Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PLAK
2.1.1 Pengertian dan komposisi Plak

Plak merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas
mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks interseluler. Lapisan ini
tidak lain adalah sekumpulan sisa makanan, bakteri dan mikroorganisme lainnya.
(Melaine, 2011). Beda halnya dengan lapisan terdahulu, plak gigi tidak dapat
dibersihkan hanya dengan cara kumur-kumur ataupun semprotan air dan hanya dapat
dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis. Jika jumlahnya sedikit plak tidak
dapat terlihat, kecuali diwarnai dengan larutan disclosing atau sudah mengalami
diskolorasi oleh pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Jika menumpuk,
plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning. Plak biasanya
mulai terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan gigi yang
cacat dan kasar (Putri, dkk 2009).

Gambar 1. Plak gigi

Sumber : Tazakka Group, 2018

Plak gigi sebagian besar terdiri atas air dan berbagai macam mikroorganisme yang
berkembang biak dalam suatu matriks interseluler yang terdiri atas polisakharida
ekstraseluler dan protein Saliva. Sekitar 80% dari berat plak adalah air, sementara
jumlah mikroorganisme kurang lebih 250 juta per mg berat basah. Selain terdiri atas
mikroorganisme, juga terdapat sel-sel epitel lepas, leukosit, partikel-partikel sisa
makanan, garam anorganik yang terutama terdiri atas kalsium, fosfat, dan flour.
2.1.2 Mekanisme Pembentukan Plak
Proses pembentukan plak terdiri atas dua tahap. Tahap pertama merupakan
tahap pembentukan lapisan Acquired pelicle sementara tahap kedua merupakan
tahap proliferasi bakteri (Putri, dkk 2009). Plak gigi akan mulai terbentuk pada
permukaan gigi 4 jam setelah menyikat gigi. Gigi didalam mulut dilapisi oleh
lapisan tipis glikoprotein yang disebut acquired pelicel. Glikoprotein di dalam air
liur akan diserap dengan spesifik pada hidroksiapatit dan melekat erat pada
permukaan gigi, awal pembentukan plak gigi dimulai dengan melekatnya bakteri
aerob pada permukaan pelikel tersebut. Bakteri yang pertama kali melekat adalah
Streptococcus, yang kemudian diikuti bakteri lainnya. Perlekatan awal bakteri ini
pada hidroksiapatit yang dilapisi pelikel sangat lemah dan reversible, tetapi jika
proses ini terus berlanjut maka akan terjadi kolonisasi lainnya yang menyebabkan
perlekatannya semakin kuat (Budha, 2014).
Pembentukan dan kematangan plak gigi disebebkan oleh bakteri yang terdapat
pada rongga mulut yang hangat dan basah. Aspek vital yang menentukan
pertumbuhan dan kematangan plak adalah pH saliva, suhu dan reaksi kimia tertentu.
Setiap perubahan nilai pH akan merangsang pembentukan biofilm dan plak.
Rongga mulut merupakan tempat ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan
bakteri. Faktor lainnya yaitu, nutrisi berupa protein dan asam amino dalam saliva
meningkatkan kemampuan bakteri dalam berkolonisasi membentuk plak (Kusuma,
Nila. 2016).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan plak


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan plak gigi adalah sebagai
berikut :
1. Lingkungan fisik, Meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan
sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat setelah dilakukan
Pewarnaan dengan larutan disclosing.
2. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi pada
permukaan gigi yang tidak terlindungi. Pemeliharaan kebersihan mulut dapat
mencegah atau mengurangi penumpukan plak pada permukaan gigi.
3. Pengaruh diet terhadap pembentukan plat telah diteliti dalam dua aspek, yaitu
pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan di dalam
plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak, mempengaruhi pembentukan plak
pada permukaan gigi. Ternyata banyak terbentuk jika kita lebih banyak
mengonsumsi makanan lunak, terutama makanan yang mengandung
karbohidrat jenis sukrosa, karena akan menghasilkan dekstran dan levan Yang
memegang peranan penting dalam pembentukan matriks plak.

