Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM

TOKSIKOLOGI
ANALISA PB

Oleh :

Nama : KHOFIFAH
NIM : AK1018023
Kelas : 4A
Kelompok/Shift : 1/1

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
D-III TENAGA LABORATORIUM MEDIK
BANJARBARU
2020
Judul : Analisa PB
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Maret 2020
Tujuan : Untuk mengetahu kandungan PB dalam darah
Dasar Teori :
Timbal (PB) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim
terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain,
terutama seng dan tembaga. Penggunaan pb terbesar adalah dalam industry batrai,
kendaraan bermotor seperti timbal metalik dan komponen-komponennya. Timbal
digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Pencemran Pb dapat
terjadi di udara, air, maupun tanah. Badan perairan yang telah kemasukkan senyawa
atau ion-ion Pb akan menyebabkan jumlah Pb yang ada melebihi konsentrasi yang
dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan tersebut. Tingkat maksimum
kandungan Pb yang diperbolehkan di perairan adalah 0.003 (PP No 82 Th 20001
Tentang Kualitas Air)

Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkkungan. Banyak laporan


yang memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh
logam berat pada kawasan perairan, baik akibat penggunaan airnya untuk konsumsi
sehari-hari maupun ketika mengonsumsi biota yang hidup di perairan tercemar
tersebut. Kasus yang dilaporkan pertama kali di jepang, timbulnya penyakit “itaiitai”
(Ouch-ouch) yang menyebabkan para nelayan dan keluarganya terkena keracunan
kronis akbiat logam berat Cd dan mengakibatkan kematian manusia 100 orang.

Pencemaran lingkungan terjadi karena masuknya dan dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dana tau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas menurun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan jadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi. Sedangkan definisi pencemaran menurut UU.
No. 32 Tahun 2009, Pencemran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energy, dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia,
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang ditetapkan.
Alat dan Bahan :

Alat :

1. Spuit 3 cc
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Tabung EDTA
4. Pipet Kaca

Bahan :

1. Sampel darah vena (Paercetakan buku / tukang fotocopy)


2. HNO3
3. H2SO4
4. Kertas saring

Cara Kerja :

Preparasi

1. Siapkan alat dan bahan


2. Tuangkan sampel darah yang ada di tabung EDTA ke dalam Erlenmeyer 250
ml
3. Pipet H2SO4 1 ml
4. Tambahkan HNO3 1 ml
5. Kemudian tutup menggunakan sumbatan kapas
6. Simpan di lemari

Sampel

1. Sampel yang sudah di preparasi ditambahkan 20 ml aquadest


2. Panaskan sampai sampel berwarna kuning jernih
Hasil :
Data pasien :
Nama : Nahwani
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Kuesioner :
Apakah anda merasakan gejala mual, pusing, Pusing
dan muntah?
Apakah anda mengidap penyakit anemia? Kadang kepala bisa pening
Apakah anda seorang perokok? Tidak merokok
Apakah sebelumnya anda ada mengonsumsi Tidak ada
obat-obatan?

Sampel darah sesudah


Sesudah di panaskan
Pengambilan sampel darah ditambahkan 1 ml
vena pada petugas SPBU H2SO4 dan 1 ml HNO3

Ph 4
Pembahasan :
Pada pratikum kali ini, kami melakukan pratikum analisa Timbal (Pb) dengan
sampel darah petugas SPBU. Hasil yang kami dapat dalam pemeriksaan timbal ini
adalah ph 4. Timbal dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernaan, serta dapat pula diabsobsi melalui kulit dalam
jumlah yang sangat kecil. Walaupun jumlah timbal yang diserap tubuh manusia
dalam jumlah yang kecil namun sudah dapat memberikan efek toksik terhadap fungsi
organ tubuh.

Kadar timbal (Pb) darah yang diperkenankan oleh WHO dalam Depkes
(2001) pada orang dewasa adalah 10-25 µg dL dan untuk anak-anak adalah 0-10 µg
per Dl (Cahaya, 2005). Jumlah Pb minimal di dalam darah yang mengakibatkan
timbulnya gejala keracunan biasanya berkisar antara 60-100 mikogram/100 ml darah
untuk orang dewasa. Banyak factor yang mempengaruhi paparan timbal dalam tubuh
manusia antara lain usia, status, gizi, status kesehatan, jenis kelamin, jumlah dan lama
paparan dan lain-lain. Pengukuran kadar timbal dalam darah dilakukan dengan
metode FAAS (Flame Emission Atomic Absorption Spectrophotometer) atau
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

Beberapa factor resiko seperti kebiasaan tidak memakai APD pada saat
bekerja di jalan dengan lama kerja ±2 tahun. Responden bekerja sebanyak 5-6 hari
dalam seminggu selama lebih dari 3 jam setiap hari. Selain itu responden juga
terpapar asap rokok setiap hari dari lingkungannya. Factor lain yang mungkin
mempengaruhi tingginya kadar timbal responden adalah makanan dan minuman serta
tempat tinggal yang berada dipinggir jalan sehingga lebih banyak terpapar timbal.
Selain itu jenis kelamin responden juga mempengaruhi kadar timbal wanita lebih
rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh perbedaan factor ukuran tubuh
(fisiologi), keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme. Unsur Pb dapat
masuk ke dalam tubuh secara langsung melalui pernafasan dan kulit atau tidak
langsung melalui air minum dan makanan. Unsur Pb yang terabsorbsi tubuh dapat
terikat dan merusak jaringan tubuh, oleh sebab itu, petugas SPBU yang bekerja secara
intensif dapat tercemar Pb pada saat bekerja mengisi minyak kendaraan bermotor atau
mobil.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pratikum untuk percobaan ini di dapatkan ph 4 pada sampel


darah petugas SPBU.
DAFTAR PUSTAKA

Svehla. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kalman Media Pusaka :
Jakarta, 1985

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : Taristo

Heryando Palar. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Reneka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai