Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PARASITOLOGI II

DOSEN PENGAMPU : PUTRI KARTIKA SARI, M.Si

“Balantidium Coli”

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : KHOFIFAH ( AK1018023)


MUHAMMAD FITRIANUR ( AK1018031 )
MUTIA ( AK1018033 )
NORHAYATI ( AK1018041 )
SEMESTER :4
KELAS : 4A
MATA KULIAH : PARASITOLOGI II
PROGRAM STUDI : ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI

D-III TEKHNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
YAYASAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai “Balantidium Coli”
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik membangun dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, 7 April 2020

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang..................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................5
1.3. Tujuan Masalah................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Trichominasis.................................................................................6
2.2. Klasifikasi Trichomonas vaginalis...................................................................6
2.3. Morfologi Trichomonas vaginalis....................................................................6
2.4. Ciri-ciri Trichomonas vaginalis........................................................................7
2.5. Epidemiologi Trichomonas vaginalis...............................................................7
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................9
Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................iv

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli.
Balantidium coli merupakan suatu protozoa yang masuk dalam filum Ciliophora,
klas Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki
dua stadium yaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar, habitatnya pada
usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia.
Balantidium coli merupakan satu-satunya Ciliata parasitize diketahui
manusia. Ciliates mewakili filum protozoa yang ditandai, setidaknya satu tahap
pengembangan, oleh organel ciliary sederhana atau senyawa pada permukaan
membran mereka yang digunakan untuk bergerak. Ciliates memiliki 2 inti (satu
macronucleus dan satu mikronukleus) dan berkembang biak dengan pembelahan
biner melintang, konjugasi, autogamy, dan cytogamy.
Balantidium coli memiliki 2 vakuola kontraktil. Meskipun vakuola
kontraktil yang umum untuk ciliates, mereka jarang terjadi di protozoa parasit,
yang menunjukkan bahwa Balantidium coli memiliki kapasitas osmoregulatory
unik.
Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia
frekuensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%) menurut
Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidium coli,
yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan Balantidium suiis yang tidak
dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita
penyakit. Infeksi dapat timbul dan meningkat pada manusia yang sering
berhubungan dengan babi seperti peternak babi, pekerja di rumah-rumah
pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama babi memiliki
sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit
jiwa, asrama ,dll.
Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan
prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur
yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien di RS Jiwa di

5
Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada masyarakat
yang memelihara babi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Balantidiasis?
1.2.2. Apa saja gejala yang ditimbulkan oleh Balantidiasis?
1.2.3. Bagaimana diagnosis Lab Balantidiasis?
1.2.4. Bagaimana cara Penularan Balantidiasis?
1.2.5. Bagaimana cara pencegahan Balantidiasis?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui yang dimasud dengan Balantidiasis
1.3.2. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh Balantidiasis
1.3.3. Untuk mengetahui diagnose Lab Balantidiasis
1.3.4. Untuk mengetahui cara Penularan Balantidiasis
1.3.5. Untuk mengetahui cara pencegahan Balantidiasis

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Balantidiasis
Balantidiasis merupakan suatu penyakit disentri yang disebabkan oleh
parasit Balantidiom Coli, yaitu sejenis parasit ber sel satu.Penyakit ini kiranya
perlu di pertimbangkan pada penderita BAB dengan tinja yang berlendir dan
berdarah apalagi disertai keluhan mulas.
Parasit Balantidum Coli merupakan protozoa bersilia yang menginfeksi
saluran pencernaan. Habitatnya pada mucosa dan sub mucosa usus
besar.Balantidium Coli paling sering ditemukan di daerah sanitasi yang buruk
serta daerah yang dimana banyak orang kontak dekat dengan babi. Karena babi
merupakan reservoir utama dari parasit ini.
Ada 3 jenis manifestasi infeksi B. Coli :
 Asimtomik, eksresi kita
 Infeksi kronis dengan episode berulang dari nyeri perut dan diare
mungkin berdarah.
 Kolitis akut dengan mual, muntah, sakit perut dan diare yang
menonjol yang mungkin berdarah.
Penyakit yang ditimbulkan oleh Balantidium Coli ini hamper mirip dengan
penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Diselaput lendir usus
besar, bentuk vegetatif membentuk obses-obses kecil yang kemudian pecah
menjadi ulkus yang mengaung.
Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus merata pada selaput
lendir usus besar. Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang
berakibat fatal.Balantidium Coli kadang-kadang dapat menimbulkan infeksi
eksterinternal, misalnya dapat menyebabkan parontis dan urethritis. Pernah
ditemukan bahwa balantidium coli di hepar dan & pulmo, bahkan di Ekuador
Balantidium Coli ditemukan sebagai sindrom disentri dan obsess hepar.
2.2 Gejala Penyakit Balantidiasis
Infeksi dari parasit ini dapat menyebabkan salah satu dari tiga gejala
berikut:
 Asimptomatis di mana orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa
pun namun ia memiliki kista.
 Radang akut, di mana terdapat peradangan pada usus besar (kolitis)
dengan gejala intens, seperti diare berdarah.
 Infeksi kronis, di mana terdapat beberapa episode akut berulang namun
pasien hampir tidak pernah mengalami gejala di antara episode.

7
Gejala-gejala umum balantidiasis adalah:
 Sakit perut,
 Diare (berair atau dengan darah atau lendir),
 Disentri,Mual,
 Penurunan berat badan,
 Muntah,
 Demam ringan,
 Kehilangan nafsu makan,
 Peradangan pada usus besar (kolitis),
 Adanya ulkus pada usus,Lubang pada usus (pada tahap lanjut)

2.3 Diagnosis Laboratorium Balantidiasis


Balantidiasis dapat di diagnosis dengan bantuan tes-tes berikut:
 Tes laboratorium: Sampel feses digunakan untuk mendiagnosis infeksi B.
coli. Trophozoites besar dari B. coli dapat dikenali dengan mudah, saat
sampel feses dipaparkan dan dilihat di bawah mikroskop. Walau protozoa
memiliki cilia pada tubuh, cilia mungkin tidak selalu terlihat karena
organisme menghilangkannya saat periode berkepanjangan pada tahap
kista.
 Kolonoskopi: Pemeriksaan endoskopik usus besar dapat dilakukan untuk
mengambil sampel biopsi dari ulkus.

2.4 Pengobatan
Antibiotik diberikan untuk membunuh protozoa B. coli. Tetracycline atau
alternatif lain seperti metronidazole, puromycin, iodoquinol, dan nitazoxanide
dapat diberikan untuk pasien dengan balantidiasis.Tetracycline membunuh
protozoa dengan menghambat sintesis protein di dalam sel, di mana obat sintetik
metronidazole memiliki anti-protozoal dan antibakteri yang efektif. Kedua obat
sering diberikan untuk pasien yang mengalami diare.
 Tablet tetracycline diberikan selama 10 hari, 4 kali sehari, 1 jam sebelum
atau 2 jam setelah makan, tidak disarankan untuk wanita hamil.
 Tablet metronidazole diberikan selama 5 hari, 3 kali sehari.
 Alternatifnya, tablet iodoquinol diberikan selama 20 hari, 3 kali sehari
setelah makan.
 Cairan dan pengganti elektrolit direkomendasikan untuk pasien dengan
diare parah.

8
 Operasi diperlukan pada beberapa kasus langka, di mana balantidiasis
menyebabkan usus buntu. Pada pasien tersebut, usus buntu diangkat
dengan prosedur operasi yang disebut apendiktomi.

2.5 Pencegahan Balantidiasis


 Minum dan menggunakan sumber air yang bersih.
 Jaga kondisi hidup yang higienis.
 Hindari kontak dengan babi dan pupuk yang terkontaminasi dengan feses
babi.
 Cuci tangan dengan bersih dengan sabun dan air hangat setelah
menggunakan toilet dan sebelum menyentuh makanan.
 Cuci buah dan sayuran dengan air bersih.

Anda mungkin juga menyukai