) Serum Darah Tikus Putih (Rattus
norvegicus).Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Mutiara Medika 11
(3):139-143.
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia.Edisi 1. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 8-9, 11-12.
Dipiro, J.T., Talbert, L.R., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.
2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. Seventh Edition.
New York: Mc Graw Hill.
Eduard. 2016. Pengaruh Pemberian Tempe Terhadap Fraksi Lemak Darah Mencit
Obesitas.Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Erni.A, Mu’nisa dan A. Faridah Arsal, 2014.Pengaruh Pemberian Minyak
Mandar Yang Ditambahkan Bubuk Daun Sukun (Arthocarpus Altilis)
Terhadap Kadar Kolesterol Mencit (Mus Musculus). Jurusan Biologi,
FMIPA, Universitas Negeri Makassar. Jurnal Bionature 15(2):90-96.
Ganong, W. F. 2015. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 24. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2013.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12.
Philadelphia: Elsevier Saunders.
Heryani, Reni. 2016. Pengaruh Ekstrak Buah Naga Merah Terhadap Profil Lipid
Darah Tikus Putih Hiperlipidemia.STIKes Pekanbaru Medical Center,
Pekan baru Riau.Jurnal Ipteks Terapan 10 (1):8-7.
Intanowa, Agustina. 2012. Efek Estrak Ethanol Daun Sukun terhadap Kadar Gula
Darah pada Tikus Putih Diabetes Melitus yang di Induksi dengan Alloxan.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Udayana.
Jim. Edmond L., 2013. Metabolisme Lipoprotein. Bagian Kardiologi dan
Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Jurnal Biomedik 5 (3): 149-156.
Kemenkes.2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan
Obesitas pada Anak Sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Maharani.E.T.W , Ana.H.M, Meka.F.F, Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sukun
Kering (Artocarpus altilis).Universitas Muhammadiyah Semarang.

Mohebbi A, Khaki Z, Asadi F, Pourkabir M, Modirsanei M. Effect of Mulberry


(Morus alba L).2007.Leaves Extract on the Secretion and Content of
Triglyceride in the Chicken Hepatocytes Primary Culture. International
Journal of Pharmacology : 3(1):116-9.
Patonah.Elis, S., dan Ahmad, R. 2017.Aktivitas Antiobesitas Ekstrak Daun
Katuk (Sauropus Androgynus L.Merr) Pada Model Mencit Obesitas.
Laboratorium Farmakologi Sekolah Tinggi Farmasi Bandung.
Plantamor. 2008. Plantamor situs dunia tumbuhan, informasi spesies-sukun.
http://plantamor.com/species/info/artocarpus/atlitis

Price, Sylvia A., & Lorraine M. Wilso (2006). Patofisiologi: konsep Klinis proses-
proses penyakit (edisi 6) (brahm U. Pendit dkk, penerjemah.).jakarta :
penerbit buku kedokteran EGC,585-588.
Rahmatullah, P. 2000. Faal paru pada obesitas. Maj. Kedokteran Indonesia,
50(5):224-30.
Retananinggalih, A.P., Enfensi, E.,& Hairrudin. 2015. Perbandingan Efek Efek
Air Rebusan Daun Salam Dan Daun Selederi Terhadap Penurunan Kadar
LDL Darah Tikus Wistar Model Dislipidemia.Jurnal Of Agromedicine
Medical Sciences.1 (1):21-24
Soegondo, S. 2006. Penyuluhan sebagai Komponen Terapi Diabetes dan
Penatalaksanaan Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sukeksi, Andri dan Anggraini, Herlisa. 2009. Kadar Kolesterol Darah Pada
Penderita Obesitas di Kelurahan Korpri Sambiroto Semarang. Jurnal
Kesehatan Unimus 2(2): 27–37.
Sulistyaningsih MT. 2003. Pengaruh infusan daun sukun (Artocarpus communis
Forst) terhadap kadar kolesterol total dan trigliserida serum darah tikus
putih (Rattus norvegicus L.). YogyakartaKarya Tulis Ilmiah strata satu.
Universitas Gadjah Mada.
Sunkara, R dan Verghese, M. 2014. Functional Foods for Obesity Management.
Food and Nutrition Sciences 9(2): 1354–1364.
Sunyer Deu, J., & NCD Risk Factor Collaboration. 2016. Trends in adult body-
mass index in 200 countries from 1975 to 2014: a pooled analysis of
1698 population-based measurement studies with 19· 2 million
participants. Lancet, 387 (10026):1377-1396.
Trikayana SGC, Susilo J, K Retno S. 2013. Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun
Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg.)Terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol-LDL Serum Tikus Putih Jantan Galur Wistar Hiperlipedimia.
Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo Semarang.
Thompson, E. B. 1985. Drug Bioscreening. America: Graceway Publishing
Company, Inc. Pp. 40, 118.
Utami. 2013. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
Wardhani R.R, Aulianni’am, Winarso D. 2012. Studi Terapi Ekstrak Air Daun
Sukun (Artocarpus altilis) Terhadap Penurunan Kadar Triglisserida dan
Histopatologi Hepar pada Tikus (Rattus norvergicu)
Hiperkolesterolemia.Program Studi Pendidikan Dokter Hewan
Universitas Brawijaya.
Widowati Pratiwi. 2017. Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus
Altilis), Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dan Kluwih (Artocarpus
Camansi) Terhadap Sel Kanker Payudara Mcf-7. Program Studi
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai