melindungi
sestrogen
jika
untuk siklus haid yang terdiri dari 2 fase dan 1 saat yang
haid terdiri dari dua siklus yaitu siklus ovarium dan siklus
endometrium bulanan.
menyebabkan
umpan
balik negative
dirinya
sendiri
terhadap
atresia,
Edition
A. Siklus Ovarium
Fase Luteal
Setelah beberapa jam pertama setelah ovum
Fase Folikular
tambahan
sedang
progesterone
menyebabkan
akhirnya
warna
(sekitar
kehilangan
fungsi
sekresi
juga
seminggu
Tujuan
dari
setelah
ovulasi),
perubahan
diatas
ketebalan
supaya
B. Siklus Endometrium
Fase proliferasi
Pada fase ini, dibawah pengaruh estrogen yang
Fase Menstruasi
Terjadilah menstruasi.
11th Edition
ovulasi.
Fase Sekretorik
2. FISIOLOGI FERTILISASI
walaupun
berujung ovarium.
membuahi ovum.
satu
sperma
yang
diperlukan
untuk
Fertilitas
11th Edition
3. ANALISA SPERMA
lainya norma.
11th Edition
4. GANGGUAN MENSTRUASI
a. Hipermenorea (menoragia)
obesitas
jumlah
darah
haid
secara
tepat,
maka
dan
infertilitas
karena
mungkin
c. Amenorea
dua
normal.
Menoragia
adalah
apabila
ganti
dan
b. Hipomenorea
yaitu
amenorea
amenorea
primer
sekunder
untuk
untuk
lebih
pendek
dari
normal.
Hipomenorea
a. Polimenorea
dan
sekunder.
dengan
metroragia
yang
merupakan
perkembangaan
tanda
kelamin
3. Gangguan lainnya
a. Dismenorea
interpersonal,
kelompok:
berkonsentrasi,
1) Dismenorea primer
penurunan
perubahan
minat
nafsu
panggul.
Dismenorea
primer
3) Keluhan
akan
berpengaruh
pada
2) Dismenorea sekunder
Dismenorea sekunder adalah nyeri haid
yang berhubungan dengan berbagai
Prawirohardjo.
5. PEMERIKSAAN FERTILITAS
pra
haid
(pre
menstrual
syndrome/PMS)
American Psychiatric Association memberikan
kriteria diagnosis PMS sebagai berikut:
fisik
lengkap
diperlukan
jika
hangat,
haid.
berlebihan.
untuk
mencegah
refleks
cremaster
yang
prostate,
vesika
seminalis
dan
kelenjar
berkembang
sesuai
dengan
usianya,
tidak
melakukan
aktivitas
seksual
yang
berperan
dalam
spermatogenesis
dan
stimulasi libido.
2. Pemeriksaan terhadap penyakit menular seksual
a. Biopsi testis
Diambil sampel kecil jaringan dari salah satu
atau kedua testis untuk diperiksa di bawah mikroskop
guna mengevaluasi kemampuan reproduksi seorang
pria. Meski jarang, biopsi testis dilakukan untuk
membantu menentukan penyebab infertilitas pria.
b. Vasografi
meliputi:
cepat
cairan
Semakin
c. Pemeriksaan darah
diperiksa,
1) Koagulasi
sampel.
6) Volume semen
bentuk
padat)
dan
pencairan
vas
deferens,
vesikula
seminalis,
dan
3. Ultrasonografi
Pemeriksaan USG dapat digunakan untuk:
duktus
4. Pemeriksaan Genetik
Merupakan
hormon
peptida
yang
fungsi
spermanya
kurang
bukti
obstruksi.
Pengujian
membantu
serta
tidak
genetik
menunjukkan
dapat
ng/ml.
d. Estradiol
Sebagian besar hormon estradiol diproduksi dan
1. Pemeriksaan darah
a. Lutenizing Hormone/LH
Kadar LH normal bagi perempuan biasanya
antara 6 sampai 30 l. Hasil normal untuk pria biasanya
antara 7 sampai 24 l. Kadar LH abnormal dapat
memiliki efek banyak pada kesuburan. Lonjakan LH
diperlukan untuk menginduksi ovulasi pada wanita,
sehingga kadar LH rendah dapat mencegah ovulasi.
5. Hysteroscopy
Digunakan untuk menilai bagian dalam dari uterus.
Histeroskopi adalah prosedur yang dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan endometriosis, fibroid, polip,
jaringan parut panggul, dan penyumbatan pada ujung tuba
falopi. Beberapa kondisi ini dapat diperbaiki selama
prosedur dengan memotong setiap jaringan parut yang
mengikat organ-organ dapat bersama-sama atau dengan
menghancurkan implan endometrium.
6. Laparoscopy
infertilitas
tidak
dilakukan
di
tidaknya tuba.
4. Hysterosalpingogram/HSG
HSG dilakukan untuk mengevaluasi kondisi rahim
dan tuba fallopi. Cairan disuntikkan ke dalam rahim,
kemudian diperiksa dengan menggunakan sinar X untuk
mengetahui apakah rongga normal serta memastikan
dapat
bawah
ditemukan.
anestesi
Pemeriksaan
umum.
Prosedur
ini
ini