TOKSIKOLOGI
ANALISA PB
Oleh :
Dasar Teori :
Timbal (PB) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat
dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain, terutama seng dan
tembaga. Penggunaan pb terbesar adalah dalam industry batrai, kendaraan bermotor seperti
timbal metalik dan komponen-komponennya. Timbal digunakan pada bensin untuk
kendaraan, cat dan pestisida. Pencemran Pb dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. Badan
perairan yang telah kemasukkan senyawa atau ion-ion Pb akan menyebabkan jumlah Pb yang
ada melebihi konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan tersebut.
Tingkat maksimum kandungan Pb yang diperbolehkan di perairan adalah 0.003 (PP No 82
Th 20001 Tentang Kualitas Air)
Pencemaran logam berat sangat berbahaya bagi lingkkungan. Banyak laporan yang
memberikan fakta betapa berbahayanya pencemaran lingkungan terutama oleh logam berat
pada kawasan perairan, baik akibat penggunaan airnya untuk konsumsi sehari-hari maupun
ketika mengonsumsi biota yang hidup di perairan tercemar tersebut. Kasus yang dilaporkan
pertama kali di jepang, timbulnya penyakit “itaiitai” (Ouch-ouch) yang menyebabkan para
nelayan dan keluarganya terkena keracunan kronis akbiat logam berat Cd dan mengakibatkan
kematian manusia 100 orang.
Alat :
1. Spuit 3 cc
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Tabung EDTA
4. Pipet Kaca
Bahan :
Cara Kerja :
Preparasi
Sampel
Ph 4
Data Pasien :
Nama : Ambrul
Umur : 27 Tahun
Kuisioner :
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum analisa Timbal (Pb) dengan sampel
darah pekerja fotocopyan. Hasil yang kami dapat dalam pemeriksaan timbal ini adalah ph 4.
Timbal dan senyawanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan
saluran pencernaan, serta dapat pula diabsobsi melalui kulit dalam jumlah yang sangat
kecil. Walaupun jumlah timbal yang diserap tubuh manusia dalam jumlah yang kecil,
namun sudah dapat memberikan efek toksik terhadap fungsi organ tubuh
Kadar timbal (Pb) darah yang diperkenankan oleh WHO dalam Depkes (2001) pada orang
dewasa adalah 10-25 μg per dL danuntuk usia anak-anak adalah 0-10 μg per dL (Chahaya,
2005). Jumlah Pb minimal di dalam darah yang dapat mengakibatkan timbulnya
gejala keracunan biasanya berkisar antara 60 –100 mikogram /100 ml darah untuk orang
dewasa. Banyak faktor yang mempengaruhi paparan timbal dalam tubuh manusia antara lain
usia, status gizi, status kesehatan, jenis kelamin, jumlah dan lama paparan dan lain
-lain. Pengukuran kadar timbal dalam darah dilakukan dengan metode FAAS (Flame Emission
Atomic Absorption Spectrophotometer) atau spektrofotometer serapan atom (SSA).
Beberapa faktor risiko seperti kebiasaan tidak memakai APD pada saat bekerja di
jalan dengan lama kerja ± 2 tahun. Responden bekerja sebanyak 5 sampai 6 hari dalam
seminggu selama lebih dari 3 jam setiap hari. Selain itu responden juga terpapar asap rokok
setiap hari dari lingkungannya. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi tingginya kadar
timbal responden ini adalah makanan dan minuman serta tempat tinggal yang berada di
pinggir jalan sehingga lebih banyak terpapar timbal. Selain itu jenis kelamin responden juga
mempengaruhi kadar timbal. Wanita lebih rentan daripada pria. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan faktor ukuran tubuh (fisiologi), keseimbangan hormonal dan perbedaan metabolisme.
Unsur Pb dapat masuk ke dalam tubuh secara langsung melalui pernapasan dan kulit atau tidak
langsung melalui air minum dan makanan. Unsur Pb yang terabsorbsi tubuh dapat terikat dan
merusak jaringan tubuh, oleh sebab itu, pegawai unit pelayanan fotocopy yang bekerja secara
intensif dapat tercemar Pb pada saat proses fotokopi dan pengisian tinta.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pratikum untuk percobaan ini di dapatkan ph 4 pada sampel darah
orang yang bekerja sebagai tukang fotocopy.
DAFTAR PUSTAKA
Svehla. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kalman Media
Pusaka :Jakarta, 1985.
Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : Taristo
Heryando Palar. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Reneka Cipta