Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KHOFIFAH

NIM : AK1018023
KELAS : 4A
MATA KULIAH : ZOONOSIS

1. Sitokin Badai ?
Badai sitokine adalah suatu reaksi imun, yang potensial berakibat fatal, yang terdiri dari suatu
"positive feedback loop" antara sitokin dan sel-sel imun dan ditandai dengan peningkatan yang
sangat tinggi pada berbagai jenis sitokin. Istilah badai sitokine (Cytokine Storm) pertama kali di
lontarkan oleh Ferrara dan kawan-kawan, pada suatu jurnal ilmiah kesehatan GVHD, edisi Februari
1993.
Badai sitokin adalah kondisi saat sistem imun tubuh melawan virus dan ini biasanya terjadi
saat adanya infeksi berat atau sepsis. Jadi, dengan menangkal badai sitokin dengan curcumin, tubuh
akan bisa lebih kuat dalam melawan virus korona baru (2019-nCoV).

2. Aspek hematologi ?
Pemeriksaan infeksi virus corona (Covid-19) memiliki serangkaian tes mulai dari
wawancara dan observasi oleh dokter, cek darah, rontgen, dan swab. Setiap tes memiliki
fungsi dan kegunaan yang berbeda. Wawancara fisik secara umum seperti gejala batu pilek,
sakit tenggorokan, deman tinggi di atas 38 derajat Celcius dan disertai punya riwayat
perjalanan keluar negeri atau daerah yang terjangkit atau ada riwayat kontak dengan pasien
positif. Jika pasien memenuhi kriteria gejala dan riwayat mengunjungi daerah terdampak
atau kontak dengan pasien positif Covid-19, maka dokter akan melakukan serangkaian tes
meliputi cek darah, rontgen, dan swab.
Cek darah berdasarkan pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mengetahui fungsi
organ, mendeteksi racun, kondisi kesehatan secara keseluruhan. Namun, cek darah tidak
dapat mengetahui keberadaan virus corona pada tubuh. Sementara rontgen atau foto thorax
bertujuan melihat citra paru-paru dan saluran pernapasan. Melalui rontgen dapat diketahui
infeksi atau peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan dan paru-paru. Tapi sama
seperti tes darah, rontgen juga tidak dapat mendeteksi keberadaan virus corona. pada tubuh.
Keberadaan virus corona hanya dapat dibuktikan dengan tes swab. Agus menjelaskan tes
swab merupakan tes yang dilakukan dengan pengambilan jaringan sel pada hidung atau
tenggorokan.

3. Sepsis ?
Sepsis terjadi ketika bahan kimia yang dilepaskan di dalam aliran darah untuk
melawan infeksi memicu peradangan di seluruh tubuh. Dapat menyebabkan berbagai
perubahan yang merusak beberapa sistem organ, menyebabkan kegagalan organ, terkadang
bahkan mengakibatkan kematian. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas, tekanan darah
rendah, denyut jantung cepat, dan kebingungan mental.
Sepsis diyakini jadi faktor utama kematian pasien virus Corona di Wuhan. Ini adalah
reaksi kekebalan tubuh berlebihan yang memicu kegagalan fungsi organ tubuh. Sepsis yang
ditunjuk jadi penyebab kematian pasien virus corona, bukan keracunan darah seperti yang
lazim dikenal dalam istilah medis. Melainkan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh
pada kasus infeksi. Reaksi pertahanan tubuh ini amat luar biasa, sehingga menyerang organ
tubuh dan jaringan tubuh sendiri. Terutama yang terancam risiko sepsis adalah mereka yang
sistem kekebalan tubuhnya memang sudah lemah. Kelompok risiko ini adalah para manula
yang mengidap berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, diebetes atau jantung serta
anak-anak balita.
Gejala yang paling mencolok kemungkinan sepsis akibat infeksi adalah, turun
drastisnya tekanan darah dibarengi naiknya frekuensi detak jantung. Juga demam tinggi,
kesulitan bernafas, perasaan sakit berat dan kehilangan orientasi tiba-tiba.

4. Kegagalan organ ?
Diperkirakan sekitar 6% pasien dari kasus-kasus virus corona, menjadi sakit
kritis.Pada titik ini tubuh mulai gagal dan ada peluang nyata kematian. Masalahnya adalah
sistem kekebalan tubuh sekarang di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di seluruh
tubuh. Ini dapat menyebabkan syok septik, keadaan di mana tekanan darah turun ke tingkat
rendah yang berbahaya dan organ-organ berhenti bekerja atau dengan kata lain gagal total.
Sindrom gangguan pernapasan akut yang disebabkan oleh peradangan di paru-paru,
membuat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, yang dibutuhkan untuk bertahan
hidup. Ini dapat menghentikan fungsi ginjal yang bekerja untuk membersihkan darah.
Keadaan itu juga bisa merusak lapisan usus Anda. "Virus ini membuat tingkat peradangan
yang sangat tinggi sehingga Anda meninggal ... itu terjadi karena kegagalan multi-organ,"
kata Dr. Bharat Pankhania. Dan jika sistem kekebalan tidak bisa mencapai puncak virus,
maka pada akhirnya dia akan menyebar ke setiap sudut tubuh di mana ia dapat menyebabkan
lebih banyak kerusakan.
Pasien yang dirawat dengan menggunakan mesin ECMO. Perawatan pada tahap ini
akan melibatkan banyak alat kesehatan, dan dapat mencakup Extracorporeal Membrane
Oxygenation (ECMO) untuk membantu pernapasan. Pada dasarnya ECMO adalah paru-paru
buatan yang mengeluarkan darah dari tubuh melalui tabung tebal, mengoksigenasi dan
memompanya kembali. Tetapi pada akhirnya kerusakan dapat mencapai tingkat fatal di
mana organ tidak lagi dapat menjaga tubuh tetap hidup.

Anda mungkin juga menyukai