Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAN SOLID

“TABLET KEMPA LANGSUNG”

Disusun oleh :

Nama anggota :

1. Nafira Rosiana ( C12020032 )

2. Sabrina Riantika ( C12020042 )

3. Angggun sulis setyorini ( C12020052 )

4. Lutfia Nur Khasanah ( C12020054 )

Kelompok/Gol : B6/1

Hari/Jam Praktikum : Jumat, 1Mei 2022

Dosen Pembimbing : Apt.Naelaz Zukhruf Wk,M.Pharm.,Sci

LABORATORIUM FARMASI
PRODI FARMASI PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kempa langsung adalah suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran bahan aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Istilah kempa langsung ini telah lama digunakan untuk
memperkenalkan pengempaan senyawa kristalin tunggal. Senyawa ini biasanya
berupa garam garam anorganik. Namun demikian, sekarang ini istilah kempa
langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika tablet dikempa langsung dari
campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai (termasuk pengisi,
desintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan seragam ke dalam lubang
kempa dan membentuk suatu padatan yang kuat. (Anief, M., 2000.)
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat
pengerjaannya. Namun demikian, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan
lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr, dan KCl yang
mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk
langsung dikempa. Selain itu, zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh).
Secara umum,sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah
sebagai berikut:( Voigh, R. 1994)
a. alirannya baik
b. kompresibilitasnya baik
c. bentuknya Kristal
d.mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan-keuntungan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit.
b. Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit,
maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat.
Selain itu, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.
c. Dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan
lembab.
d. Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses
granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi
partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus
terlebih dahulu.( Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010)

Beberapa kekurangan penggunaan metoda cetak (kempa) langsung ini adalah


sebagai berikut:

a. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara bahan aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat
menyebabkan kurang seragamnya kandungan bahan aktif di dalam tablet.
b. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena
itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan
sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.
c. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa
amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning.
d. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama
pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam
granul terganggu.
e. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat
mudah mengalir, kompresibilitas yang baik, kohesifitas, dan adhesifitas yang
baik. (Agoes, G. (2008).

Klorfeniramin maleat (CTM) merupakan turunan alkilamin yang bekerja secara


kompetitif dengan menghambat reseptor histamin H1 yang dapat menembus sawar darah
otak (Gunawan, 2007). CTM merupakan serbuk hablur berwarna putih dan larut dalam
air (Depkes RI, 1979). CTM digunakan untuk mengurangi gejala alergi karena musim
atau cuaca, misalnya radang selaput lendir hidung, bersin, gatal pada mata, hidung dan
tenggorokan, dan gejala alergi pada kulit, seperti pruritik, urtikaria, ekzem dan dermatitis
(Hardjono, 2000).

Seperti halnya golongan anti histamin H1, CTM mempunyai efek samping yang
sering terjadi seperti efek sedatif, gangguan saluran cerna dan mulut kering (Gunawan,
2007). Pemberian secara per oral CTM dapat mengalami first pass metabolism sehingga
bioavabilitasnya rendah mencapai 25-50 % (Sweetman, 2009). Untuk mengurangi efek
samping yang tidak diharapkan dan mencegah terjadinya first pass metabolism, maka
dilakukan pendekatan dengan membuat sediaan topikal setengah padat yaitu sediaan
emulgel berbasis Carboxymethylcellulose sodium (CMC Na)

A. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara membuat sediaan tablet menggunakan metode kempa langsung?
b. Bagaimana evaluasi pada sediaan tablet yang menggunakan metode kempa
langsung ?
B. Tujuan Formulasi
a. Membuat sediaan tablet menggunakan metode kempa langsung
b. Melakukan pengujian dan menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet
C. Manfaat Formulasi
Diharapakan dapat memberikan pemahaman tentang tablet yang dibuat dengan
menggunakan metode kempa langsung dan pengaplikasiaanya,serta dapat
memberikan informasi tentang cara evaluasi tablet .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PRA FERMULASI
I. TINJUAN BAHAN AKTIF OBAT

Farmakokinetika Mekanisme kerja chlorpheniramine sebagai


antagonis H1, adalah berkompetisi dengan aksi
dari histamin endogenus, untuk menduduki
reseptor-reseptor normal H1 pada sel-sel efektor
di traktus gastrointestinal, pembuluh darah,
traktus respiratorius, dan beberapa otot polos
lainnya. Efek antagonis terhadap histamin ini
akan menyebabkan berkurangnya gejala bersin,
mata gatal dan berair, serta pilek pada pasien

Indikasi obat chlorpheniramine maleate untuk membantu


meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa.

Kontraindikasi serangan asma akut, bayi prematur,anak di


bawah 2 tahun, dan Neonatus.

Efek samping Mual, muntah, pusing, sakit kepala, mengantuk,


selera makan berkurang, sakit perut, sembelit,
penglihatan kabur, dan juga mulut kering.
II. Tinjuan sifat fisiko-kimia bahan obat
1) Ctm

Organoleptis berupa serbuk hablur, putih, dan tidak berbau.

Struktur kimia dan berat


moleku

390,87 g/mol

Ukuran partikel, bentuk Bentuk ctm adalah serbuk


ataupun luas permukaan

Kelarutan mudah larut dalam air; larut dalam etanol dan


kloroform; sukar larut dalam eter dan benzene.

Stabilitas Mengalami peruraian pada suasana asam

Titik lebur 1300-1350 C.

Higroskopis Tidak higroskopis

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan kalsium klorida,


kanamisin sulfat, noradrenalin acid tartrat,
pentobarbital sodium, dan meglumine
adipiodone

2.) Natrium alginate

Organoleptis hambar, tidak berbau, warna putih pucat


kekuningan hingga coklat, berbentuk serbuk.

Struktur kimia dan berat


molekul
32.000-200.000 gr/mol

Ukuran partikel, bentuk Bentuk natrium adalah serbuk


ataupun luas permukaan

Kelarutan Natrium alginat praktis tidak larut dalam etanol,


eter, kloroform, campuran etanol-air dimana
jumlah etanol lebih dari 30%.

Stabilitas stabil pada kondisi kelembaban relatif dan


temperatur rendah. Larutan Natrium alginat
sangat stabil pada pH 4-10. larutan encer 1 %
natrium alginat terekspos pada temperatur yang
berbeda memiliki viskositas 60-80% dari nilai
aslinya setelah penyimpanan selama 2 tahun.
Larutan tidak boleh disimpan dalam wadah
logam.

Titik lebur 180-9300C

Higroskopis Higroskopis

Inkompatibilitas Natrium alginat inkompatible dengan turunan


acridine, kristal violet, garam kalsium, logam
berat, dan etanol dengan konsentrasi lebih.

3. Sodium starch glikola

Organoleptis serbuk hablur putih atau putih kekuningan, tidak


berbau, tidak berasa (hambar)

Struktur kimia dan berat


moelekul

318,13 g/mol

Ukuran partikel, bentuk serbuknya mudah mengalir, terdiri dari granul


ataupun luas permukaan oval atau bulat, dengan diameter 30-100µm
(Rowe et al., 2006).

Kelarutan Sedikit larut dalam etanol 95%, dan tidak larut


dalam air.

Stabilitas Disimpan dalam keadaan suhu sedang

Titik lebur Mempunyai titik lebur sekitar 200 ºC.

Higroskopis Higroskopis

Inkompatibilitas Asam askorbat

4. Magnesium stearate 1%

Organoleptis serbuk halus, licin, putih, dan mudah melekat pada kulit,
bau lemah khas.

struktur kimia
dan berat
molekul

Ukuran partikel Berbentuk hablur atau serbuk yang licin


bentuk ataupun
luas permukaam

Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter,
sedikit larut dalam benzene panas dan etanol panas 95%

Stabilotas Magnesium steatrat bersifat stabil apabila disimpan di


tempat yang kering dan mengalami penguraian apabila
disimpan di tempat yang dingin.

Titik lebur 88,5° C

Higroskopis Higroskopis

Inkompatibilota Tidak cocok dengan asam kuat, basa, dan garam besi.
s Hindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi kuat.
Magnesium stearat tidak dapatdigunakan dalam produk
yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan
kebanyakan alkaloid garam.

5. Talk 1%

Organoleptis Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.

strukturkimia 379,259
danberat molekul

Ukuran partikel, Ukuran partikel yaitu 0,3066 mm


bentuk ataupun
luas permukaan

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol ( 95%) P


dalam Eter P. (F1 III Hal 354)

Stabilitas Stabil dengan pemanasan 1600c selama tidak kiurang


dari 1 jam

Titik lebur 117°-150°C.

Higroskopis Higroskopis

Inkompatibilitas Inkompatible dengan senyawa ammonia kuartener

6. Avicel 102

Organoleptis Serbuk kristalin dengan partikel berpori ; berwarna putih


; tidak berbau ; dan tidak berasa.

strukturkimia
danberat molekul

Ukiran Luas permukaan 1,21 – 1,30 m2/g


partikel,bentuk
ataupun luas
permukaan

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larutan asam dansebagian


besar pelarut organik.

Stabilitas Material higroskopis yang stabil. Disimpan diwadah


tertutup rapat pada tempat yang sejuk dan kering.

Titik lebur 141-143℃

Higroskopis -

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan agen pengoksidasi yang kuat.

3.) Bentuk Sediaan, Dosis, dan Cara Pemberian


a. Bentuk sediaan
Tablet
b. Dosis
Aturan minum: Dewasa 1 tablet 3-4 kali sehari,anak 0,5 tablet 3-4 kali sehari
c. Cara Pemberian
Diminum dengan atau tanpa makanan
A. FORMULASI
I. Permasalahan
tidak mampu mengalir (sifat alirannya tidak baik) dan tidak kompresibel
II. Pengatasan Masalah
melakukan co- processed
III. Formula

No Bahan Jumlah (mg) Fungsi

1 Klorfeniramin maleat 0,04 Zat aktif

2 Natrium alginate (mg) 2 Pengikat

3 Sodium starch glikolat 4 Penghancur

4 Magnesium stearate 1% 4 Lubricant

5 Talk 1% 2 Glidant
6 Avicel PH 102 130,42

IV. Perhitungan Formula


a. Klorfeniramin maleat : 0,04 mg
b. Natrium alginate : 2 mg
c. Sodium starch glikolat : 4 mg
d. Mg stearate 1% : 4 mg
e. Talk 1% : 2 mg
f. Avicel PH 102 : 130,42 mg
Formula diatas akan dibuat 300 tablet, sehingga hasil perhitungannya :
a. Klorfeniramin maleat : 0,04 mg x 300 = 1200 mg
b. Natrium alginate : 2 mg x 300 = 600 mg
c. Sodium starch glikolat : 4 mg x 300 = 1200 mg
d. Mg stearate 1% : 4 mg x 300 = 1200 mg
e. Talk 1% : 2 mg x 300 = 600 mg
f. Avicel PH 102 : 130,42mg x 300 = 39,125 mg
B. Pelaksanaan
1. Cara kerja

Menimbang semua bahan yang digunakan untuk membuat


formula tablet

Dimasukkan ctm ke dalam lumping kemudian ditambahkan dengan


natrium alginat, sodium starch glikolat selanjutnya tambahkan
magnesium stearat dan masukkan sedikit demi sedikit avicel PH 102
sambil digerus dan dicampur sampai homogen.

Tambahkan talk sambil terus digerus sampai semua semua


komponen homogen

Dilakukan uji preformulasi granul. Setelah dilakukan uji


preformulasi granul

Kemudian granul di masukkan ke dalam corong (hopper) di ruangan


cetakan dan di kempa dengan mesin single punch tablet menjadi
tablet dengan diameter 7 mm
Lakukan evaluasi sediaan tablet

2. Evaluasi granul CTM


- Waktu alir

Sebanyak 25 g granul dimasukkan ke dalam corong yang


sebelumnya sudah ditutup bagian bawahnya

Tutup bagian bawah corong ditarik sambil menghidupkan stop


watch

Waktu yang diperlukan untuk semua granul mengalir ke bawah


dicatat d.Hitung kecepatan alir granul dalam gram per detik

- Sudut diam

Granul seberat 50 gram dimasukkan secara perlahan ke dalam alat,


lubang bagian bawah tertutup.

