ERIZAL ZAINI
Informasi dan pengetahuan tentang sifat padatan senyawa obat sangat penting
Senyawa Padat Obat secara Umum diklasifikasikan :
Bauer, J., Spanton, S., Henry, R., Quick, J., Dziki, W., Porter, W., dan Morris, J.,,
Pharmaceutical Research, 18, 859-866. (2001)
I. Pendahuluan
Penelitian tentang Disolusi telah dimulai pada tahun 1897 oleh Noyes dan Whitney (Profesor kimia
di MIT, USA) , artikel dengan judul “ laju pelarutan senyawa padat dalam pelarut” .
Beliau mempelajari proses disolusi dua senyawa yang sukar larut, asam benzoat dan timbal klorida.
𝑑𝐶
𝑑𝐶 = laju disolusi
= 𝑘 𝐶𝑠 − 𝐶 … . . (𝑒𝑞. 1) 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐶𝑠 = kelarutan jenuh
𝐶 = konsentrasi senyawa padat pada waktu t
K = konstanta laju disolusi
𝑑𝐶
= 𝑘. 𝑆 𝐶𝑠 − 𝐶 … . . (𝑒𝑞. 2) S = luas permukaan serbuk
𝑑𝑡
Uji dan laju disolusi belum diterapkan secara luas di Industri Farmasi dan juga dalam pengawasan
mutu sediaan obat . Beberapa Farmakope masih menggunakan Uji Disintegrasi untuk menilai
ketersediaan Hayati Obat dalam Plasma.
Laju disolusi partikel obat yang telah mengalami proses disintegrasi dari
sediaan padat (kapsul, Tablet etc) merupakan faktor penting/ utama
dalam menentukan ketersediaan obat dalam plasma.
Tyrer, J.H., Eadie, M.J., Sutherland, J.M., Hooper, W.D., 1970. Br. Med.
J. 4, 271–273.
Pentingnya Uji Disolusi Sediaan Padat
Amidon, G.L., Lennernas, H., Shah, V.P., Crison, J.R.,. Pharm. Res.
1995, 12, 413–420.
Senyawa Obat yang memiliki kelarutan rendah di pasaran
dan dalam tahap riset dan pengembangan
I 35 5-10
II 30 60-70
III 25 5-10
IV 10 10-20
Tablet/kapsul
Disolusi
Disintegrasi
Zat aktif dlm
sirkulasi sistemik
Granul/aggregat Zat aktif terlarut Efek Farmakologis
Distribusi, dan respom klinis
metabolisme dan
eksresi
Deaggregasi
Disolusi
Partikel Halus
Skema proses disolusi hingga respons klinis zat aktif dr sediaan tablet/kapsul
Tahapan yang dilalui oleh sediaan padat dalam tubuh :
Larutan
ruah
Bentuk sediaan
C sat
Fase ruah atau larutan ruah
C sol C sol
Konsentrasi Matriks
solid
Jika suatu partikel dicelupkan kedalam cairan (media), partikel akan mulai
melarut dan dikelilingi oleh lapisan film pelarut (tak bergerak), dengan ketebalan
(h) yang akan tergantung pd kondisi pengadukan.
Gradien konsentrasi akan terjadi di sepanjang lapisan (film) yang setara dengan (
C sat – C sol). C sat adalah konsentrasi jenuh zat aktif dan C sol adalah
konsentrasi zat aktif dlm larutan ruah.
Jika keadaan tunak telah tercapai mk Hukum difusi I Fick dpt digunakan untuk
menjelaskan proses transport :
J = - D dc/dx
J = arus difusi (jumlah substan per unit waktu yang melewati suatu
luas permukaan tertentu)
D = koefisien difusi
Dc/dx = gradient konsentrasi
Definisi : massa yang terlarut dalam satuan waktu dengan luas permukaan
konstan, yang dinyatakan dalam satuan mg/waktu/cm2
dc/dt = k. C sat
Laju disolusi pd equasi diatas disebut sebagai laju disolusi intrinsik dan khas
untuk tiap senyawa padat dlm pelarut tertentu dan kondisi hidrodinamik yang
tetap.
Dengan mengetahui nilai laju disolusi intrinsik akan membantu ahli praformulasi dlm
memprediksi suatu senyawa zat aktif padat, apakah proses absorpsi dibatasi oleh laju
disolusi atau tidak .
Kaplan et al., meneliti disolusi sejumlah senyawa dlm 500 mL media disolusi dengan
pH dari 1 – 8 pada 37 °C dengan kecepatan pengadukan 50 rpm. Hasil penelitiannya
menyimpulkan :
1. Laju disolusi intrinsik : > 1 mg/ menit. Cm2 tidak menimbulkan masalah dlm
proses absorpsi yg dibatasi oleh laju disolusi.
2. Laju disolusi intrinsik < 0,1 mg/menit. Cm2 proses absorpsi akan dibatasi
oleh laju disolusi.
3. Laju disolusi antara 0,1 – 1, diperlukan informasi yang lebih banyak untuk
memprediksi proses dan laju absorpsi.
Sink Condition (kondisi hilang)
Dari persamaan :
Pada kondisi in vivo : setelah pemberian sediaan, zat aktif akan mengalami absorpsi
melalui difusi pasif ke dlm sirkulasi sistemik, shg (C sol) rendah dan proses absorpsi
berlangsung kontinyu.
D = R.T/ 6 π. R. η N
D = koefisien difusi
R = konstanta gas
T = suhu absolut
N = bilangan Avogadro
η = viskositas
Adanya elektrolit dan perubahan pH dapat mempengaruhi proses difusi yaitu
dengan mengubah ionisasi zat aktif (yang bersifat asam dan basa lemah). Oleh
karena diharapkan media disolusi sesederhana mungkin spt air atau HCl 0,1 N.
Granul zat aktif bobot 550 mg, total luas permukaan 0,28 m2, terdisolusi dlm 500
ml air (suhu 25 °C) pada menit ke 1 terlarut 0,76 gram, kuantitas D/h dihubungkan
dengan k, jika C sat = 15 mg/ml pada suhu 25 °C, berapa k ? Apakah percobaan
terjadi pd kondisi sink ?
Alat Uji Disolusi Farmakope
Kebanyakan alat uji disolusi mengacu pada spesifikasi dan kriteria alat uji disolusi
dari Farmakope Amerika.
Tipe I
Cara keranjang (basket) yang menggunakan pengaduk bentuk keranjang
Tipe II
Cara dayung yang menggunakan pengaduk bentuk dayung . Kedua cara ini
digunakan secara luas dlm berbagai Farmakope di dunia.
Alat tipe keranjang dan dayung
Variasi Alat menurut ketentuan Farmakope :
5. Wadah
wadah uji disolusi berbentuk silinder dengan dasar setengah bola, tinggi
160 – 175 mm, diameter dalam 98 – 106 mm dan kapasitas nominal 1000
mL. bahan yang digunakan : bersifat inert dan memungkinkan pengamatan
selama uji disolusi. Yg umum digunakan adalah bahan dari gelas atau
plastik.