Kriscika Guspani 11194761920055 Olmi Nornazriah 11194761920065 Putri Permata Suka A. 11194761920067 Salhah 11194761920070 Talitha Cresentia Rahma 11194761920074 Zainuddin 11194761920078 Kelompok :4 Anti Kolesterol
1. Tanaman herbal yang yang berkhasiat obat anti kolesterol
a. Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia folium) b. Daun kemuning (Murrayae paniculata folium) c. Kelembak (Rheum officinale radix) d. Tempuyung (Sonchus arvensis folium)
2. Formula tanaman herbal anti kolesterol
Resep saintifikasi jamu dan harga perhari R/ Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g Daun kemuning (Murrayae paniculata folium) 3 g Kelembak (Rheum officinale radix) 3 g Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g Gula pasir 2 sdt m.f infusa ad 150 mL S 2dd1 a. Bahan aktif utama yang berkhasiat 1) Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia folium) Secara umum, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago. 2) Daun kemuning (Murrayae paniculata folium) Daun kemuning mengandung polifenol 3) Kelembak (Rheum officinale radix) Akar kelembak mengandung glikosida, krisofanoi,rafontisin dan saponin 4) Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3. Kebenaran bahan a. Jati belanda Penelitian Sukandar et al (2009) membuktikan bahwa pemberian ekstrak air daun jati belanda dengan dosis 50 mg/kgBB mamapu menghambat peningkatan kadar kolesterol total dan LDL secara signifikan. b. Daun kemuning Ekstrak daun kemuning telah terbukti bermanfaat sebagai antikolesterol, hasil penelitian menemukan pada daun kemuning terdapat kandungan tanin, flavonoid, steroid, dan alkaloid. c. Kelembak Ekstrak daun kelembak memiliki efek laksatif sehingga kesempatan absorbsi lemak dan kolestrol menjadi kecil d. Tempuyung Beberapa peneliti yang sudah pernah dilakukan yaitu widodo (Wiranto, 2004) dan Cahyo (1990), meneliti secara in vitro bahwa kandungan flavanoid infusa daun tempuyung dapat melarutkan kalsium oksalat pada ginjal. 4. Evidence base - Analisis Farmakoekonomi Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia, dan Antihiperurisemia) - PENGARUH FORMULA JAMU HIPERKOLESTEROLEMIA TERHADAP FUNGSI HATI Effect of jamu formula for hipercolesterolemia on heart function - UJI KLINIK EFEK FORMULA JAMU PENURUN KOLESTEROL DARAH TERHADAP FUNGSI HATI - OBSERVASI KLINIK FORMULA TANAMAN OBAT SEBAGAI PENURUN KOLESTEROL DARAH 5. Perkiraan zat utama yang berkhasiat a. Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia folium) Secara umum, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago. b. Daun kemuning (Murrayae paniculata folium) Daun kemuning mengandung polifenol c. Kelembak (Rheum officinale radix) Akar kelembak mengandung glikosida, krisofanoi,rafontisin dan saponin d. Tempuyung (Sonchus arvensis folium) flavanoid 6. Analisis mekanisme kerja a. Daun jati belanda Fraksi polifenol daun jati belanda dapat menghambat biosintesis kolesterol Tanin yang banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus. Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. b. Daun kemuning (Murrayae paniculata folium) Daun kemuning sering digunakan untuk mengurangi lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus), memar akibat benturan, rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema, dan Iuka terbuka pada kulit. c. Kelembak (Rheum officinale radix) Kelembak memiliki efek laksatif yang dapat menghambat absorbsi kolestrol d. Tempuyung (Sonchus arvensis folium) Senyawa flavanoid diduga membantu kelarutan kalsium pada batu ginjal. Pada tempuyung ditemukan adanya flavanoid dengn aglikon jenis luteolin dan apigen yang mampu membentuk kompleks dengan kalsium sehingga kalsium larut. Senyawa ini diduga merupakan kompleks khelat antara gugus hidroksi karbonil dari flavanoid dengan ion kalsium dari batu ginjal. 7. Cara Penggunaan : a. Rebus air 150 ml dalam panci sampai mendidih b. Api dikecilkan, lalu masukkan ramuan jamu c. Tunggu sampai 15 menit, sambil sesekali diaduk d. Ramuan dibiarkan dalam keadaan tertutup hingga hangat e. Saring air rebusan, tambahkan gula 2 sdt f. Minum sampai habis Aturan minum: air rebusan diminum 3 kali sehari yaitu setiap 8 jam sekali (pagi, siang, dan malam) 8. Tujuan Penggunaan: menurunkan kadar total kolestrol (3-5.5 mmol/L) dan kadar LDL (85-125 mg/dL) sampai kembali ke angka normal, serta gejala yang dialami pasien berkurang. 9. Proses Pemanenan: a. Daun: dipilih daun tua sebelum menguning, dipetik secara manual (dipetik satu persatu) b. Rimpang: digali atau dicabut dan dibuang akarnya 10. Pembuatan Simplisia: a. Bahan baku yang didapatkan dicuci dengan air yang mngalir untuk menghilangan kotoran yang menempel, kemudian angina-anginkan dilakukan pengeringan didalam oven suhu 50°C selama 7 jam. 11. Standarisasi Simplisia: a. Syarat yang harus dipenuhi antara lain kemurnia simplisia, tidak mengandung pestisida berbahaya, logam berat, dan senyawa toksik dan beberapa persyaratan lain dalam farmakope Indonesia. b. Parameter standarisasi: orgaoleptik, mikroskopis, fluoresensi, kelarutan, reaksi warna pengendapan dan reaksi lain, kromatografi, penetapan kadar, cemaran mikroba dan aflatoksin, cemaran logam berat. 12. Pembuatan ekstraksi: a. Pembuatan ekstraksi dilakukan dengan cara infusa yaitu direbus menggunakan air pada suhu 90°C (Farmakope III,1997) 13. Sediaan air rebusan jamu Anti-Kolesterol (ANKOS) dibuat dalam kemasan botol 1x minum. 14. Pengujian Sediaan menggunakan viscometer untuk menguji viskositas atau kekentalan sediaan. Selain pengujian viskositas juga dilakukan pengujian organoleptis dan kejernihan. 15. Sketsa Produk: sediaan dikemas dalam botol 1x minum (150 ml) dengan menyertakan komposisi, dosis, indikasi, ED, efek samping, cara pemakaian dan cara penyimpanan 16. Pendaftaran Sediaan sebagai Jamu/OHT Proses pendaftaran terdiri atas 2 tahapan yaitu : a. Pendaftaran perusahaan untuk mendapatkan id perusahaan b. Pendaftaran produk Sistem E-Registrasi ini melibatkan proses self assessment, sehingga produk harus dipastikan tidak mengandung bahan yang dilarang digunakan dan memenuhi persyaratan mutu. Aspek yang harus diperhatikan pada registrasi obat tradisional adalah faktor keamanan, mutu, kemanfaatan, label (BPOM, 2012)