Anda di halaman 1dari 22

Kunyit

KANDUNGAN KIMIA : Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang


disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya Kandungan Zat : Kurkumin :
R1 = R2 = OCH3 10 % Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 %
Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton
sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol
dan sineil ) Lemak 1 -3 %, Karbohidrat 3 %, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%,
Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium) sisanya
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar,
Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili,
Cangkrang (Waterproken);
1. Diabetes mellitus
Bahan: 3 rimpang kunyit, 1/2 sendok
the garam
Cara membuat: kedua bahan tersebut
direbus dengan 1 liter air sampai
mendidih, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali
seminggu 1/2 gelas.
2. Tifus
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 bonggol
sere, 1 lembar daun sambiloto
Cara membuat: Semua bahan tersebut
ditumbuk halus dan dipipis, kemudian
ditambah 1 gelas air masak yang masih
hangat, dan di saring.
Cara mengunakan: diminum, dan
dilakukan selama 1 minggu berturutturut.
3. Usus buntu
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir buah
jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren.
Garam secukupnya.
Cara membuat: Kunyit diparut dan
jeruk nipis diperas, kemudian dicampur
dengan bahan yang lain dan disedu
dengan 1 gelas air panas, kemudian
disaring.

Cara menggunakan:diminum setiap


pagi setelah makan, secara teratur.
4. Disentri
Bahan: 1-2 rimpang kunyit, gambir dan
kapur sirih secukupnya
Cara membuat: semua bahan tersebut
direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas
kemudian disaring.
Cara menggunakan:diminum dan
diulangi sampai sembuh.
5. Sakit Keputihan
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam
daun beluntas, 1 gagang buah asam, 1
potong gula kelapa/aren
Cara membuat: semua bahan tersebut
direbus dengan 1 liter air sampai
mendidih, kemudian di saring.
Cara menggunakan:diminum 1 gelas
sehari.
6. Haid tidak lancar
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1/2 sendok
Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji
pala, 1/2 genggam daun srigading.

Cara membuat: semua bahan tersebut


ditumbuk halus kemudian direbus
dengan 1 liter air sampai mendidih,
kemudian disaring
Cara menggunakan:diminum 1 gelas
sehari.

7. Perut mulas pada saat haid


Bahan: 1 rimpang kunyit sebesar 4 cm,
1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 1/2
rimpang kencur sebesar 4 cm
Cara membuat: semua bahan tersebut
dicuci bersih dan diparut untuk
diambil airnya, kemudian di tambah
dengan perasan jeruk nipis, diseduh
dengan 1/2 gelas air panas dan
disaring.
Cara menggunakan:ditambah garam
dan gula secukupnya dan diminum
pada hari pertama haid.
8. Memperlancar ASI
Bahan: 1 rimpang kunyit
Cara membuat: kunyit ditumbuk
sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan sebagai
kompres diseputar buah dada 1 kali
setiap 2 hari.
9. Cangkrang (Waterproken)
Bahan: 2 rimpang kunyit, 1 genggam
daun eceng,

Cara Membuat: semua bahan tersebut


ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: dioleskan pada
bagian yang kena cangkrang.
10. Amandel
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk
nipis, 2 sendok madu
Cara membuat: Kunyit diparut, jeruk
diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu dan
1/2 gelas air hangat, diaduk sampai
merata dan disaring
Cara menggunakan:diminum secara
rutin 2 hari sekali.
11. Berak lendir
Bahan: 1 rimpang kunyit, 1 potong
gambir, 1/4 sendok makan kapur
sirih
Cara membuat: semua bahan tersebut
direbus bersama dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1
gelas dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali
sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.
12. Morbili
Bahan: 1 rimpang kunyit dan 1
rimpang dringo bengle
Cara membuat: kedua bahan tersebut
ditumbuk bersama sampai halus
Cara menggunakan:dioleskan pada
seluruh badan sebagai bedak

Jahe
Uraian :
Tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau.
Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk,
bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong,
panjang 2-2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.

Komposisi :
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol,
filandrena, dan resin pahit.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Tajam dan sumelada. Khasiat Karminatif, stomakik, stimulans, dan
diaforetik. PENELITIAN Latifah,1987. Jurusan Farmasi, FMIPA UNPAD. Telah
melakukan penelitian pengaruh analgesik perasan rimpang Jahe Merah pada
mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan rimpang Jahe memberikan
efek yang nyata terhadap perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang
diberikan, semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi (efek pengurangan
sensitifikasi rasa sakit). Pemberian perasan rimpang Jahe Merah antara 199,8 mg/kg
dan 218,0 mg/kg bb mempunyai daya analgesik yang setara dengan daya analgesik
asam salisilat 10 mg /kg bb. Ema Viaza,1991. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah
melakukan penelitian efek antijamur Jahe terhadap jamur Tricophyton
mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Dari hasil penelitian
tersebut, ternyata jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan
Microsparum canis memberikan kadar hambat minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5
mg/ml. Berdasarkan zona hambatan yang diperoleh, efek antijamur tertinggi
diberikan terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, kemudian disusul
Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Catatan Jahe dapat dibedakan atas
dua jenis. 1. Jahe Pahit. 2. Jahe Merah (sunti).

Kegunaan
1. Asi.
2. Batuk.
3. Membangkitkan nafsu makan.
4. Mulas.
5. Perut kembung.
6. Serbat.
7. Gatal (obat luar).
8. Luka (obat luar).
9. Sakit kepala (obat luar).
10. Selesma (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Mulas
Ramuan:
Jahe Merah (parut) 3 rimpang
Cara pembuatan: Diperas.
Cara pemakaian: Diminum 3 kali
sehari 1 sendok teh.

Lama pengobatan: Diulang selama 3


hari.
Serbat
Ramuan:
Jahe 1 rimpang
Bunga Cengkih 2 biji
Buah Kemukus 4 biji
Buah Cabai Jawa 3 biji
Sereh 1 ruas jari tangan
Biji Pala 1 / 5 butir
Daun Jeruk Purut 1/2 lembar
Kulit Kayu Manis sedikit
Gula Aren secukupnya
Air 200 ml
Cara pembuatan: Dibuat infus atau
diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali
sehari, pagi dan sore, tiap kali minum
100 ml.

Lama pengobatan : Diulang selama 4


hari.
ASI
Ikan dan udang baik sekali untuk
melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi
rentan terhadap ASI yang berbau ikan
atau udang. Untuk mencegah hal
tersebut ibu menyusui harus makan
lalap Jahe atau Kemangi.
Sakit kepala dan Selesma (Influenza)
Penderita influenza biasanya merasa
nyeri di punggung dan di pinggang
(greges-greges). Untuk mengurangi
rasa nyeri tersebut penderita dapat
diobati dengan ramuan sebagai
berikut.
Jahe Merah beberapa rimpang
Air secukupnya
Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.

Cara pemakaian:
Tambahkan minyak kelonyo
secukupnya dan gosokkan pada
bagian badan yang terasa nyeri. Untuk
sakit kepala ditempelkan pada pelipis
dan belakang telinga penderita.
Selesma
Ramuan:
Jahe Merah 1 rimpang
Herba Poko segar 1 genggam
Buah kemukus 6 butir
Biji Jintan Hitam 2 butir
Air sedikit
Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:
Pindahkan ramuan ke kain bersih dan
ikat dengan tali, kemudian masukkan
ke dalam cuka hangat dan oleskan ke
seluruh badan, agar mempercepat
keluarnya keringat.

Sambiloto
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk
meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil.
KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang
terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat
flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik,
dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon,
andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif
andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari
zat toksik).
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas
aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli.

2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya
merangsang daya fagositosis sel darah putih.
3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang
menyebabkan panas pada kelinci.
4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan
trofosit plasenta.
5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh
darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik,
antiinflamasi, dan antibakteri.
6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid
dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik.
7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat
menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM,
1978).
8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu
tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988).
9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis,
Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan
Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. Soemiati** dan Lily
Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta
Perhipba No.Flll, Jan-Maret 1995).
10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan
konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang
diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida (Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus,
AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat
Indonesia vol. 3 No. 1, 1996)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang
amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang
saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah
(OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing
manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak
napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus
hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,;
Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas
(tumor trofoblas), tumor paru.;

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :


Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini
mulai berbunga. Setelah dicuci,

dipotong-potong seperlunya lalu


dikeringkan.
INDIKASI :

Herba sambiloto ini berkhasiat untuk


mengatasi:
- hepatitis, infeksi saluran empedu,
- disentri basiler, tifoid, diare,
influenza, radang amandel (tonsilitis),
abses paru, radang paru
(pneumonia), radang saluran napas
(bronkhitis), radang ginjal akut
(pielonefritis akut), radang telinga
tengah (OMA), radang usus buntu,
sakit gigi,
- demam, malaria,
- kencing nanah (gonore),
- kencing manis (DM),
- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an
(pertusis), sesak napas (asma),
- darah tinggi (hipertensi),
- kusta (morbus hansen = lepra),
- leptospirosis,
- keracunan jamur, singkong, tempe
bongkrek, makanan laut,
- kanker: penyakit trofoblas seperti
kehamilan anggur (mola hidatidosa)
dan penyakit trofoblas ganas (tumor
trofoblas), serta tumor paru.
CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 20 g
direbus atau herba kering digiling
halus menjadi bubuk lalu diseduh,
minum atau 3 - 4 kali sehari, 4 - 6
tablet. Untuk pengobatan kanker,
digunakan cairan infus, injeksi, atau
tablet. Untuk pemakaian luar, herba
segar direbus lalu airnya digunakan
untuk cuci atau digiling halus dan
dibubuhkan ke tempat yang sakit,
seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal,
atau bisul.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10
- 15 lembar direbus dengan 2 gelas

air sampai tersisa 1 gelas. Setelah


dingin disaring, tambahkan madu
secukupnya lalu diminum sekaligus.
Lakukan 3 kali sehari.
2. Disentri basiler, diare, radang
saluran napas, radang paru
Herba kering sebanyak 9 - 15 g
direbus dengan 3 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring. Air rebusannya diminum
sehari 2 kali, masing-masing 1/2
gelas.
3. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca
oleracea) sebanyak 500 g diuapkan
selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan
diperas. Air perasan yang terkumpul
ditambahkan bubuk kering sambiloto
sebanyak 10 g sambil diaduk.
Campuran tersebut lalu diminum,
sehari 3 kali masing-masing 1/3
bagian.
4. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1
g diseduh dengan cangkir air panas.
Setelah dingin diminum sekaligus,
Lakukan 3 - 4 kali sehari.
5. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1
genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2
cangkir air bersih, saring lalu minum
sekaligus. Daun segar yang digiling
halus juga bisa digunakan sebagai
tapal badan yang panas.
6. TB paru
Daun sambiloto kering digiling
menjadi bubuk. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk rata lalu
dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil

ini Ialu diminum dengan air matang.


Sehari 2 - 3 kali, setiap kali minum 15
- 30 pil.
7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir
air panas. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk.
Setelah dingin minum sekaligus.
Lakukan sehari 3 kali.
8. Radang paru, radang mulut,
tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto
sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan air
panas. Setelah dingin tambahkan
madu secukupnya lalu diminum
sekaligus.
9. Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9
g dicuci lalu dibilas dengan air

matang. Bahan tersebut lalu dikunyah


dan aimya ditelan.
10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi
telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9
- 15 g direbus dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum 2 kali sehari @
1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar
dicuci lalu digiling halus dan diperas.
Airnya digunakan untuk tetes telinga.
11. Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak
1/2 genggam dicuci lalu direbus
dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum sehabis makan,
3 kali sehari @ 3/4 gelas.
12. Kencing nanah
Sebanyak 3 tangkai sambilo

Mengkudu
Komposisi :
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak
sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan.
Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin,
damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.

Uraian :
Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat tumbuh di dataran
rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan
tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon
3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya
berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap

dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan kecil-kecil
terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di
hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik
pada kaki;
1. Hipertensi
Bahan: 2 buah Mengkudu yang
telah masak di pohon dan 1 sendok
makan madu.
Cara Membuat: buah mengkudu
diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu
sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan: diminum dan
diulangi 2 hari sekali.
2. Sakit Kuning
Bahan: 2 buah Mengkudu yang
telah masak di pohon dan 1 potong
gula batu.
Cara Membuat: buah mengkudu
diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu
sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan : diminum dan
diulangi 2 hari sekali.
3. Demam (masuk angin dan infuenza)
Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1
rimpang kencur;
Cara Membuat: kedua bahan
tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1
gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali
1 hari, pagi dan sore.

4. Batuk
Bahan: 1 buah Mengkudu dan
genggam daun poo (bujanggut);
Cara Membuat: kedua bahan
tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1
gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali
1 hari, pagi dan sore.
5. Sakit Perut
Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus,
ditambah garam dan diseduh air
panas.
Cara menggunakan: setelah dingin
disaring dan diminum.
6. Menghilangkan sisik pada kaki
Bahan: buah Mengkudu yang sudah
masak di pohon.
Cara menggunakan: bagian kaki
yang bersiisik digosok dengan buah
mengkudu tersebut sampai merata,
dan dibiarkan selama 5-10 menit,
kemudian dibersihkan dengan kain
bersih yang dibasahi dengan air
hangat.

Habbatus Saudaa/Jintan Hitam (Nigella sativa,L.)


Zat-zat aktif Ekstrak Habbatus Sauda dan Khasiatnya terhadap Pengobatan
Zat Aktif

Khasiat

Zat Aktif

Khasiat

Alanine

Antioksidan

Methionine

An ti Catarrh, Anti
eksim kulit, cancer
preventive,
antioksidan

Anti
inflamasi/paradang
an

Asam myristat

Cancer preventive,
lubricant

Arginine

Anti hipertensi
(diuretik),
penambahan sel
sperma, stimulan
kelenjar hipofisis

Nigellone

Anti asma, anti


bronkitis, anti
histamin, anti
spasmodic

Asam
askorbat

Anti rematik,
antibiotik, anti flu,
anti tukak
lambung, cancer &
asma preventive

Asam oleat

Anti inflamasi,
cancer preventive

Asparagine

Anti sickling, anti


hipertensi
(diuretik)

Asam palmitat

Anti pendarahan
(fibrinolitik)

Antibiotik, anti
kanker, anti tumor,
anti aktivitas
keganasan

Fenilalanin

Anti parkison, anti


depresi

Anti alergi, anti


aterosklerosis, anti
osteoporosis

Fitosteros

Pencegahan
penyerapan
kolesterol kedalam
darah, pengelaran
kolesterol dari tubuh,
pencegahan
pertumbuhan tumor
usus besar,

spinasterol

Sisterol

Calsium

payudara, dan
kelenjar prostat, anti
inflamasi
Carvone

Antiseptik, cancer
preventive,
carminative,
insectifuge

Potassium

Anti depresi,anti
fatigue (lesu), anti
hipertensi,anti
spasmodic,
menyehatkan
rambut dan kulit

Chromium

Penormalan
metabolisme gula
darah,
meningkatkan
kepekaan sel pada
insulin (NIDDM),
meningkatkan
kadar kolesterol
dan trigleserida,
memperbaiki
toleransi sel
terhadap glukosa
darah

Selenium

Antioksidan utama,
menurunkan resiko
terjadinya kanker
usus besar, paruparu, dan kelenjar
prostat, menjadikan
jaringan tubuh lebih
elastis, anti ketombe

Cobalt

Menstimulasi
produksi sel darah
merah

Serine

Cancer preventive

Copper

Membantu
pembantukan
formasi eritrosit
dan sel-sel darah di
sumsum tulang
belakang

Sodium/natriu
m

Meningkatkan
tekanan darah

Cystein

Anti penyakit
hemosistinuria

Stigmastrol

Anti hepatotoksik,
anti inflamasi, anti
virus, cancer
preventive, ovulant
(penyubur sel-sel
telur)

DLimonene

Anti kanker
payudara, cancer
preventive, anti

Tannin

Anti tumor, anti


biotik, anti kanker,
anti aktivitas

tumor promoter

kaganasan,anti
diare, anti disentri,
antioksidan, anti
tukak lambung, anti
virus

Fiber

Anti diabetes
mellitus, anti
kegemukan, anti
tumor, anti tukak
lambung,cancer
preventive,
proteksi jantung,
obat pencahar

Threonin

Antibiotik, antibiotik
gram positif
(streptokokkus)

Glukosa

Anti varicose,
memperkuat daya
ingat

Thymohidroqui
none

Antirematik, anti
asma,
antibiotik,antihistami
n, antioksidan

Asam
glutamat

Anti epilepsi, anti


kejang, anti
retardasi mental

Tryptophan

Anti nyeri, anti


anxietas (panik), anti
demensia (pikun),
anti hipertensi, anti
parkison, anti
migrain, anti
insomnia

Glycine

Anti tukak
lambung, anti
maag, cancer
preventive

Tyrosine

Anti parkison, cancer


preventive

Hederagini
n

Anti alergi, anti


kerapuhan pada
pembuluh darah,
anti fibrolitic, anti
inflamasi, anti
jamur

Thymoquinone

Anti rematik, anti


asma, anti biotik,
antioksidan

Iodine

Menormalkan
produksi energi,
pembakar lemak,
memperbaiki
kelainan jiwa,
menormalkan

Vitamin A

Penting untuk
pertumbuhan dan
perbaikan sel-sel
tubuh, penjagaan
kehalusan kellit dan
penyakit kulit

kondisi rambut,
kulit & gigi

lainnya, menurunkan
resiko kanker paruparu

Zat besi

Anti anemia, anti


menoragia

Vitamin B1

Membantu
pencernaan
karbohidrat,
membantu
metabolisme sel-sel
saraf, otot-otot dan
otot jantung,
membantu
pertumbuhan tubuh,
menormalkan
kelainan indera
pengecap

Isoleucine

Anti peradangan
otak besar

Vitamin B2

Membantu
metabollisme
karbohidrat, lemak
dan protein,
membantu
pembentukan
formasi antibodi dan
sel eritrosit,
membantu kondisi
kesehatan secara
umum dengan
memelihara
kemampuan mata,
kulit, kuku dan
rambut

Leucine

Anti peradangan
otak besar, zat
essensial tubuh

Zinc

Antioksidan, penting
untuk penyembuhan
dan pengeringan
luka terbuka,
mempertahankan pH
tubuh

Asam
linoleat

Anti anafilaktik,
anti aterosklerosis,
anti rematik, anti
eksim kulit, anti
histmin, anti

lysine

Anti hepatitis, anti


perlemakan hati
karena alkohol

menorgia, cancer
preventive
Magnesiu
m

Menormalkan
aktivitas otot-otot
jantung, pengubah
gula menjadi
energi

Tabel Perbandingan Obat Tradisional dan Obat Kimia


No
.

Obat Tradisional

Obat Kimia
Harga relatif mahal karena

1.

Harganya terjangkau

faktor impor.

Efek samping relatif kecil bahkan


ada yang sama sekali tidak
menimbulkan efek samping jika

Efek samping pengobatan lebih

2.

digunakan secara tepat.

sering terjadi.

3.

Reaksinya lambat.

Reaksinya cepat.

Memperbaiki keseluruhan sistem

Hanya memperbaiki beberapa

tubuh.

sistem tubuh.

Efektif untuk penyakit kronis yang

Relatif kurang efektif untuk

sulit diatasi dengan obat kimia.

penyakit kronis

4.

5.

Terapi sampingan: diet terhadap


makanan tertentu dan perlakuan
tertentu pada tubuh seperti

6.

Terapi sampingan: Diet terhadap

bedah atau operasi dan

makanan tertentu.

manajemen stres

Efek samping obat tradisional relatif kecil jika digunakan secara


tepat, yang meliputi :
Kebenaran bahan Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies
yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan
menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.
Ketepatan dosis Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak
bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya
resep dokter. Buah mahkota dewa, misalnya, hanya boleh dikonsumsi dengan
perbandingan 1 buah dalam 3 gelas air. Sedangkan daun mindi baru berkhasiat jika
direbus sebanyak 7 lembar dalam takaran air tertentu
Ketepatan waktu penggunaan Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi
nyeri haid dan sudah turun-temurun dikonsumsi dalam ramuan jamu kunir asam
yang sangat baik dikonsumsi saat datang bulan, Akan tetapi jika diminum pada
awal masa kehamilan beresiko menyebabkan keguguran. Hal ini menunjukkan
bahwa ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau
tidaknya efek yang diharapkan.
Ketepatan cara penggunaan Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif
yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan
membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya. Sebagai contoh
adalah daun Kecubung jika dihisap seperti rokok bersifat bronkodilator dan
digunakan sebagai obat asma. Tetapi jika diseduh dan diminum dapat
menyebabkan keracunan / mabuk
Ketepatan telaah informasi Perkembangan teknologi informasi saat ini
mendorong derasnya arus informasi yang mudah untuk diakses. Informasi yang
tidak didukung oleh pengetahuan dasar yang memadai dan telaah atau kajian yang
cukup seringkali mendatangkan hal yang menyesatkan. Ketidaktahuan bisa
menyebabkan obat tradisional berbalik menjadi bahan membahayakan.

QS Al-anam : 99

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan
itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu
butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang
menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(QS
Al-Anam: 99)

Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya
menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh tumbuhan, yang
pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan
bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada
tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan(11).(QS An-Nahl: 10-11)

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan


semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka
maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (QS YASIN: 36).
Jahe telah disebutkan oleh Allah dalam firmannya QS Al-Insan ayat 17 yang artinya:
Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah
jahe.
Jahe merupakan tumbuhan yang memiliki berbagai manfaat. Dengan memanfaatkan
akarnya, kita dapat menggunakan jahe sebagai obat seperti untuk menghangatkan badan untuk
menghilangkan masuk angin dan lain sebagainya. Selain digunakan sebagai obat, jahe biasanya
juga dipakai untuk rempah-rempah, pewangi makanan dan lain sebagainya.
Abu Nuaim di dalam kitab ath-Thibb an-Nawawi menyebutkan riwayat dari hadits Abu
Said al-Khudriyy, ia berkata, Raja (kaisar) Romawi memberi hadiah kepada Nabi saw. Berupa

satu bejana berisi jahe, lalu beliau memberi makan masing-masing orang satu potong, beliau juga
memberiku sepotong.

Dalam Al Quran pun telah dijelaskan tumbuhan yang sangat bermanfaat


Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan (QS Al_Anam [6]: 141)
Selain itu firman Allah yang menyebutkan tumbuhan atau hewan sebagai obat,
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan (QS
An-Nahl [16]: 69)
Ayat-ayat tersebut, membuktikan sesungguhnya pada zaman para Nabi pun telah dikenal obat-obatan
alami dengan penggunaan ukuran yang sesuai. Sekali lagi, hal ini membuktikan bahwa Al-Quran
adalah kitab yang didalamnya berisi berita dan informasi yang semuanya terbukti kebenarannya. AlQuran dijadikan petunjuk bagi manusia, sebagai sumber yang hakiki agar manusia selamat dunia dan
akhirat.

INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT HERBAL


A. INTERAKSI OBAT
1. Definisi
Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat berubah karena kehadiran obat lain,
makanan, minuman, atau zat kimia lainnya (Stockley,2005). Interaksi obat dapat
didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan
pada awalnya atau diberikan bersamaan; atau bila dua atau lebih obat berinteraksi
sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas suatu obat atau lebih berubah
(Fradgley, 2003).
2. Pasien yang rentan terhadap interaksi obat
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerentanan pasien terhadap interaksi
obat diantaranya; lansia, orang yang minum lebih dari 1 obat, yang mempunyai
gangguan fungsi ginjal, penyakit akut, penyakit yang tidak stabil, pasien yang
mempunyai karakteristik penyakit genetik tertentu dan pasien yang dirawat oleh
lebih dari satu dokter. Banyak pasien yang sakit parah memperoleh bermacammacam obat dan ini akan sulit membedakan antara toksisitas dan gejala atau
tanda-tanda penyakit yang dideritanya. Bila kondisi pasien berubah, terutama jika
pasien tersebut sakit parah atau pasien tersebut lansia, semua obat dalam terapi
harus ditinjau sebagai penyebab masalah, terutama bila ada lebih dari 1 dokter
yang menangani pengobatan pasien tersebut (Fradgley, 2003).
3. Interaksi obat yang bermakna klinis
Waktu timbulnya reaksi dapat sangat bervariasi tergantung dosis, rute pemberian,
adanya metabolit aktif dan waktu paruh obat yang bersangkutan. Mekanisme
interaksi juga dapat mempengaruhi waktu mulai munculnya reaksi. Penginduksi
enzim menstimulasi produksi enzim metabolisme yang baru dan ini memerlukan
waktu antara 2-3 minggu sebelum efek interaksinya maksimum. Sebaliknya
penghambatan enzim mempengaruhi metabolisme hepatik dalam 24 jam (Fradgley,
2003).
Tidak semua interaksi obat bermakna klinis beberapa obat secara teoritik mungkin
terjadi sedangkan interaksi obat yang lain harus dihindari kombinasinya atau
memerlukan pemantauan yang cermat. Banyak interaksi obat kemungkinan besar
berbahaya terjadi hanya pada sejumlah kecil pasien. Seorang farmasis seharusnya
lebih memperhatikan kemungkinan terjadinya interaksi obat bila pasien tersebut
memperoleh obar yang termasuk dalam kelompok ini. Banyak zat yang berinteraksi
tidak dianggap sebagai obat oleh pasien meliputi obat-obat yang dibeli untuk
pengobatan sendiri, obat tradisional atau sediaan homeopati. Semua memiliki
kemungkinan berinteraksi dengan obat obat yang telah diresepkan untuk pasien
tersebut. Beberapa jenis makanan tertentu dapat myebabkan interaksi (Fradgley,
2003).
Bilamana kombinasi terapi mengakibatkan perubahan yang tidak diinginkan atau
komplikasi terhadap kondisi pasien, maka interaksi tersebut digambarkan sebagai

interaksi yang bermakna klinis. Kejadian interaksi obat yang bermakna klinis
biasanya kecil, namun sejuml;ah pasien mempunyai resiko yang besar terhadap
morbiditas dan mortalitas. Interaksi obat dapat membahayakan baik dengan
meningkatkan toksisitas obat atau dengan mengurangi khasiatnya. Namun interaksi
beberapa obat menguntungkan dengan meningkatkan sinergisitas efek obat
(Fradgley, 2003).
4. Klasifikasi
Menurut (Fradgley, 2003). Mekanisme interaksi obat dapat terbagi menjadi :
a) Interaksi Farmakokinetik
Interaksi ini dapat terjadi pada beberapa tahap meliputi absorbsi, distribus,
metabolisme, dan ekskresi.
1) Absorbsi
Pada obat yang diberikan secara oral, absorbsinya disaluran pencernaan komleks
dan bervariasi sehingga menyebabkan interaksi obat tipe ini akan sulit diperkirakan.
Absorbsi obat tergantung dari formulasi farmasetik, pKa, dan kelarutan obat dalam
lemak, disamping pH, flora bakteri dan aliran darah dalam organ pencernaan (usus
besar, usus halus dan lambung). Jadi kita perlu membedakan atara interaksi yang
berkaitan dengan absorpsi tidak bermakna secara klinis dan dapat diatur dengan
memisahkan waktu pemberian obat, biasanya dengan selang waktu minimal 2 jam.
2) Ikatan obat protein
Terjadi bila 2 obat berkompetisi pada tempat ikatan denga protein plasma yang
sama dan satu atau lebih obar didesak dari ikatannya dengan protein tersebut. Hal
ini mengakibatkan peningkatan sementara konsentrasi obat bebas (aktif), biasanya
peningkatan ini disertai peningkatan metabolisme dan eksresi. Konsentrasi total
obat turun menyesuaikan dengan peningkatan fraksi obat bebas. Bagaimanapun
efek farmakologi keseluruhan minimal kecuali bila pendesakan tersebut diikuti
dengan inhibisi metabolik.
3) Metabolisme hepatik
Banyak obat dimetabolisme di hati terutama dimetabolisme oleh enzim CYP 450
monooksigenase. Induksi enzim oleh suatu obat dapat meningkatan kecepatan
metabolisme obat lain dan mempengaruhi efek. Induksi enzim melibatkan sintesis
protein, jadi efek maksimum yang dicapai sekitar 2-3 minggu. Sebaliknya inhibisi
enzim dapat mengakibatkan akumulasi dan peningkatan toksisitas obat lain. Waktu
terjadinya reaksi akibat inhibisi enzim merupakan efek langsung biasanya lebih
cepat daripada induksi enzim. Banyak enzim di hepar melibatkan banyak enzim,
enzim utama adalah CYP 450.
4) Klirens ginjal
Obat dieliminasi melalui ginjal dengan filtrasi glumerolus dan sekresi tubular aktif.
Jadi, obat yang mempengaruhi ekskresi obat melalui ginjal dapat mempengaruhi
konsentrasi obat lain dalam plasma. Hanya sejumlah kecil obat yang cukup larut air

yang mendasarkan ekskresinya melalui ginjal sebagai eliminasi utamanya yaitu


obat yang tanpa lebih dahulu dimetabolisme di hati. Yang perlu diperhatikan
tentang interaksi tipe ini adalah tergantung pada jumlah obat dan atau
metabolitnya yang diekskresikan lewat ginjal.
b) Interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi dimana efek suatu efek obat diubah oleh
obat lain pada tempat aksi. Hal ini dapat terjadi kompetisi pada reseptor yang sama
atau interaksi obat pada sistem fisiologi yang sama. Interaksi jenis ini tidak mudah
dikelompokan seperti interaksi-interaksi yang mempengaruhi konsentarsi obat
dalam tubuh tetapi terjadinya interaksi tersebut lebih mudah diperkirakan dari efek
farmakologi obat yang dipengaruhi. Beberapa mekanisme serupa mungkin dapat
terjadi secara bersama-sama. Berikut ini macam-macam interaksi farmakodinamik;
1. Sinergisme
Yang paling umum terjadi adalah sinergisme antara dua obat yang bekerja pada
sistem, organ, sel, atau enzim yang sama dengan efek farmakologi yang sama.
2. Antagonisme
Terjadi bila obat yang berinteraksi memiliki efek farmakologi yang berlawanan. Hal
ininmengakibatkan pengurangan hasil yang diinginkan dari satu atau lebih obat.
3. Efek reseptor tidak langsung
Kombinasi obat dapat bekerja melalui mekanisme saling mempengaruhi efek
reseptor yang meliputi sirkulasi kendali fisiologi atau biokimia.
4. Gangguan cairan dan elektronik
Interaksi obat dapat mengakibatkan gangguna keseimbangan cairan dan elektrolit.
Interaksi obat dapat dibedakan menjadi :
1. Berdasarkan level kejadiannya, interaksi obat terdiri dari established (sangat
mantap terjadi), probable (interaksi obat dapat terjadi), probable (interaksi obat
dapat terjadi), suspected (interaksi obat diduga terjadi), possible (interaksi obat
mungkin terjadi/belum pasti terjadi), serta unlikely (interaksi obat tidak terjadi).
2. Berdasarkan onsetnya, interaksi obat dapat dibedakan menjadi dua yaitu
interaksinobatbdengan onset cepat (efek terlihatbdalam 24 jam), dan interaksi obat
dengan onset lambat (efek terlihat setelah beberapa hari bahkan beberapa
minggu).
3. Berdasarkan keparahannya, interaksi obat dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu : mayor (dapat menyebabkan kematian), moderat (efek sedang), dan minor
(tidak begitu bermasalah dan dapat diatasi dengan baik).
4. Berdasarkan signifikansinya, interaksi obat dapat dibagi menjadi lima, yaitu:
a. Signifikansi tingkat 1
Interaksi dengan signifikansi ini memilikinkeparahan mayor dan terdokumentasi
suspected, probable, established,
b. Signifikansi Tingkat 2
Interaksi dengan signifikansi kedua ini memiliki tingkat keparahan moderat dan
terdokumentasi suspected, probable, established.
c. Signifikansi Tingkat 3

Interaksi ini memiliki keparahan minor dan terdokumentasi suspeceted.


d. Signifikansi Tingkat 4
Interaksi ini memiliki keparahan mayor/moderat dan terdokumentasi possible.
e. Signifikansi Tingkat 5
Interaksi dalam signifikansi ini dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu tingkat
keparahan minor yang terdokumentasi possible dan yang terdokumentasi unlikely.
Obat herbal atau tumbuhan obat adalah obat-obatan yang digunakan berasal dari
tumbuhan dan belum mengalami proses kimia dilaboratorium.
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah
bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara
traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Upaya menempatkan obat herbal sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
formal harus disertai peningkatan mutu, standarisasi, dan pelaksanaan uji
farmakologi agar terbukti khasiat dan keamanannya. Tujuannya untuk menghindari
kemungkinan adanya efek samping obat herbal dan memenuhi sebagian kebutuhan
obat nasional. Selama ini upaya beralih ke obat herbal masih sulit dilakukan karena
khasiat dan keamanannya belum terjamin, kandungan senyawa aktifnya belum
terstandar, sehingga sulit menentukan dosis pemakaian. Saat ini 11.000 spesies
tanaman dimanfaatkan untuk obat, 500 spesies di antaranya sering digunakan.
Tanaman herbal mengandung zat kimia, antara lain, golongan alkaloid, flavonoid,
minyak esensial, dan glikosida. Jumlah dan jenis kandungan kimia pada bagian
tanaman, seperti akar, daun, dan umbi dapat berbeda, jumlah kandungan kimia
ditentukan banyak faktor, misalnya jenis tanah, iklim, pengolahan pasca panen.
Bentuk sediaan obat memengaruhi zat kimia yang terkandung. Obat herbal di
Indonesia berbentuk jamu, ekstrak terstandar, dan fitofarmaka (uji klinik).
Kandungan zat kimia pada obat herbal bisa menimbulkan efek samping dan toksik.
Efek samping itu bisa disebabkan obat itu sendiri maupun oleh kontaminan atau zat
sintesis yang ditambahkan. Kemungkinan efek samping makin besar jika memakai
banyak obat, pasien berusia lanjut, atau menderita penyakit terutama ginjal dan
hati. Interaksi obat herbal dengan obat modern ini penting untuk obat dengan batas
keamanan sempit atau indeks terapi rendah, sehingga dapat meningkatkan
toksisitas atau efek samping dan dapat mengurangi efektivitas kerja obat. Interaksi
obat herbal dengan obat modern bisa membahayakan, seperti perdarahan,
gangguan jantung, atau kerja obat jadi tidak efektif. Tetapi kandungan pada obat
herbal bahan alam umumnya bersifat seimbang dan saling menetralkan, sehingga
efek samping obat herbal jauh lebih kecil dibandingkan dengan obat sintesa.
PERBEDAAN OBAT KIMIAWI DAN OBAT HERBAL
Obat Kimiawi :
1. Lebih diarahkan untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.

2. Bersifat sympthomatis yang hanya untuk mengurangi penderitaannya saja.


3. Bersifat paliatif artinya penyembuhan yang bersifat spekulatif, bila tepat penyakit
akan sembuh, bila tidak endapan obat akan menjadi racun yang berbahaya.
4. Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut (butuh pertolongan
segera) seperti asma akut, diare akut, patah tulang, infeksi akut dan lain-lain.
5. Reaksi cepat, namun bersifat destruktif artinya melemahkan organ tubuh lain,
terutama jika dipakai terus-menerus dalam jangka waktu lama.
6. Efek samping yang bisa ditimbulkan iritasi lambung dan hati, kerusakan ginjal,
mengakibatkan lemak darah.
7. Reaksi terhadap tubuh cepat.
Obat Herbal :
1. Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi serta organorgan yang rusak.
2. Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun kembali organorgan, jaringan atau sel-sel yang rusak.
3. Bersifat kuratif artinya benar-benar menyembuhkan karena pengobatannya pada
sumber penyebab penyakit.
4. Lebih diutamakan untuk mencegah penyakit, pemulihan penyakit-penyakit
komplikasi menahun, serta jenis penyakit yang memerluakan pengobatan lama.
5. Reaksi lambat tetepi bersifat konstruktif atau memperbaiki dan membangun
kembali organ-organ yang rusak.
6. Efek samping hampir tidak ada, asalkan diramu oleh herbalis yang ahli dan
berpengalaman.
Dari beberapa penelitian menunjukkan, beberapa bahan herbal memberikan
interaksi yang merugikan antara obat tradisional dengan obat kimia. Berikut ini
beberapa contoh bahan herbal yang dapat menimbulkan interaksi jika dikombinasi
dengan obat kimia:
1. Ginkgo biloba
Interaksi antara ginkgo biloba (yang berfungsi untuk menghambat faktor
pengaktifan platelet) dengan obat yang memiliki efek sebagai antikoagulan atau
antiplatelet, seperti aspirin dapat memperhebat terjadinya pendarahan.
2. Echinaceae
Echinacea biasanya diindikasikan untuk meningkatkan imunitas. Penggunaan
echinaceae bersama dengan ketoconazole (anti jamur), isoniazid (untuk mengobati
penyakit TBC) dapat menyebabkan liver toxicity.
3. Caffeine
Penggunaan obat kimia yang mengandung caffeine dengan obat tradisional yang
mengandung ginseng dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, serta
menyebabkan insomnia.
4. Ginseng
Berdasarkan penelitian, penggunaan ginseng bersama Coumadin dapat
menyebabkan pendarahan. Ginseng yang digunakan bersamaan dengan warfarin

dapat menurunkan efek antikoagulan dari warfarin akibatnya proses pendarahan


dapat tetap terjadi.
5. Allium sativum (bawang putih)
Penggunaan Allium sativum bersama dengan warfarin juga dapat menyebakan
proses pendarahan tetap terjadi.

Anda mungkin juga menyukai