Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN PEMBUATAN PRODUK PHYLLANTAB

PT. CARI JAMU HERBAL INDONESIA


1 Sifat bahan dan a. Sifat fisika kimia zat aktif dan sediaan
sediaan 1. Ekstrak Meniran

Meniran memiliki senyawa identitas yaitu filantin


(Anonim, 2008). Titik leleh kristal filantin adalah 96.67–
97.03 0C. Filantin memiliki stabilitas dalam larutan pada
kisaran pH 1,07-10,02 selama 4 jam dan tidak
terpengaruh oleh variasi pH di seluruh saluran GI (Azam
& Ajitha, 2017).

Organoleptis: bentuk serbuk/granul, berbau khas, rasa


pahit

Tidak mengandung logam berat (arsen dan timbal)

Tidak mengandung bakteri E. coli, Salmonella, S.


aureus, P. aeruginosa

Loss on Drying: 2,45%

Indikasi: immunostimulator, diabetes, hipertensi

2. Mikrokristalin selulosa (Avicel 102)


Rumus molekul : C6H10O5
Titik leleh : 260-270OC
Pemerian : Adalah murni yang sebagian dipolimerisasi
selulosa berbentuk kristal putih, tidak berbau dan tidak
berasa. Sebuk terdiri dari partikel berpori.
Kegunaan : Absorben, suspending agent, pengisi pada
tablet dan sebagai disintegrant.
Kelembaban : biasanya < 5% b/b, mikrokirstalin selulosa
bersifat higroskpis.
Kelarutan : sedikit larut dalam larutan natrium hidroksida
5% b/v. Praktis tidak larut dalam air, asam encer dan
sebagian besar pelarut organik.
3. Amilum manihot
Rumus molekul : C6H10O5
Titik leleh : -
Pemerian : Pati berbentuk bubuk tidak berbau dan
hambar, halus, putih, terdiri dari butiran kecil, bulat,
ukuran dan betuknya merupakan karakteristik dari setiap
varietas tanamannya.
Kegunaan : zat pengisi, disintegrant, pengikat, thickening
agent.
Kelembaban : bersifat higroskopis
Kelarutan : -
4. Talk
Rumus molekul : C6H10O5
Titik leleh : -
Pemerian : Bubuk kristal yang sangat halus, putih hingga
keabu-abuan, tidak berbau, tidak berbahaya. Mudah
menempel pada kulit, dan lembut.
Kegunaan : anticaking agent, glidant, pengisi dan
lubrikan tablet.
Kelembaban : bersifat higroskopis
Kelarutan : -
5. Mg Stearat
Rumus molekul : [CH3(CH2)16COO]2Mg
Titik leleh : 117-150OC
Pemerian : Berbentuk sebuk sangat halus, putih muda,
diendapkan atau giling, memiliki bau yang seperti asam
stearat dan rasanya khas.
Kegunaan : Lubrikan
Kelembaban : -
Kelarutan : Praktis larut dalam etanol, air, sedikit larut
dalam pelarut benzen dan etanol panas.
6. Aerosil 200
Rumus molekul : SiO2
BM : 60,08
Titik leleh : 1600OC
Pemerian : Silika berasap submikroskopik dengan
ukuran partikel sekitar 15 nm. Bubuk berbentuk ringan,
longgar, berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak
berasa dan tidak berbentuk.
Kegunaan : Adsorben, anticaking agent, glidant,
disintegrant.
Kelembaban : -
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan organik, air,
dan asam, kecuali asam hidroflorat, larut dalam pelarut
alkali hidroksi panas.
(Anonim, 2009)
b. Persyaratan bahan aktif sesuai kompendia
Ekstrak Meniran
- Herba meniran adalah seluruh bagian di atas tanah
Phyllntus niruri L., suku Euphorbiaceae,
mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,9%
dihitung sebagai kuersetin.
- Pemerian: Berupa herba, bau khas, rasa pahit, batang
bentuk bulat, daun kecil, bentuk bundar telur sampai
buundar memanjang; panjang helai daun 5-10 mm,
lebar 2,5-5 mm; bunga dan buah terdapat pada ketiak
daun atau terlepas; buah bentuk bulat berwarna hijau
kekuningan sampai kuning kecoklatan
- Susut pengeringan: tidak lebih dari 14%
- Abu total: tidak lebih dari 7,2%
- Abu tidak larut asam: tidak lebih dari 1,2 %
- Sari larut air: tidak kurang dari 16,0%
- Sari larut etanol: tidak kurang dari 8,0%
- Kandungan kimia simplisia: kadar flavonoid total
tidak kurang dari 0,90% dihitung sebagai kuersetin
(Anonim, 2008)
c. Persyaratan Bentuk Sediaan Tablet (Anonim, 2014;
Anonim, 2015b)
- Keseragaman bobot: (Lampiran 1)
- Waktu hancur: < 30 menit
- Kekerasan: 100-140 N
- Kerapuhan: > 1,0 %
2 Khasiat a. Mekanisme Kerja Zat Aktif
Pada penelitian yang telah dilakukan, flavonoid terbukti
dapat menghambat komplikasi diabetes. Komplikasi ini
diawali saat pengurangan gula secara reaksi non
enzimatik dengan golongan amino didalam protein,
lemak, dan lain-lain. Reaksi ini mengarah kepada
akumulasi beberapa jenis agregat atau produk akhir
glikasi (pembentukan gula). Seperti contoh pentosidik
atau N.E (carboxymethyl lysine (CML)). Proses ini
dikenal sebagai glikasi didalam tubuh manusia dan
dikaitkan dengan komplikasi diabetes. CML telah
diidentifikasi sebagai produk dari glikooksidasi
sedangkan mekanisme dari flavonoid yaitu menghambat
CML tersebut (Anonim, 2006).
b. ADME Zat Aktif dalam Tubuh
Pertama, obat akan masuk kedalam tubuh melalui saluran
cerna sehingga memungkinkan masuknya senyawa
kedalam aliran darah atau disebut dengan absorbsi.
Kemudian setelah obat di absorbsi maka obat akan
terbawa di aliran darah dan menyebar ke jaringan atau
cairan intraselullar yang terdapat reseptor yang dituju,
penyebaran ini disebut dengan distribusi. Sementara
beberapa molekul obat mengikat reseptor, dan lainnya
dapat dilepaskan dari reseptor dan diambil kembali oleh
aliran darah. Partikel obat dalma aliran darah akan
mengalami perubahan biokimia atau disebut juga
metablisme yang pada akhirnya obat dan metabolitnya
dikeluarkan dari tubuh melalui urin atau feses atau
disebut juga dengan proses ekskresi. Untuk obat dapat
mencapat respons terapi maka harus mencapai
konsentrasi yang sesuai sehingga dapat mencapai dan
berinteraksi dengan reseptor (Lampiran 2) (Sakai, 2009).

