Anda di halaman 1dari 12

Apa itu Dioksin??

Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia
beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama.
Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk
(a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD);
(b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan
(c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB).
PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan
yang secara tidak sengaja terjadi di dalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses
industri kimia. PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai
produksi tersebut dilarang di Amerika pada tahun 1977

Karakteristik senyawa Dioksin


Senyawa dioksin sendiri adalah senyawa yang tersusun oleh atom karbon, hydrogen, oksigen
dan klor.

Senyawa 2,3,7,8-TCDD murni telah disintesis sejak tahun 1967. Bentuk fisik dari
senyawa murni ini adalah berbentuk serbuk kristal padat (seperti serbuk yang terdapat pada
tablet), tidak larut di dalam air dan sedikit larut pada beberapa pelarut organic.

Sumber dan jenis dioksin di lingkungan


Setiap hari manusia menghasilkan sampah. Baik sampah organik maupun anorganik.
Data BPS pada tahun 2000 menunjukkan produksi sampah dari 380 kota di Indonesia sebesar
80.235,87 ton tiap harinya. Dari sampah yang dihasilkan tersebut 37,6 % atau sekitar
30.168,687 ton ditangani dengan cara dibakar. Data itu 13 tahun yang lalu… Tentu saja dengan
meningkatnya jumlah penduduk, volume sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
Pembakaran sampah yang tidak menggunakan teknologi tinggi dapat berakibat pada
pencemaran lingkungan. Sebab hal ini dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya dan
beracun yang dikenal dengan nama dioksin. Senyawa ini dapat terbentuk pada pembakaran
dengan temperature yang rendah. Bahkan pembakaran dengan menggunakan incinerator pada
temperatur 400 – 600 0 C merupakan kondisi yang optimum untuk pembentukan senyawa
dioksin.
Apabila proses pembakaran sampah berlangsung sempurna maka tidak akan
menghasilkan dioksin, seperti yang diperlihatkan pada persamaan reaksi
sCO2 + tHCl + xH2O + ySO2 + zN2 ==> CaHbOcNdSeClf + u (O2 + 3,76 N2)
Pada reaksi persamaan reaksi pembakaran diatas memperlihatkan tidak terbentuk senyawa
dioksin apabila reaksi berlangsung secara sempurna (dalam reaksi yang stabil).
Namun dengan beragamnya komposisi yang terdapat pada sampah, maka ketika sampah
dibakar maka dapat menghasilkan dioksin dan furan.
Hal ini terjadi karena proses pembakaran tidak dapat berlangsung secara stabil. Adapun
proses pembentukan dioksin dan furan dapat ditunjukkan pada persamaan reaksi
dibawah ini.
C + H2 + Cl2 + O2 + N2  CO2 + CO + HCl + N2 + O2 + PCDD + PCDF
Dioksin sebenarnya tidak hanya dihasilkan dari pembakaran sampah, akan tetapi juga
dapat dihasilkan dari gas emisi kendaraan, kebakaran hutan, asap rokok atau kegiatan lainnya.
Disamping itu proses pada pemutihan bubur kertas juga dapat menghasilkan dioksin sebagai
impurity pada produksi senyawa klorinat organic. Pada industry bubur kertas dioksin ditemukan
pada air limbah (efluen). Pada proses pemutihan bubur kertas menggunakan bahan pemutih
yang mengandung klorin dimana kemudian senyawa klorin tersebut bereaksi dengan senyawa
organic membentuk dioksin.

Beberapa temuan menyampaikan tentang adanya sumber-sumber dioksin baru, terutama


dalam bentuk flame retardants (suatu zat kimia yang dapat menunda atau mencegah
pembakaran, biasanya digunakan untuk memadamkan kebakaran serta untuk melapisi benda-
benda yang cenderung mudah terbakar).
Cina telah banyak melakukan penelitian tentang dioksin dan secara paralel hampir
selama 30 tahun Cina juga membuat brominated flame retardant (BRF). BRF ditemukan pada
produk handphone (papan sirkuit dan casing). Sampai dengan tahun 2010 permintaan BRF di
Cina akan mencapai 200.000 ton dan tahun 2007 Cina juga memproduksi 25.000 ton sumber
dioksin decaBDE (20% dari total dunia). Volume terbesarnya terdapat pada produk elektronik
dan telah dilarang di Eropa dan beberapa negara bagian Amerika Serikat.
Sumber lainnya adalah senyawa PFOS (perfluorooctane sulfonate) dan PFOA
(perfluorooctanoate) yang dalam produk anti lengket, tahan air dan noda, seperti pada produk alat
rumah tangga (non stick cookware, serta produk harian seperti pakaian, karpet, kertas, pelapis
tekstil, dan kemasan makanan atau plastik). PFOS dan PFOA cukup tinggi ditemukan dalam
darah para pekerja di Cina.
PBDEs menunjukkan kemampuan bioakumulasi (sel mempunyai kemampuan untuk
mengakumulasi nutrien dan mineral esensial, sel juga dapat mangabsorpsi dan menyimpan
senyawa toksik). Konsentrasi PBDEs tersimpan dalam darah dan jaringan tubuh, serta
menempatkan anak-anak terkena resiko paling tinggi untuk terkontaminasi zat berbahaya ini.
Hal ini disebabkan karena zat kimia flame retardant biasa digunakan dalam produk keseharian
seperti mainan dan perabot (furniture), plastik komputer dan penahan tekstil terbakar.
Bahan dasar PVC (seperti TBC) adalah penyebab terjadinya gangguan kesehatan seperti
pneumoconiosis (radang paru-paru) dan dalam proses produksi atau limbah buang PVC dapat
menyebabkan juga gangguan hormon (pengurangan jumlah sperma), meningkatkan resiko
kanker payudara, serta menurunkan kapasitas sistem kekebalan tubuh.
Chlorinated paraffin (SCPP) juga diproduksi di Cina lebih dari 600.000 ton dan
mengantarkan Cina untuk “menyesuaikan diri secara urgensi” apabila SCCP terdaftar di
Konvensi Stockhlom. Sebuah konsekuensi serius karena penggunaan POPs yang secara
kontinyu atau terus menerus akan mengancam masyarakat dan kehidupan sekelilingnya.
Flame retardant baru ditemukan seperti dechlorane plus, DBHPBT, dan TBC.
Dechlorane plus digunakan sebagai pengganti Mirex (terdaftar dalam Konvensi Stockhlom).
Produksinya sebanyak ribuan ton dijual dan terdapat di dalam berbagai jenis produk komersial,
seperti kawat kabel listrik, bahan atap, dan bahan lainnya yang telah ada lebih dari 40 tahun. Di
Cina, bioakumulasi dechlorane plus terjadi dalam rantai makanan di dekat lokasi daur ulang
limbah elektronik, sedangkan di Korea dilaporkan adanya kandungan dechlorane plus pada ikan.
DBHPBT terdapat dalam plastik, lilin, cat, lem, penyegel, dan lain-lain. Di Jepang digunakan
untuk bahan plastik bangunan dan bagian mobil. Sifat DBHPBT meskipun tidak benar-benar
beracun di Jepang sudah dianggap sebagai POPs.
TBB dan TBPH adalah pengganti untuk pentaBDE yang baru-baru ini terdaftar di
Konvensi Stockholm. Sumber-sumber flame retardant ini ditemukan di air laut timur Hong
Kong dan konsentrasinya semakin meningkat di setiap tahunnya sejak 2004. POPs lain yang
juga muncul adalah HBCD yaitu zat yang ‘dicalonkan’ pada Konvensi Stockholm. Zat ini
ditemukan di beberapa wilayah di negara-negara Asia Tenggara, Jepang, Ceko, Swedia, dan
Cina. HBCD ditemukan di lokasi daur ulang limbah elektronik, debu rumah, mamalia laut,
limbah lumpur dan sedimen sungai, elang, kulit pohon, dan ikan. Studi-studi biomonitoring
manusia menemukan HBCD pada ASI (air susu ibu) di India dan Cina. TBBPA, Tris fostat, dan
PFC (perfluorokarbon, termasuk PFOS) adalah zat temuan lainnya yang hadir terutama di ASI,
dan produk lain seperti susu kemasan, sayuran, dalam organisme/makhluk hidup (moluska,
lumba-lumba, capung) dan lokasi-lokasi seperti tambak udang, sedimen, limbah pabrik
pengolahan, sungai, dan bendungan air.

PCBS

berbagai produk dari plastik

pipa PVC
Masyarakat penting mengetahui informasi beragam polutan beracun dan mampu
mengambil sikap atau tindakan dalam menangani permasalahan limbah, seperti misalnya tidak
membakar sampah atau berhati-hati memilih barang plastik. Konsep zero waste dengan prinsip
3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah pendekatan untuk menerapkan pengelolaan limbah yang lebih
bijak. Tentunya diperlukan komitmen bersama untuk penanganan sampah atau limbah di
lingkungan kita.

Dinamika Dioksin di Lingkungan


Dioksin bersifat ada terus menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi
(bioaccumulated), dan tersebar didalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat
konsentrasinya rendah, sampai parts per trillion (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang
kehidupan dan ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi kedalam
lingkungan. Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang
dan manusia.
Jika dioksin berada diudara maka akan dapat terhirup oleh manusia dan masuk ke dalam sistem
pernafasan. Risiko bagi manusia yang paling besar adalah jika dioksin diterima tetap, walaupun
dalam satuan takaran kecil, dan selanjutnya mengendap dalam tubuh manusia. Dioksin
menimbulkan kanker, bertindak sebagai pengacau hormon, diteruskan dari ibu ke bayi selama
menyusui dan mempengaruhi sistem reproduksi. Selain mengakibatkan penyakit tersebut,
dioksin dengan demikian juga mempengaruhi kemampuan belajar oleh anak yang sangat peka
terhadap pencemaran udara.
Dioksin dalam jumlah kecil juga terdapat dalam asap rokok. Belum banyak pula yang
menyadari bahwa insinerator atau pembakaran sampah di rumah-rumah sakit merupakan
penghasil dioksin yang sangat berbahaya. Dioksin mempunyai struktur kimia yang sangat
stabil dan bersifat lipofilik, yaitu tidak mudah larut dalam air tetapi mudah larut di dalam
lemak. Karena kestabilan strukturnya ini, maka dioksin sangat berbahaya, sebab tidak mudah
rusak atau terurai. Dioksin dapat berada di dalam tanah dan terakumulasi sampai 10-12 tahun.
Dioksin bersifat mudah larut dalam lemak sehingga dapat terakumulasi dalam pangan yang
relatif tinggi kadar lemaknya.

