Anda di halaman 1dari 1

MANAJEMEN TERAPI KERACUNAN TEOFILIN

Pengobatan keracunan teofilin harus dimulai dengan cara-cara yang dirancang untuk
merangsang muntah (misalnya pemberian ipekak, jika penderita belum muntah) atau sonde,
yang disertai campuran 30 gr arang yang diaktifkan, untuk menyerap teofilin yang tersisa
dalam saluran gastrointestinal. Arang yang telah diaktifkan dapat juga membuang teofilin
serum yang telah diserap dari saluran gastrointestinal. Kemungkinan terbaik ialah dengan
menunda pemberian arang sampai timbul muntahan bila menggunakan ipekak untuk
merangsang muntah, karena arang juga menyerap ipekak. Sesudah penelanan teofilin SR,
dianjurkan pemberian arang berulang dengan interval 2-3 jam. Penambahan pencahar garam
yang tak terabsorbsi efektif untuk mengurangi waktu transit usus bila produk SR telah
tertelan. Dialisis peitoneal dapat membuang teofilin dari penderita keracunan teofilin, tetapi
hemoperfusi dengan menggunakan kolom arang yang disiapkan secara khusus merupakan
metode pilihan(1).
Keracunan Teofilin dapat diterapi dengan cara memperbesar eliminasinya, dimana hal
ini dapat mengurangi waktu pemulihan. Hemodialisis dan hemoperfusi adalah teknik invasif
yang membutuhkan kanulasi arteri dan vena (biasanya di lengan) untuk membuat sirkulasi
ekstrakorporeal sementara. Pada hemodialisis, obat menuruni gradien konsentrasinya melalui
membran dialisis dan dibuang dalam cairan dialisis. Pada hemoperfusi, darah melewati suatu
kolom karbon aktif atau resin di mana di dalamnya darah diabsorpsi. Teknik ini mempunyai
risiko yang signifikan (perdarahan, emboli air, infeksi, kehilangan arteri perifer) dan waktu
paruh eliminasi yang memendek tidak terlalu berhubungan dengan keadaan klinis yang
membaik (morbiditas atau mortalitas yang berkurang)(2).

1. Arvin, B.K., 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, Hal 767
2. Neal, M.J., 2002, At a Glance Farmakologi Medis, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal
94

Anda mungkin juga menyukai