Anda di halaman 1dari 26

Bahan Alam Anti Asam Urat

Lusia Murtisiwi, S. Farm., M.Sc., Apt


Asam Urat/ Gout/ Pirai
• Asam urat merupakan hasil metabolisme
protein yang mengandung purin.
• Penyakit asam urat/ gout/ pirai adalah suatu
keadaan di mana terjadi gejala seperti
hiperurisemia, serangan arthritis yang
berulang yang berkaitan dengan
ditemukannya kristal mononatrium urat pada
cairan sinovial dan penimbunan kristal pada
jaringan, juga penyakit ginjal dan batu ginjal
ARTRITIS PIRAI/ GOUT

Definisi : Artritis Gout atau Pirai adalah penyakit sendi inflamatif yang
disebabkan oleh deposisi kristal monosodium urat (MSU).
Asam urat  hasil metabolit normal pada tubuh manusia
sebagai hasil akhir metabolisme purin
Pada manusia as.urat tidak bisa diubah menjadi bentuk yang lebih larut
dalam air, yakni allantoin  Oleh karena manusia tidak punya enzim
urikase
Epidemiologi
Prevalensi artritis pirai di dunia, bervariasi, Eropa 0,3%, USA, 0,27%
Insidennya di Asia Tenggara dan apasifik lebih tinggi. Insiden tertinggi
ditemukan pada suku Maori, yakni : pria 10,3% dan wanita 4,3%
Terutama mengenai pria  Pria : wanita = 15 : 1
90% penderita gout primer adalah pria
Tidak semua pend.hiperurisemia adalah penderita peny.pirai
Insiden artritis gout familier  75%
Fase Artritis Pirai
Hiperurisemia asimptomatik
Artritis pirai akut
Artritis pirai interkritikal
Artritis pirai kronik bertofus
Hiperurisemia : Adalah suatu keadaan dimana kadar asam urat dalam
serum seseorang lebih besar dari harga normal
Harga normal asam urat serum : Pria 7 mg% dan wanita 6 mg%
Kadar asam urat dalam serum  Produksi & Ekskresi
Hiperurisemia  Primer & sekunder
Hiperurisemia primer :
90% karena Ekskresi   - Klirens as.urat 
• Idiopatik
• Nefropati gout familier Juvenil
10% karena produksi   - Idiopatik
- HPRT 
- PRPPS 
Hiperurisemia sekunder :

Ekskresi  - Klirens as.urat 

• Hipertensi, Sarkoidosis, GGK

• Obat-obat (diuretik, salisilat, PZA, Etambutol, dll

Produksi - Glukosa 6 fosfat (Peny.timbunan glikogen tipe I)

- Limpoproliferatif, mieloprolioferatif, dll


EKSKRESI AS.URAT PADA GINJAL
1. Filtrasi oleh glomerulus  100%
2. Reabsorpsi di tubulus proksimal  98 - 100%  Inhibisi
aspirin dosis tinggi
3. Sekresi secara aktif oleh tubulus proksimal  50%  Inhibisi
aspirin dosis 
4. Reabsorpsi oleh tubulus distal  40 - 44%
5. Hasil akhir  6 - 10% (dalam urine)

Patofisiologi serangan artritis gout akut :


3. Presipitasi kristal monosodium urat pada jaringan sendi.
4. Respon lekosit PMN
3. Fagositosis kristal as.urat oleh PMN
4. Kerusakan lisosom
5. Kerusakan sel
6. Inflamasi sendi
Bahan Alam untuk Asam Urat
Acalypha Indicae Radix (Akar anting-anting)

• Simplisia acalypha indicae radix (akar anting-


anting berupa akar yang telah dikeringkan
berasal dari tanaman Acalypha indicae Linn.,
suku Euphorbiaceae
Kandungan kimia
• Mengandung senyawa-senyawa dari golongan
alkaloid, tanin, sterol, flavonoid dan akalifin
(glikosida sianogenik)
• Senyawa dari akar yang diduga dapat
menurunkan kadar asam urat adalah tanin
sebagai penghambat xantin oksidase
Farmakologi
• Pemberian rebusan akar dosis 2,7; 5,4 dan 10,8 g/
200 g BB selama 15 hari pada tikus putih yang
diinduksi dengan kafein dapat menurunkan kadar
asam urat darah
• Penelitian pada tikus yang mengalami
hiperurisemia yang diinduksi dengan kalium
oksonat, pemberian rebusan akar dengan dosis 2,7;
5,4 dan 10,8 g/ 200 g BB selama 2 minggu dapat
menurunkan kadar asam urat darah, namun efek
tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan
alopurinol 36 mg/200 g BB.
Keamanan
• Data keamanan anting-anting masih terbatas. Pada
penelitian toksisitas subkronik pengaruh rebusan
akar anting-anting dosis 13,5 g/ kg BB tikus, g/ kg BB
tikus, g/ kg BB tikus, dan g/ kg BB tikus selama 90
hari maupun pada 14 hari setelah penghentian
pemberian (hari ke-115) tidak mempengaruhi fungsi
organ jantung, hati, ginjal, dan hematologinya, baik
pada tikus jantan maupun betina
• Terjadi penebalan dinding alveolus paru pada
kelompok tikus jantan dan betina pada pemeriksaan
histopatologi pada hari ke-91 maupun hari ke-115
pada kelompok dosis 10,8 mg/ kg BB tikus
Dosis
• Infusa dari 140 g simplisia kering direbus
dengan air 1 liter, atau serbuk ekstrak kering
520 mg sehari empat kali
Apii semen (Biji seledri)
• Simplisia apii semen (biji seledri) berupa biji
yang telah dikeringkan berasal dari tanaman
Apium graveolus L., suku Apiaceae
Farmakologi
• Digunakan sebagai terapi tambahan pada
hiperurisemia. Minyak atsiri yang terkandung
dalam biji seledri mempunyai efek
antiinflamasi
• Antiinflamasi juga diperlihatkan oleh senyawa
butilftalida, sedanolida, sedanenolida dan
senyawa turunannya. Aktivitas diuretik dari biji
seledri telah dibuktikan pada uji dengan
menggunakan hewan coba
Keamanan
• Minyak atsiri dari biji seledri dapat
meningkatkan inflamasi, karena sifat iritatif
pada epitel. Senyawa kumarin dengan adanya
UV-A dapat menyebabkan dermatitis atau
fotodermatitis
Dosis
• Sediaan biasanya dalam bentuk
kombinasi.Sediaan teh dibuat dengan
menambahkan air panas pada 1 g biji kering,
diamkan selama 5-10 menit
Orthosiphonis folium
(Daun kumis kucing)
• Simplisia orthosiphonis folium (daun kumis
kucing) berupa daun yang telah dikeringkan
berasal dari tanaman Orthosiphon stamineus
Benth., O. aristatus (C.L. Blume), Miq., O.
Spicatus (Thunberg) Bak., suku Laniateae.
Kandungan Kimia
• Daun kumis kucing mengandung mineral sampai
12% dengan komponen utama kalium. Selain itu,
mengandung flavonoid lipofil: sinensetin dan
isosinensetin, glikosida orthosifon, asam
rosmarinat, asam kafeat, fitosterol, salvigenin,
eupatorin, skutelarein tetrametil eter, minyak
atsiri: pimaran, isopimaran diterpen staminol A.
Senyawa lainnya yang berhasil diisolasi dari
kumis kucing adalah orthosifol A-E.
Farmakologi
• Daun kumis kucing secara tradisional telah digunakan
secara turun temurun untuk mengatasi gangguan
ginjal di beberapa negara Asia. Tanaman ini memiliki
aktivitas sebagai diuretik dan antihiperurisemia.
Ekstrak metanolik pada dosis 0,25-2 g/kg BB pada
tikus Sprague-Dawley dapat diujikan penurunan
kadar asam urat darah, sebagai pembanding
digunakan alopurinol. Pada dosis lebih dari 0,25 g/kg
BB ekstrak metanol pada jam ke-6 setelah pemberian,
menunjukkan efek antihiperurisemia.
Hibiscus sabdariffae Calyx
(Kelopak Bunga Rosela)
• Simplisia hibiscus sabdariffae calyx (kelopak
bunga rosela) berupa kelopak bunga yang
telah dikeringkan berasal dari tanaman
Hibiscus sabdariffae L., suku Malvaceae.
Farmakologi
• Rosela dibuat dalam bentuk teh berasal dari
1,5 g simplisia kering, diberikan 2 kali pagi dan
sore selama 15 hari. Pemberian setelah 15
hari menunjukkan efek urikosurik.
Phyllanthi Herba (Herba Meniran)
• Simplisia phyllanthi herba (herba meniran)
berupa seluruh bagian tanaman di atas tanah,
yang telah dikeringkan berasal dari tanaman
Phyllantus niruri L., suku Euphorbiaceae
Farmakologi
• Secara tradisional herba meniran telah digunakan
untuk antihiperurisemia di Amerika Selatan.
Ekstrak metanolik dan senyawa lignan yang
terkandung di dalamnya dapat menurunkan
kadar asam urat pada hewan yang mengalami
hiperurisemia.
• Mekanisme kerja ekstrak metanolik dan lignan
dalam menurunkan kadar asam urat adalah
melalui penghambatan kerja enzim xantin
oksidase dan urikosurik
• Ekstrak metanolik herba meniran memperlihatkan
penghambatan yang cukup kuat dengan IC50 39,39
g/ml, untuk lignan memperlihatkan efek yang lemah.
• Pemberian ekstrak metanolik meniran dapat
meningkatkan ekskresi asam urat pada urine sampai
1,69 kali lipat dibandingkan dengan kontrol tikus
yang mengalami hiperurisemia. Lignan, filantin,
hipofilantin, dan filtetralin dapat meningkatkan
ekskresi asam urat masing-masing 2,51 dan 11,0 kali
lipat.
• Meniran juga memiliki efek urolitiasis. Pada 78
pasien dengan batu kemih kalsium oksalat
dengan ukuran 2,5 mm diberikan ekstrak
meniran (2g/hari) selama 3 bulan,
dibandingkan kontrol 72 pasien. Setelah 1, 2,
3, dan 6 bulan perbedaan ukuran batu dilihat
dengan sinar –X dan USG. Pemberian ekstrak
meniran secara rutin dapat memperbaiki
kondisi pasien setelah terapi batu ginjal.

Anda mungkin juga menyukai