Anda di halaman 1dari 53

TATA CARA PEMOTONGAN GROSS

Disusun Oleh:
Yadi Apriyadi S.Si
Payudara
(biopsi dan eksisi lokal massa teraba; Lumpectomy)

Prosedur :
1. Ukur jaringan sebelum dipotong dan timbang
berat jaringan jika berukuran signifikan (lebih dari 50 gram)
2. keringkan, Tandai dengan tinta india pada permukaan, lalu
keringkan kembali.
3. Bila specimen 3 cm atau lebih kecil, buat potongan setebal 3-4
mm.
4. Bila besar, belah spesimen secara melintang , letakkan
permukaan terbelah di sisi bawah, lalu ambil potongan pada sisi
superior dan inferior
Payudara
(biopsi dan eksisi lokal massa teraba)

A. Biopsi dan Eksisi Lokal (sama dengan lumpectomy)


Deskripsi
1. Dimensi dan konsistensi dari spesimen.
2. Gambaran pada potongan : fibrosis, kista (ukuran, jumlah, isi),
kalsifikasi, massa tumor (ukuran tiga dimensi, warna,
konsistensi, nekrosis, batas sayatan)

Potongan untuk histology


3. Jika jaringan kecil, cetak seluruhnya (hingga 5 kaset)
4. Jika jaringan besar. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
Setidaknya 2/3 bagian jaringan payudara (tidak meliputi lemak)
harus di proses. Termasuk lesi yang tampak dan batas sayatan
yang terwarnai.
Payudara
(Mastectomy)
Variasi mastektomi
1. Simpel mastektomi mengangkat seluruh
jaringan payudara disertai puting dan kulit
sekitarnya.
2. Pada radikal mastektomi, merupakan simple
mastectomy dengan jaringan lemak axilla
disertai jaringan KGB pada axilla inferior.
Payudara
(Mastectomy)
1. Timbang spesimen.
2. Pada kasus radikal mastektomi gunakan
jaringan lemak axillary sebagai petunjuk untuk
bagian lateral dan bagian otot sebagai
petunjuk untuk bagian sisi atas. Kemudian
tempatkan jaringan pada papan dengan
bagian bawah ke atas dan bagian atas ke
bawah
Payudara
3. Potong kelenjar getah bening sbb:
• Radikal mastektomi:
a. tempatkankah otot-otot pectoralis & lipat
ketiak menurut posisi anatomi. Gunakan
potongan otot pectoralis sebagai panduan.
Lipat ketiak kadang-kadang terpisah selama
operasi, apabila ditata dengan benar akan
membentuk massa lemak luas memanjang
pada atas dan sisi lateral, melintasi permukaan
posterior pectoralis minor otot
Payudara
b. Gunakan otot pectoralis minor sebagai
petunjuk; lalu lipat ketiak dibagi 3 bagian:
1. Level 1: (low)--> bagian bawah batas otot.
2. Level 2: (middle)-->antara batas atas dan
bawah batas bawah otot
3. Level 3: (high)--> bagian atas ,batas atas otot.
Lalu angkat masing-masing & fiksasi
Payudara
c. Sisihkan otot pectoralis minor dan cari KGB
interpectoralis. Biasanya ditemukan dekat
ujung lateral dari permukaan bawah pectoralis
mayor. Jika tidak ditemukan KGB, ambil bagian
lemak dari bagian ini untuk pemeriksaan
histopatologis.
d. Sisihkan otot pectoralis mayor & cari
perluasan tumor
Payudara
4. Angkat puting susu & areola mammae lalu
fiksasi satu malam
5. Dengan pisau tajam & panjang lakukan
lamelasi seluruh jaringan mammae setebal
2cm
Sayat jaringan lipat ketiak & potong semua
KGB yg sama berwarna putih & biasanya
ditemukan kira-kira 20 buah
Payudara
Lalu potong jaringan puting setebal 2-3 mm.
Kemudian jaringan mammae diperiksa lagi
potong-potong kecil, jika perlu buat potongan-
potongan kecil, jika perlu buat potongan
