&
BIOPHARMACEUTICS
CLASSIFICATION SYSTEM (BCS)
Galih Adi Pramana, M.Farm., Apt.
RATE LIMITING STEP
(RLS)
Konsep Rate Limiting Step (RLS)
• Jika suatu proses terdiri atas rangkaian
tahapan (mis. 2 tahap atau lebih) kecepatan
proses keseluruhan sering kali ditentukan
dengan satu tahap saja
• Tahap yang menentukan disebut Rate Limiting
step
• Karakteristik RLS :
Sulit
Berlangsung lama atau lamban
• Jika tahap penentu dimanipulasi atau
dimodifikasi sehingga menjadi cepat,
keseluruhan proses akan menjadi cepat
K1
K2 K3
LARUTAN
dAb/dt TAHAP ABSORBSI
SIRKULASI SISTEMIK
RLS pada Proses Absorbsi Obat
• Proses absorbsi obat (oral) disintegrasi
deagregasi disolusi permeasi
• Terjadi di medium gastrointestinal
• Menghasilkan larutan obat (obat dalam
ukuran molekuler)
• Obat dalam bentuk solute (zat terlarut)
terdapat gerak difusi acak terjadi kontak
solute dengan dinding gastrointestinal
RLS pada Proses Absorbsi Obat
• Proses permeasi adalh proses difusi obat
menembus dinding usus/lambung (proses
absorbsi)
• Secara umum medium gastrointestin bersifat
polar/hidrofil karena pelarutnya adalah air,
dengan beberapa senyawa terlarut seperti
garam, enzim dan surfaktan.
• Dinding usus bersifat kompak/padat dan
seragam, yang sel utamanya tersusun atas
lapis ganda fosfolipid dan bersifat lipofil
RLS pada Proses Absorbsi Obat
• Antar sel mukosa usus diikat oleh protein
thight junction sehingga sel-selnya rapat
(masih ada celah antar sel thight junction
space). Selain itu terdapat membran sel yang
memiliki pori.
• luas pori sangat kecil sehingga tidak semua
partikel dapat melewatinya
RLS pada Proses Absorbsi Obat
• Proses absorbsi dapat disederhanakan
menjadi 2 tahap (disolusi dan permeasi)
• Misal : paracetamol dan amoksisilin
memiliki kelarutan dalam air yang tinggi
mudah terdisolusi
• Obat tersebut bersifat hidrofil kesulitan
menembus membran yang dominan lipofil
RLS pada tahap permeasi
RLS pada Proses Absorbsi Obat
• Sebaliknya obat yang lipofil (furosemid dan
glibenklamid) kelarutan dalam air yang
rendah mengalami kesulitan dalam proses
disolusi RLS pada tahap disolusi
BIOPHARMACEUTICS
CLASSIFICATION SYSTEM
(BCS)
Beberapa contoh kegagalan dalam
penerapan konsep RLS
• Obat lipofil dengan BM yang terlalu besar kesulitan
dalam proses permeasi (kecilnya koefisien difusi dalam
membran)
• Obat hidrofil yang memiliki struktur mirip dengan
nutrisi mudah diabsorbsi karena mekanismenya
transpor aktif atau difusi fasilitatif (dgn pembawa)
• Dosis obet bervariasi (rentang sangat lebar), ex:
dexametason (0,5mg) : paracetamol (500mg) terjadi
perbedaan kecepatan proses disolusi.
• Obat lipofil dengan dosis kecil tidak menemui kendala
untuk larut sempurna dalam waktu singkat karena
volume lambung yang cukup besar.
BIOPHARMACEUTICS CLASSIFICATION
SYSTEM (BCS)
• Penggolongan obat berdasarkan rate limiting step
(RLS)
• BCS membagi obat dalam 4 kelas yaitu :
Kelas I : Kelarutan tinggi, permeabilitas tinggi
Kelas II : Kelarutan rendah, permeabilitas tinggi
Kelas III : Kelarutan tinggi, permeabilitas
rendah
Kelas IV : Kelarutan rendah, permeabilitas
rendah
• Tinggi dan rendah tidak didasarkan pada
angka yang mutlak
• Contoh : Asam Mefenamat (potensi 500mg)
memiliki kelarutan dalam air 0,21 mg/ml dan
dexamethason (potensi 0,5mg) memiliki
kelarutan 0,1mg/ml.
• Apakah problem disolusi asam mefenamat
lebih kecil dibanding dexametason?
• Dari logika sederhana dapat dipahami bahwa
problem asam mefenamat lebih besar (walau
kelarutan lebih besar) untuk melarutkan
seluruh obat membutuhkan pelarut yg lebih
banyak.
Dalam konsep tinggi rendah nilai kelarutan
diperlukan / dipengaruhi dosis dari sediaannya
Batasan tinggi rendah kelarutan dan
permeabilitas
• Kelarutan obat dikatakan tinggi jika dosis/potensi
terbesar dari suatu sediaan obat dapat larut
dalam pelarut dapar pH 1-7,5 (menurut FDA) atau
pH 1-8 (menurut EMEA) dengan volume kurang
dari atau sama dengan 250ml.
Suatu obat dikatakan bermasalah dalam
disolusi jika memerlukan pelarut lebih dari
250ml untuk melarutkan semua dosis
• Permeabilitas dikatakan tinggi jika tingkat
absorbsinya oleh tubuh manusia lebih dari 90%
Batasan tinggi rendah kelarutan dan
permeabilitas
• Apa yang dimaksud dengan F oral > 0,9?
• F oral diukur dengan membandingkan AUC
intravena dengan AUC oral pada dosis yang
sama
• Obat dgn koefisien partisi tinggi (mudah
mengalami permeasi) tetapi obat tersebut
mengalami metabolisme lintas pertama yang
intensif F oral akan kecil.
• Apakah permeabilitas rendah?
Batasan tinggi rendah kelarutan dan
permeabilitas
• Untuk batasan bermasalah dan tidak
bermasalah pada proses permeasi, yg lebih
tepat digunakan parameter nilai permeabilitas
efektif (Peff atau Papp)
• Nilai tersebut dapat diukur dengan teknik in
situ
Kuadran I Kuadran II
Verapamil Ketoprofen
Propanolol Naproksen
Metoprolol Karbamazepin
Peff (x10-4) cm / detik
1
Kuadran III
Kuadran IV
Ranitidin
0,1 HCT
Simetidin
Furosemid
Atenolol
0,01
1 100 1000 10000
Volume
Konsep Klaasifikasi berdasarkan BCS
dan RLS
• Obat2 kelas II dan kelas IV dapat diperbaiki BA
dengan memperbaiki disolusi
• Ex : pembentukan kompleks, dispersi padatan,
penggunaan surfaktan, pembentukan
polimorf metastabil
• Obat2 kelas III dan IV (RLS permeasi) memiliki
masalah dalam permeasi diperlukan
modifikasi molekul