Anda di halaman 1dari 2

FARMASI PEMERINTAHAN

Produk Hukum Terkait :


1. KEPMENKES No. 1426 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengololaan Obat Publik Dan
Perbekalan Kesehatan
2. KEPMENKES No. 1412 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pengadaan Obat Publik Dan
Perbekalan Kesehatan Untuk Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD)
3. Permenkes No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
4. Permenkes No. 35 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan di Apotek
5. Permenkes No. 58 Tahun 2014 Tentang Standar Yanfar di Rumah Sakit
6. Permenkes No. 34 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
7. Permenkes No. 35 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
8. Permenkes No. 36 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
9. Permenkes No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
10. Permenkes No. 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
11. Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Program Terkait :
Target
Kegiatan Sasaran IKK
2015 2016 2017 2018 2019
Tersedianya Persentase ketersediaan
obat, vaksin obat dan vaksin di
77% 80% 83% 86% 90%
dan puskesmas
Peningkatan
perbekalan
ketersediaan
kesehatan
obat publik Persentase instalasi
yang bermutu,
dan farmasi Kabupaten atau
merata, dan
perbekalan Kota yang melakukan
terjangkau di 55% 60% 65% 70% 75%
kesehatan manajemen
pelayanan
pengelolaan obat dan
kesehatan
vaksin sesuai standar
pemerintah.

Sumber :
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Aksi Kegiatan
Tahun 2015-2019. Jakarta.
Prosedur Pendaftaran dan Pengawasan Obat dan Rumah Sakit :
1. Registrasi obat dilakukan oleh Pendaftar dengan menyerahkan dokumen registrasi
2. Obat yang diregistrasi dapat berupa :
a. Obat Produksi Dalam Negeri
b. Obat Impor
3. Obat produksi Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dapat berupa :
a. Produksi sendiri
b. Produksi berdasarkan lisensi
c. Produksi berdasarkan kontrak
4. Obat Produksi Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diedarkan di
dalam negeri dan/atau untuk keperluan ekspor
5. Obat Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat berupa :
a. Obat impor bentuk ruahan
b. Obat impor dalam bentuk produk jadi
6. Obat impor sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diedarkan di dalam negeri
dan/atau untuk keperlun ekspor.

Anda mungkin juga menyukai