TOKSIKOLOGI
ANALISA PB
Oleh :
Nama : KHOFIFAH
NIM : AK1018023
Kelas : 4A
Kelompok/Shift : 1/1
Alat :
1. Spuit 3 cc
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Tabung EDTA
4. Pipet Kaca
Bahan :
Cara Kerja :
Preparasi
Sampel
Ph 4
Pembahasan :
Pada pratikum kali ini, kami melakukan pratikum analisa Timbal (Pb) dengan
sampel darah petugas SPBU. Hasil yang kami dapat dalam pemeriksaan timbal ini
adalah ph 4. Timbal dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernaan, serta dapat pula diabsobsi melalui kulit dalam
jumlah yang sangat kecil. Walaupun jumlah timbal yang diserap tubuh manusia
dalam jumlah yang kecil namun sudah dapat memberikan efek toksik terhadap fungsi
organ tubuh.
Kadar timbal (Pb) darah yang diperkenankan oleh WHO dalam Depkes
(2001) pada orang dewasa adalah 10-25 µg dL dan untuk anak-anak adalah 0-10 µg
per Dl (Cahaya, 2005). Jumlah Pb minimal di dalam darah yang mengakibatkan
timbulnya gejala keracunan biasanya berkisar antara 60-100 mikogram/100 ml darah
untuk orang dewasa. Banyak factor yang mempengaruhi paparan timbal dalam tubuh
manusia antara lain usia, status, gizi, status kesehatan, jenis kelamin, jumlah dan lama
paparan dan lain-lain. Pengukuran kadar timbal dalam darah dilakukan dengan
metode FAAS (Flame Emission Atomic Absorption Spectrophotometer) atau
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
Beberapa factor resiko seperti kebiasaan tidak memakai APD pada saat
bekerja di jalan dengan lama kerja ±2 tahun. Responden bekerja sebanyak 5-6 hari
dalam seminggu selama lebih dari 3 jam setiap hari. Selain itu responden juga
terpapar asap rokok setiap hari dari lingkungannya. Factor lain yang mungkin
mempengaruhi tingginya kadar timbal responden adalah makanan dan minuman serta
tempat tinggal yang berada dipinggir jalan sehingga lebih banyak terpapar timbal.
Selain itu jenis kelamin responden juga mempengaruhi kadar timbal wanita lebih
rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan factor ukuran tubuh
(fisiologi), keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme. Unsur Pb dapat
masuk ke dalam tubuh secara langsung melalui pernafasan dan kulit atau tidak
langsung melalui air minum dan makanan. Unsur Pb yang terabsorbsi tubuh dapat
terikat dan merusak jaringan tubuh, oleh sebab itu, petugas SPBU yang bekerja secara
intensif dapat tercemar Pb pada saat bekerja mengisi minyak kendaraan bermotor atau
mobil.
Kesimpulan
Svehla. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kalman Media Pusaka :
Jakarta, 1985
Heryando Palar. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Reneka
Cipta