Anda di halaman 1dari 11

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

Optimalisasi Ektraksi Ikan Sidat Dengan Variasi Metode Ektraksi sebagai


Bahan Baku Pembuatan Mikrokapsul Suplemen Kesehatan Jantung
Koroner

Optimization of River Eel Extraction with Variation of Method as the Raw


Material for Microcapsule of Coronary Heart Health Supplement

Anita Ratna Faoziyah*, Elisa Issusilaningtyas

Program Studi Diploma III Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah


Jl. Cerme No.24, Wanasari, Cilacap Tengah, Cilacap 53223, Indonesia

*Corresponding author email: Anitahendrayatno@gmail.com

Received 15-11-2019 Accepted 15-08-2020 Available online 31-12-2020

ABSTRAK

Ikan sidat merupakan ikan yang memiliki nilai gizi tinggi. Penelitian ini bertujuan
mengetahui optimalisasi ektraksi ikan sidat dan formulasi pembuatan mikroenkapsul
ektrak ikan sidat. Metode yang digunakan terdiri dari tiga metode ektraksi yaitu
sokletasi, wet-, dan dry rendering. Rendemen ekstrak ikan sidat metode wet-, dry
rendering, dan sokletasi masing-masing sebesar 0,019; 8,75; dan 2,41%. Karakteristik
ekstrak ikan sidat metode wet rendering berupa minyak ikan dengan warna kuning,
berbau amis khas minyak ikan, dengan kandungan air, bilangan peroksida, dan bilangan
asam sebesar 5,3%, 5,8 mg O2/gr, dan 2,8 mg NaOH/gr. Pada metode dry rendering
ekstrak berwarna kuning keemasan, jernih dan berbau amis dengan bilangan asam
sebesar 1,53 mg NaOH/gr, bilangan peroksida 61,44 mg O2/gr dan angka penyabunan
sebesar 353,011 mg KOH/gr. Rendemen ekstrak ikan sidat dengan metode sokletasi
berwarna coklat dengan bilangan peroksida sebesar 67,35 mg O2/gr dan bilangan asam
6,67 mg NaOH/gr. Ekstrak ikan sidat dapat dibuat mikroenkapsul kaya omega-3 sebagai
suplemen kesehatan jantung koroner dengan formulasi ektrak ikan sidat 10%, amilum
maydis 10%, primojel 4%, Mg Stearat - Talk (1 : 9) 1,5%, dan laktosa. Hasil formulasi
menujukan kadar air 3,3%; waktu alir 7,23 gram/detik, sudut istirahat 25,44%, dan
indeks pengetapan 9,30.

Kata kunci: dry rendering, ikan sidat, mikrokapsul, wet rendering.

ABSTRACT

River eel contains a high nutritional value. This study aims to optimize river eel fish
extraction and formulate the extract into microencapsules. Three extraction method
were used, they were socletation, wet- and dry rendering. The yield of river eel extract

253
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

was 0.019% for wet rendering method, 8.75% for dry rendering, and 2.41% for
socletation method. The characteristics of river eel extract obtained from wet rendering
was oil with a yellow color, fishy odor typical of fish oil, with water content of 5.3%,
peroxide value of 5.8 mg O2/gr, and acid value of 2.8 mg NaOH/gr. Dry rendering
method resulted a golden yellow, clear, and fishy-odored oil with the acid value of 1.53
mg NaOH/gr, peroxide value of 61.44 mg O2/gr, and the saponification value of 353.011
mg KOH/gr. In the socletation method, the river eel extract was brown, with peroxide
value of 67.35 mg O2/gr and acid value of 6.67 mg NaOH/gr. River eel extract can be
formulated into the omega-3-rich microencapsules as coronary heart health
supplements, with the ratio of extract, starch maydis, primojel, Mg Stearate - Talk (1: 9),
and lactcose of 10, 10, 4, and 1.5%. The microcapsules showed water content of 3.3%,
flowing rate of 7.23 gram/second, break angle of 25.44%, and a tapping index of 9.30.

Keywords: dry rendering, micro capsules, water eel, wet rendering.

Pendahuluan (Suitha&Suheri, 2012). Pemanfaatan ikan


Ikan sidat (Angguilla bacilor) sidat dapat dilakukan dengan
merupakan jenis ikan yang kaya nutrisi. mengkomsumsi secara langsung yaitu
Ikan sidat mempunyai nilai ekonomis dengan cara memasak ikan ikan atau
tinggi dan strategis, mengandung nilai mengkomsumsi secara tidak langsung
gizi tinggi antara lain DHA (mg/100 gr) yaitu dengan diambil ekstraks ikan sidat.
1.337, EPA (mg/100 gr) 742 dan Omega Proses pengambilan ekstrak ikan
3 (gr/100 gr) 10.9 melebihi kandungan sidat yang kaya senyawa bioaktif dan
ikan salmon. Kandungan Vitamin A nutrisi dapat dilakukan dengan
(IU/100 g) 4700 lebih tinggi dari vitamin mengunakan beberapa metode
A mentega. DHA dan EPA merupakan ekstraksi. Ekstraksi adalah suatu cara
lemak tak jenuh yang dapat menurunkan untuk mendapatkan minyak atau lemak
lemak darah dalam tubuh manusia. EPA dari bahan yang diduga mengandung
yang dikenal dengan omega-3 sangat minyak atau lemak. Adapun cara
baik dalam membantu pertumbuhan ekstraksi ini bermacam-macam, yaitu
anak. Selain mengandung senywa- rendering (dry rendering dan wet
senyawa diatas ikan sidat juga memiliki rendering), mechanical expression dan
angka kecukupan gizi (AKG) yang baik. solvent extraction (Ketaren, 2005). Selain
AKG merupakan antioksidan yang dapat dapat mengunakan metode tersebut
merangsang terbentuknya sel imunitas, proses ektraksi ikan sidat dapat
meningkatkan aktivitas sel imunitas, mengunakan metode sokletasi.
memperkuat fungsi imunitas dan Metode sokletasi adalah suatu
membersikan radikan bebas di dalam metode atau proses pemisahan suatu
sel. Selain itu AKG dapat berfungsi untuk komponen (senyawa atau zat aktif)
meningkatkan jumlah sel darah putih, sel yang terdapat dalam zat padat dengan
limpa dan keping darah (trombosit) cara penyaringan berulang-ulang

254
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

dengan mengunakan pelarut terentu produk (kepala, jeroan,hati) (mg/100g)


sehingga semua zat aktif dapat terisolat diperoleh asam oleat 27,84%, 33,90%,
secara sempurna. Prinsip kerja metode 16,49%, dan asam palmitat sebesar
ektraksi sokletasi adalah pelarut yang 16,79%, 16,56%,15,61% (Faoziyah,
digunakan untuk mengambil zat aktif 2014).
dari suatu simplisia memiliki sifat yang Selain memiliki kandungan
sama dengan senyawa atau zat aktif asam lemak yang besar, ikan sidat juga
yang akan diambil. Adapun metode memiliki kandungan protein albumin
ektraksi rendering merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi manusia.
cara ekstraksi minyak atau lemak dari Hasil ekstraksi ikan sidat dengan
bahan yang diduga mengandung metode Bromocresol green secara
minyak atau lemak dengan kadar air Triplo pada dua jenis ikan sidat
yang tinggi. Metode rendering dapat diperoleh bahwa kandungan kadar
dilakukan dengan dua cara yaitu wet albumin (mg/100 g) pada ikan sidat
dan dry rendering. Wet rendering Anguilla marmorata sebesar 13,269
merupakan metode ektraksi dengan mg/100 g dan pada ikan sidat Anguilla
cara menambahkan sejumlah air selama bicolor sebesar 8,998 mg/100 g dimana
proses ektraksi berlangsung. Cara ini kandungan albumin ikan sidat dengan
biasa dilakukan pada ketel terbuka dan konsentrasi 5% memberikan efek
tertutup dengan menggunakan penyembuhan luka (Putri.,B.A, 2016).
temperatur yang tinggi serta tekanan 40 Pemanfaatan ikan sidat dapat
sampai 60 pound tekanan uap (40-60 digunakan sebagai zat aktif pembuatan
psi). Peralatan yang digunakan adalah mikroenkapsulasi suplemen kesehatan
autoclave atau digester. Air dan bahan jantung koronen. mikroenkapsulasi
yang akan diesktraksi dimasukkan ke berarti suatu teknik enkapsulasi untuk
dalam digester 10 dengan tekanan uap melindungi komponen fungsional
air sekitar 40-60 pound selama 4-6 jam menggunakan material yang memiliki
(Ketaren, 2005). sifat barrier tinggiuntuk menghasilkan
Sedangkan dry rendering mikrokapsul dengan ukuran 1 - 200 μm
merupakan proses ektraksi tampa (Champagne dan Fustier, 2007).
penambahan air. Pada proses ektraksi Zat atau senyawa yang
ini simplisia dapat ditauh oven listrik. terkurung dalam mikrokapsul disebut
Pada proses ektraksi ikan sidat dengan sebagai inti (Core) dan dapat bersifat
menggunakan pemanasan sederhana, hidrofilik atau hidrofobik sedangkan
ikan sidat dapat mengeluarkan minyak dinding penyalutnya disebut skin, shell
ikan dengan rendemen (mg/100 g) 0,6. atau film pelindung. Mikrokapsul dapat
Kandungan asam lemak yang terdapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu
dalam minyak ikan sidat terdiri dari matriks, polycore dan monocore.
asam oleat 37,03%, asam palmitat Mikrokapsul matriks, partikel-partikel
31,79%(6), sedangkan pada ektraksi by aktif saling terintegrasi dalam matriks

255
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

bahan penyalut. Mikrokapsul polycore yang digunakan terdiri dari bentonit,


memiliki beberapa ruang partikel (core) amilum maydis, gelatin, primojel, Mg
namun ukurannya berbeda-beda yang stearat, Talk, Laktosa, warna kuning,
dilapisi dinding penyalut sedangkan hijau, dan merah FCF Cl, aquades.
mikrokapsul monocore mempunyai Alat
ruang partikel tunggal (Pahlevi et al., Alat-alat yang digunakan
2008). Tujuan dari proses meliputi: seperangkat alat gelas kimia,
mikroenkapsulasi yaitu untuk buret, erlemeyer,seperangkat alat
meningkatkan kestabilan dan daya larut sokletasi, panci atau dandang kukus,
suatu bahan, untuk mengendalikan saringan, alumunium foil, loyang, oven,
pelepasan senyawa aktif, untuk kompor listrik, kain fanel, pisau, tatakan
menghasilkan partikel-partikel padatan dapur, ksikator, timbangan analitik,
yang dilapisi oleh bahan penyalut corong pemisah, alat-alat gelas (Produksi
tertentu dan meminimalisir kehilangan Pyrex) seperti gelas beaker, gelas ukur,
nutrisi. Prinsip mikroenkapsulasi yaitu corong, pengaduk, pipet, mikropipet,
pencampuran antara fase air, fase zat viskometer Stormer, alat sentrifugator
inti dan fase bahan penyalut sampai Himac CT 4 D Hitachi, termometer,
terbentuk emulsi yang stabil kemudian baskom, mixer, kompor listrik,
proses penempelan bahan penyalut stopwatch dan timbangan elektrik
pada permukaan bahan inti dan proses (Dragon 204, Motler-Toledo).
pengecilan ukuran partikel (Dubey et Jalannya penelitian
al., 2009). 1. Optimasi ekstraksi ikan sidat dengan
Penelitian ini bertujuan untuk metode wet rendering, dry rendering
mengetahui metode ektraksi yang dan sokletasi
Pada ekstraksi mengunakan
paling optimal dalam pengambilan
metode rendering ikan sidat yang
ektrak ikan sidat. Selanjutnya ektraks
diperoleh dari nelayan dibersihkan
ikan sidat digunakan sebagai zat aktif
dan dipisahkan antara kepala, tubuh,
pembuatan mikroenkapsulasi suplemen
sirip dan tulang ikan. Selanjutnya
kesehatan jantung koroner.
untuk metode dry rendering ikan
sidat yang sudah dibersihkan
Metode Penelitian
sebanyak 2000 gr dimasukkan dalam
Bahan
oven dengan suhu 80oC selama 48
Bahan-bahan yang digunakan
jam. Sedangkan pada wet rendering
meliputi untuk optimalsisasi ektrak sidat
dilakukan dengan metode
terdiri dari ikan sidat yang diperoleh dari
pengukusan dimana ikan sidat yang
nelayan disekitar perairan payau
telah dibersihkan 2000 gr dikukus
Kabupaten Cilacap, heksana, dietil eter
pada suhu 105 oC selama 3 jam.
(PT. Brataco Chemical), aquades,
Sebelum dilakukan sokletasi, sampel
Na2CO3, NaOH, KOH, sedangkan untuk
ikan sidat yang telah dibersihkan
pembuatan mikroenkapsulasi bahan

256
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

dikeringkan dalam oven selama satu berdiameter 10 cm, sudut 60o,


minggu untuk menghilangkan kadar panjang tangkai 3,6 cm dengan
air kemudian diblender dan diambil diameter 0,6 cm. Buka penutupnya
70 gr untuk sokletasi, pelarut yang biarkan mengalir dari saat penutup
digunakan hexana. Untuk sempel 70 dibuka sampai granul mengalir
gr digunakan 200 ml pelarut dan semuanya. Timbunan granul
dipanaskan dalam alat sokletasi ditampung dalam kertas milimeter
dengan suhu 80oC selama 8 jam. blok. Ukur tinggi (h) dan jari–jari
2. Rancangan formula mikroenkapsulasi timbunan (r). Waktu alir yang baik
ektrak ikan sidat kurang dari 10 detik per 100 g dan
Pembuatan sediaan sudut istirahat 25 – 45 oC. Persentase
mikroenkapsulasi diformulasi dalam 3 selisih volume 100 g granul tanpa
formula dengan bahan-bahan yang dimampatkan terhadap volume
digunakan terdiri eksrtak Ikan Sidat, setelah pemampatan. Granul 100 g
bahan pengikat yang digunakan dimasukkan kedalam gelas ukur 100
berbeda-beda, bahan penhancur ml dan volumenya dicatat (Vo),
(primojel), Glidan dan Lubrikan (Mg kemudian dilakukan pengetukan
Stearat - talk (1:9)) dan Laktosa. dengan alat. Volume pada ketukan
Formulasi ketiga mikroenkapsulasi ke-10, 50 dan 500 diukur (V1).
dapat dilihat dalam Tabel 1. Pengetapan Persentase selisih
3. Evaluasi kualitas sediaan granul volume 100 g granul tanpa
Pengujian kadar air dilakukan dimampatkan terhadap volume
dengan cara menempatkan granul setelah pemampatan. Granul 100 g
dalam piringan lalu dimasukkan ke dimasukkan kedalam gelas ukur 100
dalam eksikator yang berisi silica gel ml dan volumenya dicatat (Vo),
selama 4 jam. Waktu alir dan sudut kemudian dilakukan pengetukan
istirahat diuji dengan cara dengan alat. Volume pada ketukan
menimbang granul 75 g kemudian ke-10, 50 dan 500 diukur (V1).
dimasukkan kedalam corong yang
bagian bawahnya ditutup. Corong %T = (V0 - V1) / V0 x 100%

Tabel 1. Formulasi mikroenkapsulasi ektrak ikan sidat


Bahan Kegunaan
I II III
Ektrak ikan sidat Zat aktif 100 mg 100 mg 100mg
Pengikat Pengikat Amilum maydis 10% Gelatin 10% Avicel 10%
Promojel Penghancur 4% 4% 4%
Mg Stearat - talk Glidan dan 1,5% 1,5% 1,5%
(1:9) lubrikan
Laktosa Pengisi Add 500 mg Ad 500mg Add 500 mg

257
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

Hasil dan Pembahasan pada suhu 2200-2300 F. Ampas bahan


Optimalisasi ektraksi ikan sidat yang telah diekstraksi diendapkan pada
spesies Angguilla bacilor yang berasal dasar ketel. Minyak atau lemak yang
dari perairan payau Kabupaten Cilacap dihasilkan dipisahkan dari ampas yang
dilakuakn dengan variasi metode telah mengendap dan pengambilan
ekstraksi. Metode-metode ektraksi yang minyak dilakukan dari bagian atas ketel
dipilih dalam ektraksi ikan sidat terdiri (Putriningtyas et al, 2007).
dari metode rendering basah (wet Ikan sidat merupakan jenis ikan
rendering), rendering kering (dry yang memiliki kandungan ikan lebih
rendering) dan sokletasi. Pada banyak apabila dibandingkan dengan
optimalisasi ektrak ikan sidat jenis-jenis ikan lainnya, sehingga dengan
mengunakan rendering sempel ikan sidat proses rendering kering ikan sidat akan
yang digunakan sama yaitu sebanyak terekstraksi dengan optimal dan
2000 gr atau 2 kg, sedangkan pada menghasilkan rendemen yang banyak.
metode sokletasi sempel yang digunakan Karakteristik sifat fisika dan kimia
berupa ikan siday yang telah dikeringkan ekstraks ikan sidat dengan metode wet
(simplisia) dan ditimbang sebanyak 70 gr rendering adalah uji organoleptis, uji
kemudian dilakukan ektraksi sokletasi. kadar air, uji bilangan peroksida dan
Adapun rendemen yang diperoleh dari bilangan asam dengan hasil sebagai
masing-masing metode ektraksi yang berikut. Uji organoleptis minyak ikan
digunakan disajikan pada Tabel 2. sidat hasil ekstraksi dengan metode wet
Dari Tabel.2 menunjukan bahwa rendering berwarnama kuning,
hasil rendemen ekstrak ikan sidat paling berbentuk cair, berbau amis khas minyak
banyak pada ektraksi ikan sidat ikan. Uji kadar air dilakukan dengan
mengunakan metode rendering tanpa air tujuan mengetahui kandungan air yang
(dry rendering) dengan rendemen terdapat dalam minyak. Uji ini dilakukan
sebesar 8,75%. Dry rendering adalah dengan memanaskan minyak pada suhu
metode rendering tanpa penambahan 130oC sebanyak 5,3%. Uji bilangan
air selama proses berlangsung. Dry peroksida dilakukan dengan mentitrasi
rendering dapat dilakukan dengan minyak ikan sidat. Berdasarkan hasil
beberapa langkah yaitu: sempel titrasi ikan sidat dengan mengunakan
penelitian dikerjakan dalam ketel yang larutan titran berupa Na2S2O3 diperoleh
terbuka dan dilengkap dengan steam bilangan peroksida sebesar 5,8 meq/k.
jacket serta alat pengaduk (agitator). Angka keasaman dilakukan dengan
Sampel dimasukkan dalam ketel tanpa titrasi minyak ikan sidat dengan titran
penambahan air. Bahan tadi dipanasi adalah KOH dan diperoleh angka sam
sambil diaduk. Pemanasan dilakukan lemak bebas sebesar 2,8%.

258
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

Tabel 2. Hasil rendemen optimasi ektrak ikan sidat dengan variasi metode ekstraksi
Metode ekstraksi Rendemen (%)
Dry Rendering ekstrak sebanyak sebesar 175 ml dengan rendemen 8,75
Wet rendering ekstrak sebanyak 38 ml dengan rendemen sebanyak 0,019
Sokletasi ekstrak sebanyak 1,498 ml/gr dengan rendemen sebesar 2,41

