Disusun Oleh:
Kelompok 3
Alisa (KHGE18062)
KELAS : 2C
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya dan kepada kita selaku umatnya.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan sehat, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sitohistoteknologi dengan
judul prosesing jaringan, pewarnaan HE dan pewarnaan papanicolaou.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini supaya menjadi
lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
makalah ini. Dengan selesainya makalah ini semoga bisa bermanfaat untuk
penulis khususnya bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kata Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Histo yang berarti
jaringan dan Logos yang berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang sel dan matriks ekstraseluler dari jaringan.Jaringan dibentuk oleh dua
komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan matriks ekstrasel. Matriks
ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan diantaranya sangat
rumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan membran basal.
Fungsi matriks ekstrasel ini adalah sebagai penunjang mekanis bagi sel- sel,
mengangkut nutrien ke sel- sel, dan membawa katabolit dan produk sekresi.
Walaupun menghasilkan matriks ekstrasel, sel tersebut dipengaruhi dan kadang
diatur oleh molekul- molekul matriks. Sehingga terdapat semacam interaksi
intensif antara sel- sel dan matriks.
Jaringan adalah kumpulan dari sel- sel sejenis atau berlainan jenis
termasuk matriks antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.
1
Meskipun sangat kompleks tubuh mamalia hanya tersusun oleh 4 jenis jaringan
yaitu jaringan : epitel, penyambung/ pengikat, otot dan saraf. Dalam tubuh
jaringan ini tidak terdapat dalam satuan-satuan yang tersendiri tetapi saling
bersambungan satu dengan yang lain dalam perbandingan yang berbeda- beda
menyusun suatu organ dan sistem tubuh. Jaringan penyambung ditandai
banyaknya bahan intersel yang dihasilkan oleh sel- selnya; jaringan otot terdiri
dari sel- sel panjang yang mempunyai fungsi khusus yaitu kontraksi dan jaringan
saraf terdiri dari sel- sel dengan prosedur panjang yang menonjol dari bahan sel
dan mempunyai fungsi khusus yaitu menerima, membangkitkan dan
menhantarkan impuls saraf.
2. Apa saja prosedur pengambilan jaringan tubuh yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Histo yang berarti
jaringan dan Logos yang berarti ilmu. Histologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang sel dan matriks ekstraseluler dari jaringan. Jaringan dibentuk oleh dua
komponen yang saling berinteraksi yaitu sel dan matriks ekstrasel. Matriks
ekstrasel terdiri atas banyak jenis molekul, dan kebanyakan diantaranya sangat
rumit dan membentuk struktur kompleks, seperti serabut dan membran basal.
Fungsi matriks ekstrasel ini adalah sebagai penunjang mekanis bagi sel- sel,
mengangkut nutrien ke sel- sel, dan membawa katabolit dan produk sekresi.
Walaupun menghasilkan matriks ekstrasel, sel tersebut dipengaruhi dan kadang
diatur oleh molekul- molekul matriks. Sehingga terdapat semacam interaksi
intensif antara sel- sel dan matriks.
Jaringan yang berasal dari manusia tentulah yang paling ideal karena
struktur histologi yang harus dipelajari adalah struktur histologi manusia. Jaringan
tubuh ini dapat diambil dari cadaver (jenazah) dengan syarat jaringan atau organ
tersebut diambil kurang dari 3 jam setelah kematian, sebab bila lebih lama sudah
terjadi pembusukan atau autolisis. Sayangnya syarat tersebut pada masa kini
hampir mustahil dapat dipenuhi. Cara lain adalah mengambil jaringan atau organ
tersebut dari kamar operasi. Setelah jaringan atau organ tubuh yang akan dibuat
sajian histologi diisolasi dari sumbernya, jaringan tubuh tersebut kemudian
diproses hingga menjadi sajian histologi. Rangkaian proses pembuatan blok
preparat jaringan terdiri atas :
1. Fiksasi (Fixation)
2. Dehidrasi (Dehydration)
3. Pembeningan (Clearing)
4. Pembenaman (Impregnasi/Embedding)
3
5. Pengecoran (Blocking)
7. Pewarnaan (Staining)
8. Perekatan (Mounting)
9. Pelabelan (Labelling)
1. Pemeriksaan Jaringan
2. Pemotongan Jaringan
Jaringan yang akan diperiksa harus diambil dari bagian yang representatif
(mewakili) seluruh, yang paling abnormal. Apabila jaringan besar dipotong
dengan pemotongan ‘gross’ tebalnya 0,4 cm lalu dimasukan ke dalam ‘cassette’
3. Cairan Fiksasi
4
Mengawetkan jaringan
Mengeraskan jaringan
b. Dehidrasi
Bahan atau reagen pembening yang paling sering dipakai adalah sebagai berikut:
5
Chloroform
Benzene/ benzol
Xylene/ xylol
Benzil benzoate
Methyl benzoat
d. Embedding (Pembenaman)
6
Mengeluarkan jaringan yang sudah impregnasi dari moldtray, kemudian
menempelkannya ke dalam lempengan blok yang berisi parafin cair. Setelah itu
tutup menggunakan casette atau deckel lalu didinginkan pada cold plate. Disebut
blok preparat.
e. Cutting (Pemotongan)
Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated (disalut)
dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa.
7
3. Persiapan waterbath
Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok
preparat secara teratur dan ritmis. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa
jaringan hingga kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat
jaringan.
8
Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan
temperatur 40- 45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah
dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita parafin melekat
erat di atas kaca objek.
Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca
objek berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
f. Staining (Perwarnaan)
Histologi adalah salah satu cabang ilmu anatomi yang mempelajari struktur
mahluk hidup (hewan dan manusia) secara mikroskopis. Mikroskop merupakan
alat utama yang diperlukan untuk mempelajari histologi. Metode rutin yang
umum digunakan dalam pewarnaan untuk mempelajari sediaan histologi adalah
teknik pewarnaan Hematoxilin Eosin dimana sitoplasma sel akan tercat merah dan
inti sel akan tercat kebiruan (Eroschenko, 2010).
Hematoxilin bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur
basofilik jaringan. Hematoxilin memulas inti dan struktur asam lainnya dari sel
(seperti bagian sitoplasma yang kaya RNA dan matriks tulang rawan) menjadi
biru. Hematoxilin akan mewarnai nukleus sedangkan eosin akan mewarnai
sitoplasma. Eosin bersifat asam. Eosin akan memulas komponen asidofilik
9
jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen. Tidak seperti
hematoxilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi warna merah muda
(Eroschenko, 2010).
Tahapan staining terdiri dari :
1. Proses deparafinasi paraffin dari dalam jaringan dengan mencelupkan gelas
benda yang telah ditempeli coupes ke dalam xilol selama 10 menit.
2. Proses rehidrasi atau pemasukan molekul air ke dalam jaringan yang
dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alkohol bertingkat dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses ini sebagai media penghantar
zat warna ke jaringan.
3. Proses infiltrasi zat warna menggunakan haematoxilin-eosin untuk mewarnai
sitoplasma dan eosin untuk mewarnai inti sel, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Setelah proses penghilangan parafin, coupes dihisap xilolnya dengan
kertas filter dan berturut-turut dicelupkan beberapa kali ke dalam alkohol
96%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 30%, aquadest dan akhirnya dicelupkan
ke dalam Eirlich’S Haematoxylin selam 3-7 detik.
Mencuci dengan air mengalir selama 10 menit.
Mencelupkan berturut-turut dari aquadest, alkohol 30%, 50%, 60%, 70%,
beberapa kali celupan.
Memasukkan ke dalam Eosin Y 1-2 % dalam alkohol 70% selama 1-2
menit.
Mencelupkan ke dalam alkohol 70%, 80%, 90%, dan 96% beberapa kali
celupan, kemudian dikeringkan diantara kertas filter.
Memasukkan ke dalam xilol dan ditunggu sedikitnya selama 10 menit.
Coupes atau slide siap ditutup dengan gelas penutup sebelum ditutup
sebaiknya diberi canada balsama terlebih dahulu dan disimpan di dalam
tempat yang bebas debu.
4. Lalu dehidrasi kembali yang bertujuan untuk mencegah kerusakan pada
jaringan karena mengakibatkan terjadinya pembusukan.
10
5. Setelah parafin dikeluarkan dengan menggunakan xilen selama 20 menit
preparat dikeringkan dan diolesi dengan entelan dan ditutup dengan deck
glass. Kemudian diamati di bawah mikroskop.
Interpretasi hasil :
11
Sediaan apus telah kering sebelum difiksasi (terlalu lama di luar, tidak
segera direndam di dalam cairan fiksatif).
Cara fiksatif tidak mempergunakan alkohol 96% melainkan 70%.
Penggunaan hairspray yang disemprotkan pada jarak terlalu dekat
sehingga sebagian sel-sel akan tersapu dan sel tidak terfiksasi dengan baik.
Cara fiksasi basah dengan alkohol 70 % selama 30 menit. Terdapat 3 perwarnaan
inti :
OG6, untuk mewarnai sitoplasma yang selnya tua (mature) berwarna pink
selama 5 menit.
Prosedur pewarnaan :
Saring larutan cat Hematoxylin harris sebelum digunakan.
1. Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alcohol 95%
2. Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alcohol 70%
3. Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam aquadest
4. Rendam preparat dengan larutan cat harris hematoxylin selama 5 menit
5. Bilas dengan aquadest, kemudian ganti dengan aquadest yang baru sampai
didapatkan aquadest tidak berwarna
6. Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alcohol 70%
7. Celupkan preparat perlahan dalam HCL 1% kedalam alcohol 70% sampai
preparat berwarna seperti ikan salmon
8. Bilas preparat 2 kali dengan alcohol 70%
9. Celupkan preparat dalam larutan NH4OH 3% dalam alcohol 70% sampai
preparat berwarna biru
10. Bilas preparat 2 kali dengan alcohol 70%
11. Celupkan preparat perlahan 5-10 kali dalam alcohol 95%
12. Rendam preparat dengan larutan cat EA-50 atau EA-65 selama 3-6 menit
13. Bilas preparat 2 kali dengan alcohol 100%
12
14. Bilas preparat dengan alcohol absolut yang dicampur dengan satu bagian
xylene
15. Bersihkan preparat dengan xylene
Interpretasi hasil :
Nucleus berwarna biru.
Sitoplasma berwarna kemerahan dengan adanya beberapa variasi warna
pada komponen tertentu.
Proses Mounting :
Labelling :
13
Labeliing untuk memberikan suatu tanda atau kode dengan tujuan untuk
mencegah kekeliruan terutama apabila banyak sediaan yang dikerjakan dalam
label tersebut.
3. Tanggal pembuatan
BAB III
14
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pemeriksaan Jaringan
2. Pemotongan Jaringan
3. Cairan Fiksasi
2. OG6, untuk mewarnai sitoplasma yang selnya tua (mature) berwarna pink
selama 5 menit.
3.2 Saran
Sebaiknya seorang analis harus mempelajari tentang sitohistoteknologi agar
dapat mengetahui pengertian, fungsi, pewarnaan jaringan maupum macam-macam
jaringan.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://sitohistokunjunganlabtangerang.blogspot.com/2016/12/makalah-
sitohistoteknologi-laporan.html?m=1
https://fitrinuroini.wordpress.com/201708/31/proses-pewarnaanstaining-dengan-
hematoksilin-eosin-he/
http://jasus2b-be-best.blogspot.com/2011/11/pewarnaan-papanicolaou.html?m=1