Anda di halaman 1dari 32

FORMULASI & TEKNOLOGI

SEDIAAN PADAT
Apt. NONI RAHAYU PUTRI, M. FARM
POKOK PEMBAHASAN

PENCETAKAN TABLET
PREFORMULASI DAN PERMASALAHAN
TABLET

BAHAN TAMBAHAN
EVALUASI TABLET
/ EKSIPIEN

METODE
TABLET KHUSUS
PEMBUATAN TABLET

EVALUASI GRANUL TABLET SALUT


NORMA AKADEMIK
1. Kuliah dimulai sesuai jadwal (toleransi 7 menit)
2. Selama pembelajaran HP silent dan disimpan
3. Batas waktu pengumpulan tugas sesuai jadwal. Bila
terlambat nilai 75%, terlambat sehari nilai 50%, terlambat
lebih dari sehari nilai 0
4. Minimal kehadiran dan cara berpakaian sesuai ketentuan
5. Saling menghargai
6. Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil
Komponen Evaluasi Pembelajaran Proporsi Nilai

Nilai tugas / Quiz 20%


Nilai Sikap dan keaktifan 10%
Nilai ujian 70%
Total: 100%
LITERATUR
 Sediaan solida, Dr. Lannie Hadisoewigyono, M.Si, Apt dan
Prof. Dr. Achmad fudholi, DEA, Apt
 Formulasi tablet, Drs. Firmansyah
 Teknologi Farmasi sediaan Tablet, Charles Siregar
 Pengembangan Sediaan Farmasi, Agoeswin Agoes
 Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System,
Howard Ansel
DEFINISI BENTUK SEDIAAN OBAT

Bentuk sediaan : Bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk

yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai

efek terapi yang diinginkan.

JENIS SEDIAAN

SEDIAAN CAIR SEDIAAN


(OBAT CAIR) SETENGAH PADAT
SEDIAAN PADAT SEDIAAN (OBAT)
(OBAT PADAT) BENTUK KHUSUS
SEDIAAN PADAT
(OBAT PADAT)

KAPSUL TABLET KAPLET

PIL LOZENGES

PASTILES SERBUK
DEFINISI TABLET
Tablet (FI ed IV)
Sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi.
Tablet(Siregar,2010)
Bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih
zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang
meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran
bebas, sifat kohesivitas,kecepatan disintegrasi dan sifat
anti lekat)yang dibuat dengan mengempa campuran
serbuk dalam mesin tablet.
BENTUK TABLET
Tergantung pada penggunaan dan metode pembuatan:
 Ragam bentuk

 Ukuran

 Bobot

 Kekerasan

 Ketebalan

 Sifat disolusi

 desintegrasi
Terdapat berbagai macam bentuk tablet yang telah
dikembangkan oleh pabrik – pabrik farmasi antara lain:
1. Bentuk bundar dengan permukan datar
2. Bentuk cembung
3. Bentuk kapsul kaplet
4. Bentuk lonjong
5. Bengtuk segitiga,empat segi, segi enam(hexagonal
KEUNTUNGAN & KETERBATASAN

Keuntungan Keterbatasan
 Takaran dosis yang diberikan  Kesulitan menelan pda
lebih tepat. beberapa pasien
 Dapat menghilangkan atau  Tidak bisa digunakan pada
mengurangi rasa yang tidak pasien tidak sadar
enak dari bahan obat.  Waktu absorpsi lebih lama
 Sediaan obat stabil dibandingkan sediaan cair
waktu kadaluarsa lebih lama
 Mudah dibawa dan disimpan

 Biaya distribusi lebih murah

tidak ada resiko pecah


KRITERIA SEDIAAN TABLET
1. Stabil secara fisika dan kimia
2. Ketelitian dan keseragaman kandungan obat
3. Ketersediaan hayati sesuai dengan tujuan penggunaan
4. Disolusi obat sesuai dengan ketentuan spesifikasi
5. Penerimaan pasien
 Sedapat mungkin produk harus berpenampilan menarik
(organoleptis), shg mendorong pasien utk mengikuti
ketentuan penggunaan obat.
6. Manufakrutabilitas
 Rancangan formulasi memungkinkan utk memproduksi bets
obat secara efisien, ekonomis, praktis selama prod dan
reprodusibel
STUDI PREFORMULASI
Langkah awal untuk mengembangkan bentuk sediaan obat yang
berkualitas dan rational.

Definisi: Pemeriksaan dan karakterisasi sifat-sifat fisika dan kimia


senyawa obat dan kombinasinya dengan eksipien (excipient
compatibility).

Tujuan:

Untuk memperoleh informasi/data yang sangat bermanfaat bagi


formulator dalam mendesain bentuk sediaan yang stabil dan memiliki
biovability yang baik dan dapat diproduksi secara masal.
STUDI PREFORMULASI

Skala kecil

Skala pilot

Skala besar
STUDI PREFORMULASI
1. Sifat organoleptik
2. Kemurnian (purity)
3. Ukuran,bentuk dan luas permukaan partikel
4. Kelarutan
5. Laju disolusi
6. Bentuk kristal dan polimorfisme
7. Stabilitas
8. Sifat bulk / partikel (density, higroskopisitas, flowability,
compressibillity dan wettability)
9. Parameter yang mempengaruhi proses absorpsi
SIFAT ORGANOLEPTIK

Warna Bau Rasa

Putih Tajam Asam


Krim Bau seperti buah Pahit
Kecoklaran Aromatis Kuat
Mengkilat Tidak berbau Manis
Tidak berasa
KEMURNIAN (PURITY)

a) Kimiawi (impurites lain, logam dan amin aromatis)

b) Fisika (bentuk kristal yang berbeda)

