Anda di halaman 1dari 3

NAMA : CHELSA AULIZA MAHARANI

NIM : 22010318140051
KELAS : kelas 2 (perbaikan)

1. Apa yang dimaksud dengan difusi? Berikan contoh difusi dalam ilmu farmasetik atau
dalam praktik kefarmasian !
Jawab : Difusi merupakan proses transfer massa molekul tunggal suatu senyawa yang
terjadi karena gerakan molekul acak dan dikaitkan dengan gaya dorong seperti gradien
konsentrasi. Transfer massa suatu pelarut dan zat terlarut banyak mendasari fenomena
penting dalam ilmu farmasetik. Contoh nya yaitu, difusi obat melalui membran biologis
dibutuhkan agar obat dapat di absorbsi kedalam tubuh dan dieleminasi dari tubuh serta
untuk mencapai tempat kerjanya di dalam sel tertentu. (Martin et al., 1993).

2. Jelaskan macam-macam difusi berdasarkan energi!


Jawab : Berdasarkan energi yang dibutuhkan ada dua jenis difusi yang dilakukan yaitu
difusi biasa dan difusi khusus. (Santi sinila, 2016)
1. Difusi Biasa.
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic
atau tidak berpolar/berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran
plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau
ATP (Adenosine Tri-Phosphate).
2. Difusi Khusus
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic
atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan
jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal
ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma
dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya
berfungsi untuk spesifik partikel.

3. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi difusi !


Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi (Santi sinila, 2016)
1. Ukuran partikel : semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan
bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2. Ketebalan membran : semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3. Luas suatu area : semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4.Jarak: Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya.
5. Suhu : semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat.
6. Konsentrasi Obat : semakin besar konsentrasi obat, semakin cepat pula kecepatan
difusinya.
7. Koefisien difusi : semakin besar koefisien difusi, maka besar kecepatan difusinya.
8. Viskositas
9. Koefisien partisi

4. Apa yang dimaksud dengan disolusi!


Jawab : Disolusi merupakan suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi
terlarut dalam suatu pelarut (Shargel, 2004). Disolusi juga dapat didefinisikan sebagai
proses melarutnya suatu solid.

5. Apa yang dimaksud dengan laju disolusi dan factor-faktor yang mempengaruhi laju
disolusi ?
Jawab : kecepatan pelarutan atau laju pelarutan adalah kecepatan melarutnya zat kimia
atau senyawa obat ke dalam medium tertentu dari suatu padatan (Wagner, 1971 ; Martin
dkk., 1993)
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi dari bentuk sediaan biasanya
diklasifikasikan atas 3 kategori (Shargel dkk., 2005), yaitu :
a. Sifat fisikokimia obat
Sifat-sifat fisikokimia dari obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi kelarutan,
bentuk kristal, bentuk hidrat solvasi dan kompleksasi, ukuran partikel serta kekentalan.
b. Formulasi sediaan
Faktor formulasi yang dapat mempengaruhi laju disolusi diantaranya kecepatan
disintegrasi, interaksi obat dengan eksipien, kekerasan dan porositas.
c. Faktor alat uji disolusi dan parameter uji
Faktor ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang meliputi kecepatan
pengadukan, suhu medium, pH medium dan metode uji yang dipakai.
6. Jelaskan peran uji disolusi dalam bidang farmasi !
Jawab : Menurut Santi Sinila (2016) Uji disolusi dalam bidang Farmasi memegang
peranan penting yaitu :
a. Uji disolusi digunakan untuk dalam bidang industri; dalam pengembangan produk
baru, untuk pengawasan mutu, dan untuk membantu menentukan kesetersediaan hayati.
b. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan, seperti adanya aturan biofarmasetika, telah
menegaskan pentingnya disolusi.
c. Karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang
memuaskan.
d. Uji disolusi digunakan untuk mengontrol kualitas dan menjaga terjaminnya standar
dalam produksi tablet
e. Uji disolusi untuk mengetahui terlarutnya zat aktif dalam waktu tertentu menggunakan
alat disolution tester sehingga bisa menentukan waktu paruh dari sediaan tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., Swarbick, J., dan A. Cammarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III. Jakarta:
UI Press. Pp. 940-1010, 1162, 1163, 1170
Santi, Sinila, 2016.Farmasi Fisik. Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta
Shargel, L. dan Yu. (2005). Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Edisi
Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. Hal. 449-453
Shargel, L., Andrew, B.C & Sussanna, W.U. 2004. Apllied Biopharmaceutics and
Biopharmakokinetics 5th Ed. Boston: Appleton Century Croft.
Wagner, J. G., 1971, Biopharmaceutics and Relevant Pharmacokinetics, Edisi I, 98-
157, Drug Intellegen Publication, Hamilton.

Anda mungkin juga menyukai