Bahaya Keracunan Dioksin


Beberapa dekade terakhir telah banyak dilakukan kajian dan riset tentang bahaya dioksin bagi
mahluk hidup khususnya manusia. Adapun kasus-kasus yang terjadi sepanjang sejarah
menyangkut efek bahaya dari senyawa dioksin misalnya:
 Kasus dari Monsanto plant di Nitro, West Virginia, tahun 1949. Akibat kecelakaan di
pabrik herbisida 2,4,5-T itu, 250 pekerja terkena penyakit chloracne, penyakit kulit
berupa gatal-gatal memerah. Baru tahun 1955, Karl Schultz (seorang dokter Jerman)
mensinyalemen bahwa chloracne adalah akibat racun dioksin.
 Kasus meledaknya pabrik kimia Hoffman-LaRoche di Seveso, Italia, tahun 1976.
Akibatnya, sejumlah besar TCDD terlepas sampai ke atmosfer. Di daerah sekitar pabrik,
hewan-hewan mati, terjadi destruksi vegetasi, penduduk mengalami keracunan akut,
kasus-kasus chloracne, abortus, dan kelainan kongenital. Bahkan penelitian yang
dilakukan Bertozzi dkk. pada tahun 1993 menemukan adanya peningkatan kasus kanker.
 Penggunaan herbisida Agent Orange dalam Perang Vietnam (1960 – 1970) ternyata juga
menyemburkan dioksin. Agent Orange digunakan untuk merontokkan dedaunan agar
hutan-hutan Vietnam tidak bisa digunakan untuk bersembunyi tentara Vietkong. Tahun
1983, kantor veteran Chicago mencatat ada 17 ribu lebih veteran yang mengklaim ganti
rugi akibat dioksin sewaktu bertugas di Vietnam.
 Terbakarnya kabel PVC di Beverly Hills Supper Club bahkan merenggut nyawa 161
orang. Kebakaran tahun 1977 itu menimbulkan asap putih. Menurut salah seorang
pekerja di situ, asap pedas yang mengandung gas hidrogen klorida (HCl) itu bisa
bereaksi dengan pewarna kuku. Bahkan hasil reaksi tersebut dapat memakan kuku.
Ketika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru bersama udara yang mengandung air,
HCl akan berubah menjadi asam klorida yang korosif. Akibatnya, yang selamat pun
mengalami luka parah pada saluran pernapasannya.
 Kasus di Time Beach, Missouri, pada tahun 1971 bisa menjadi gambaran. Sebuah
perusahaan herbisida sembarangan saja membuang sampah industri ke tempat
pembuangan oli bekas. Lalu oli bekas tersebut terpakai untuk menyemprot lapangan
pacuan kuda, jalanan, serta tempat-tempat berdebu. Selain gangguan berupa chloracne
dan radang kandung kemih yang akut, penyemprotan itu juga menimbulkan kematian
dan penyakit pada ternak. Daerah tersebut kemudian dibeli oleh EPA (Badan
Perlindungan Lingkungan AS) dan biaya yang dikeluarkan untuk membersihkan dioksin
mencapai AS $ 100 juta.
Pencegahan Peningkatan Dioksin
Untuk dapat menahan laju pertumbuhan senyawa dioksin di udara, khususnya dari pembakaran
sampah di perkotaan, maka perlu dilakukan pengendalian sampah secara terpadu.
1. Pertama harus memberikan kesadaran pada masyarakat untuk dapat memisahkan sampah-
sampah organic yang mudah terdegradasi oleh mikroorganisme dengan sampah yang susah
terdegradasi seperti plastic. Sampah-sampah plastic yang susah terdegradasi harus
dikumpulkan dan jangan dibakar begitu saja karena berpotensi untuk menghasilkan dioksin.

2. Pemerintah daerah, dimana daerahnya memproduksi sampah dalam jumlah yang sangat besar
maka harus menyediakan incinerator yang mampu melakukan pembakaran sampah berkisar
antara 800 – 1100 0C, sebab dengan incinerator yang mampu membakar sampah hingga
temperature 10000C tidak akan menghasilkan dioksin. Terjadinya dioksin dalam pembakaran
sampah, dapat dikendalikan dengan penguraian suhu tinggi dioksin atau prehormon melalui
pembakaran sempurna yang stabil. Untuk itu, penting untuk mempertahankan suhu tinggi gas
pembakaran dalam tungku pembakaran, menjaga waktu keberadaan yang cukup bagi gas
pembakaran, serta pengadukan campuran antara gas yang belum terbakar dan udara dalam gas
pembakaran.

3. Pencegahan pembentukan senyawa de novo yang juga merupakan penyebab munculnya


dioksin, pendinginan mendadak serta pengkondisian suhu rendah gas pembakaran akan efektif.

4. Terhadap debu terbang yang dikumpulkan dengan penghisap debu yang banyak mengandung
dioksin, ada teknologi pemrosesan reduksi khlorinat dengan panas. Untuk udara atmosfir yang
dikembalikan, karena menggunakan reaksi reduksi khlorinat dengan menukar khlor yang
terkandung dalam dioksin dengan hidrogen, dengan terus memanaskan debu terbang pada
suhu diatas 8000C dioksin dalam debu dari jumlah totalnya akan terurai. Ini digunakan sebagai
teknologi yang dapat menguraikan dioksin dengan energi input lebih sedikit dibandingkan
dengan peleburan.

Teknologi Baru Mengurai Dioksin


1. Menggunakan Titanium dan Ultraviolet
Kini, sebuah teknologi baru telah dikembangkan untuk memecahkan dioksin yang
menyusahkan ini, yakni dengan memaparinya dengan cahaya dan mengubahnya menjadi sesuatu
yang tidak berbahaya.
Alat yang baru dikembangkan ini adalah sebuah alat untuk menghilangkan dioksin yang
menggunakan suatu zat yang disebut Titanium dioksida. Titanium Oksida adalah senyawa
yang banyak digunakan dalam pembuatan cat. Jika dikenai pada cahaya, terutama sinar ultra
violet, maka senyawa tersebut akan bereaksi dengan oksigen di udara, dan dapat memecahkan
materi-materi organik. Peralatan baru tersebut memanfaatkan sifat Titanium Oksida ini. Alat
ini dipasang pada pipa gas buangan fasilitas pembakar sampah atau incinerator. Bila sampah
dibakar, maka dioksin di dalam gas yang melalui pipa itu akan diurai menjadi karbon dioksida
dan air, dengan mengenai Titanium Oksida dalam alat itu dengan sinar ultra violet.
Dengan menggunakan silika gel (bahan penyerap kelembaban), para ilmuwan telah
berhasil menggunakan Titanium dioksida untuk mengurai dioksin. Silika gel tersbut — yang
berdiameter 3 mm dan permukaannya dilapisi oleh Titanium Oksida — digunakan pada alat
tersebut. Permukaan silika gel ini memiliki banyak lubang, sehingga memperbesar luas
permukaannya, dan itu akan menarik dioksin terus menerus dengan daya serap yang besar.
Dioksin yang diserap ke dalam silika gel tersebut kemudian diurai oleh Titanium Oksida
yang dikenai pada sinar ultra violet. Hal yang menguntungkan, silika gel tembus pandang
sehingga cahaya dapat menembusnya dan menyebabkan reaksi kimia di seluruh tempat. Oleh
karena itu, hal ini dapat memecahkan dioksin dengan keandalan tinggi lebih dari 99 persen.
Peralatan yang baru dikembangkan ini sangat mudah untuk dipasangkan pada fasilitas
pembakar sampah/incinerator yang sudah ada. Dan juga teknologi baru ini ramah lingkungan.
Di masa lalu, cara menguraikan dioksin adalah dengan membakarnya pada suhu yang sangat
tinggi — sekitar 1000 derajat celcius –, namun dengan teknologi baru ini tidak diperlukan lagi
energi sebanyak itu.
Alat ini hanya perlu memaparkan Titanium dioksida pada sinar ultra violet, jadi biaya
operasinya hampir dapat dikatakan sangat rendah.
2. Mengurai Dioksin dengan Enzim
Baru-baru ini, Prof. K. Inoue dkk dari Kyoto University Jepang mengumumkan sebuah
cara baru menguraikan dioksin, yakni dengan menggunakan enzim hasil penemuannya. Enzim
buatan ini diperoleh dengan cara mengubah struktur gen pada enzim pengurai obat yang dimiliki
oleh semua binatang mamalia.
Pada dasarnya binatang mamalia memiliki sekumpulan enzim yang disebut cytocrom P-
450, yang bekerja menguraikan zat kimia di dalam tubuh sehingga menjadi tidak beracun.
Kumpulan enzim ini dapat juga menguraikan jenis dioksin yang tingkat toksisitasnya rendah,
namun tidak sanggup menguraikan jenis dioksin dengan tingkat toksisitas sangat tinggi seperti
2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD). Prof. Inoue dkk membuat enzim buatan pengurai
dioksin jenis ini dengan cara mengambil satu jenis enzim dalam cytocrom P450 dari tikus.
Dengan metoda transgenik, gen dalam enzim ini diubah agar bisa membentuk molekul enzim
dimana bagian yang berfungsi mengikat zat kimia yang ingin diurai menjadi lebih panjang,
kemudian gen ini ditransfer ke ragi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa enzim buatan ini dapat
menguraikan 1 molekul 2,3,7,8-TCDD perjam, yang berarti kecepatan mengurainya 10~100 kali
lebih tinggi dari enzim yang ada pada tubuh manusia.
Penelitian ini masih dalam tahap awal. Namun, menurut Prof. Inoue, jika ini berhasil
akan dapat diaplikasikan secara luas di berbagai bidang seperti menguraikan dioksin dalam
bahan makanan, tanah dan lain sebagainya.
Perlu diketahui, lebih dari 90% dioksin yang masuk kedalam tubuh kita adalah melalui
makanan, baru sisanya melalui pernafasan. Berarti, enzim temuan ini bisa jadi alat canggih untuk
menanganani dioksin yang sudah menjadi momok seluruh dunia.