Teknik katarakteisasi kemurnian

1. Kimiawi : titk lebur, spektofotometri, kromatografi

2. Fisika : titik lebur, DSC, TGA dan difraksi sinar-X


UKURAN, BENTUK DAN LUAS PERMUKAAN
PARTIKEL

Berbagai sifat fisika kimia, dan biofarmasetis senyawa obat


dipengaruhi oleh distribusi ukuran dan bentuk partikel

Ex. Biovailability griseopulvin dan fanasetin berkolerasi dengan


dsitribusi ukuran partikel
Finely
particle
Poorly Dissolution
Bioabailability
Soluble rate
meningkat
drugs Limiting step
Bentuk kristal dan polimorfisme

Kebanyakan padatan farmasi dapat berada dalam lebih


dari satu bentuk kristal dengan susunan kisi – kisi kristal yang
berbeda (Polimorfisme).

Bentuk kristal yang berbeda : polimorf.

Terminologi : A, B….,I, II,III……..,α,β,γ……..

Polimorfisme kemampuan bahan berada dalam


lebih dari satu bentuk padat.
 Ukuran partikel juga berperanan dalam homogenitas senyawa aktif
tablet.

Jika perbedaan ukuran partikel antara bahan aktif dan eksipien –


eksipien terlalu besar, maka akan mudah mengalamai pemisahan
(demixing) selama proses produksi.

Partikel yang terlalu halus (finely): efek electrostatik dan sifat alir
rendah.

Stabilitas dan reaktivitas : fine particle lebih sensitif terpapar oksigen,


panas, cahaya,l embab dan interaksi dengan eksipien.
Polimorfisme menunjukan peerbedaan sifat:
 Suhu lebur

 Morfologi

 Difraktometri sinar X

 FTIR

 Laju disolusi intrinsik

 Kelarutan

 Stabilitas

Padatan yang mengandung molekul pelarut dalam kisi-kisi


kristal: solvat (Pseudopolimorf).
Kloramfenikol palmitat : form A dan B, form B lebih besar
biovailability. Bioavailability campuran A dan B, berbanding lurus
dengan jumlah form B. (aguiar et al., Jpharm Sci.56,847(1967)

Fasa kristalin obat akan mempengaruhi laju penguraian Ex:


Aztreonam, antibiotik mono β laktam, berada dalam bentuk α (jarum)
dan β (sferis). Stabilitas pada kelembaban tinggi (370C / 75% RH),
bentuk α mudah mengalami hidrolisis β-laktam dg waktu paruh 6
jam,bentuk β stabil selama beberapa tahun.
Tranformasi polimorfik dapat terjadi selama proses produksi
sediaan padat:
1. Grinding
2. Granulasi
3. Pengeringan
4. Compression
Digoxin, spironolakton dan estaridol mengalami transformasi selama
grinding.
Fenilbutazon: grinding dan compresion, granulasi dapat
menyebabkan terbentuknya solvat. proses drying dapat menyebabkan
anhidratasi dan bentuk amorf
KELARUTAN
Biopharmaceutics classification system

Class Solubility Permeability

I HIGH HIGH
II LOW HIGH
III HIGH LOW
IV LOW LOW
BCS II dan IV adalah obat-obat dissolution rate limited step
PROSES TERLARUTNYA ZAT AKTIF DARI
SEDIAAN TABLET
Tablet (zat aktif dalam sediaan)
Obat dlm sirkulasi
Desintegrasi Pelepasan sistemik
Zat aktif dalam partikel
Pelarutan (disolusi)
Zat aktif terlarut
Penyerapan (absorbsi)
Membran
Zat aktif terserap biologi
Laju disolusi senyawa obat dijelaskan denga persamaan
Noyes-Whitney yang telah dimodifikasi (wuster dan taylor, 1965):

dC/dt : Laju disolusi.

D : Koefisen difusi,

h : Ketebalan lapisan difusi pada antar muka padat-cair,

A : Luas permukaan senyawa obat yang terpapar medium disolusi,

V : Volume medium disolusi,

Cs : Konsentrasi larutan jenuh zat terlarut dalam medium disolusi pada


temperatur percobaan

Ct : Konsentrasi zat terlarut pada waktu t


STABILITAS
Excipient compatibility:
Tablet : luas permukaan kontak sangat besar antara masing-
masing excipient. Shg dpt mempengaruhi stabilitas obat
(zat aktif).

Teknik penentuan:
1.Kromatografi (HPLC,TLC)
2.Analisa termal DSC dan DTA
SIFAT BULK PARTIKEL

 Density
 Higroskopisitas

 Flowability

 Compressibility

 wettability
Parameter yang mempengaruhi proses
absorpsi:

1.Koefisien partisi
2. Konstanta ionisasi

Absorpsi obat melalui 2 proses:


1. Dissolution
2. Transport padatan yang terlarut (molekul) melintasi membran
saluran cerna menuju sirkulasi sistemik.

Laju disolusi dpt dimodifikasi dengan pendekatan fisika,


sedangkan laju absorpsi dengan molekular modification.
 Koefisien partisi : ukuran dari lipofilitasitas Bahan obat
yang mengindikasi kemampuan bahan obat untuk
menembus membran biologis.’

Nilai koefisien partisi >>> bersifat lipofilik

Nilai koefisien partisi <<< bersifat hidrofilik


 Konstanta ionisasi

faktor penting dalam absorpsi zat aktif bersifat


asam/basa lemah pH tempat absorpsi.

 Zat aktif bentuk tidak terionisasi lebih mudah


larut dalam lipid, shg mudah di absorpsi
THANK YOU
a presented by:
NONI RAHAYU PUTRI, M.FARM, APT

Anda mungkin juga menyukai