Karakteristik ekstrak ikan sidat bilangan peroksida sebesar 67,35 meq


dengan metode rendering kering tamna O2 kg.
adanya penambahan air (dry rendering). Setelah menganalisis
Organoleptis ekstrak ikan sidat dengan karakteristik sifat fisika ektrak ikan sidat,
metode wet rendering berwarna kuning, tahap selanjutnya adalah pembuatan
berbentuk cair, berbau amis khas minyak mikrokapsulas ektrak ikan sidat sebagai
ikan. Penentuan bilangan asam ektrak suplemen kesehatan jantung koronen.
ikan sidat dengan metode dry rendering Hasil pembuatan sediaan mikrokapsulas
sebesar 1,54 mg KOH/gr. Analisis ektrak ikan sidat sebagai suplemen
bilangan peroksida pada ektrak ikan kesehatan jantung coroner dilakukan
sidat dengan metode dry rendering dengan 3 formulasi (seperti Tabel. 1)
sebesar 61,44 ppm penentuan bilangan diperoleh bahwa formulasi yang paling
penyabunan minyak ikan sidat sebesar baik adalah formulasi I (pertama) dengan
253,011 mg KOH/g. Penentuan minyak formulasi sediaan sebagaimana
ikan sidat bertujuan untuk mengetahui tercantum pada Tabel 3.
banyaknya alkali yang butuhkan dalam Pemanfaatan ektrak ikan sidat
melakukan reaksi penyabunan. Bilangan menjadi produk mikrokapsulas perlu
penyabunan dinyatakan dalam jumlah penambahan bahan pengikat yaitu
milligram kalium hidroksida yang Amylum maydis (Corn starch) supaya
dibutuhkan untuk melakukan reaksi dapat mengikat zat aktif dari ektrak ikan
penyabunan 1 gr minyak. sidat, selain itu pengunaan pengikat
Sedangkan untuk karakteristik amylum maydis yang digunakan dalam
sifat fisika dan kimia ekstrak ikan sidat formula sediaan oral dan
dengan metode ektraksi sokletasi direkomendasikan sebagai bahan yang
sebagai berikut. Organoleptis ektrak ikan non iritan dan non toksik. Primojel
sidat hasil ekstraksi dengan sokletasi digunakan sebagai bahan penghancur
berwarna coklat berbentuk cair, berbau dan mempunyai proses desintegran yang
amis khas minyak ikan, Hasil penelitian baik disebabkan oleh absorbsi air cepat
analisis bilangan asam pada ektraks ikan ke dalam tablet, magnesium stearat
sidat dengan metode sokletasi diperoleh digunakan sebagai anti adherent dan
bilangan asam sebesar 6,67%. lubrikan yan baik, mencegah melekatnya
Penentuan peroksida ektrak ikan sidat bahan yan dikempa pada permukaan
dengan metode sokletasi diperoleh punch dan dyes, serta mengurangi
gesekan antara dinding ruang cetak

259
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

dengan sisi tablet pada waktu akan


dikeluarkan dari cetakan. Talcum tidak Pengujian kadar air granul
mempengaruhi stabilitas zat aktif, sifat dilakukan untuk mengetahui susut pada
anti adherent dan glidan yang baik. Bila saat pengeringan granul. Dalam
dikombinasikan dengan magnesium penelitian ini hasil kadar air
stearat dapat saling mengisi dan saling mengindikasikan granul yang diperoleh
membantu satu sama lain. Pengunaan tidak basah / lembab sehingga tidak
laktosa pada sediaan mikroenkapsulasi menggumpal. Granul dari ketiga formula
berfungsi sebagai pengisi, selain itu juga memenuhi persyaratan, yaitu untuk tiap
untuk menutupi bau yang amis dari 100 gram granul mengalir dalam waktu
ektrak ikan sidat. kurang dari atau sama dengan 10 detik.
Penelitian ini dilakukan uji sifat Dari hasil evaluasi granul (Tabel 4) dapat
fisik Kualitas Granul yang meliputi uji dilihat bahwa waktu alir granul pada
organoleptis, pengujian kadar air, waktu formula I paling cepat dibandingkan yang
alir dan sudut istirahat dan indeks lainnya yaitu 7,56 detik yang berkorelasi
pengetapan. Persyaratan mutu granul dengan hasil sudut istirahatterbaik yang
sebagai sediaan farmasi disesuaikan ditunjukkan oleh granul pada formula I.
dengan carr indeks yang tersedia. Sudut istirahat yang baik akan
Adapun evaluasi pembuatan sediaan memberikan waktu alir yang baik pula.
mikroenkapsulasi dilakukan dengan Semakin kecil sudut istirahat maka
langkah atau uji-uji sebagai berikut: Uji waktu alirnya juga semakin singkat. Hasil
organoleptis dilakukan untuk yang diperoleh sudah sesuai dengan
mengetahui bentuk, warna dan, bau, kriteria <400 yang artinya mudah
pada masing-masing formulasi mengalir sehingga granul tidak akan
mikrokapsul. Uji organoleptis mengalami kesulitan pada proses
mikrokapsul ekstraks ikan sidat penabletan. Menurut Banker dan
dilakukan dengan cara mengamati Anderson (1986), granul akan mudah
sediaan secara langsung didapatkan hasil mengalir jika mempunyai sudut istirahat
semua formula berbentuk padat, warna kurang dari 30° dan tidak lebih dari 40°.
kuning kecoklatan, dan bau khas minyak Semakin kecil sudut istirahat maka
ikan sidat. HaHasil pengujian kadar air, waktu alirnya juga semakin singkat
waktu alir dan sudut istirahat pada sesuai dengan hubungan sudut istirahat
sediaan mikrokapsulas ektrak ikan sidat dengan waktu alir yang dapat dilihat
dapat dilihat pada Tabel 4. pada Tabel 5.

Tabel 3. Formulasi mikrokapsulas ektrak ikan sidat


Ekstrak ikan sidat Pengikat Primojel Mg stearate:talk Laktosa
(minyak) (1:9)
100 mg Amilum maydis 10% 4% 1,5% Add 500 mg

260
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

Tabel 4. Hasil pengujian kadar air, waktu dan sudut istirahat


Formulasi Kadar air (%) Sifat alir
Waktu alir (gr/det) Sudut Istirahat (gr/det)
Formula I 3,3 7,23 25,44
Formula II 4,85 7,56 26,70
Formula III 4,27 7,36 28,98

Tabel 5. Tabel hubungan sudut istirahat partikel. Dari data yang diperoleh seperti
dengan aliran serbuk terlihat pada Tabel 6, Indeks pengetapan
(Cartensen, 1977) yang dihasilkan tidak lebih dari 20% yaitu
Sudut Istirahat Aliran
I 9,3 FI (9,3%), FII (12,35%), FIII (10,67%).
II 12,35 Dengan dihasilkannya indeks
III 10,67 pengetapan yang masih dibawah 20%
yaitu formula I, II, III maka semua
Nilai hasil uji kecepatan alir dan
formula tersebut memenuhi standar
sudut istirahat menunjukkan baik
seuai pada Tabel 7. Sifat fisik massa
tidaknya suatu bahan dibuat atau
granul yang baik jika memiliki harga
dikempa menjadi tablet. Dari hasil yang
pengetapan lebih kecil 20 % (Lachman
diperoleh maka granul ektrak ikan sidat
dkk., 1994).
dapat dikempa menjadi bentuk tablet/
kapsul karena memiliki nilai sudut
Tabel 7. Indeks konsolidasi Carr
istirahat yang memiliki aliran yang baik. (Cartensen, 1977)
Hasil pengujian pengetapan pada Indeks Carr Aliran
sediaan mikrokapsul ekstrak ikan sidat 05-11 Sangat baik
12-17 Baik
dapat dilihat pada tabel 6. 18-22 Cukup
13-28 Buruk
Tabel 6. Hasil uji pengetapan sediaan 29-39 Sangat buruk
mikrokapsul ekstrak ikan sidat >40 Sangat buruk sekali
Formulasi Indeks pengetapan (%)
Formula I 9,3 Dari hasil yang diperoleh maka
Formula II 12,35 granul ektak ikan sidat dapat dikempa
Formula III 10,67
menjadi bentuk tablet/ kapsul karena
memiliki nilai sudut istirahat yang
Besar kecilnya indeks
memiliki aliran yang baik sesuai dengan
pengetapan sangat ditentukan oleh
tabel hubungan antara sudut istirahat.
bagaimana campuran granul dalam
Besarnya indeks pengetapan
mengisi ruang antar partikel dan
kemungkinan disebabkan oleh bentuk
memampatkan lebih rapat saat
granul. Granul memampat lebih rapat
terjadinya getaran volumenometer.
sehingga akan menaikkan indeks
Indeks pengetapan dipengaruhi oleh
pengetapan Indeks pengetapan yang
beberapa faktor antara lain bentuk,
baik yaitu yang memiliki nilai kurang dari
kerapuhan, dan distribusi ukuran
20%. Formula I memiliki indeks

261
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

pengetapan yang paling kecil sehingga dan Kesehatan. Yogyakarta (ID):


formula I memiliki indeks pengetapan Graha Ilmu.
yang paling baik.
Fahmi RM, Himawati R. 2010.
Keragaman Ikan Sidat Tropis
Kesimpulan (Anguilla sp.) di perairan sungai
Berdasarkan penelitian Cimandiri Pelabuhan Ratu
optimalisasi ektraksi ikan sidat diperoleh Sukabumi. Prosiding Forum
Inovasi Teknologi Akuakultur.
ektraksi yang paling optimal dalam
ekstraksi ikan sidat adalah dengan Faoziyah RA. 2014. Analisis kandungan
mengunakan metode dry rendering omega-3 pada beberapa spesies
dengan rendemen sebesar 8,75%, ikan sidat di perairan payau
dialnjutkan dengan metode sokletasi Kabupaten Cilacap. Prodi D3
sebesar 2, 41% dan metode wet Farmasi STIKES Al-Irsyad Al-
Islamiyyah Cilacap.
rendering sebesar 0,018%. Formulasi
yang baik dalam pembuatan formulasi Febrianto NA, Tajul AY. 2012. Producing
mikrokapsulas dari ektrak ikan sidat high quality edible oil by using
sebagai suplemen kesehatan pencegah ecofriendly technology: A
review. Journal Food Science and
jantung coroner adalah formula I dengan
Technology. 3(4): 317-326.
kadar air 3,3 %; waktu alir 7,23
gram/detik; sudut istirahat 25,44% dan Gao ZG. 1998. Physicochemical
indeks pengetapan 9,30. characterization and evaluation
of a microemulsion system for
oral delivery of cyclosporin A.
Daftar Pustaka
International Journal of
Aranishi F. 2000. High sensitivity of skin Pharmaceutics 183: 75-86.
cathepsins L and B of European
eel Anguilla anguilla to thermal Indriatmoko S. 2011. Uji Efektifitas
stress. Aquaculture 182: 209– Lendir Ikan Sidat terhadap
213. Bakteri Salmonella typhii. STIKES
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap.
Ebran N, Julien S, Orange N, Auperin B,
Molle G. 2000. Isolation and Ikhrawan. 2004, Minyak Ikan dan
characterization of novel Omega-3, Cakrawala, Jakarta.
glycoproteins from fish
epidermal mucus: Correlation Sumich JL. 1992. An Introduction to the
between their poreforming Biology of Marine Life. Fifth
properties and their Edition. Wm. C. Brown Publish.
antibacterial activities.
Biochimica et Biophysica Acta. Keteren. 2005. Minyak dan Lemak
1467: 271-280. Pangan. Universitas Indonesia
Jakarta.
Estiasih T. 2009. Minyak Ikan: Teknologi
dan Penerapannya untuk Pangan

262
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.17 No. 02 Desember 2020: 253-263

Kiple K, Ornelas KC. 2000. The Microemulsion for Poorly Water-


Cambridge World History of Soluble Antifungal Agent.
Food. Cambridge (UK):
Cambridge University Press. Roy R. 2013. Budi Daya Sidat, Penerbit
Agromedia Pustaka, Jakarta
Kamini et al, 2016. Ekstraksi Dry
Rendering dan Karakteristik Rovara O. 2010. Laporan Akhir Alih
Minyak Ikan Daro Lemak Jeroan Teknologi Pemeliharaan Benih
Hasil Samping Pengolahan Salai Ikan Sidat Teradaptasi Di
Patin Siam. JPHPI. 19(3). Kawasan Segara Anakan, Badan
Pengkajian Dan Penerapan
Putri BA. 2016. Analisis Kadar Albumin Teknologi, Jakarta.
Ikan Sidat (Anguilla marmorata
dan Anguilla bicolor) dan Uji Suitha M, Suhaeri A. 2012. Budidaya
Aktivitas Penyembuhan Luka Sidat. Argomedia, Jakarta
Pada Kelinci (Oryctolagus Selatan 12630.
cuniculus) GALENIKA Journal of
Pharmacy. 2(2): 90–95 Triani O. 2014. Pengembangan, Evaluasi,
dan Uji Aktivitas Antiinfl amasi
Purnajoti P, Patil RT, Sheth PD, Akut Sediaan Nanoemulsi
Bonumareddy G, Dondeti P , Spontan Minyak Jintan Hitam.
Egbaria K. 2002. Dessign and Jurnal Farmasi Indonesia. 7(2).
Development of Topical

263

Anda mungkin juga menyukai