Bagaimana menghindarkan dioksin dalam makanan?


Gaya hidup yang salah, yang pada dasarnya merupakan pergeseran budaya ini justru
belakangan ini membentuk suatu budaya baru bagi masyarakat kita. Lihat saja bagaimana anak-
anak kita menyukai makanan yang berasal dari luar (dari Amerika atau Eropa), padahal bisa jadi
di negera asalnya sudah menjadi "Junk Food" (makanan sampah).
Dioksin bukan zat yang mudah terurai di alam. Sebagai akibatnya, dioksin terdapat di
tanah, air, dan permukaan tumbuhan. Dari sini kemudian dioksin memasuki rantai makanan dan
mencemari ikan, daging, dan produk-produk hewani. Bahkan lebih dari 90% paparan dioksin
yang dialami manusia bersumber dari makanan yang berasal dari hewan.
Sebagaimana dimaklumi bahwa racun melalui makanan akan jauh lebih berbahaya
dibandingkan dengan cara lain. Hal ini dapat dipahami, karena dengan melalui makanan maka
makanan akan langsung masuk ke jaringan organ tubuh, dan dapat langsung dirasakan
akibatnya. Begitupun dengan bahaya dioksin yang terdapat dalam makanan, akan langsung
memasuki jaringan organ tubuh manusia jika makanan yang mengandung dioksin tersebut
dimakan.
Kadar bahaya dioksin yang terdapat dalam makanan/minuman kini banyak diketahui
oleh berbagai kalangan, akan tetapi ada tidaknya dioksin dalam makanan sukar untuk di
deteksi. Pada makanan tersebut tidak tercium bau yang mencurigakan, tidak pula terjadi
perubahan warna pada makanan tersebut. Bahkan alat untuk menguji makanan yang berbahaya
inipun konon belum dimiliki Indonesia, bahkan di Asia Tengara. (wadoww…)
Menyikapi kondisi seperti ini, maka sangat mendesak adanya jaringan informasi yang
memadai yang dapat langsung memberi sinyal bahaya suatu produk yang telah tercemar. Karena
bisa jadi suatu pencemaran terjadi di negara tertentu (seperti kasus Belgia), sementara yang
menjadi korban adalah masyarakat di negara lain. Selanjutnya perlu ada jaringan keamanan suatu
produk yang sifatnya internasional secara adil. Karena kita tentu tidak menghendaki negara-
negara dunia ketiga yang menjadi korban, karena hanya menjadi buangan produk dari negara-
negara maju, walaupun dengan berbagai alasan atau mungkin juga jaminan.
Bukti negara-negara ketiga menjadi korban karena melakukan impor dari negara lain,
dapat dilihat bagaimana tatkala Ditjen POM mengumumkan 24 jenis produk yang
tercemar/atau paling tidak perlu pengamanan untuk selanjutnya. Seperti yang dilakukan
tanggal 18 Juni 1999, di berbagai media masa seperti berikut ini :

