Anda di halaman 1dari 5

3.

POLYCHLORINATED BIPHENYLS
Nama : Polychlorinated Biphenyls (PCBS
Struktur ilmiah Polychlorinated Biphenyls
Polychlorinated Biphenyls (PCBS) yaitu senyawa hidrokarbon memiliki struktur berupa dua
cincin benzen dengan atom klor yang menggantikan posisi atom hidrogen dalam struktur
benzen tersebut. Struktur kimia Polychlorinated Biphenyls ada 209 tipe PCBS dan semua tipe
tersebut memiliki struktur dasar kimia seperti berikut ini :

Secara struktur kimia, Polychlorinated Biphenyls (PCBS) terdiri dari gugus biphenyl atau
bifenil (dua buah ikatan benzena) yang mengikat 10 atom khlorin atau cl-. Struktur ilmiah
senyawa ini adalah C12H10-nCln, dengan jumlah n berkisar dari 1 hingga 10.

Pengertian
Polychlorinated Biphenyls (PCBS) adalah suatu senyawa kimia organoklorin buatan manusia
yang berbahaya pada kesehatan manusia, makhluk hidup, dan lingkungan, selain mempunyai
sifat racun yang sama dengan pestisida juga mempunyai sifat yang persisten di alam. PCBs
memiliki 209 konfigurasi struktur organochloride (hidrokarbon terklorinasi) dengan 2 sampai
10 chlorine atoms menempel pada biphenyl (Molekul terbentuk dari 2 benzene ring).
Formulasi kima dari PCBs adalah C12H10-xClx. Hanya 130 dari 209 susunan PCBs
digunakan untuk produk komersial (Gunawan, Budianto and Soelarno, 2020).

Penggunaan
PCBs telah digunakan dalam banyak aplikasi, dan sampai saat ini PCBs masih banyak
digunakan. Misalnya pada cairan elektrik pada peralatan listrik, cairan heat-transfer pada
operasional mekanikal, plasticizers, pelumas, pembuatan cat, tinta, dan surface coating.
Selain itu PCBs juga digunakan untuk pendingin dan cairan isolasi ( minyak transformator )
untuk transformator dan kapasitor.
Sifat dan karakteristik
Sifat
 Tidak berbau, tidak berasa, berwarna kekuningan, berfase cair semakin banyak gugus
klorida maka cairan akan semakin kental dan semakin kekuningan
 Tidak larut dalam air
 Mudah larut dalam pelarut organik, minyak dan lemak
 Pada suhu kamar tidak mudah menguap
 Mempunyai konstanta dielektik yang tinggi
 Mempunyai konduktifitas thermal yang tinggi
 Titik nyala api tinggi (dari 170-380 °C)
 Stabil secara kimiawi (inert)
 Tahan terhadap oksidasi, reduksi
 Tahan terhadap penambahan, pengurangan dan penggantian electron
 Berat jenisnya bervariasi dari 1.182 to 1.566 kg/L
Karakteristik
 Tahan terhadap pemanasan sampai dengan 1.500ºc
 Konduktivitas listrik yang rendah (berfungsi sebagai isolator)
 Senyawa kimia yang stabil (komposisi kimia sulit untuk diubah dan terurai)
 Tidak larut di dalam air atau larut di dalam lemak.

Identifikasi bahaya dan risiko


Bahaya dan risiko akibat paparan Polychlorinated Biphenyls (PCB S) menimbulkan
dampak serius bagi kesehatan. Antara lain:
1) Penyakit Kanker
PCBs diklasifikasikan sebagai senyawa yang kemungkinan bersifat karsinogen. Selain
itu, sebuah studi menemukan bahwa resiko anak – anak mengidap leukimia limfositik
akut meningkat dua kali lipat dikarenakan paparan PCB yang terdeteksi pada debu
ruangan dimana anak – anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya.
2) Sistem Imunitas
PCBs menekan system kekebalan tubuh dan fungsi kelenjar tiroid.
3) Penyakit Jantung
PCBs menyebabkan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular, hipertensi dan
diabetes.
4) Hormonal
PCBs dapat mengubah sistem hormon seks. Berdasarkan penelitian, telah ditemukan
bahwa PCBs dapat menurunkan usia gadis mencapai pubertas dan dapat mengurangi
kadar hormone laki – laki (testosterone)
5) Asma
PCBs secara keseluruhan dapat meningkatkan resiko penyakit asma dan penyakit
pernafasan lainnya.
6) Berat & Kemampuan Motorik Bayi pada saat lahir
Wanita hamil yang terpapar PCBs, maka bayi yang lahir akan memiliki berat badan
kurang dibandingkan bayi yang lahir dari wanita yang tidak terpapar PCBs. Selain itu,
bayi tersebut memiliki respon tidak normal pada tes perilaku bayi, termasuk masalah
kemampuan motorik dan penurunan memori jangka pendek.
7) Kemampuan untuk Belajar
PCBs berhubungan dengan masalah kognitif dan penurunan kemampuan belajar dan
daya ingat. Contohnya, anakyang terpapar PCB sebelum lahir melalui asupan
konsumsi ibu yang tekontaminasi ditemukan memiliki 6,2 poin IQ lebih rendah
dibandingkan dengan anak-anak tidak terkontaminasi (Afdila, 2019).

Nilai Ambang Kuantitas (NAK)


PCBs masuk dalam kriteria sangat beracun (toxic) dan berbahaya karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit dan memicu kanker. Nilai ambang kuantitas yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia dalam
pasal 14, untuk bahan kimia kriteria sangat beracun dengan standar 5 ton. Nilai Ambang
Kuantitas (NAK) yang melebihi ambang kuantitas dapat berdampak buruk bagi kesehatan
manusia.
REFERENSI
https://www.researchgate.net/publication/
343125401_MAKALAH_ANATOKSIKPENCEMAR_LINGKUNGAN_PCBs_NUR
_AFDILA
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jiss/article/view/8007
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/6662
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (1999) ‘Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat
Kerja’, (1), pp. 1–20.

4. OKSAMIL
Nama : Oksamil
Struktur ilmiah : C7H13N3O3S

Pengertian
Oksamil adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida yang tersedia dalam
dua bentuk: butiran dan cair. Bentuk butiran telah dilarang di Amerika Serikat. Oksamil
masuk dalam jenis pestisida yaitu nematisida pestisida yang digunakan untuk membasmi
cacing, hama jenis ini menyerang akar atau umbi suatu tanaman.

Penggunaan
Penggunaan Oksamil digunakan oleh petani sebagai pestisida untuk memberantas
hama tanaman jenis cacing. Penggunaan lainnya dalam rumah tangga untuk membasmi
nyamuk, kecoa, lalat, dan lain-lain.

Sifat dan karakteristik


Keadaan fisik : Padatan kristal tidak berwarna sampai putih, bentuk seperti bawang putih dan
agak berbau sulfur
Titik lebur : 100 - 102°C, berubah menjadi bentuk kristal lain dengan titik lebur 108-
110°C
Titik didih : Terurai jika dilakukan penyulingan (distilasi)
Tekanan uap : 0,00023 mmHg pada 20-25°C
Berat jenis : 0,97 g/mL pada 25°C (udara = 1)
Masuk Kow : 0,47 ; 0,36 (pH = 5)
Kelarutan : Dalam udara 28 g/100mL pada 25°C, dalam metanol 144 g/100 mL pada
25°C, dalam aseton 67 g/100mL pada 25°C, dalam etanol 33 g/100mL pada
25°C, dalam 2-propanol 11 g/100mL pada 25°C, dalam toluena 1 g/100mL
pada 25°C.

Identifikasi bahaya dan risiko


Bahaya dan risiko jika terkena paparan Oksamil dapat berdampak meliputi : Mual,
muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, vertigo, nyeri mata, kejang otot silia, penglihatan
kabut atau buram, miosis atau dalam beberapa kasus yang terjadi midriasis, lakrimasi,
pengeluaran air liur, pengeluaran keringat, dan perasaan bingung. Dalam kasus berat hal ini
dapat berdampak pada hipotensi, edema paru kejang, koma, bahkan kematian akibat
kegagalan fungsi atau terhentinya jantung.

Nilai Ambang Kuantitas (NAK)


Penggunaan dalam bahan kimia Oksamil yang berlebihan dan tanpa takaran tepat
akan berdampak buruk bagi tanaman, manusia, hingga ekosistem. Oleh karena itu,
penggunaannya harus secara bijak agar tercipta keberlanjutan dan kelestarian alam. Jumlah
rata-rata paparan yang bisa diterima manusia, meliputi :
Oral Reference Dose (RfD) ditetapkan US EPA : 0,025 mg/kg/hari
No Observed Effect Level (NOEL) : 2,5mg/kg/hari
Lower Explosive Limit (LEL) : 5 mg/kg/hari.

REFERENSI
https://sib3pop.menlhk.go.id/B3/Oksamil.htm
https://utz.org/wp-content/themes/utz/download-attachment.php?post_id=5822

Anda mungkin juga menyukai