Anda di halaman 1dari 1

Obat batuk terbagi menjadi dua jenis yaitu ekspektoran,antitusif dan mukolitik.

Obat batuk ekspektoran (berasal dari kata eks= keluar dan pektor=dada) bersifat
untuk mengeluarkan dahak jadi cocok untuk jenis batuk yang berdahak. Cara
kerjanya biasanya dengan meningkatkan pengeluaran atau sekresi cairan dari
saluran nafas sehingga diharapkan dahak dapat menjadi encer dan mudah untuk
dikeluarkan. Contoh ekspektoran yang sering digunakan adalah guaifenesin,
ammonium klorida, bromheksin, dan succus liquiritiae.
Produk obat yang mengandung guafenesin antara lain siladex syrup, Cohistan
Expectorant, Probat, Bisolvon Extra dan Actifed Expectorant. Sedangkan produk
yang mengandung bromheksin yaitu Asecrin, Bisolvomycin, Bisolvon, Bisolvon Kids,
Brolexan, Bromifar, Bromika, Bromixon, Bronex, Bronkris, Celovon, Cetasolvan,
Dexolut, Erphahexin, Ethisolvan, Exovon, Farmavon, Halmezin, Hexoly, Hexon,
Hustab P, Miravon, Mosavon, Mucobron, Mucohexin, Mucosolvan, Opalex,
Nufadipect, Phytovon, Polyvon, Poncosolvon, Solvadon, Solvax, Solvinex, Thepidron,
Wibrom, Yaxon, Yutradin.

Obat batuk antitusif / nonekspektoran digunakan untuk batuk kering yang biasanya
sering terjadi pada infeksi saluran pernafasan akut.
Obat batuk mukolitik bekerja dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga
mudah dikeluarkan.

a. Derivat cystein Acethyl cystein (10-20%) dan S-carboxy methyl cystein

diberikan dalam bentuk semprotan (nebulization) atau obat tetes hidung.


Efek samping: spasme bronkus (pada pasien asma), mual, muntah, stomatitis,
pilek, hemoptisis dan terbentuknya sekret berlebihan sehingga perlu di sedot
(suction)
b. Bromheksin merupakan derivat sintetik dari Vascine, suatu zat aktif dari

Adhatoda vasica.
Efek samping: Mual (hati-hati pada pasien tukak lambung)
c. Ambroksol merupakan metabolit dari Bromheksin. cara kerja diduga sama

dengan bromheksin.

Anda mungkin juga menyukai