Anda di halaman 1dari 9

JURNAL AWAL

PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA


PENGOLAHAN DATA METABOLIT KOMPARTEMEN 1 ORAL
MANUAL DAN MENGGUNAKAN EXCEL

OLEH:
KELOMPOK 5
GOLONGAN IV

I PUTU DENTA NUGRAHA PARAHYANGAN (1408505041)


ZIGELA LUIS CORVELO SARMENTO (1508505035)
DEWA AYU SRI KUSUMA DEWI (1508505048)
R. BAGUS RAKA PRATAMA (1508505050)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu penelitian/studi farmakokinetika, perkembarigan kadar/jumlah obat
(senyawa asal dan atau metabolitnya) dalam tubuh dilakukan pada titik-titik waktu yang
diskontinyu (misalnya pada waktu-waktu 30 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 6 jam dan 8
jam setelah pemberian obat), karena sampai dengan saat ini memang tidak mungkin
untuk dapat menentukan kinetika obat dalam tubuh secara eksperimental dalam waktu
yang kontinyu. Dengan demikian, data eksperimental yang akan kita peroleh hanyalah
untuk waktu-waktu tersebut tadi. Jika data tersebut dibiarkan apa adanya, tidak banyak
manfaat yang bisa ditarik. Oleh karena itu, dalam dunia farinakokinetika akan dijumpai
apa yang disebut dengan "model". "Model"yang paling sering dipakai adalah model
kompartemental, di mana keadaan tubuh direjpresentasikan ke dalam bentuk
kompartemen: satu kompartemen atau pluri-kompartemen. Tiap kompartemen
mempunyai besarai volume (isi) yang disebut "volume distribusi " . Model-model tadi
hanyalah suatu representasi matematika yang tidak bisa dihubungkan dengan keadaan
fungsi-fungsi tubuh secara tegas. Oleh karena itu "volume distribusi" tadi disebut
"volume distribusi yang timbul" (apparent volume of distribution). (Aiache, 1978)
Pengetahuan farmakokinetika dan data farmakokinetika suatu senyawa obat
dapat membantu memberikan arah terhadap sintesis senyawa-senyawa obat baru yang
lebih unggul: potensi lebih tinggi, stabilitas dalam tubuh lebih terjamin, dan profil
kinetika yang lebih menguntungkan untuk pemakaian klinik sesuai dengan indikasinya.
Sebagai contoh, sintesis senyawa-senyawa obat dari golongan benzodiazepin.
Benzodiazepin mempunyai beberapa indikasi seperti untuk pengimbas tidur, sebagai
penenang, antikonvulsan, dan lain-lain. Untuk penggunaan sebagai penenang sekarang
telah disintesis beberapa senyawa dengan waktu paruh eliminasi yang cukup besar (50
jam ke atas) seperti etiloflazepat, dan lain-lain. (Rowland dan Tozer, 1980).
Berdasarkan ketepatan regresi kurva yang diperoleh, konstanta-konstanta
transfer antar kompartemen dan konstanta kecepatan eliminasi (dan juga konstanta
kecepatan absorpsi) dari model tadi mendekati kinetika proses tingkat satu, sehingga
persamaan kinetika obat dapat diselesaikan ke dalam persamaan umum : (Wagner,
1981)
Untuk model satu kompartemen misalnya, jika obat diberikan secara injeksi
intravena (dalam dosis tunggal), perkembangan kadar obat dalam darah dapat
direpresentasikan dengan persamaan : (Wagner, 1981)

Jika data tersebut dibiarkan apa adanya, tidak banyak manfaat yang bisa ditarik.
Oleh karena itu, dalam dunia farmakokinetika akan dijumpai apa yang disebut dengan
Model. Yang paling sering dipakai adalah model kompartemenal, dimana keadaan
tubuh direpresentasikan ke dalam bentuk kompartemen. (Wagner, 1979).
1.2 Tujuan
1. Untuk memberikan pemahaman Lebih lanjut tentang model farmakokinetika
khususnya model satu kompartemen.
2. Menjelaskan parameter-parameter yang terkait farmakokunetika satu
kompartemen.
1.3 Manfaat
1. Untuk memberikan pemahaman Lebih lanjut tentang model farmakokinetika
khususnya model satu kompartemen.
2. Menjelaskan parameter-parameter yang terkait farmakokunetika satu
kompartemen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permodelan Farmakokinetik


