Anda di halaman 1dari 14

PPT LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOSEROLOGI 2
Kel 1 B3

1. Siti Aminatul Khasanah (G0C020070)


2. Ari Ismatulisa (G0C020071)
3. Zahrani Salsabila (G0C020072)
4. Retno Nur Fatika (G0C020075)
5. Widhi Prasetyaningtyas (G0C020076)
6. Nadia Luluk Nihayati (G0C020077)
7. Suci Fajriatuf Fitri (G0C020078)
8. Annisa Soffi Nur Laili (G0C020079)
9. Olivia Ainnayah Wulandari (G0C020080)
Imunisasi Kelinci Untuk Pembuatan Hemolisin

Pembuatan hemolisin yaitu dengan melakukan imunisasi pada kelinci. Berikut adalah tabel
jadwal imunisasi pada kelinci dengan DMD whole blood yang dilakukan secara intra vena.

Tanggal Dosis penyuntikan

DMD (ml) DMD 2% (ml)

21 september 2022 0,5  

23 september 2022 1  

26 september 2022 1,5  

28 september 2022 2  

30 september 2022   1

3 oktober 2022   1
TITRASI HEMOLISIN

Tujuan Menentukan dosis hemolisin yang tepat untuk reaksi atau tes Wasserman
Antibody hemolitik (hemolisin) dibuat dengan cara mengimunisasi kelinci dengan sel-sel darah merah biri-
biri. Serum dari kelinci yang sudah diimunisasi dengan sel biri-biri ini dicampur dengan sel-sel darah merah
biri-biri. Bila komplemen tertambat digunakan di dalam reaksi antibodi uji dan atigen maka tidak akan terjadi
hemolisis.
Oleh sebab itu, reaksi hemolitik meninjukan uji negatif. Ini menunjukan bahwa semua reaktan didalam uji
fiksasi komplemen harus disesuaikan dengan tepat.

Complement Fixation Test (CFT) atau uji Fiksasi komplemen merupakan cara untuk menentukan antigen
atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen.
Komplemen akan diikat kompleks antigen-antibodi. Bila tidak terjadi ikatan komplemen, maka komplemen
akan ditemukan bebas dalam larutan. Adanya komplemen bebas tersebut dapat diperlihatkan dengan
menambahkan sel darah merah dan hemolisin. Lisis sel darah merah akan terjadi atas pengaruh komplemen
yang bebas tadi. Uji fiksasi komplemen terutama bermanfaat bila kombinasi antara antigen uji dan antibodi
tidak menimbulkan reaksi kasat mata seperti yang terjadi pada aglutinasi dan presipitasi.
Uji fiksasi komplemen ini banyak digunakan secara luas di dalam diagnosis laboratories
penyakit menular, termasuk penyakit yang disebutkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan
cendawan. Salah satu penerapan yang diketahui paling baik dari uji ini adalah uji Wasserman
untuk sifilis, meskipun uji ini telah diganti oleh ujiuji lain.

Reagen : NaCl Fisiologis


DMD 2%
HEMOLISIN 1/100 :
R/ Hemolisin : Glyserin 50% 2 cc
NaCl Fisiologis 98 cc
Guna NaCl : Sebagai Pengenceran
Pada waktu pengenceran : Ambil dikocok amboseptornya dengan pipet yang kemudian diisap
dan disemprotkan dengan keras hingga berbusa. Bila tidak berbusa titer akan rendah atau
tidak tertiter.
Komplemen 1/20 (50%)

Hemolisin 1/100 dari


Hemolisin 50% (sebanyak 1 ml)
1 3 pembuatan Komplemen 1/20
dari komplemen 1 (sebanyak 5 ml)

Hemolisin 1/1000 dari


Hemolisin 1/100 (sebanyak 3 ml)
2 4 Pembuatan DMD 2 % dari
DMD 100 % (sebanyak 10 ml)
Dari titrasi hemolisin didapatkan titer 1/8000. Untuk titrasi

komplemen dan tes WR digunakan 2 unit hemolisin.