2.1.4 Cara mengetahui adanya Plak Gigi


Identifikasi plak gigi dapat dikatakan sulit karena kemiripan warna antara
permukaan gigi dan plak gigi. Plak memiliki warna yang hampir sama dengan
warna gigi (transsculent) sehingga plak tidak dapat terlihat dengan kasat mata. Cara
melihat plak dapat menggunakan zat pewarna yang berupa cairan disebut disclosing
solution. Disclosing solution bekerja mengubah warna plak gigi sehingga kontras
dengan warna permukaan gigi yang putih (Fitri, Lidya, 2017). Bentuk sediaan
berupa cairan, gel, tablet kunyah. Plak gigi memiliki kemampuan untuk menahan
sejumlah besar zat pewarna, karena perbedaan polaritas antara komponen plak dan
pewarna (Kusuma, Nila. 2016). Beberapa bahan pewarnaan plak dapat membuat
alergi dan rasanya kurang menyenangkan bagi beberapa orang seperti iodin, fushin
dan merkurokrom yang warnanya sulit dihilangkan, dan eritrosin yang bersifat
karsiogenik, sehingga diperlukan bahan alternatif lain yang lebih dikenal
masyarakat dan efektif sebagai pendeteksi plak gigi (Fania, SA, 2013).

Gambar 2. Pewarnaan Plak Gigi

Sumber : Prakoso, 2017.

2.2 BUAH SENDUDUK (Melastoma Malabathricum L)


2.2.1 Definisi Buah Senduduk (Melastoma Malabathricum L)
Senduduk akar (Melastoma Malabathricum L) merupakan salah satu tanaman
yang mengandung antosianin yang berfungsi sebagai anti oksidan dengan
mekanisme penangkap radikal (Pramana, 2013). Antosianin merupakan kelompok
pigmen yang berwarna merah sampai ungu yang tersebar luas pada tanaman.
Antosianin tergolong pigmen yang disebut flavonoid. Buah senduduk dapat
dimakan, dan apabila dimakan akan meninggalkan warna hitam pada lidah
(Pusphasari, Diah. 2016).

Gambar 3. Buah Senduduk (Melastoma Malabathricum L)

Sumber : Yady, 2018.

2.2.2 Sistematika tumbuhan


Dalam taksonomi tumbuhan, senduduk akar diklasifikasikan sebagai berikut :
(Pramana, 2013).
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Melastoma
Spesies : Melastoma Malabathricum L

2.2.3 Pasta Buah Senduduk (Melastoma Malabathricum L)


Bahan pewarna plak yang tersedia di pasaran beragam, berdasarkan warna ada
yang berwarna merah, hijau, biru ataupun kuning. Sedangkan berdasarkan sediaan
ada yang berbentuk larutan, tablet, lozenges dan wafer (Vega, Jeanne. 2020).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marlindayanti dan Nur Adiba Hanum,
2020. bahwa pasta buah senduduk (Melastoma Malabathricum L) dapat digunakan
sebagai alternatif deteksi plak, dengan cara penetesan 3 tetes dibawah lidah dan
diratakan keseluruh permukaan gigi pada perlakuan 4, 8, dan 24 jam setelah
menyikat gigi. Dengan kadar antosianin pada buah senduduk yang cukup tinggi,
buah senduduk (Melastoma Malabathricum L) sangat berpotensi untuk dijadikan
sebagai salah satu bahan alternatif produk pewarna alami. Antosianin diyakini
mempunyai efek antioksidan yang sangat baik. Antosianin dari buah senduduk
dapat diambil dengan metode ekstraksi maserasi, karena cara ekstraksi yang
sederhana dapat menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif. Antosianin yang diperoleh ini diharapkan dapat digunakan
sebagai pewarna alami sehingga akan mengurangi penggunaan jumlah pewarna
sintetis.

Anda mungkin juga menyukai