c. Indikasi dan Dosis


Immunomodulator: sediaan Stimuno yaitu 50 mg ekstrak
kering meniran/kapsul
Diabetes: 100mg - 1000 mg/hari (Chairul et al., 2000)
Dosis terapi: 900-2700 mg/ hari selama tiga bulan
(Anonim, 2002)
d. Kontra indikasi : -
e. Toksisitas dan Efek Samping
Pemberian subkronis ekstrak etanol meniran dengan
dosis 30 mg/KgBB dan 300 mg/KgBB tidak
menyebabkan toksik dilihat dari parameter hati dan
ginjal, serta tidak sitotoksik dan genotoksik (Asare et al.,
2012).
Penelitian Mulyadi (2010) menyatakan bahwa
kandungan tanin pada meniran dapat memberikan
gambaran histopatologi yang buruk terhadap lambung
dan duodenum mencit pada pemberian dosis hingga
2.000 mg/kgBB.
ES: Mual, muntah, pusing, (Aronson, 2008).
f. Interaksi Obat : -
g. Peringatan selama Penggunaan : jika terjadi reaksi
alergi atau overdose maka segera periksakan ke dokter.
3 Kualifikasi/Validasi a. Pembuatan SOP
Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas
pengendali debu yang efektif dan ditempatkan sedemikian
rupa untuk menghindari campur baur antar produk. Tiap
mesin hendaklah ditempatkan dalam ruangan terpisah.
Kecuali mesin tersebut digunakan untuk produk yang sama
atau dilengkapi sistem pengendali udara yang tertutup maka
dapat ditempatkan dalam ruangan tanpa pemisah.

Untuk mencegah kecampurbauran perlu dilakukan


pengendalian yang memadai baik secara fisik, prosedural
maupun penandaan.

Hendaklah selalu tersedia alat timbang yang akurat dan telah


dikalibrasi untuk pemantauan bobot tablet selama-proses.

Tablet yang ditolak atau yang disingkirkan hendaklah


ditempatkan dalam wadah yang ditandai dengan jelas
mengenai status dan jumlahnya dicatat pada Catatan
Pengolahan Bets.

Tiap kali sebelum dipakai, punch, dan die hendaklah


diperiksa keausan dan kesesuaiannya terhadap spesifikasi.
Catatan pemakaian hendaklah disimpan (Lampiran 3)
(Anonim, 2011).

b. Pelaksanaan Kualifikasi/Validasi

4 Produksi a. Formula Berdasarkan Aspek Preformulasi


(Mustarichie & Priambodo, 2018)
Nama Bahan Jumlah Kegunaan
Ekstrak herba meniran 45% Zat aktif
(Filanin)
Avicel 102 (Microsrytalin
40% Pengisi
Celullose)
Amprotab (Amilum manihot) 10,5% Disintegran
Talk (Talcum) 2% Glidan, Lublikan
Mg Stearat 2% Pelicin (Lubrikan)
Aerosil 200 (Colloidal Silicon
0,5% Aerosol
Dioxide)

b. Penimbangan
- Ekstrak meniran 600 mg x 45 % = 270 mg x 150
= 40,5 gram
- Avicel 102 600 mg x 40% = 240 mg x 150
= 36 gram
- Amprotab 600 mg x 10,5 % = 63 mg x 150
= 9,45 gram
- Talk 600 mg x 2% = 12 mg x 150
= 1,8 gram
- Mg Stearat 600 mg x 2% = 12 mg x 150
= 1,8 gram
- Aerosil 200 600 mg x 0,5% = 3 mg x 150
= 0,45 gram

c. Metode Pembuatan
Kempa Langsung

d. IPC dan Syarat Penerimaan


- Homogenitas Pencampuran
Prosedur:
 Sampel diambil dari 10 tempat pada mesin
pencampur.
 Jumlah sampel: maksimal 3x berat 1 tablet dari
masing-masing lokasi dan dianalisis keseluruhan.
Lokasi pengambilan sampel:
S1, S2, S3 = Sisi atas pengaduk
S4, S5, S6 = Sisi tengah pengaduk
S7, S8, S9 = Sisi dasar / bawah pengaduk
S10 = Sisi bawah tengah pengaduk
 Penentuan kadar dilakukan pada masing-masing
sampel.
 Kriteria keberterimaan: kadar=95%-105%, RSD≤5%.
(Anonim, 2012)
e. Evaluasi Sediaan (Metode dan Syarat
Penerimaan)
- Penetapan kadar zat aktif
Mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,9%
dihitung sebagai kuersetin (Anonim, 2008).
- Keseragaman bobot
Dari 20 tablet, tidak lebih dari 2 tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata nya
lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A
(5%) dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata nya lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom B (10%) (Anonim,
2014).
- Waktu hancur
Untuk tablet tidak bersalut kurang dari 30 menit
(Anonim, 2014)
- Kerapuhan
Tidak lebih dari 1,0 % (Anonim, 2015b)
- Kekerasan
Kekerasan tablet berkisar antara 100-140 N (Anonim,
2015b)
Catatan : alat yg digunakan disesuaikan dg materi kualifikasi
atau validasi
5 Analisis a. Metode analisa yang digunakan baik untuk zat aktif
maupun produk jadi baik dari kompendia
(utamakan) maupun non kompendia.
Metode penetapan kadar zat aktif didalam sediaan
(senyawa filantin) dengan spektrofotometri UV-Vis
(Krisyanella et al., 2013).
b. Jenis sampel yang akan dianalisis
Tablet ekstrak meniran.
c. Permasalahan dalam analisis tersebut
Pada jurnal yang didapat sampel yang digunakan adalah
ekstrak kering bukan tablet (sediaan jadi).
d. Penentuan Metode analisis yang akan digunakan
Metode spektrofotometri UV-Vis
e. Rincian metode analisis yang terpilih (Lampiran 4)
- Pembuatan kurva baku (20, 40, 60, 80, 100 ug/ml)
- Penentuan OT
- Penentuan panjang gelombang maksimum
- Penetapan kadar
-
Catatan : alat yg digunakan disesuaikan dg materi kualifikasi
atau validasi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002, Handbook of Medicinal Herbs Second Edition, Washington DC, CRC Press.
Anonim, 2006, Flavonoid: Chemistry, Biochemistry, and Applications , London, CRC Press.
Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Jakarta, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim, 2009, Handbook of Excipients Sixth Edition, London, Pharmaceutical Press.

Anonim, 2011, Peraturan Kepala BPOM tentang Persyaratan Teknis Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik, Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.
Anonim, 2012, Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang
Baik, Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Anonim, 2014, Peraturan Kepala BPOM tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional,
Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Anonim, 2015a, Farmakope Indonesia Edisi V, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim, 2015b, The 38th United States Pharmacopeia, United State, Pharmacopeial
Convention Inc.,
Aronson, J.K., 2008, Meyler’s Side effect of Herbal Medicines, Oxford, Elsevier Science

Asare, G.A., Bugyei, K., Sittie, A., Yahaya, E.S., Gyan, B., Adjei, S., Addo, P., Wiredu, E.
K., Adjei, D.N. dan Nyarko, A. K., 2012, Genotoxicity, Cytotoxicity and
Toxicological Evaluation of Whole Plant Extracts of the Medicinal Plant Phyllanthus
niruri (Phyllanthaceae), Genetics and Molecular Research, (1).
Azam, M., dan Ajitha, M., 2017, Phyllanthin: A Potential Lead Molecule for the Future
Needs, International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research, 9(8).
Chairul, Jamal, Y., Zainul, Z., 2000, Efek Hipoglikemik Ekstrak Alkohol Herba Meniran
(Phyllantus niruri L., pada Kelinci Putih Jantan), Berita Biologi, Puslitbang Biologi
LIPI Bogor, (5).
Krisyanella, Susilawati, N., Rivai, H., 2013, Pembuatan dan Karakterisasi serta Penentuan
Kadar Flavonoid dari Ekstrak Kering Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.), Jurnal
Farmasi Higea, Padang, 5(1).
Mulyadi, 2010, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn) terhadap
Gastrointestinal Mencit BALB/C, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang
Mustarichie, R., dan Priambodo, D., 2018, Tablet Formulation from Meniran (Phyllanthus
niruri L.) Extract with Direct Compression Method, International Journal of Applied
Pharmaceutics, 10(4).
Sakai, J.B., 2009, Pharmacokinetics: The Absorption, Distribution, and Excretion of Drugs,
Practical Pharmacology for The Pharmacy Technician.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Persyaratan Keseragaman Bobot (Anonim, 2014)
Lampiran 2. ADME Tablet
Lampiran 3. Pembuatan SOP (Anonim, 2011)
Lampiran 4. Rincian Metode Analisis

Analisis
Jika dalam penetapan kadar tablet disebutkan “timbang dan serbukkan tidak kurang dari”
sejumlah tablet, berarti tablet yang telah dihitung ditimbang terlebih dahulu kemudian
diserbukkan. Sejumlah serbuk yang digunakan harus ditimbang saksama karena mewakili
seluruh tablet (Anonim, 2015a).

Penentuan panjang gelombang maksimum kuersetin


Dari larutan induk kuersetin 1 mg/mL dipipet 0,8 mL dan dimasukan kedalam labu ukur 10
mL. Kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi 80
μg/mL kuersetin. Sebanyak 0,5 mL kuersetin dimasukkan kedalam vial, tambahkan 1,5 mL
metanol lalu tambahkan dengan 0,1 mL aluminium klorida 10% lalu ditambahkan 0,1 mL
natrium asetat 1M dan 2,8 mL aquades, kocok hingga homogen. Diamkan 30 menit,
kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 400-800 nm dengan spektrofotometer
UV-Vis.

Pembuatan larutan blanko . Sebanyak 1,5 mL metanol dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL,
lalu ditambahkan 0,1 mL AlCl3 10%, 0,1 mL Na asetat 1M dan 2,8 mL aquadest, kemudian
dihomogenkan.

Pembuatan kurva baku kuersetin


Dari larutan induk kuersetin 1 mg/mL dipipet 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0 mL, kemudian diencerkan
masing-masingnya dengan metanol dalam labu 10 mL sampai tanda batas sehingga diperoleh
konsentrasi 20; 40; 60; 80; 100 μg/mL kuersetin. Masing-masing konsentrasi larutan dipipet
0,5 mL dimasukkan kedalam vial, tambahkan 1,5 mL metanol, lalu tambahkan 0,1 mL
larutan aluminium klorida 10% lalu tambahkan 0,1 mL natrium asetat 1 M dan 2,8 mL
aquadest. Kemudian dihomogenkan dan diamkan selama 30 menit, dimasukkan kedalam
kuvet. Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum kuersetin yang didapat dengan
spektrofotometer UV-Vis dan dari data ini didapatkan kurva kalibrasi. dan buat kurva
kalibrasi sehingga persamaan regresi liniernya dapat dihitung.

Penentuan kadar senyawa flavonoid dalam larutan sampel


Diambil lebih kurang 2 g ekstrak kering dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL kemudian
tambahkan metanol sampai tanda batas lalu homogenkan dan disaring. Kemudian pipet 0,5
mL dari larutan sampel ekstrak kering 2 g tambahkan 1,5 mL metanol, lalu tambahkan 0,1
mL larutan aluminium klorida 10%, lalu tambahkan 0,1 mL natrium asetat 1M dan 2,8 mL
aquades. Diamkan selama 30 menit, dimasukkan dalam kuvet. Ukur serapan pada panjang
gelombang maksimum kuersetin dengan spektrofotometri UV-Vis. Kadar senyawa flavonoid
ditentukan dengan persamaan regresi dari kurva kalibrasi. Hasil yang diperoleh
diperhitungkan dengan faktor pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi flavonoid yang
terdapat dalam ekstrak kering herba meniran.
(Krisyanella et al., 2013).

Anda mungkin juga menyukai