Sediaan Tablet
Sholichah Rohmani
RENCANA PERKULIAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Referensi
1.
2.
3.
4.
Organoleptik
Analisis fisikokimia
Sifat-sifat fisikomekanik / karakteristik fisik
Sifat kristal
Karakterisitik fisikokimia
Parameter yang mempengaruhi absorpsi
Stabilitas solid
Studi kompatibilitas
Petunjuk dan pedoman untuk produksi
Petunjuk penyimpanan dan pengemasan.
Organoleptik
Warna
Rasa
Aroma
Bentuk
Putih
Asam
Hablur
Hampir putih
Asin
Aroma khas
Berserat
Putih kekuningan
Pahit
Aroma menusuk
Granul
Kuning
Manis
Aroma aromatik
Serbuk halus
Kuning pucat
Membakar
Aroma lemah
Kuning kecoklatan
Rasa dingin
Serbuk ruah
Agak kecoklatan
Rasa pedas
Higroskopis
Krem
Tidak berasa
Tidak beraroma
Serbuk amorf
Krem pucat
Sedikit pahit
Serpihan
Keabu-abuan
Sangat pahit
Bentuk jarum
Merah tua
Merah muda
Mikroskopi optik
- ukuran partikel 0,2-100 mikron
- sediaan emulsi / suspensi
- prinsip : sediaan diencerkan/tidak, ditempatkan dibawah mikroskop yang telah dikalibrasi
2.
Pengayakan
- menggunakan satu seri ayakan standar
- ukuran partikel > 50 mikron
- prinsip : penggoyangan sampel secara mekanis melalui suatu seri urutan ke ayakan yang lebih
halus, dan penimbangan bagian sampel yang tertinggal pada masing2 ayakan.
3.
Sedimentasi
- ukuran partikel : 1-200 mikron
- hukum stokes :
s : kerapatan partikel
o : kerapatan medium dispersi
g
4.
: konstanta gravitasi
Bobot Jenis
(a). Densitas nyata (true density, )
adalah kerapatan bahan yangb sesungguhnya, tidak termasuk celah /
lubang intrapartikel yang lebih besar daripada dimensi molekular atau
atomik pada kisi kristal.
Densitas nyata dapat ditentukan dengan metode :
Untuk solida tidak berpori, pengukuran dilakukan dengan metode
liquid displacement method
Untuk solida berpori
ditentukan dengan helium densitometer.
(b).
g)
massa serbuk
volume serbuk
Densitas ruahan
1
volume ruahan spesifik
volume ruahanserbuk
Total porositas
densitas granul
Vb Vp
Vb
Metode Pilpel
Karakteristik Pengempaan/Kompaktibilitas/Ketermampatan
Jumlah Magnesium
stearat (%)
Lama
Pengadukan
(menit)
Lama
Pengempaan
(detik)
1Lama
Penyimpanan
Bersegel
(malam)
Gaya F
1+Mg Stearat
1%
F1
2+Mg Stearat
1%
30
F2
3+Mg Stearat
1%
30
F3
F2>F1
F1>F3 F2>F1>F3
Zat bersifat plastis
F1=F2+F3
Zat bersifat rapuh
Sifat Terbasahi
Keterbatasan solid merupakan suatu sifat penting berkenaan dengan
formulasi suatu bentuk sediaan solid.
Sifat terbasahi dapat mempengaruhi granulasi solid, penetrasi cairan
disolusi ke dalam tablet dan granul, dan adhesi bahan solut pada tablet.
Sifat terbasahi sering diuraikan dg sudut kontak yang dapat diukur dengan
menempatkan setetes cairan pada bahan yang dipadatkan.
Koefisien Penyebaran
S
S
Kerja adhesi
Wa =
Kerja Kohesi
L + s Ls
Wc = 2
Koefisien penyebaran
S = Wa Wc = (
L + s Ls ) - 2 L
= S - L Ls
= S (L + Ls)
Dasar Umum
Pembuatan Tablet
Zat Pengisi
Tabel
2.
Latosa
. Laktosa hidrat merupakan pengisi yang paling luas digunakan dalam formulasi
sediaan tablet.
. Zat ini menunjukan stabilitas yang baik dalam gabungan dengan kebanyakan
zat aktif hidrat maupun anhidrat.
. Laktosa hidrat mengandung kira2 5% air kristal.
. Laktosa merupakan suatu gula reduksi yang dapat bereaksi dengan senyawa
amin untuk menghasilkan reaksi khas kecoklatan Maillard. Lakotosa juga akan
berubah mjd coklat dengan adanya senyawa alkali spt lubrikan alkali. Laktosa
juga tidak dapat bergabung (inkompatibel) dengan asam askorbat, salisilamida,
pirilamin maleat, dan fenilefrin HCI.
Laktosa Anhidrat
. Laktosa anhidrat memberikan keuntungan yang lebih dibanding laktosa hidrat,
yi tanpa reaktivitas dari reaksi Maillard, yg menimbulkan warna kecoklatan.
. Tablet pada umumnya menunjukkan disintegrasi cepat, friabilitas baik, dan
keseragaman bobot rendah. Tidak ada lekatan, caping dan binding.
. Laktosa anhidrat adl laktosa kristalin yg mengalir bebas tanpa air hidrasi dan
dikempa langsung.
. Laktosa anhidrat mengandung fines dalam jumlah yang relatif tinggi (15-50%
mll pengayak 200 mesh).
4.
Pati (Amilum)
. Pati FI Ed.IV berasal dari singkong, amilum manihot, jagung, amilum maidis,
amilum orizae, kentang, amilum solani, gandum.
. Tablet yang mengandung pati dlm konsentrasi tinggi sering lunak dan sulit
dikeringkan, terutama jika digunaka pengering lapis mengalir (fluidized bed
dryer). secara komersial, pati dpt mengandung lembab yang beragam
antara 11% dan 14%.
. Pati tidak memiliki 2 sifat penting untuk membuat sediaan kompak yang baik,
yi ketermampatan dan sifat mengalir bebas shg banyak upaya untuk
memodifikasi pati dlm peningkatan sifat mengikat dan sifat aliran.
Starch 1500
. Umumnya dibuat dari pati jagung.
. Apabila dikempa sendirian, zat ini melubrikasi sendiri dan mendisintegrasi
sendiri.
. Starch 1500 mengandung lembab kira2 10% dan rentan tjd pelunakan jika
dikombinasi dengan lubrikan basa spt mg stearat dlm jumlah berlebihan
(lebih besar dari 0,5%).
. Starch 1500 lebih baik mengalir drpd pati biasa dan memenuhi spesifikasi
untuk pati pregelatinasasi. Starch 1500 terdiri dari butir pati utuh dan butir pati
pecah yang sebagian telah dihidrolisis dan kemudian diaglomerasi.
4.
Pati (Amilum)
. Pati FI Ed.IV berasal dari singkong, amilum manihot, jagung, amilum maidis,
amilum orizae, kentang, amilum solani, gandum.
. Tablet yang mengandung pati dlm konsentrasi tinggi sering lunak dan sulit
dikeringkan, terutama jika digunaka pengering lapis mengalir (fluidized bed
dryer). secara komersial, pati dpt mengandung lembab yang beragam
antara 11% dan 14%.
. Pati tidak memiliki 2 sifat penting untuk membuat sediaan kompak yang baik,
yi ketermampatan dan sifat mengalir bebas shg banyak upaya untuk
memodifikasi pati dlm peningkatan sifat mengikat dan sifat aliran.
Starch 1500
. Umumnya dibuat dari pati jagung.
. Apabila dikempa sendirian, zat ini melubrikasi sendiri dan mendisintegrasi
sendiri.
. Starch 1500 mengandung lembab kira2 10% dan rentan tjd pelunakan jika
dikombinasi dengan lubrikan basa spt mg stearat dlm jumlah berlebihan
(lebih besar dari 0,5%).
. Starch 1500 lebih baik mengalir drpd pati biasa dan memenuhi spesifikasi
untuk pati pregelatinasasi. Starch 1500 terdiri dari butir pati utuh dan butir pati
pecah yang sebagian telah dihidrolisis dan kemudian diaglomerasi.