Obat batuk ekspektoran (berasal dari kata eks= keluar dan pektor=dada) bersifat
untuk mengeluarkan dahak jadi cocok untuk jenis batuk yang berdahak. Cara
kerjanya biasanya dengan meningkatkan pengeluaran atau sekresi cairan dari
saluran nafas sehingga diharapkan dahak dapat menjadi encer dan mudah untuk
dikeluarkan. Contoh ekspektoran yang sering digunakan adalah guaifenesin,
ammonium klorida, bromheksin, dan succus liquiritiae.
Produk obat yang mengandung guafenesin antara lain siladex syrup, Cohistan
Expectorant, Probat, Bisolvon Extra dan Actifed Expectorant. Sedangkan produk
yang mengandung bromheksin yaitu Asecrin, Bisolvomycin, Bisolvon, Bisolvon Kids,
Brolexan, Bromifar, Bromika, Bromixon, Bronex, Bronkris, Celovon, Cetasolvan,
Dexolut, Erphahexin, Ethisolvan, Exovon, Farmavon, Halmezin, Hexoly, Hexon,
Hustab P, Miravon, Mosavon, Mucobron, Mucohexin, Mucosolvan, Opalex,
Nufadipect, Phytovon, Polyvon, Poncosolvon, Solvadon, Solvax, Solvinex, Thepidron,
Wibrom, Yaxon, Yutradin.
Obat batuk antitusif / nonekspektoran digunakan untuk batuk kering yang biasanya
sering terjadi pada infeksi saluran pernafasan akut.
Obat batuk mukolitik bekerja dengan mengurangi kekentalan dahak sehingga
mudah dikeluarkan.
Adhatoda vasica.
Efek samping: Mual (hati-hati pada pasien tukak lambung)
c. Ambroksol merupakan metabolit dari Bromheksin. cara kerja diduga sama
dengan bromheksin.