Anda di halaman 1dari 19

RADIOFARMASI

Definisi Radiofarmasi :

Radiofarmasi adalah senyawa


radioaktif yang digunakan untuk
diagnosa, pengobatan terhadap
penyakit manusia dan untuk
kepentingan analisis
• Radiofarmaka (radiopharmaceuticals):
Senyawa kiamia atau obat yang salah satu atom
penyusun strukturnya adalah nuklida radioaktif
(radionuklida)radioisotop, yang digunakan untuk
keperluan diagnosa/penyembuhan (terapi) suatu
penyakit dan dapat diberikan ke pasien secara oral,
parenteral dan inhalasi
• Kedokteran Nuclear (nuclear medicine):
Bidang keahlian (specialist) kedokteran yang
berhubungan dengan penggunaan bahan radioaktif
(radiofarmaka) dengan tujuan diagnosa dan terapi
penyakit.
RADIOISOTOP adalah senyawa atau unsur yang
dapat memancarkan partikel atau radiasi
elektromagnetik dari inti melalui peluruhan
radioaktif

Dikenal juga dengan RADIONUCLIDE, karena


spesifik memancarkan proton atau elektron dari
dalam inti suatu elemen atau unsur.
Sifat-sifat Radioisotop
1. Radioisotop memancarkan radiasi → dapat dideteksi
2. Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) merupakan fungsi
jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya.
Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paruh (waktu yang diperlukan
agar intensitas radiasi menjadi setengahnya). Waktu paruh ini merupakan bilangan
khas untuk tiap-tiap radioisotop.
Misal : waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 tahun, artinya radioaktivitasnya
akan berkurang menjadi separuhnya setelah 5.730 tahun. Seluruh radioisotop yang
telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paruhnya. Waktu paruh ini
merupakan faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk
keperluan tertentu.
3. Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa
yang disusunnya.
Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan
adalah elektron, terutama elektron pada kulit atom terluar, sedangkan
peluruhan radioisotop merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
4. Radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain
sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop
lain dari unsur yang sama.
Ex. radioisotop karbon-14, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan
karbon-12
5. Radiasi yang dipancarkan, terutama radiasi gamma, memiliki daya tembus
yang besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat
ditembus oleh radiasi gamma, terutama gamma dengan energi tinggi. Sifat
ini mempermudah dalam pendeteksian.
Radioisotop memancarkan :
Kegunaan Radioisotop

1. Di bidang Kedokteran
Teknesium-99m (Tc-99m) untuk mencari jejak di dalam tubuh.
Waktu paruh yang pendek (6 jam) sehingga intensitas radiasi yang
dipancarkannya berkurang secara cepat setelah digunakan.
Digunakan untuk melihat fx organ dan metabolisme dalam tubuh.
Digunakan juga untuk mencari jejak infeksi bakteri, misalnya
bakteri tuberkolosis, di dalam tubuh dengan memanfaatkan
terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Bisa sebagai pendeteksi tumor ??


Dengan menyuntikkan oksida Tc-99, unsur radioaktif ini akan mengalir
mengikuti darah.
Bagian tubuh yang terkena tumor akan menyerap unsur Tc-99. Dengan
demikian di daerah yang terdapat tumor, keaktifan radioisotop lebih besar
dibandingkan dengan daerah lain yang sehat. Hal ini menyebabkan daerah
yang terdapat tumor mudah dilacak atau dirunut.
Radioisotop juga dapat digunakan untuk mempelajari kecepatan penyerapan
suatu unsur oleh kelenjar misalnya kelenjar gondok yang ada dalam tubuh.
Unsur yang digunakan adalah iodium yang bersifat radioaktif sebagai
radioisotop.
Radioisotop sebagai perunut juga digunakan untuk mencari bagian yang
mengalami penyempitan pada pembuluh darah yang disebut
trombosit. Pasien yang akan diperiksa disuntik dengan radioisotop
natrium. Darah akan mengalirkan isotop ini ke seluruh bagian tubuh.
Bagian yang mengalami penyempitan darah akan mempunyai jumlah
natrium yang berbeda dengan bagian lain yang sehat. Dengan
menggunakan detektor radioaktif dapat diketahui bagian yang terkena
penyempitan.
2. Di bidang Industri

Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran dan dinamika


fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan. Zat yang sama atau
memiliki sifat yang sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam
pengiriman setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop
di luar jalur menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop
ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat, sehingga pipa
transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km
dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu singkat.
Radioisotop dapat digunakan untuk uji kebocoran tangki
penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya
digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit
bereaksi), misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41),
agar tidak mempengaruhi zat atau proses kimia yang terjadi di
dalamnya. Di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN telah
berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam
bentuk KBr untuk perunut cairan berbasis air dan brom-82 dalam
bentuk dibromo benzena untuk perunut cairan organik.
Radioisotop dapat juga dimanfaatkan untuk menemukan bagian
pipa-pipa air yang bocor. Cara yang digunakan adalah dengan
memasukkan unsur radioaktif ke dalam aliran air. Di daerah yang
bocor, air akan mengumpul, begitu juga dengan unsur radioaktif
yang dilewatkan air.
3. Di bidang Pertanian

Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar


tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke
dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32
(P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat
diketahui pola penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.

Radioisotop dapat juga digunakan untuk membuat benih tumbuhan dengan


sifat yang lebih unggul dari induknya. Penyinaran radioaktif ke tanaman
induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. lonisasi ini
menyebabkan turunan berikutnya mempunyai sifat yang berbeda dengan
induknya. Kekuatan radiasi diatur sedemikian rupa agar diperoleh sifat turunan
yang unggul.
4. Di bidang Arkeologi

Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah


fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup
masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan,
sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena
pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute)
dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih
terlibat dalam siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati,
dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya,
radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paruh 5730 tahun mengalami
peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan
karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separunya, maka dapat
diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
5. Di Bidang Pertambangan

Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di


dalam lapisan batuan.
Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang
dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah
habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah
pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dgn cara membanjiri
cekungan minyak dengan air (flooding). Air disuntikkan ke dalamnya melalui
pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa
air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan
minyak yang dikehendaki. Di sinilah radioisotop memainkan peran. Radioisotop
kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate
merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan
sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi
keberadaan radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk
hexacyanocobaltate telah berhasil dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong
Tangerang dan siap untuk didayagunakan
6. Di bidang Kimia

Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di


bidang penelitian kimia, utamanya dalam
menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-
radioisotop dari unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan
sebagainya telah memainkan peran dalam
menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada
reaksi-reaksi senyawa organik.
7. Di Bidang Kesenian

Radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui


pemalsuan lukisan. Seorang pemalsu akan
menggunakan cat yang dibuat pada abad sekarang.
Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada
cat akan diketahui umur lukisan sebenarnya.
Bahaya zat Radioaktif
• Merusak jaringan sel
• Menurunkan kekebalan tubuh
• Terjadi kerusakan genetis, dapat terjadi kelainan pada
keturunannya (cacat)
• Menyebabkan kemandulan pada sistem reproduksi
karena merusak kelenjar kelamin
• Kerusakan lensa mata seperti katarak.
• Resiko kanker darah atau biasa disebut leukimia
• Merusak kulit atau sarcoma dan sistem syaraf.
• Kerusakan pada sel-sel darah (Marie Curie mengalami
leukimia, dilaporkan salah satu anak yang terkena bom
Hiroshima mengalami anemia ringan)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai