PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi utama dari gigi
adalah untuk merobek dan mengunyah makanan. Gigi tertanam di dalam tulang
rahang bawah dan atas serta tersusun dalam dua lengkung. Lengkung rahang atas
lebih besar daripada lengkung rahang bawah. Gigi tetap berjumlah 32 pada setiap
setiap setengah rahang terdapat 8 buah gigi, yaitu 2 ginginsivus, 1 kaninus, dan 2
premolar yang menggantikan kedua molar gigi susu dan tambahan 3 molar lagi di
bagian posterior (Butler, 2000).
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasta gigi berupa suatu sediaan produk kefarmasian yang digunakan dalam
bidang kosmetik dan kesehatan. Pada masa lalu, penggunaan pasta gigi terbatas hanya
sebagai kosmetik. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak dibuat pasta gigi
yang mempunyai efek untuk mengobati penyakit mulut dan mencegah karies gigi
(Pratiwi, 2005).
Dalam hal ini, pembuatan pasta gigi dilakukan dengan menggunakan ekstrak
etanol daun jambu biji (Psidium Guajava L) dimana daun jambu biji memiliki
kandungan senyawa kimia yang sangat bermanfaat berupa aktivitas antimikroba.
Aktivitas antimikroba yang dimanfaatkan dari daun jambu biji ini berasal dari
metabolit sekunder berupa flavonoid. Dalam berbagai sumber telah diketahui bahwa
kandungan flavonoid dalam daun jambu biji memiliki aktivitas sebagai antimikroba,
antiinflamasi, dan lainnya.
Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air, dapat diekstraksi dengan
etanol. Dimana quarsetin adalah senyawa pigrm berwarna kuning redup turunan
flavonol yang merupakan golongan flavonoid (Harborne, 1996). Havsteen (2002)
meyatakan bahwa flavonoid merupakan suatu komponen alam yang diketahui
memiliki efek farmakologik seperti antioksidatif, antiinflamasi, dan anti diuretic serta
memiliki kemampuan sebagai zat antimikroba (Pepeljnjak, 2005).
Flavonoid termasuk kelompok senyawa fenol terbesar dialam, diduga efek
fenolik dalam flavonoid juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Ajizah, 2004).
Hal ini diebabkan pleh karena adanya (OH) yang menyebabkan presipitasi protein.
Sebagian besar struktur dinding sel dan membrane sitoplasma bakteri mengandung
protein dan lemak. Kerusakan dinding sel akan berpengarus pada kerusakan
membrane sel yang dapat menyebabkan kerusakan sitolasma, sehingga
memungkinkan isi sel seperti ion organic, nukleotida, koenzim dan asam amino
merembes keluar, ketika itulah bahan antimikroba masuk kedalam sitoplasma
sehingga mengendapkan protein. Kehidupan sel sangat terganggu pada terpeliharanya
sitoplasma karena reaksi anabolic dan katabolic sel berlangsung di tempat ini.
Apabila protein pada sitoplasma telah rusak, maka pertumbuhan bakteeri pun akan
terhambat atau bahkan mati (Rinawati, 2010).
Proses pembuatan simplisia dimulai dengan dilakukannya sortasi basah
dengan memilah bagian dari tanaman jambu biji dan memisahkan daun yang bagus
dengan daun yang lain. Dilanjutkan dengan pencucian untuk membersihkan daun dari
kotoran atau residu yang berasal dari luar yang kemudian ditiriskan (dikeringkan)
untuk menghindari adaanya pertumbuhan mikroba pada daun. Proses pengeringan
daun jambu biji dilakukan dengan menggunakan oven untuk mencapai hasil
pengeringan yang maksimal dan menjaga kandungan senyawa metabolit sekunder
didalam tumbuhan. Selain itu, penggunaan oven juga ditujukan untuk meminimalisir
waktu dan mempercepat proses pengeringan. Dilanjutkan dengan proses
penghancuran atau pembuatan menjadi serbuk menggunakan blender.
Ekstraksi yang digunakan berupa maserasi (ekstraksi dingin) karena sifat dari
favonoid yang tidak terlalu tahan terhadap pemanasan. Selain itu, maserasi dilakukan
karena dalam skala laboratorium mudah untuk dijangkau dalam hal biaya, waktu, dan
alatnya. Dimana maserasi termasuk metode ekstraksi yang paling sederhana tanpa
memerlukan alat khusus dan mudah untuk dilakukan. Kelemahan dari metode
maserasi sendiri berupa filtrate atau hasil ekstraksi yang tidak 100% murni dan
memerlukan pelarut dalam jumlah yang besar.
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi ini berupa etanol dengan konsentrasi
70%. Pemilihan etanol sebagai pelarut dipilih karena sifatnya yang polar dan lebih
ekonomis serta mudah untuk didapatkan. Etanol juga dapat melarutkan hamper semua
senyawa organic yang ada pada sampel, mudah menguap sehingga udah dibebaskan
dai ekstrak (Andayani, et al. 2008). Etanol 70% bukanlah etanol murni dimana di
dalam nya sudah terdapat air, sehingga etanol 70% memiliki aktivitas antimikroba
dibandingkan etanol dengan konsentrasi lainnya. Selain itu, prinsip pelarutan atau
penarikan senyawa metabolit sekunder didasarkan pada prinsip like dissolve like,
dimana senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar serta sebalinya
senyawa yang bersifat non-polar akan larut dalam pelarut non-polar juga.
Pengujian terhadap ekstrak daun jambu biji berupa skrining fitokimia dimana
berupa pengujian untuk memastikan kandungan senyawa kimia yang terdapat
didalam ekstrak tersebut. Skrining fitokimia merupakan cara seerhana untuk
melakukan analisis kualitatif kandungan senyawa yang terdapat dalam tumbuhan.
Terdapat beberapa senyawa kimia dalam ekstrak daun jambu biji yang dianalisis
berupa tannin, flavonoid, saponin, alkaloid, dan triterpenoid.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Yovita dan Maimunah. 2008. Penentuan Aktivitas Antioksidan, Kadar
Fenolat Titla dan Likopen pada Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.). Jurnal
Sains dan Teknologi Farmasi. UNAND. Padang.
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhymurium terhadap Ekstrak Daun
Psidium Guajava L. Bioscientiae. Januari Vol.1 (1) : 31- 38
Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. University
Indonesia Press. Jakarta.
Budi Santoso, Hieronymus. 1998. TOGA 2 Tanaman Obat Keluarga Penyembuh :
Cacingan, Demam, Mencret, TBC. Kanisius. Yogyakarta. ISBN 979-672-266-6
Butler, H. 2000. Cosmetics and Soaps 10th Edition. Kluwer Academic Publisher.
London.
Ciulei, J. 1984. Metodology for Analysis of vegetable and Drugs. Faculty of
Pharmacy. Bucharest Rumania.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 1989. Materi Medika Indonesia Jilid V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuha Obat. Dikjen POM,
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007.
Depkes RI. Jakarta.
Dwi Kusuma W, et al. 2016. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Indonesia. Airlangga
University Press. Surabaya. ISBN 978-602-0820-62-0
EM. Sutrisna. 2016. Herbal Medicine : Suatu Tinjauan Farmakologis (Buku Ajar
Mata Kuliah Herbal Medicine Mahasiswa Kedokteran). Muhammadiah University
Press. Surakarta.
Farnsworth, N. R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. J.
Pharm. Sci 55.
Fejerskov, Ole. 1991. Fluorosis. Hipokrates. Jakarta.
H. Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. EGC. Jakarta. ISBN
979-228-777-5
Kidd, E. A. M., & Bechal, S. J. 1992. Dasar-Dasar Karies : Penyakit
Penanggulangannya. Oleh Narlan Sumawinata & Si Faruk. EGC. Jakarta.
Marliana, S.D., V. Suryanti., Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. 3(1): 26-31.
Mitsui T. 1997. New Cosmetics Science. Dalam Elsevier Science B.V., Amsterdam.
Pepeljnjak, S dkk. 2005. Antimicrobial Activity of Flavonois from Pelargonium
radula (Cav.) L Harit. Acta Pharm. Vol.55 : 431-435
Pintauli, S. Dan Hamada, T. 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan
Pemeliharaan. USU Press. Medan.
Pratiwi, Rini. 2005. Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus Mutas dari
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal. Maj. Ked. Gigi (Dnt. J) April-Juni
Vol. 38 (2) : 65-67
Rinawati, N. D. 2010. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)
terhadap Bakteri Vibrio Alginolyticus. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Penerbit ITB.
Bandung.
Voight, R., 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press.
Yogykarta.
Widodo, et al. 2013. Psikologi Belajar. PT.Rineka Cipta. Jakarta.