Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA AIR

“UJI KLORIDA PADA AIR SUMUR BANJARBARU”

DI SUSUN OLEH :

Nama : KHOFIFAH
NIM : AK1018023
Kelompok / Shift :1/2

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
YAYASAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2019
Judul Praktikum : Uji Klorida Pada Air Sumur Banjarbaru
Hari / Tanggal : Senin, 02 Desember 2019
Tujuan :
1. Untuk mengetahui kandungan kadar klorida pada sampel air sumur banjarbaru.
Prinsip :
1. Dalam keadaan netral atau sedikit alkali ion CL akan membentuk endapan
putih, AgCL. Pada akhir titik titrasi ditandai terbentuknya larutan kuning
kemerahan (merah bata).
Dasar Teori :

Air merupakan sumber daya yang paling penting dalam kehidupan manusia
maupun makhluk hidup lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan
pembangunan telah mengakibatkan kebutuhan air meningkat tajam. Di lain pihak,
ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan di beberapa tempat sudah terjadi
kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari kualitas lingkungan hidup yang
menurun, seperti pencemaran, penggundulan hutan, berubahna tata guna lahan, dan
lain-lain.
Sumber-sumber air yang ada di bumi antara lain adalah air atmosfer, air
permukaan, air laut dan air tanah. Air merupakan suatu sarana utama dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Jika kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak
mengganggu kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan
tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat
digunakan untuk tujuan penggunaana. Pencemaran air dapat terjadi karena masukna
makhluk hidup, zat dan energi terdalam air oleh kegiatan manusai. Keadaan itu dapat
menurunkan kualitas air sampai ketingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi
sebagaimana mestina.

Penentuan klorida dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah


metode argentometri and metode spketrofotometer. Pengunaan metode titrasi
argentometri nerupakan metode yang klaisk untuk menganalisis kadar klorida yang
dilakukan dengan mempergunakan AgNO3 dan indicator K2Cr2O4, kelebihan dari
analisis klorida dengan cara ini yaitu pelaksanaan yang mudah dan cepat, memiliki
ketelitian dan keakuratan yang tingga dan dapat digunakan untung menetukan kadar
yang memiliki sifat yang berbeda beda.

Pembentukan dari sebuah endapan berwarna menggunakan metoda Mohr.


Persis seperti sistem asam-basa, pembentukan satu endapan lain dapat
dipergunakan untuk mengindikasikan selesainya sebuah titrasi pengendapan. Contoh
yang paling terkenal dari kasus semacam ini adalah yang disebut titrasi Mohr klorida
dengan ion perak, dimana ion kromat dipergunakan sebagai indikator. Kemunculan
awal endapan perak kromat berwarna kemerah-merahan diambil sebagai titik akhir
dari titrasi.
Alat dan Bahan
a. Alat
1. Beaker Glass
2. Erlenmeyer
3. Buret
4. Statif
5. Pipet Ukur
6. Pipet Volume
7. Pipet Tetes
8. Corong
b. Bahan
1. AgNO3
2. NaCL
3. Indikator K2CrO4 5%
4. Aquadest
c. Sampel
1. Air sumur Banjarbaru
Prosedur Kerja :
A. Standarisasi

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Pipet 5 ml larutan NaCL ke dalam erlenmeyer.

3. Kemudian tambahkan 1 ml indikator K₂CrO₄ 5% dan campurkan.

4. Titrasi dengan larutan AgNO₃ sampai ada endapan putih.

5. Catat volume titrasinya.

B. Blangko

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Pipet 50 ml aquadest ke dalam erlenmeyer.

3. Kemudian tambahkan 1 ml indikator K₂CrO₄ 5% setelah itu campurkan.

4. Lalu lakukan titrasi dengan larutan AgNO₃

sampai warna berubah menjadi merah bata.

5. Lalu catat volume titrasinya.

C. Kadar CL pada sampel

1. Siapkan alat dan bahan .

2. Pipet 10 ml sampel air ( air sumur ) ke dalam erlenmeyer.

3. Tambahkan aquadest sebanyak 10 ml.

4. Tambahkan 1 ml indikator K₂CrO₄ 5% dan kemudian campurkan.

5. Setelah itu titrasi dengan larutan AgNO₃ sampai

warna berubah menjadi merah bata.

6. Catat volume titrasinya.


Hasil :
A. Standarisasi

Sebelum di titrasi dengan AgNO3.

Sesudah di titrasi dengan larutan AgNO3 dan dengan campuran 5


ml larutan NaCL serta 1 ml indikator K2CrO4 5%. Maka didapatkan
hasil berwarna kuning dan ada endapan putih.
B. Blanko

Sebelum di titrasi.

Sesudah di titrasi berwarna merah bata.


C. Titrasi pada Sampel

sebelum titrasi

hasil dari titrasi dengan larutan AgNO3 dan dengan campuran 10


ml sampel air serta 1 ml indikator K2CrO4 5% menghasilkan
warna merah bata.
Hasil Perhitungan :
𝑉𝑘𝑒𝑙 2+𝑉𝑘𝑒𝑙 4 0,5+0,3
Vtitrasi blanko = = = 0,4 ml
2 2
𝑉𝑘𝑒𝑙 1+𝑉𝑘𝑒𝑙 3 2+1,5
V AgNO3 = = = 1,75 ml
2 2

Fk = 50/10
=5
NV AgNO3 = N x V NaCL
𝑁 𝑥 𝑉 𝑁𝑎𝐶𝐿
N AgNO3 = 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
0,1 𝑁 𝑥 5𝑚𝑙
= 1,75 𝑚𝑙

= 0,28 N
( 𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑉𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜)𝑥 𝑁 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑥 35,45 𝑥 1000 𝑥 𝑓𝑘
Mg/L CL = 𝑚𝑙 𝑠𝑚𝑝𝑒𝑙
( 0,5−0,4)𝑥 0,28 𝑥 35,45 𝑥 1000 𝑥 5
= 50
0,1 𝑥 0,28 𝑥 35,45 𝑥 1000 𝑥 5
= 50
4963
= 50

= 99,26 mg/l
Pembahasan :

Pada praktikum kali ini yaitu uji klorida dalam air sumur pada air sumur di
Banjarbaru dengan menggunakan titrasi argentometri metode mohr. Metode mohr
merupakan titrasi yang menggunakan reagen AgNO3 sebagai titran. Dalam suasana
netral atau dalam larutan basa lemah, ion khlorida diendapkan dengan AgNO3 menjadi
AgCl. Pada praktikum kali ini perlu dilakukan beberapa tahap yang pertama, tahap
mentitrasi larutan sebagai standar. Kemudian tahap kedua mentitrasi larutan sebagai
larutan blanko. Setelah itu tahap ketiga, tahap mentitrasi larutan sampel Air sumur
Banjarbaru. Hasil dari titrasi tersebut mengahasilkan titik akhir masing-masing dengan
warna merah bata yang terdapat endapan serta masing-masing mempunyai volume
titrasi yang berbeda dan pada titrasi standarisasi terdapat endapan putih setelah
dilakukan titrasi. Sehingga hasil tersebut merupakan dibawah dari kadar maksimum
klorida yang seharusnya. Jadi air sumur yang kami jadikan sampel yaitu air sumur
Banjarbaru tidak memiliki kadar klorida yang sangat tinggi. Kadar klorida menurut
PERMENKES RI yaitu :

Kadar maksimum
Parameter Teknik
Air Air Bersih
Pengujian
Minum
Klorida 250 mg/L 600 mg/L Titrasi
Argentometri
Dari kadar diatas apabila hasil diatas ambang batas atau diatas dari
ketetapan maksimum dari PERMENKES. Maka air tersebut tidak baik untuk
dikonsumsi atau dipergunakan untuk kegiatan lain. Terkecuali air tersebut harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa air sumur
banjarbaru setelah dilakukannya pengujian klorida didapatkan hasil 99,26 mg/l dan
hasil tersebut dapat dikatakan normal atau aman untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Bintaro.2008.Analisis Kesadahan Air.Laporan Resmi Praktikum Kimia Dasar.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. CV.Healthy &
Sanitation : Makassar.
Miftbahuddin,2010. Pengaruh Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi EDTA.
Klaten : Satker PBIAT Janti.

Anda mungkin juga menyukai