Maka 1unit hemolisin = 1/8000

Hemolisin 2 unit = 2 x 1/8000 = 1/4000

Cara membuat hemolisin 1/4000:

Dibutuhkan hemolisin 1/4000 sebanyak 5 ml dari 1/100


hemolisin. 1/100 dibuat dulu 1 ml dari 50% hemolisin.

Hemolisin 1/100 = dari H 50% dijadikan H 1/100


Hemolisin 1/4000 = dari H 1/100 dijadikan H 1/4000
(H 1/100) = 1/100 x 1 ml = 500/100 x V2 H (2U) = 1/4000 x 5 ml = 1/100 x V2
= 1/100 X 100/50 = V2
= 5/4000 X 100/1 = V2
V2 = 0.02 ml
V2 = 0,125
= 20 ul = 125 ul

Untuk mendapatkan 1 ml H 1/100 = 20 ul hemolisin + 980


Untuk mendapatkan 5 ml = 125 ul hemolisin + 4.875 ul NaCl fisiologis.

Setelah hasil didapatkan selanjutnya masuk ke tahap pembuatan antigen dengan cara :

1. Jantung sapi dibersihkan dari jaringan yang keras (kotor, urat) serta lemak (diambil
dagung jantung atau hati)
2. Dicuci sampai bersih
3. Dipotong kecil-kecil
4. Air daging dibuang
5. Sebanyak 20 gram jantung digiling ditambah 100ml alcohol absolute, dimasukkan dalam
botol coklat
6. Botol disimpan pada suhu ruang dengan sesekali dikocok
7. Ekstrak jantung sapi disaring dengan kasa, kemudian dengan kertas saring
8. Filtrat berwarna kuning muda disimpan dalam botol coklat sebagai ektrak induk
9. Dilakukan titrasi untuk mengetahui dosisnya
TITRASI KOMPLEMEN

Tujuan : menentukan dosis komplemen dengan tepat untuk reaksi wasserman


(Tes WR)
Cara : No Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8

Komplemen 1/20 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55

NaCl Fisiologis 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

Kocok homogen, masukkan w.b. pada suhu 37°C selama 60 menit

Hemolisin 2U 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

DMD 2% 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

Kocok homogen, masukkan dalam w.b. air 37°C selama 30 menit, lihat adanya
hemolisis
Hasil : didapatkan titer komplemen 1/8000
Gambar titrasi komplemen
Pembacaan hasil: Tabung 1 dan 2 keruh, tabung 3-8 lisis bening.
Hasil titer komplemen 1/8000 didapat karena lisis terjadi pada tabung 8 (titer hemolisin
paling besar berada pada tabung 8).
TES WR

Cara Kerja: No Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9


NaCl Fisiologis 0.2 0.1 0.1 0.1 0.4 0.1 0.1 0.1 0.1
Serum Inaktif 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1      
 

Antigen 10/100 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1   0.1    


Komplemen 2FU 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2     0.2  
Kocok homogen, masukkan w.b. pada suhu 37°C selama 60 menit
Hemolitik sistem 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Kocok homogen, masukkan w.b. 37°C selama 30 menit, baca hasilnya
pengenceran 1/3 1/6 1/12 1/24 1/120        

Tabung no 6 = kontrol serum


Tabung no 7 = kontrol antigen
Tabung no 8 = kontrol komplemen
Tabung n0 9 = kontrol hemolitik system
Apabila serum positif mengandung antibody terhadap T. pallidum maka dalam tabung no 6 hasil
terlihat tidak terjadi hemolisa (keruh)
Tes WR dinyatakan positif apabila diantara tabung 1 s/d 5 tidak terjadi hemolisa
(keruh) dengan titer sesuai dengan no tabung yang bersangkutan

Lisis……… W.R, negative


Keruh…….. W.R positif
Catatan : hemolitik system = hemolitik 2U : DMD 2%
THANK

Anda mungkin juga menyukai