Dari daftar tersebut di atas, kita patut curiga karena bisa jadi susu, keju, es cream dan
sejenisnya yang biasa kita makan sehari-hari sudah tercemar racun yang membahayakan itu.
Apalagi dengan gaya hidup sebagian dari anngota masyarakat kita khususnya anak-anak dan
remaja yang sangat menyukai makanan tersebut.
Selain makanan seperti daftar di atas, diam-diam banyak bahan makanan yang potensial
bersifat karsinogenik yang selama ini kita konsumsi, sifat tersebut ada yang memang alami
(naturally occuring), dan ada pula yang muncul dalam proses pengolahan, pengasapan,
pemanggangan, atau pengasinan. Bahkan bisa jadi memasak dengan cara menggoreng dengan
menggunakan minyak yang berulang-ulang, menurut para ahli gizi, potensial untuk memicu
tumbuhnya kanker.
Kondisi seperti ini menuntut kepada kita untuk bersikap ekstra hati-hati dalam
mengkonsumsi makanan, dan yang lebih baik tentunya kita kembali kepada makanan-makanan
yang sifatnya alami, yakni makanan yang kita olah dan produk sendiri baik itu tumbuh-
tumbuhan, biji-bijian, makanan pokok, maupun daging dan ikan.
Dioksin adalah senyawa yang tergolong karsionogenik. Dampak keracunan dioksin untuk
jangka panjang adalah kanker dan aterosklerosis sehingga menaikkan angka kematian sampai 46
% pada beberapa kasus. Karena sumber dioksin bisa dari berbagai materi yang ada di sekitar
kita, maka dioksin menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia, karena pengaruh negatifnya
sudah dapat dicapai hanya pada dosis yang sangat rendah yaitu beberapa part per trillum dalam
lemak tubuh kita. Dioksin merupakan senyawa yang mampu mengacaukan sistem hormon, yaitu
dengan cara bergabung dengan kaseptor hormon, sehingga mengubah fungsi dan mekanisme
genetis dari sel, dan mengakibatkan pengaruh yang sangat luas, yaitu kanker, menurunkan daya
tahan tubuh, mengacaukan sistem saraf, keguguran kandungan, dan dapat mengakibatkan cacat
kelahiran (birth deformity). Dioksin secara langsung mampu menurunkan sel B dan secara tidak
langsung menurunkan jumlah sel T yang berperan dalam sistem imun. Karena mampu mengubah
fungsi genetika sel, jadi dapat menyebabkan timbulnya penyakit genetis dan dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak.
Umumnya dioksin dihasilkan dari pembakaran sampah, hasil samping produk pestisida,
pembakaran dari proses produksi baja atau proses kimia suatu produk yang menggunakan chlor
sebagai pemutih seperti kertas, plastik, bahan T-shirt dan sebagainya.Dioksin dikenal sebagai
senyawa hidrofobik (tidak akur dengan air).

Daftar Makanan Yang Tercemar Dioxin


Departemen Kesehatan hari Kami (17/6/1999) mengeluarkan daftar makanan yang
diduga tercemar dioxin. Daftar makanan yang tercemar ini sebagian besar beredar di
kota besar dan berada di pasar swalayan.

"Larangan beredarnya produk ini tidak bersifat permanen, tapi sementara sampai ada
kejelasan mengenai kasus ini yang diakui secara internasional," kata Drs. Sampurno,
MBA, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan.

Menurutnya, daftar yang dikeluarkan ini dimaksudkan untuk melindungi kesehatan


masyarakat. Karena bagaimanapun, kesehatan mereka harus pertama dilindungi, baru
kemudian sistem perdagangannya dan seterusnya. Dikatakan, semua produk impor
daging, susu, telur dan hasil olahannya, dan produk dalam negeri yang menggunakan
bahan baku tersebut berasal dari Belgia sesudah tanggal 19 Januari
diedarkan/digunakan sampai ada kejelasan mengenai kasus ini yang diakui secara
internasional.

Sementara semua produk impor daging, susu, telur dan hasil olahannya dalam negeri
yang menggunakan bahan baku tersebut yang berasal dari Perancis, Belanda, Jerman
sesudah tanggal 19 Januari dan belum memberikan sertifikat tidak tercemar dioxin,
diamankan sementara dari peredaran.

"Produk daftar B ini boleh diedarkan kembali bila mereka sudah bisa memberikan
sertifikat tidak tercemar dioxin kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan, Depkes," ujar Sampurno. Sedangkan semua produk susu yang diproduksi
dalam negeri, dinyatakan tidak terkontaminasi dioxin dan aman untuk digunakan.
Adapun daftar yang dikeluarkan Depkes terdiri dari tiga macam. Pertama Daftar A,
yakni produk yang dilarang karena diduga tercemar dioxin. Daftar B, produk makanan
yang diamankan sementara; serta Daftar C yang dinyatakan aman untuk dikonsumsi
Daftar A :
Produk Daging, Susu, Telur, dan Hasil
Olahannya yang Dilarang
Sumber : Pikiran Rakyat 17 Juni 1999
Nama
No Jenis Produk/Negara Asal
Dagang
Skim Milk UHT
1. Elle & Vire Belgia/Perancis
Rasa Vanila
Skim Milk UHT
2 Elle & Vire Belgia/Perancis
Rasa Strawberry
Skim Milk
3 Elle & Vire Belgia/Perancis
Rasa Coklat
Skim Milk
4 Elle & Vire Belgia/Perancis
Natural
5 Magnum Ice Cream Belgia (Milk Fat)