Penutup lubanng bagian bawah dibuka maka granul akan


mengalir ke bawah. Tinggi kerucut yang terbentuk diukur

Untuk masing-masinng ukuran granul dilakukan pengukuran


sebanyak 3 kali. Sudut diam granul dapat dihitung dengan rumus
persamaan: 𝑇𝑔 𝛼 = 2ℎ /dKeterangan : 𝛼 = sudut diam h = tinggi
kerucut d = diameter kerucut

- Pengetapan
Sejumlah granul dimasukkan ke dalam gelas ukur yang
dimiringkan kemudian ditegakkan. Ditambahkan lagi granul
sampai volum 100 ml. Ini dicatat sebagai Vo

Gelas ukur dipasangkan pada alatnya dan kemudian rotor


dinyalakan
Dicatat perubahan volumnya pada menit-menit tertentu yaitu:5, 10,
25, 50 dan 100 menit, ini dicatat sebagai V(. Apabila belum diperoleh
volum konstan maka dilanjutkan sampai diperoleh volum konstan. Ini
Dihitung nilai T% e. Dicatat berat
dicatat granul
sebagai yang digunakan. Indeks
V1..
pengetapan dapat dihitung dengan rumus :T% =Vo-V1/Vo X
100% 1) Dihitung nilai T% 2) Dibuat kurva hubungan log Vo/Vt
vs t

Kemasan,Brosur,Etiket

Kemasan

Setiap tablet
Indikasi mengandung
Antihistamin dan
Chloramfeniramine
sedatif
malet 4mg

Efek samping Kontraimdikasi

serangan asma
Jika ada efek akut, bayi
samping yang
prematur,anak di
berlebihan dan
bawah 2 tahun,
berbahaya
dan Neonatus.
segera

KLORFARM
konsultasi ke
dokter

ssS
KLORFARM
Brosur

Komposisi:
Setiap tablet mengandung
CTM 0,04 mg
Indikasi:
obat chlorpheniramine maleate untuk
membantu meredakan gejala alergi,
demam, dan flu biasa.

Kontraindikasi

serangan asma akut, bayi prematur,anak


di bawah 2 tahun, dan Neonatus.

Efek Samping

Mual, muntah, pusing, sakit kepala,


mengantuk, selera makan berkurang,
sakit perut, sembelit, penglihatan kabur,
dan juga mulut kering
Etiket

APOTEK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Jl. Yos Sudarso No.461, tlp/fax.


(02874)472433

APA: Anggun Sulis S

SIPA: C12020052

No : 7 Tgl :
19/04/22

An. Anggun

3-4 x Sehari

Untuk Pemakaian Dalam

ED:

Semoga Lekas Sembuh

Obat Dalam
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
 Evaluasi Granul
- Uji Waktu Alir
No Uji Waktu ( s)

1 Replikasi I 3,95

2 Replikasi II 4,47

3 Replikasi III 4,37

Rata rata 4,26

Rata rata = Jumlah waktu keseluruhan


3
= 12,79
3
= 4,26 s
Uji Sudut Diam

No Uji Tinggi (cm) Diameter ( cm)

1 Replikasi I 4,5 10,5

2 Replikasi II 3 11,5

3 Replikasi III 4,5 11

a. TanB = t c. TanB = t

n n
= 4,5 = 4,5
5,2 5,5

tanB = 0,86 tanB = 0,81

= 40,6 º = 39º

b . TanB = t
n
= 3
3,75
tanB = 0,52
= 27,4º
-Uji Pengetapan
Dik : Volume awal = 90 cm

Volume akhir = 70 cm

Ditanya : T%

Jawab : T % = V1-V2 x 100%

V1

= 90 -70 x 100%

90

= 20%

 Evaluasi Sediaan
- Keseragaman bobot

No Tablet ke- Bobot ( gr) % penyimpangan

1 1 0,471 0,842

2 2 0,446 6,105

3 3 0,455 4,210

4 4 0,430 9,473
5 5 0,481 1,263

6 6 0,445 6,315

7 7 0,464 2,315

8 8 0,497 4,631

9 9 0,476 0,210

10 10 0,466 1,894

11 11 0,469 1,263

12 12 0,477 0,421

13 13 0,454 4,421

14 14 0,526 10,736

15 15 0,458 3,578

16 16 0,509 7,157

17 17 0,506 6,526

18 18 0,511 7,578

19 19 0,466 1,189

20 20 0,455 4,210

Rata rata bobot tablet = 0,475

- Rata rata bobot tablet = Bobot tablet


20
= 0,471 + 0,446+0,455+0,431 +
0,481+0,445+0,446+0,497+0,476+0,466+0,496
+0,477+0,454+0.526+0,458+0,509+0,506+0,51
1+0,466+0,455
20
= 9,492
20
= 0,475 g
Penyimpangan tablet = Bobot rata rata-Bobot masing tablet x 100%
Bobot rata rata
a. 0,475 – 0,471 x 100% = 0,842 %
0,475
b. 0,475 – 0,446 x 100% = 6,105 %
0,475
c. 0,475 – 0,455 x 100% = 4,210%
0,475
d. 0,475 – 0,431 x 100% = 9,473%
0,475
e. 0,475 – 0,481 x 100% = 1,263%
0,475
f. 0,475 – 0,445 x 100% = 6,315%
0,475
g. 0,475 – 0,464 x 100% = 2,315%
0,475
h. 0,475 – 0,497 x 100% = 4,631%
0,475
i. 0,475 – 0,476 x 100% = 0,210 %
0,475
j. 0,475 – 0,446 x 100% = 1,984%
0,475
k. 0,475 – 0,469 x 100% = 1,263%
0,475
l. 0,475 – 0,477 x 100% = 0,421 %
0,475
m. 0,475 – 0,454 x 100% = 4,421 %
0,475
n. 0,475 – 0,526 x 100% = 10,736%
0,475
o. 0,475 – 0,458 x 100% = 3,578, %
0,475
p. 0,475 – 0,509 x 100% = 7,157 %
0,475
q. 0,475 – 0,506 x 100% = 6,526 %
0,475
r. 0,475 – 0,511 x 100% = 7,578 %
0,475
s. 0,475 – 0,466 x 100% = 1,189 %
0,475
t. 0,475 – 0,455 x 100% = 4,210 %
0,475
- Ketebalan Bobot

No Tablet ke- Ketebalan ( nm)

1 1 4,7

2 2 4,7

3 3 4,7

4 4 4,7

5 5 4,7

Rata rata 4,7

Rata rata = Ketebalan tablet


5
= 4,7 + 4, 7+4,7+4,7+4,7
5
= 4,7 nm
- Kekerasan tablet

No Uji Bobot (kg)

1 Rep-1 0,3

2 Rep-2 0,2

3 Rep-3 0,4

4 Rep-4 0,5
Rata rata 0,35

Rata rata bobot = Bobot

= 0,3 + 0,2 + 0,4 + 0,5 + 0,5

= 1,4

= 0,35 kg

- Kerapuhan Tablet
Dik : Wo = 93,77 gr
Wt = 1,1
Dit : % kerapuhan = Wo-Wt x 100%
Wo
= 9,377 gr – 1,1 x 100%
9,377

= 88,26 %

- Waktu Hancur Tablet

No Tablet-ke Waktu ( s)

1 1 40,0

2 2 52,0

3 3 1,03

4 4 1,07

5 5 1,08

6 6 1,01
Rata rata 16,03

Rata rata = waktu

= 40,0 + 52,0+ 1,03+ 1,07+ 1,08+ 1,01

= 96, 19

= 16,03 s

B. PEMBAHASAN
Kempa langsung adalah suatu metode pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran bahan aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. .
Namun demikian, sekarang ini istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses
ketika tablet dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai
(termasuk pengisi, desintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan seragam ke dalam
lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kuat. (Anief, M., 2000.)

Tujuan praktikum ini adalah membuat sediaan tablet menggunakan metode kempa
langsung dengan klorfeniramin maleat sebagai bahan aktif dan melakukan pengujian serta
menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet.Alat yang diguanakan adalah timbangan
analitik,lumpang dan stamper,sendok tanduk,mesin tablet single punch. Bahan nya ialah
klorfeniramin maleat ,natrium alginate,sodium stearate,talk dana avicel Ph 102. Caranya yaitu
dengan menimbang semua bahan yang digunakan untuk membuat formula tablet,selanjutnya
Dimasukkan ctm ke dalam lumping kemudian ditambahkan dengan natrium alginat, sodium
starch glikolat selanjutnya tambahkan magnesium stearat dan masukkan sedikit demi sedikit
avicel PH 102 sambil digerus dan dicampur sampai homogen. Tambahkan talk sambil terus
digerus sampai semua semua komponen homogen, lalu lakukan uji preformulasi granul.
Setelah dilakukan uji preformulasi granul,lakukan pencetakan tablet.
Alasan pemilihan klorfeniramin maleat sebagai bahan aktif pada metode kempa langsung
karena hanya bahan obat yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik pada massa
kempanya yang dapat digunakan dengan metode kempa langsung (Sa’adah dkk, 2019).Dan
CTM merupakan zat aktif yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik.
Pada praktikum dilakukan uji evaluasi granul terlebih dahulu sebelum proses
pencerakan tablet. Uji tersebut meliputi:
1) Uji waktu alir
Uji pertama yang dilakukan adalah uji waktu alir granul ,caranya dengan 100
gram granul dituangkan ke dalam corong yang ujung tangkainya tertutup,
Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis. Setelah itu
lama waktu dicatat dengan mengguanakan alat pencatat waktu (stopwatch).
Lakukan uji tersebut sebanyak 3 kali. Aliran granul yang baik adalah
jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 100 gram tidak lebih dari 10
detik (Voight, 1994).Dari praktikum dilakukan 3 kali replikasi ( 3,95 s, 4,47 s,
4,37 s) dengan rata rata 4,26. Hal ini berarti sesuai dengan teori ,karena
hasilnya kurang dari 10 detik.  Waktu alir merupakan  faktor penting dalam
pembuatan granul karena dalam waktu alir yang baik akan menjamin
keseragaman bobot(Sugihartini, N., Wahyuningsih, W., Supadmi, W.,
Guntarti, 2009)
2) Uji sudut diaam
Selanjutnya adalah uji sudut diam,caranya Granul seberat 50 gram
dimasukkan secara perlahan ke dalam alat, lubang bagian bawah
tertutup.Penutup lubanng bagian bawah dibuka maka granul akan mengalir ke
bawah.Ukur inggi kerucut yang terbentuk dan diulangi sampai 3 kali replikasi.
Didapat sudut diamnya 40,6 º ; 27,4º dan 39º .Hal ini sesuai teori yang
menyatakan bahwa Nilai sudut diam yang  menunjukkan
kualitas granul dengan nilai sudut diam yang baik antara 28° sampai
42°(Voight,1994)
3) Uji pengetapan
Selanjutnya adalah uji pengetapan ,caranya Sejumlah granul dimasukkan ke
dalam gelas ukur yang dimiringkan kemudian ditegakkan. Ditambahkan lagi
granul sampai volum 100 ml. Ini dicatat sebagai Vo.Gelas ukur dipasangkan
pada alatnya dan kemudian rotor dinyalakan lalu hitung nilai T%. Didapat
hasilnya 20 %.Semakin kecil indeksi pengetapan (%)maka semakin baik sifat
alirnya,granul yang memiliki indeks pengetapan kurang dari 20% mempunyai
sifat alir yang baik (Goeswin,2018).Hal ini berarti sesuai literatur.
Kemudian setelah granul melewati proses uji evaluasi granul, granul tersebut
dicetak menkadi tablet. Caranya dalah serbuk granul tersebut dimasukan kedalam
mesin pencetak tablet, dan dari kelompok kami didapat 71 butir tablet. Setelah
pencetakan tablet, tablet tersebut harus uji stabilitas fisik tablet. Uji tersebut meliputi
:
1) Keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk melihat keseragaman dosis obat yang
masuk kedalam tubuh sehingga dosis setiap tablet diharapkan sama dan sesuai
dengan keamanan terapi dari sediaan tersebut. Uji keseragaman bobot caranya
adalah ambil 20 butir tablet dan timbang masing-masing tablet sampai tablet
ke-20. Setelah itu dihitung rata-rata bobotnya. Kelompok kami diperoleh
keseragaman bobot 4,210% hal ini sesuai dengan literatur (Depkes,2013)
bahwa keseragaman bobot yang baik adalaj penyimapangan tidak lebih dari
5%.
2) Ketebalan tablet
Keseragaman ukuran dilakukan untuk memastikan bahwa tablet mempunyai
ketebalan dan diameter yang seragam. Uji fisik selanjutanya adalah ketebalan
tablet, diambil 5 tablet kemudian diukur ketebalanya menggunakan jangka
sorong. Ketebalan tablet dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu tekanan pada saat
mencetak tablet, jumlah massa yang diisikan pada ruang cetak tablet dan
kerapatan massa tablet yang dicetak sedangkan diameter tablet dapat
dipengaruhi oleh ukuran ruang cetak tablet (Rori dkk., 2016). Dari kelima
tablet didapat rata- rata tablet berukiran 4,7 mm hal ini sesuai dengan literatur
dari (Depkes,2013) menurut Farmakope Indosesia Edisi V yaitu diameter
tablet tidakadayangkurang dari tebal tablet dan tidak lebih dari 3 kali tebal
tablet.
3) Kekerasan tablet
Kekerasan tablet menggambarkan ketahanan tablet terhadap tekanan,
goncangan, maupun pengikisan selama proses produksi, pengemasan,
transportasi, maupun distribusi. Kekerasan tablet dipengaruhi oleh tekanan
kompresi, kekerasan granul dan jumlah bahan pengikat. Pertama ambil 5 butir
tablet, kemudian masing-masing tablet diletakan di atas hardness tester dengan
cara atu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness tester,mula-
mula skala pada posisi nol, kemudian dengan alat diputar pelan-pelan sampai
tablet pecan. Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet tepat pecah atau
hancur, dari pengamatn kelompok kami didapat rata-rata kekerasan 0,35kg
hal ini tidak sesuia dengan literartur karena menurut (Lachman dkk., 2008) ,
kekerasan tablet yang baik adalah 4–8 kg. Hal ini mungkin terjadi dari
praktikan dalam manmbahkan bahan pengikat kurang teliti dan mungkin
tekanan dari kata pencetak tablet.
4) Kerapuhan tablet
Tujuan uji ini merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu
pengemasan dan pengiriman. Dua puluh tablet dibebas debukan ditimbang,
dimasukkan ke dalam friabilator diputar delama 4 menit dengan kecepatan 25
putaran per menit. Tablet dibersihkan dari fines yang menempel dan
ditimbang kembali, kemudian dihitunh presentase sesui rumus. Dan didapat
presentase kerapuhan tablet sebesar 88,26 %. Hal ini tidak sesuai literarur
karena Tablet dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 0,8%
(Lachman, dkk, 1994).
5) Waktu hancur tablet
Evaluasi ini bertujuan untuk menjamin bahwa tablet akan hancur pada cairan
tubuh, sehingga akan tersedia dalam bentuk molekulernya. Obat yang tersedia
dalam bentuk molekuler yang akan diabsorbsi oleh tubuh. Dimasukkan 5
tablet ke dalam tabung berbentuk keranjang, kemudian diturun-naikkan tabung
secara teratur 30 kali setiap menit dalam medium air dengan suhu 36° C - 38°
C. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas
kasa. Dicatat lama waktu hancur tablet. Dari hasil praktikum di dapat 16,03
detik, hal ini tidak sesuai dengan literatur karena Waktu yang diperbolehkan
untuk menghancurkan tablet tidak bersalut salut enterik adalah tidak lebih dari
15 menit (Depkes RI, 1979).
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari praktikum tablet kempa langsung bahan aktif ctm dapat disimpulkan bahwa :
1) CTM merupakan zat aktif yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang
baik, sehingga cocok untuk pembuatan sediaan tablet kempa langsung
2) Dari uji evalusi granul, granul kelompok kami memenuhi syarat uji evalusi
stabilitas fisik granul
3) Sedangkang dari uji evaluasi stabilitas fisik tablet, tablet kelompok kami tidak
memenuhi syarat karena kerapuhan lebih dari 0,8% sehingga memengaruhi
waktu hancur tablet sehingga tidak layak pakai
LAMPIRAN
Uji Evaluaasi Granul
Uji Pengetapan Uji waktu alir Uji Sudut diam

Uji Evaluasi Tablet


Pencetakan tablet Uji keseragaman bobot Uji kekerasan Uji waktu hancur

Uji Kerapuhan Uji Ketebalan


DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C Howard, 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Penerbit
Universitas Indonesia:Jakarta.
Depkes RI, 2013. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan: Jakarta.
Lachman, L.H.A. Lieberman., dan Kanig, J.L., 2008, Teori dan Praktek Farmasi Industri ,
Edisi Ketiga, Universitas Indonesia, Jakarta.
Rowe, Raymond, C., Paul, J. S. dan Marian, E. Q. 2009. Handbook ofPharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association: USA.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi kelima, Gadjah Mada
UniversityPress, Yogyakarta, Halaman 221-222

Anda mungkin juga menyukai