Model farmakokinetik merupakan model matematika yang menggambarkan
hubungan antara dosis dan konsentrasi obat dalam setiap individu. Parameter dari model
menggambarkan faktor-faktor yang dipercaya penting dalam penentuan observasi dari
konsentrasi atau efek obat. Parameter tersebut antara lain terdiri dari beberapa parameter
antara lain parameter primer yang terdiri dari volume distribusi (Vd); klirens (Cl);dan
kecepatan absorbsi(Ka), parameter sekunder terdiri dari kecepatan eliminasi (K); dan
1
waktu paruh(t ), serta parameter parameter turunan. Model farmakokinetik tersebut
2
mempunyai aplikasi langsung untuk terapi obat berkenaan dengan menentukanaturan
dosis yang sesuai (Aiache, 1993).
Model kompartemen yang sering digunakan adalah model kompartemen satu
terbuka, model ini menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma
mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tetapi
model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap jaringan tersebut adalah
sama dengan berbagai waktu. Disamping itu, obat didalam tubuh juga tidak ditentukan
secara langsung, tetapi dapat ditentukan konsentrasi obatnya dengan menggunakan
cuplikan cairan tubuh (Shargel, 1988).
Volume distribusi (Vd) menunjukkan volume penyebaran obat dalam
tubuh dengan kadar plasma atau serum. Vd tidak perlu menunjukkan volume
penyebaran obat yang sesungguhnya ataupun volume secara anatomik, tetapi hanya
volume imajinasi dimana tubuh dianggap sebagai 1 kompartemen yang terdiri dari
plasma atau serum, dan Vd menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan kadarnya
dalam plasma atau serum (Setiawati, 2005).
Klirens suatu obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh
tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Umumnya jaringan tubuh atau
organ dianggap sebagai suatu kompartemen cairan dengan volume terbatas (volume
distribusi) dimana obat terlarut didalamnya (Shargel, 2005).
Area Under Curve (AUC) adalah permukaan di bawah kurva (grafik) yang
menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC dapat
dihitung secara matematis dan merupakan ukuran untuk bioavailabilitas suatu obat.
AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar masing-masing plasma obat bila
penentuan kecepatan eliminasinya tidak mengalami perubahan. Selain itu antara kadar
plasma puncak dan bioavailabilitas terdapat hubungan langsung (Tjay dan Rahardja,
2002).
2.2 Permodelan Farmakokinetik Satu Kompartemen
Menurut mode ini, tubuh dianggap sebagai satu kompartemen tempat obat
menyebar secara seketika dan merata ke seluruh cairan dan jaringan tubuh. Model ini
terlalu disederhanakan sehingga untuk kebanyakan obat kurang tepat (Gunawan dkk.,
2009). Prinsip pemakaian model kompartemen satu yaitu tubuh merupakan satu
kompartemen dengan volume = Vd, kadar obat setiap waktu dinyatakan dengan Cpo,
fase distribusi cepat dan tak teramati. Eliminasi obat dari tubuh dianggap berlangsung
menurut reaksi orde ke satu dengan tetapan laju eliminasi (kel) yang meliputi tetapan
kecepatan metabolisme (km) dan tetapan laju ekskresi (ke) (Hasibuan, 2008).
Pada model satu kompartemen terbuka, obat hanya dapat memasuki darah dan
mempunyai volume distribusi kecil, atau juga dapat memasuki cairan ekstra sel atau
bahkan menembus sehingga menghasilkan volume distribusi yang besar. Pada model
satu kompartemen terbuka terlihat seolah olah tidak ada fase distribusi, hal ini
disebabkan distribusinya berlangsung cepat (Wulandari, 2009).
Model kompartemen satu terbuka menganggap bahwa berbagai perubahan kadar
obat di dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat
dalam jaringan. Tetapi, model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap
jaringan tersebut adalah sama pada berbagai waktu. Selain itu, konsentrasi obat dalam
tubuh tidak dapat ditentukan secara langsung, tetapi dengan menggunakan cuplikan
cairan tubuh seperti darah (Hasibuan, 2008).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat
- Kalkulator
- Kertas semilog
- Penggaris
- Laptop
- Kertas A4
- Gunting
- Lem Kertas
3.2 Prosedur Kerja
3.3 Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan Praktikum Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Judul praktikum :Pengolahan data metabolit kompartemen 1 oral manual dan
menggunakan excel
Tujuan praktikum :
1. Untuk memberikan pemahaman Lebih lanjut tentang model farmakokinetika
khususnya model satu kompartemen.
2. Menjelaskan parameter-parameter yang terkait farmakokunetika satu
kompartemen.
Nama Kelompok :
I Putu Denta Nugraha Parahyangan (1408505041)
Zigela Luis Corvelo Sarmento (1508505034)
Dewa Ayu Sri Kusuma Dewi (1508505048)
R. Bagus Raka Pratama (1508505050)
Golongan : IV
Pengamatan awal :
Tikus I
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus II
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus III
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus IV
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus V
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus VI
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin
Pengamatan akhir :
Tikus I
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus II
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus III
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus IV
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus V
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Tikus VI
Kesadaran Aktivitas Berat badan Jumlah urin pH urin Warna urin

Bukit Jimbaran, 16 Oktober 2017


Mengetahui
Dosen Pengampu
DAFTAR PUSTAKA
Aiache JM, Devissaguet JPh and Guyot-Herrmann AM. 1978. Galenica 2
Biopharmacie, Technique et Documentation. Paris.

Aiache, J.M. 1993. Farmasetika 2 Biofarmasi Edisi ke-2. Surabaya : Penerbit Airlangga
University Press.
Gunawan, S. G., R. Setiabudy, Nafrialdi, dan Elisabeth. 2009. Farmakologi dan
Terapi. Edisi V. FKUI : Jakarta
Hasibuan, P. A. Z. 2008. Pemantauan Efektivitas Terapi Gentamisin Dosis Berganda
Bolus Intravenus Terhadap Infeksi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Tesis.
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara : Medan
Rowland M and Tozer TN. 1980.Clinical Pharmacokinetics: Concepts and
Applications. Lea Febiger : Philadelphia.

Setiawati, A. 2005. Farmakokinetik Klinik Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta :


Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Shargel, L. dan Yu. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.
Surabaya : Airlangga University Press.
Shargel, L. dan A. Andrew. 1988. Biofarmasetika dan FarmakokinetikaTerapan.
Surabaya : Airlangga University Press.
Tjay, T.H., dan K. Rahardja. 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan.
Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta : Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
Wagner JG. 1979. Fundamentals of Clinical Pharmacokinetics. 1st ed. Drug
Intelligence Publications Inc. Hamilton : Illinois.

Wagner JG. 1981. History of pharmacokinetic. Pharmac Ther. Vol. 12 : 537 562.

Wulandari, R. 2009. Profil Farmakokinetik Teofilin Yang Diberikan Secara Bersamaan


Dengan Jus Jambu Biji (Psidium guajava L.) Pada Kelinci Jantan. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai