Anda di halaman 1dari 32

Studi Praformulasi

Sediaan Tablet
Sholichah Rohmani

RENCANA PERKULIAHAN
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Studi Praformulasi Sediaan Tablet


Dasar Umum dan Metode Pembuatan
Tablet
Disolusi
Desain dan Formulasi Sediaan Tablet
Tablet Efervesen dan Tablet Salut
Tablet Khusus dan Tablet Kunyah
Tablet Lepas Lambat dan Tablet Isap
UAS

Referensi
1.

2.

3.

4.

Lieberman, H.A.,et.al, Pharmaceutical


Dosage Forms:Tablets,2nd ed,Revised and
Expanded, Marcel Dekker, Inc, 1989.
Banker,G.S,et al, Modern Pharmaceutics,
2nd ed, Revised and Expanded, Marcel
Dekker, Inc, 1990.
Lachman, L, et al, The Teory and Practice
of Industrial Pharmacy, Lea and Febiger,
1986.
Martin, A, et al, Physical Pharmacy, Lea
and Febiger, 1992.

Cakupan Studi Praformulasi Untuk Sediaan Tablet


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Organoleptik
Analisis fisikokimia
Sifat-sifat fisikomekanik / karakteristik fisik
Sifat kristal
Karakterisitik fisikokimia
Parameter yang mempengaruhi absorpsi
Stabilitas solid
Studi kompatibilitas
Petunjuk dan pedoman untuk produksi
Petunjuk penyimpanan dan pengemasan.

Organoleptik
Warna

Rasa

Aroma

Bentuk

Putih

Asam

Sedikit beraroma cuka

Hablur

Hampir putih

Asin

Aroma khas

Berserat

Putih kekuningan

Pahit

Aroma menusuk

Granul

Kuning

Manis

Aroma aromatik

Serbuk halus

Kuning pucat

Membakar

Aroma lemah

Partikel seperti pasir

Kuning kecoklatan

Rasa dingin

Aroma spt sulfida

Serbuk ruah

Agak kecoklatan

Rasa pedas

Praktis tidak beraroma

Higroskopis

Krem

Tidak berasa

Tidak beraroma

Serbuk amorf

Krem pucat

Sedikit pahit

Aroma amin ringan

Serpihan

Keabu-abuan

Sangat pahit

Bentuk jarum

Merah tua
Merah muda

Data Analitik Zat Aktif


Data kualtatif, data kuantitatif, dan kemurnian

Sifat-Sifat Fisikomekanik (Karakter Fisik)


Sifat-sifat fisikomekanik mencakup ukuran partikel, luas permukaan, pembasahan
higroskopisitas, aliran serbuk, karakteristik pengempaan, dan bobot jenis.
Metode penetuan ukuran partikel :
1.

Mikroskopi optik
- ukuran partikel 0,2-100 mikron
- sediaan emulsi / suspensi
- prinsip : sediaan diencerkan/tidak, ditempatkan dibawah mikroskop yang telah dikalibrasi

2.

Pengayakan
- menggunakan satu seri ayakan standar
- ukuran partikel > 50 mikron
- prinsip : penggoyangan sampel secara mekanis melalui suatu seri urutan ke ayakan yang lebih
halus, dan penimbangan bagian sampel yang tertinggal pada masing2 ayakan.

3.

Sedimentasi
- ukuran partikel : 1-200 mikron
- hukum stokes :

dst : diameter stokes

: viskositas cairan dispersi

: jarak jatuh dlm waktu t

s : kerapatan partikel
o : kerapatan medium dispersi
g
4.

: konstanta gravitasi

Pengukuran volume partikel


- alat : Coulter Counter
- prinsip : jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan yang mengkonduksi mll suatu lubang
kecil, yg pada kedua sisinya ada elektoda, akan tjd suatu perubahan tahanan listrik

Bentuk dan Luas Permukaan Partikel

Bobot Jenis
(a). Densitas nyata (true density, )
adalah kerapatan bahan yangb sesungguhnya, tidak termasuk celah /
lubang intrapartikel yang lebih besar daripada dimensi molekular atau
atomik pada kisi kristal.
Densitas nyata dapat ditentukan dengan metode :
Untuk solida tidak berpori, pengukuran dilakukan dengan metode
liquid displacement method
Untuk solida berpori
ditentukan dengan helium densitometer.
(b).

Densitas granul (Granula density,

g)

ditentukan dengan metode yang sama dengan liquid displacement method


tetapi dengan menggunakan air raksa.
Porositas dalam granul dapat dihitung setelah mengetahui densitas nyata
Vg Vp
Vp
dalam
granul
1
dan densitas
granul.
Vg
Vg
Vp : volume sesungguhnya partikel zat padat (tanpa celah)
Vg : volume partikel zat padat + volume lubang/pori dalam granul
densitas granul
dalam granul 1
densitas nyata

(c) Densitas ruahan, (Bulk density, b)


Ditentukan dari volume ruahan dan berat serbuk kering pada
gelas ukur silindris
Densitas ruahan

massa serbuk
volume serbuk

Densitas ruahan

1
volume ruahan spesifik

Istilah light untuk serbuk farmasetis berarti densitas ruahan


rendah, heavy berarti densitas ruahan tinggi.
Jika densitas ruahan rendah maka partikel tersusun sedemikian
rupa hingga meninggalkan sela2 besar diantara permukaannya,
hal ini terjadi pada serbuk light.
Jika densitas ruahan tinggi maka partikel yang lebih kecil akan
menyusup/mengatur diri diantara partikel2 yang lebih besar, hal
ini terjadi pada serbuk heavy.
Lubang/pori antar partikel untuk serbuk/granul yang berpori
adalah :
volume pori antar partikel
densitas ruahan
antar partikel

volume ruahanserbuk

Total porositas

densitas granul

Vb Vp
Vb

(d) Bobot Jenis Ketuk (Bulk density, k)

Sifat Aliran Serbuk

Metode Pilpel

Karakteristik Pengempaan/Kompaktibilitas/Ketermampatan

Formulasi tablet merupakan sistem multikomponen. Kemampuan


campuran tsb untuk membentuk suatu solid yang baik dipengaruhi oleh
karakteristik ketermampatan dan kompaktibilitas masing-masing
komponen.
Ketermampatan suatu serbuk adl kemampuannya mengurangi volume di
bawah tekanan.
Kompaktibilitas adl kemampuan bahan serbuk yang dikempa mjd suatu
tablet dengan kekuatan regang ttt.
Kompaktibilitas serbuk farmasetik dapat dikarakterisasi dengan meneliti
gaya regang, kekerasan, dll yang dibuat dibawah berbagai tekanan.
No.
Cuplika
n

Jumlah Magnesium
stearat (%)

Lama
Pengadukan
(menit)

Lama
Pengempaan
(detik)

1Lama
Penyimpanan
Bersegel
(malam)

Gaya F

1+Mg Stearat
1%

F1

2+Mg Stearat
1%

30

F2

3+Mg Stearat
1%

30

F3

F2>F1
F1>F3 F2>F1>F3
Zat bersifat plastis
F1=F2+F3
Zat bersifat rapuh

Sifat Terbasahi
Keterbatasan solid merupakan suatu sifat penting berkenaan dengan
formulasi suatu bentuk sediaan solid.
Sifat terbasahi dapat mempengaruhi granulasi solid, penetrasi cairan
disolusi ke dalam tablet dan granul, dan adhesi bahan solut pada tablet.
Sifat terbasahi sering diuraikan dg sudut kontak yang dapat diukur dengan
menempatkan setetes cairan pada bahan yang dipadatkan.

Koefisien Penyebaran

S
S

Kerja adhesi
Wa =

Kerja Kohesi

L + s Ls

Wc = 2

Koefisien penyebaran
S = Wa Wc = (

L + s Ls ) - 2 L
= S - L Ls
= S (L + Ls)

Dasar Umum
Pembuatan Tablet

Ada bbrp jenis sediaan tablet didesain untuk penggunaan/fx ttt.


Fungsi tablet ditentukan oleh desainnya.
Tablet multi lapis dibuat dengan multikempa.
Tablet lapis berlaku untuk beberapa tujuan :
1. Untuk memisahkan komponen yang inkompatibel
2. Untuk membuat sediaan tablet lepas lambat atau lepas
dwirangkap.
3. Hanya untuk penampilan.

Komponen Sediaan Tablet

Komponen zat aktif


Komponen zat non aktif

Komponen zat aktif


1. Pengaruh kelarutan
2. Sifat-sifat zat aktif
3. Struktur kristal
4. Pemrosesan
5. Pertimbangan ketersediaan hayati
6. Dosis zat aktif
7. Indeks pengempaan Hiestand

Zat aktif rapuh tablet rapuh


Hiestand menguantifikasi sifat pengempaan serbuk secara rasional. Hasil karyanya
adl 3 indeks yang dikenal sebagai Indeks Pengempaan Hiestand.
Indeks tersebut al :
1.
Indeks tegang (Strain Index/SI) adl ukuran entropi internal atau tegangan
berkaitan dengan zat ttt jika dikempa.
2.
Indeks ikatan (Bonding Index/BI) adl ukuran kemampuan zat membentuk ikatan
sehingga mengubah bentuk secara plastis ke dalam tablet
3.
Indeks rapuh remuk (Brittle Fracture Index/BFI) adl ukuran kerapuhan dan
pengempaan suatu zat.

Komponen zat non aktif Penambahan Eksipien.


Penggolongan eksipien tablet pada umumnya adl : pengisi, disintegran, lubrikan,
antiadherent, glidant, pewarna, penyedap rasa dan aroma, dan adsorben.
Kriteria eksipien tablet :
1. Tidak toksik dan dapat diterima oleh lembaga regulator semua negara tempat
produk tablet dipasarkan.
2. Tersedia secara komersial dalam tingkat kualitas yang dapat diterima di semua
negara tempat produk tablet dibuat.
3. Tersedia dengan biaya rendah yang dapat diterima.
4. Tidak kontraindikasi oleh bahan itu sendiri (misalya sukrosa) atau komponennya
(misalnya natrium) untuk populasi ttt (misalnya pasien penyakit gula atau pasien
hipertensi).
5. Inert secara fisiologis
6. Stabil secara fisik dan kimia, baik tunggal dan atau dalam kombinasi dengan zat
aktif dan komponen tablet lainnya.
7. Bebas dari kandungan mikrobiologis yang tidak dapat diterima
8. Kompatibel dengan zat warna
9. Tidak mempunyai pengaruh buruk pada ketersediaan hayati zat aktif dalam tablet.
10. Disetujui secara langsung sebagai zat tambahan makanan jika sediaan obat juga
digolongkan sebagai makanan.

Zat Pengisi

Zat pengisi adl suatu zat inert secara farmakologis yang


ditambahkan ke dlm suatu formula sediaan tablet bertujuan
untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang
dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam
pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet.

Tabel

Beberapa zat pengisi yang sering digunakan.


1.

2.

Latosa
. Laktosa hidrat merupakan pengisi yang paling luas digunakan dalam formulasi
sediaan tablet.
. Zat ini menunjukan stabilitas yang baik dalam gabungan dengan kebanyakan
zat aktif hidrat maupun anhidrat.
. Laktosa hidrat mengandung kira2 5% air kristal.
. Laktosa merupakan suatu gula reduksi yang dapat bereaksi dengan senyawa
amin untuk menghasilkan reaksi khas kecoklatan Maillard. Lakotosa juga akan
berubah mjd coklat dengan adanya senyawa alkali spt lubrikan alkali. Laktosa
juga tidak dapat bergabung (inkompatibel) dengan asam askorbat, salisilamida,
pirilamin maleat, dan fenilefrin HCI.
Laktosa Anhidrat
. Laktosa anhidrat memberikan keuntungan yang lebih dibanding laktosa hidrat,
yi tanpa reaktivitas dari reaksi Maillard, yg menimbulkan warna kecoklatan.
. Tablet pada umumnya menunjukkan disintegrasi cepat, friabilitas baik, dan
keseragaman bobot rendah. Tidak ada lekatan, caping dan binding.
. Laktosa anhidrat adl laktosa kristalin yg mengalir bebas tanpa air hidrasi dan
dikempa langsung.
. Laktosa anhidrat mengandung fines dalam jumlah yang relatif tinggi (15-50%
mll pengayak 200 mesh).

Beberapa zat pengisi yang sering digunakan.


3.

4.

Pati (Amilum)
. Pati FI Ed.IV berasal dari singkong, amilum manihot, jagung, amilum maidis,
amilum orizae, kentang, amilum solani, gandum.
. Tablet yang mengandung pati dlm konsentrasi tinggi sering lunak dan sulit
dikeringkan, terutama jika digunaka pengering lapis mengalir (fluidized bed
dryer). secara komersial, pati dpt mengandung lembab yang beragam
antara 11% dan 14%.
. Pati tidak memiliki 2 sifat penting untuk membuat sediaan kompak yang baik,
yi ketermampatan dan sifat mengalir bebas shg banyak upaya untuk
memodifikasi pati dlm peningkatan sifat mengikat dan sifat aliran.
Starch 1500
. Umumnya dibuat dari pati jagung.
. Apabila dikempa sendirian, zat ini melubrikasi sendiri dan mendisintegrasi
sendiri.
. Starch 1500 mengandung lembab kira2 10% dan rentan tjd pelunakan jika
dikombinasi dengan lubrikan basa spt mg stearat dlm jumlah berlebihan
(lebih besar dari 0,5%).
. Starch 1500 lebih baik mengalir drpd pati biasa dan memenuhi spesifikasi
untuk pati pregelatinasasi. Starch 1500 terdiri dari butir pati utuh dan butir pati
pecah yang sebagian telah dihidrolisis dan kemudian diaglomerasi.

Beberapa zat pengisi yang sering digunakan.


3.

4.

Pati (Amilum)
. Pati FI Ed.IV berasal dari singkong, amilum manihot, jagung, amilum maidis,
amilum orizae, kentang, amilum solani, gandum.
. Tablet yang mengandung pati dlm konsentrasi tinggi sering lunak dan sulit
dikeringkan, terutama jika digunaka pengering lapis mengalir (fluidized bed
dryer). secara komersial, pati dpt mengandung lembab yang beragam
antara 11% dan 14%.
. Pati tidak memiliki 2 sifat penting untuk membuat sediaan kompak yang baik,
yi ketermampatan dan sifat mengalir bebas shg banyak upaya untuk
memodifikasi pati dlm peningkatan sifat mengikat dan sifat aliran.
Starch 1500
. Umumnya dibuat dari pati jagung.
. Apabila dikempa sendirian, zat ini melubrikasi sendiri dan mendisintegrasi
sendiri.
. Starch 1500 mengandung lembab kira2 10% dan rentan tjd pelunakan jika
dikombinasi dengan lubrikan basa spt mg stearat dlm jumlah berlebihan
(lebih besar dari 0,5%).
. Starch 1500 lebih baik mengalir drpd pati biasa dan memenuhi spesifikasi
untuk pati pregelatinasasi. Starch 1500 terdiri dari butir pati utuh dan butir pati
pecah yang sebagian telah dihidrolisis dan kemudian diaglomerasi.

Anda mungkin juga menyukai