Daftar B :
Produk Daging, Susu, Telur, dan Hasil
Olahannya yang Diamankan Sementara
Jenis
No Nama Dagang Negara Asal
Produk/Dagang
1 Campina Dutch Butter Belanda/Breda
2 De Hollandsche Keju Belanda/Boerin
3 Pregestimil Susu Bubuk Belanda
4 Breda Mentega Belanda
Pere de Du Daging Ayam
5 Perancis
Tomato Olahan
Pere de Du Daging Ayam
6 Perancis
Fillet Cordon Olahan
Pere de Daging Ayam
7 Perancis
DuNugets Olahan
Pere de Du Daging Ayam
8 Perancis
Drum Stick Olahan
9 Maya Brand Corned Beef Perancis
ABC Corned
10 Corned Beef Perancis
Beef
Presiden
11 Keju ex France Perancis
Emmental
12 President Creme UHT Perancis
Liquide
13 President Butter Perancis
Butter Salted
14 President Perancis
batangan
15 President Butter Unsalted Perancis
16 Elle & Vire Skimmed Milk Perancis
Elle & Vire
17 Butter Perancis
French
18 Elle & Vire Spredable Butter Perancis
19 Elle & Vire Cheese spread Perancis
20 Elle & Vire Cheese Perancis
Full Cream Milk
21 Suny Boy Perancis
Powder
22 Suny Boy Susu UHT Perancis
23 Plumrose Chicken Hot Dog Jerman

Daftar C :
Produk Susu Dalam Negeri Yang Aman
Dikonsumsi
No Nama Dagang Jenis Produk
1 Frisian Flag Susu Bubuk Full Cream
2 Kompleta Susu Kental Manis
3 Calcimex Susu Rendah Lemak
4 Dutch Lady Susu Cair
5 Susu Bendera 123 Susu Pertumbuhan
6 Susu Bendera Yes! Susu Cair
7 Susu Bendera SPK Susu Kental Manis
8 Enaak Susu Kental Manis
9 Indomilk Susu Kental Manis
10 Indomilk Susu Pasteurisasi
11 Indomilk Susu Evaporasi
12 Kremer Krim Kental Manis
13 Tiga Sapi Susu Bubuk
14 Sustagen Susu Bubuk
15 Entapro Susu Formula Lanjut
16 Entagrow Susu Pertumbuhan
17 Enfamil Susu Bayi
18 Bebelac 1 Susu Bayi
19 Bebelac 2 Susu Formula Lanjut
20 Delilac Susu Pertumbuhan
21 Tropicana Slim Susu Bubuk
22 Nutrifood Susu Bubuk Instan
23 Nutrifood WRP Susu
24 Promina Susu Bubuk
25 Sun Susu Bubuk
26 SMA Susu Bayi
27 S-26 Susu Bayi
28 Promil Susu Formula Lanjutan
29 Procal Susu Pertumbuhan
30 Enercal Susu
31 Nursoy Susu Formula Khusus
32 Bear Brand Susu Steril Cair
33 Cap Nona Susu Kental Manis
34 Cap Nona Susu Evaporasi
35 Carnation Susu Bubuk
36 Carnation Susu Evaporasi Cair
37 Dancow Susu Bubuk
38 Dancow Susu Beraroma
39 Dancow Balita Susu Pertumbuhan
40 Lactogen 1 Susu Bayi
41 Lactogen 2 Susu Formula Lanjut
42 Milkmaid Susu
43 Anlene Susu Bubuk
44 Nan Susu Bayi
45 Anchor Susu Bubuk Full Cream
46 Birch Tree Susu Beraroma
47 Dumex Mamex Susu Bayi
48 FMC Powder Susu Bubuk Full Cream
49 Indokilin Susu Bubuk Full Cream
50 Kilimas Susu Beraroma
51 LLM Susu Formula Khusus
52 Milco Susu Beraroma
53 Nini Susu Bayi
54 Sari Husada Susu Bubuk Full Cream
55 SGM Susu Bayi
56 Vitalac Susu Bayi
57 Ultra Susu UHT
Sumber : Ditjen POM Depkes

Anda mungkin juga menyukai