tambahan untuk pemeriksaan histologis.
Payudara
• Deskripsi:
Buat catatan singkat pada waktu sediaan
diperiksa yang mencakup:
1. Bagian (kanan/kiri) & jenis mastektomi:
radikal, modifikasi, simpel, subkutan
2. Sebutkan seluruh jaringan meliputi: kulit,
puting susu, mammae, otot pectoralis mayor
& minor, fascia, jar. Lipat ketiak, dinding dada
Payudara
3. Ukur berat & garis tengah (kulit terpanjang &
garis tegak lurusnya)
4. Bentuk & warna kulit, bentuk puting susu &
aerola mammae
5. Jika ditemukan KGB periksa seluruhnya.
Tuba Fallopi
• Prosedur:
1. Jika tuba melekat pada uterus sebaiknya fiksasi
dalam posisi tsb. Ukur panjang dan garis tengah
yang terbesar
2. Jika besar tuba hampir serupa dengan ukuran
normal, lameasi 5 mm. Lakukan secara parsial
sehingga tuba masih menyatu di serosa.
3. Jika tuba jelas membesar maka buat satu potongan
longitudinal diikuti potongan pararel jika perlu.
Tuba Fallopi
• Deskripsi:
– Ukur panjang & garis tengah terpanjang
– Periksa serosa adakah perdarahan, perlekatan ke
ovarium atau jaringan lainnya
– Periksa mukosa apakah ada atrofi atau hyperplasia.
– Periksa lumen apakah utuh atau melebar.
– Jika ada massa, ukur dan lihat perluasannya. Bila
ada kista pada paraovarium ukur garis tengah,
tebal dinding, isi, dan bertangkai / tidak
– Pada kasus-kasus yg disangka ada kehamilan
ektopik, periksa apakah terdapat plasenta, jumlah
perdarahan, dan embrio.
Tuba Fallopi
• Sediaan untuk pemeriksaan Histopatologis:
1. Jika tuba tidak ada kelainan ambil maksimal 3
potong dari masing-masing tuba yaitu proximal,
tengah dan bagian distal
2. Untuk tuba dengan disangka kehamilan ektopik:
dibuat sediaan dari beberapa jaringan yang
merupakan hasil konsepsi.
3. Untuk tuba dengan ada tumor buat sekurang-
kurangnya 3 potong
Ovarium
• Prosedur:
1. Ukur, jika tampak abnormal,timbang berat
spesimen.
2. Jika jaringan diterima dalam keadaan segar:
a. Lakukan potongan penampang dan fiksasi.
b. Bila membesar, lakukan lamelasi dan fiksasi.
Ovarium
• Deskripsi:
1. Ukur dan bentuk. Timbang berat jika membesar.
Kemudian periksa apakah kapsul menebal,
perlekatan, ruptur, dan permukaan luar licin
atau irreguler.
2. Setelah lamelasi, deskripsi korteks, medulla, dan
hilum. Adakah kista dengan ukuran dan isinya.
Tampak korpus luteum, kalsifikasi, dan
perdarahan.
3. Bila ada tumor periksa permukaaan massa, solid
atau kistik, dan kandungan massa.
Ovarium
• Potongan Untuk Histologis:
1. Untuk oopherectomy: ambil 1 potong sagital
dari masing-masing ovarium
2. Untuk kista: ambil maksimal 3 potong dari
dinding kista terutama dari daerah dengan
pertumbuhan papilifer
3. Untuk tumor: buat setidaknya 3 potong (1
untuk setiap sentimeter massa) dengan 1
potong untuk ovari normal jika
memungkinkan.
Biopsi Cervix
• Prosedur:
1. Jaringan biopsi cervix harus dicetak
seluruhnya.
2. Pemotongan dilakukan pada jaringan
berdiameter 4 mm atau lebih.
3. Periksa wadah jaringan secara menyeluruh
termasuk tutup dari wadah.
Biopsi Cervix
• Deskripsi:
1. Hitunglah jumlah potongan yang diterima, periksa
bentuk, warnanya.
2. Ukuran kombinasi seluruh jaringan
3. Periksa ada tidaknya epitel. Erosi, ulkus, dan irregularitas
ketebalan epithel.

• Sediaan Untuk Pemeriksaan Histopatologis:


1. Seluruh jaringan harus diserahkan
2. Jika jaringan yg diterima diberi tanda, misalnya anterior
lip dan posterior lip maka diperiksa secara terpisah
3. Jika jaringa berasal dari kerokan endocervix, maka
jaringan ini diperiksa seluruhnya secara terpisah.
Uterus – Cervical Conization
• Prosedur:
1. Jaringan yang diterima sebaiknya masih utuh & diberi
tanda benang / pengenal lain pada posisi jam 12
2. Bukalah jaringan dengan gunting yang tajam dengan cara
ujungnya yg dimasukkan melalui canalis cervix & potong
secara longitudinal sepanjang posisi jam 12. Jika jaringan
tidak dapat ditentukan maka bukalah bagian lainnya.
3. Regangkan jaringan dengan mukosa menghadap keatas.
Fiksasi selama beberapa jam dalam formalin.
4. Cat dengan tinta india pada kedua pinggir operasi
5. Potong seluruh cervix dgn membuat potongan-potongan
sejajar setebal 2-3 mm
Uterus-Conisasi Cervix
• Uraian:
1. Mula-mula ukur garis tengah, dalam& bentuk dari kerucut
2. Periksa warna epitel, apakah ada epitel yang irregular, erosi
epitel, adakah kista & adakah biopsi sebelumnya.

• Sediaan untuk pemeriksaan Histopatologis:


1. Semua jaringan harus dipotong untuk pemeriksaan histologis
2. Jika bentuk kerucut tentukan terlebih dahulu serta beri tanda
posisi jam 12
3. Kemudian lakukan potongan sbb:
a. Potong dari jam 12 ke jam 3 (A1 pd gambar)
b. Potong dari jam 3 ke jam 6 (A2)
c. Potong dari jan 6 ke jam 9 (A3)
d. Potong dari jam 9 ke jam 12 (A4)
Uterus - Histerektomy
(Instruksi Umum)
• Prosedur:
1. Ukur dan timbang jaringan.
2. Jika uterus yg diterima utuh dan segar:
a. Buka & potong dgn gunting melalui kedua dinding lateral
dari cervix ke kornuat uterus
b. Tandai bagian anterior.
c. Lakukan lamelasi tambahan jika menemukan massa.
d. Lakukan lamelasi transversal dimulai dari endocervical.
e. Buat beberapa potongan dari cervix melalui canal cervix.
f. Buat setidaknya satu potongan dari setiap myoma yang
ditemukan.
Uterus - Histerektomy
(Instruksi Umum)
• Deskripsi:
1. Harus diterangkan jenis histerektomy: apakah total,
radikal atau dengan salpingoopherectomy
2. Periksa bentuk uterus, apakah ada penebalan atau
benjolan. Periksa serosa termasuk perlengketan.
3. Periksa endometrium: apakah menebal, adakah
polip atau kista.
4. Periksa bentuk cervix: ektocervix, squamo-columner
juntion, endocervix, adakah erosio, polip atau kista
5. Periksa apakah ada myoma, jumlah myoma,
lokalisasinya (subserosa, intramural, submukosa).
Ukuran myoma, adakah bertangkai atau tidak
Uterus : Hysterectomy
(Instruksi Umum)
• Sediaan untuk pemeriksaan Histopatologis:
1. Cervix: ambil 1 potong dari ½ bagian depan dan ½
bagian belakang
2. Corpus: ambil minimal 2 potong dekat fundus dan
meliputi endometrium, jika memungkinkan, sertakan
serosa. Potongan tambahan dari bagian abnormal.
3. Jika ada myoma ambil 1 potongan dari setiap myoma
4. Jika ada polip cervix atau endometrium diambil
seluruhnya.
Kelenjar Prostat-Radikal Prostatectomy

• Uraian:
1. Timbang berat dan ukur jaringan
2. Jika ada tumor, ukur dan tentukan lokalisasi,
warna, dan perluasan tumor ke prostat
3. Kemudian periksa urethra apakah masih intak
atau adakah infiltrasi tumor. Juga vesica
seminalis diperiksa apakah dikenai tumor.
Kelenjar Prostat-Radikal Prostatectomy

• Sediaan untuk pemeriksaan Histopatologis:


1. Untuk tumor ambil 3 potong meliputi simpai
& urethra
2. Jika tidak ada tumor ambil potongan dari
masing-masing lobus
3. Ambil juga potongan dari vesica seminalis
dan pinggir sayatan uretra
Buli-Buli
• Cara pemotongan:
Ada 2 cara tergantung pada jenis lesi yg ada &
keadaan organ ketika diterima di lab:
1. Buka dengan gunting dalam bentuk Y melalui
dinding anterior, tahan pada papan dan fiksasi
selama 1 malam dalam formalin.
2. Isi dengan formalin kemudian fiksasi selama 1
malam. Potong hingga sisi anterior dan posterior
terpisah dengan memotong dinding lateral buli-
buli. Kemudian belah bagian prostat yaitu melalui
leher buli-buli melalui uretra.
Buli-Buli
• Uraian:
1. ukur buli-buli, panjang ureter & organ lain yang ada
2. Periksa tumor: ukur tebalnya,lokasi, luas dari perluasan, bentuk
papiler/ulkus
3. Kemudian periksa mukosa yang tidak dikenai tumor: tebal dari
mukosa yg jauh dari tumor

• Sediaan untuk pemeriksaan histopatologis:


1. Ambil dari tumor maksimal 3 potong yaitu melalui dinding buli-buli
2. Ambil satu potong dari masing-masing leher buli-buli
3. Ambil dari kedua ureter masing-masing maksimal 3 ptg
4. Pada pria ambil prostat & vesika seminalis & jika ada KGB perivesical
Appendix - Appendectomy
• Prosedur :
1. Ukur specimen (panjang dan diameter
terkecil dan terbesar)
2. Lakukan pemotongan mengikuti penampang
2 cm dari tepi di bagian distal
3. Lakukan lamelasi dengan interval 5 mm pada
bagian proximal.
Appendix - Appendectomy
• Deskripsi
1. Panjang dan diameter terbesar
2. Permukaan : fibrin, pus, perdarahan,
perforasi ?
3. Ada lesi pada dinding ?
4. Mukosa ulseratif , hiperemis ?
5. Lumen berdilatasi ? Fecalith atau batu?
Large bowel – colectomy for tumor
Prosedur
1. Sisihkan kelenjar getah bening dan mesenteri selama
spesimen masih segar.
2. Buka sepanjang usus secara longitudinal tanpa
memotong melintasi tumor. Tahan jaringan dan
lakukan fiksasi.
3. Ambil foto dan identifikasi lokasi jaringan yang
diambil.
4. Jika tumor menembus cukup dalam, lakukan diseksi
vena untuk melihat adanya invasi tumor.
5. Potong jaringan tegak lurus terhadap arah dari
lipatan mukosa
Large bowel – colectomy for tumor
Deskripsi
1. Bagian dari usus besar yang dikeluarkan, panjang dari
spesimen, dan jumlah dari mesenterium
2. Karakteristik dari tumor: ukuran (termasuk
ketebalan), capaian tumor, bentuk (fungating, datar,
ulseratif), adanya nekrosis atau perdarahan,
penetrasi dinding usus, keterlibatan serosa, nodul
satelit, invasi pembuluh darah, atau organ sekitarnya.
3. Jarak tumor dari masing-masing batas potongan.
4. Lesi lain di usus dan bentuk dari mukosa yang sehat.
Jika tidak ditemukan polip lain, dilaporkan.
5. Jumlah dari Kelenjar getah bening yang ditemukan
termasuk dimensi dari kelenjar getah bening
Large bowel – colectomy for tumor
Sampel pemeriksaan mikroskopis
1. Tumor dengan setidaknya tiga potongan (yang
menembus seluruh dinding)
2. Bagian dari subserosal, lemak, dan pembuluh darah
disekitar tumor.
3. Lesi lain di usus besar.
4. Batas dekat dari jaringan
5. Batas jauh dari jaringan
6. usus pada pertengahan antara batas jauh jaringan
dengan tumor
7. usus buntu jika disertakan
8. kelenjar getah bening di sekitar tumor dan abdomen
9. anorektal junction (pada abdominoperineal resection)
TERIMA KASIH
1. Rosai J. and Ackerman. Appendix E: Ackerman’s Surgical
Pathology. Edisi 11. 2011
2. Lott R, Tunnicliffe J, Sheppard E, Santiago J, et al. Practical Guide
to Specimen Handling in Surgical Pathology (2018).
3. Bell WC, Young ES, Billings PE, dan Grizzle WE. The Efficient
Operation of the Surgical Pathology Gross Room (2008) Biotech
Histochem. Apr; 83(2): 71-82. doi: 10.1080/10520290802127610
4. Cheng L, Lopez-Beltran A, Bostwick DG (2012): Bladder
Pathology; Wiley-Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai