Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 10

1. Irma Nusa Nur M (C11800160)


2. Karunia Nining H (C11800162)
3. Leni Melisa (C11800165)

FORMULASI SEDIAAN ANTIOKSIDAN FACIAL WASHEKSTRAK


METANOL DAUN GANITRI (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) DENGAN
VARIASI SODIUM LAURIL SULFATSEBAGAI SURFAKTAN

A. Latar Belakang
1. Apa masalah atau pokok persoalan yang diangkat?
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak
berpasangan di kulit terluar (Qazi & Molvi, 2018). Radikal bebas
mempunyai reaktivitas yang sangat tinggi dan tidak stabil sehingga
cenderung menarik elektron dari molekul disekitarnya dan
mengubahnya menjadi radikal bebas baru yang menyebabkan reaksi
rantai (Pai et al., 2014). Sumber radikal bebas dapat berasal dari endogen
yang merupakan hasil metabolisme (Parwata, 2016). Selain itu radikal
bebas juga dapat berasal dari eksogen seperti polusi, alkohol, rokok,
bahan kimia, obat dan radiasi ultraviolet (Alugoju et al., 2015).
2. Apa pentingnya masalah tersebut?
Radikal bebas dalam jumlah normal bermanfaat bagi kesehatan seperti
membantu desktruksi sel-sel mikroorganisme dan proses pematangan sel
tubuh. Namun pada jumlah berlebih dapat mengakibatkan kerusakan sel
atau jaringan dan enzim-enzim (Parwata, 2016). Kerusakan jaringan
tersebut terjadi akibat stress oksidatif yang berperan dalam gangguan
dermatologis kulit (Pai et al., 2014)
3. Dimana letak permasalahan itu?
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menunda, mencegah atau
menghambat kerusakan sel akibat radikal bebas dengan cara donor
elektron kepada senyawa radikal bebas untuk menghentikan
aktivitasnya (Mbah et al., 2019). Secara alami antioksidan sudah
diproduksi oleh tubuh seperti enzim superoksida dismutase (SOD),
katalase (CAT) dan glutation peroksidase (GPx) (Zulaikhah, 2017).
Namun kadar radikal bebas yang tinggi menyebabkan terjadinya
penurunan respon tubuh, sehingga dibutuhkan asupan antioksidan dari
luar (Sari, 2016).
4. Kapan masalah itu terjadi?
Pada jumlah berlebih dapat mengakibatkan kerusakan sel atau jaringan dan
enzim-enzim (Parwata, 2016). Kerusakan jaringan tersebut terjadi akibat
stress oksidatif yang berperan dalam gangguan dermatologis kulit (Pai et
al., 2014)
5. Siapa yang terlibat atau terkena dampak masalah tersebut?
Wajah merupakan bagian kulit yang sangat diperhatikan dibandingkan
bagian kulit lainya. Adanya masalah pada kulit wajah akan berdampak
pada kesehatan maupun penampilan sehingga mempengaruhi
kepercayaan diri seseorang (Aziz & Karpen, 2020). Masalah kulit wajah
yang sering terjadi adalah acne, wrinkle dan aging (Wutsqo dan Budiman,
2018).
6. Mengapa dan bagaimana masalah itu diteliti?
Hasil penelusuran jurnal penelitian mengenai aplikasi sediaan dari daun
ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) belum pernah
dikembangkan.Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti bertujuan
membuat formulasi sediaan Facial Wash dari ekstrak metanol daun ganitri
(Elaeocarpus ganitrus Roxb.) yang dapat membantu mengatasi
permasalahan kesehatan kulit dari pengaruh radikal bebas dengan efek
yang lebih aman.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sudah sesuai dengan ciri masalah penelitian yang baik
yaitu :
1. Orisinalitas ide
Rumusan masalah ini merupakan pengembangan teori dari penelitian
terdahulu atau sebelumnya
2. Bermanfaat untuk bidang ilmiah maupun aplikatif
Rumusan masalah dari penilitian tersebut sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang menyukai alternatif produk kosmetik perawatan
wajah terutama fasial wash
3. Pernyataan yang jelas tentang masalah penelitian
Rumusan masalah yang dibuat memuat jelas tentang masalah
penelitian yaitu radikal bebas yang merupakan salah satu penyebab
masalah kerusakan kulit yang berberan dalam gangguan dermatologis
kulit seperti elastisitas, kerutan, kusam, kulit kasar, pigmentasi,
psioriasis, dermatitis, jerawat dan melanoma, sehingga dapat dilakukan
penelitian mengenai fasial wash dari daun genitri yang mengandung
antioksidan untuk menangkal radikal bebas
4. Aspek kelayakan
rumusan masalah telah memenuhi aspek kelayakan dari penilitian
sebelumnya sudah mendapatkan hasil dari daun genitri yang berperan
sebagai antioksidan dengan mendonorkan atom hidrogen ke senyawa
yang radikal sehingga menjadi stabil dan bersifat non radikal
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dibuat telah sesuai dengan tujuan penelitian yang
baik yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum sudah sesuai karena sudah menggambarkan pernyataan
yang spesifik luaran yang akan dihasilkan dari penelitian yang
diusulkan
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus sudah sesuai karena sudah mencapai tujuan umum
penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dibuat telah sesuai dengan manfaat penelitian
yang baik karena adanya pengembangan ilmu pengetahuan serta ada pihak
yang terkait yaitu peneliti, institusi, dan masyarakat
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian yang dibuat telah sesuai dengan keaslian penelitian
yang baik karena permasalahan yang diteliti dinyatakan dengan tegas
perbedaan keaslian penelitian dengan penelitian-penelitian terdahulu atau
sebelumnya tetapi ada yang tidak sesuai karena menggunakan pustaka
yang lebih dari 10 tahun kebelakang

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS


PADA PASIEN DEWASA RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH GOMBONG

A. Latar Belakang
1. Apa masalah atau pokok persoalan yang diangkat?
Tuberkulosis adalah suatu penyakit yang dapat ditularkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis dan menyebar melalui udara dari
droplet penderita tuberkulosis (WHO, 2019). Perkembangan kuman
yang sangat cepat sehingga mampu menginfeksi lebih dari 2 miliar
orang bahkan dapat menyebabkan kematian pada 2 juta orang
(Dipiro, 2012). Tuberkulosis menduduki peringkat 10 penyakit
penyebab kematian teratas di seluruh dunia (WHO, 2019).
2. Apa pentingnya masalah tersebut?
Pengetahuan menjadi faktor penting dalam keberhasilan pengobatan
tuberkulosis karena jika pasien mempunyai pengetahuan yang tinggi
terhadap penyakit, cara penularan dan pengobatannya maka dalam
penggunaan obat akan semakin patuh begitupun sebaliknya (Ariyani,
2016).
3. Dimana letak permasalahan itu?
Ketidakpatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis juga dapat
dipengaruhi oleh karakteristik pasien seperti umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pengaruh riwayat tuberkulosis serta tidak
adanya dukungan keluarga (Mulyana, 2020). Ketidakpatuhan
pengobatan ini dapat menyebabkan terjadinya MDR (Multi Drug
Resistan) yaitu terjadinya resistansi dari kuman yang disebabkan
oleh obat sehingga dapat semakin memperberat beban penderita itu
sendiri dan beban penyakit tuberkulosis yang diderita (Pameswari,
2016). Selain mengalami resistansi terhadap obat pasien kegagalan
terapi juga membutuhkan pengeluaran biaya yang berlebih (Aprilianto,
2016).
4. Kapan masalah itu terjadi?
Ketidakpatuhan pengobatan ini dapat menyebabkan terjadinya MDR
(Multi Drug Resistan) yaitu terjadinya resistansi dari kuman yang
disebabkan oleh obat sehingga dapat semakin memperberat beban
penderita itu sendiri dan beban penyakit tuberkulosis yang diderita
(Pameswari, 2016). Selain mengalami resistansi terhadap obat pasien
kegagalan terapi juga membutuhkan pengeluaran biaya yang berlebih
(Aprilianto, 2016).
5. Siapa yang terlibat atau terkena dampak masalah tersebut?
Pada awal tahun 2020 sampai bulan Oktober kasus tuberkulosis telah
mencapai 252 kasus. Sedangkan pasien yang mengalami putus
pengobatan sebanyak 20 kasus. Pada bulan Agustus tuberkulosis paru
mencapai 23 kasus, bulan September sebanyak 13 kasus dan bulan
Oktober sebanyak 7 kasus. Kasus tuberkulosis paru dewasa lebih
banyak terjadi dibandingkan dengan kasus anak-anak.
6. Mengapa dan bagaimana masalah itu diteliti?
Sejauh ini di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong belum
pernah dilakukan penelitian terkait evaluasi kepatuhan penggunaan
obat tuberkulosis maka dari itu berdasarkan latar belakang tersebut
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan “Evaluasi
kepatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien dewasa
rawat jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibuat telah sesuai dengan ciri masalah penelitian
yang baik yaitu :
1. Orisinalitas ide
Rumusan masalah ini merupakan informasi dari studi pendahuluan
yang dilakukan
2. Bermanfaat untuk bidang ilmiah maupun aplikatif
Rumusan masalah dari penilitian tersebut sangat bermanfaat bagi
masyarakat karena sebagai masukan dan kesadran masyarakat terhadap
pentingnya kepatuhan dalam penggunaan obat anti tuberkulosis
3. Pernyataan yang jelas tentang masalah penelitian
Rumusan masalah yang dibuat memuat jelas tentang masalah
penelitian yaitu ketidakpatuhan penggunaan obat anti tuberkulosis
yang dapat menyebabkan terjadinya MDR (Multi Drug Resistan)
yaitu terjadinya resistansi dari kuman yang disebabkan oleh obat
sehingga dapat semakin memperberat beban penderita itu sendiri dan
beban penyakit tuberkulosis yang diderita
4. Aspek kelayakan
Rumusan masalah telah memenuhi aspek kelayakan karena di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gombong belum pernah dilakukan
penelitian terkait evaluasi kepatuhan penggunaan obat tuberkulosis
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dibuat telah sesuai dengan tujuan penelitian yang
baik yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum sudah sesuai karena sudah menggambarkan pernyataan
yang spesifik luaran yang akan dihasilkan dari penelitian yang
diusulkan dan berifat global
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus sudah sesuai karena sudah mencapai tujuan umum
penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dibuat telah sesuai dengan manfaat penelitian
yang baik karena adanya pengembangan ilmu pengetahuan bidang
kesehatan serta ada pihak yang terkait yaitu praktisi dan masyarakat
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian yang dibuat telah sesuai dengan keaslian penelitian
yang baik karena permasalahan yang diteliti dinyatakan dengan tegas dari
studi pendahuluan dan perbedaan keaslian penelitian dengan penelitian-
penelitian terdahulu atau sebelumnya

PENGARUH POLA PERESEPAN TERHADAP BIAYA DAN EFEKTIFITAS


OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI
RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO PERIODE TAHUN 2019

A. Latar Belakang
1. Apa masalah atau pokok persoalan yang diangkat?
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit endemik dinegara
berkembang.(Nurmainah et al., 2017) Menurut WHO terdapat 15
juta kasus/ tahun kejadian demam tifoid di di dunia. Kejadian
tifoid di Indonesia masih berada dalam nilai yang tinggi dengan
kasus pertahun kurang lebih 900.000dan angka kematian pertahun
20.000.(Annik & Elsa, 2016). Berdasarkan hasil data dari
Riskesdas pda tahun 2010 di Indonesia kasus tifoid sejumlah
41.081 kasus.(Nurmainah et al., 2017). Dalam Profil Kesehatan
Indonesia demam tifoid berada di rangking ke 3 dari daftar 10
kasus terbanyak pelayanan rawat inap di Rumah Sakit dengan
jumlah 41.081 kasus dan 274 pasien meninggal.
(Khoirunnisa et al., 2017)
2. Apa pentingnya masalah tersebut?
Dalam pengobatan pasien demam tifoid dibutuhkan terapi antibiotik
karena merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri yaitu
Salmonella thypi (Nurul’ et al., 2019). Penderita demam tifoid apabila
tidak memperoleh penanganan serta pengobatan dengan segera dapat
menyebabkan komplikasi yaitu
pendarahan atau perforasi usus serta pneumonia
3. Dimana letak permasalahan itu?
Pada pasien demam tifoid yang dapat menjadi salah satu pedoman
sebagai tolak ukur pada perbaikan klinik yaitu demam. Perbaikan
klinis untuk mengurangi demam, komplikasi serta angka kematian
dapat di ubah dengan pemberian antibiotik secara tepat. (Putu et al.,
2020) Biaya pelayanan kesehatan masih menjadi perhatian, terutama
biaya obat. Penggunaan obat secara rasional apabila
pasien mendapatkan obat berdasarkan gejala klinis, tepat dosis dan
durasi pemberian serta dengan biaya obat secara minimal atau
terbilang rendah bagi pasien maupun komunitasnya.(Haluang et al.,
2015). Kurangnya sumber daya dalam pemberian layanan kesehatan
serta dilihat dari sudut pandang pasien dimana harapan pasien
mendapatkan biaya yang seminimal mungkin, maka farmakoekonomi
dapat dimanfaatkan sebagai penentuan pengambilan kebijakan
serta dijadikan pilihan dari berbagai alternatif pengobatan supaya
layanan kesehatan yang didapatkan menjadi efisien dan ekonomis.
4. Kapan masalah itu terjadi?
Prevalensi kejadian demam tifoid di Jawa Tengah sebayak 1,6% yang
tersebar disemua Kabupaten/ Kota pada kisaran 0,2 – 3,5%. Dari data
SKDR (Sistem Kewaspadaan Tinggi dan Respon) pada tahun 2016
Jawa Tengah merupakan Propinsi dengan kejadian suspek demam
tifoid tertinggi yaitu sejumlah 244.071 kasus.
5. Siapa yang terlibat atau terkena dampak masalah tersebut?
Biaya pelayanan kesehatan masih menjadi perhatian, terutama biaya
obat. Penggunaan obat secara rasional apabila pasien mendapatkan
obat berdasarkan gejala klinis, tepat dosis dan durasi pemberian serta
dengan biaya obat secara minimal atau terbilang rendah bagi pasien
maupun komunitasnya.
6. Mengapa dan bagaimana masalah itu diteliti?
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka diperlukan
penelitian mengenai pengaruh pola peresepan antibiotik terhadap biaya
dan efektifitas obat antibiotik pada pasien demam tifoid rawat inap di
RS Palang Biru Kutoarjo.
B. Rumusan Masalah
1. Orisinalitas ide
rumusan masalah yang di buat pada penelitian tersebut merupakan
hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya.
2. Bermanfaat untuk bidang ilmiah maupun aplikatif
Rumusan masalah tersebut dapat bermanfaat sebagai penentuan
pengambilan kebijakan serta dijadikan pilihan dari berbagai alternatif
pengobatan supaya layanan kesehatan yang didapatkan menjadi efisien
dan ekonomis
3. Pernyataan yang jelas tentang masalah penelitian
Penderita demam tifoid apabila tidak memperoleh penanganan serta
pengobatan dengan segera dapat menyebabkan komplikasi yaitu
pendarahan atau perforasi usus serta pneumonia dan terapi yang
dilakukan ada pemberian antibiotik
4. Aspek kelayakan
Rumusan masalah sudah memenuhi kelayakan berdasarkan dari hasil
studi pendahuluan kejadian demam tifoid di Rumah
Sakit Palang Biru Kutoarjo Tahun 2019
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dibuat termasuk tujuan khusus karena bersifat
spesifik tidak menggambarkan tujuan yang global
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dibuat telah sesuai dengan manfaat penelitian
yang baik karena adanya pengembangan ilmu pengetahuan bidang
kesehatan serta ada pihak yang terkait yaitu institusi, RS palang biru
Kutoarjo dan peneliti.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian yang dibuat telah sesuai dengan keaslian penelitian
yang baik karena permasalahan yang diteliti dinyatakan dengan tegas dari
studi pendahuluan dan perbedaan keaslian penelitian dengan penelitian-
penelitian terdahulu atau sebelumnya

STUDI ETNOBOTANI KEANEKARAGAMAN TANAMAN BERKHASIAT


OBAT PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN PEJAGOAN KABUPATEN
KEBUMEN

A. Latar Belakang
1. Apa masalah atau pokok persoalan yang diangkat?
Tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang dapat digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh
bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak seperti ginjal,
jantung, dan paru-paru (Safitri, 2015).
2. Apa pentingnya masalah tersebut?
Pada umumnya pengetahuan tentang pengobatan tradisional hanya
dikuasai oleh kaum tua (Tapundu, 2015). Adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan ekonomi di Indonesia menjadi salah satu
faktor yang mengakibatkan generasi muda tidak tertarik lagi pada seni
dan pengetahuan tradisional (Rahyuni, 2013).
3. Dimana letak permasalahan itu?
Oleh karena itu, diperlukan upaya pelestarian tumbuhan berkhasiat
obat sebagai pengetahuan pengobatan tradisional, konservasi dan
kesejahteraan masyarakat (Tapundu, 2015).
4. Kapan masalah itu terjadi?
Masyarakat di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen secara turun-
temurun telah mengenal pemanfaatan berbagai macam tumbuhan yang
sangat bervariasi
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siapa yang terlibat atau terkena dampak masalah tersebut?
Pada umumnya pengetahuan tentang pengobatan tradisional hanya
dikuasai oleh kaum tua (Tapundu, 2015). Adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan ekonomi di Indonesia menjadi salah satu
faktor yang mengakibatkan generasi muda tidak tertarik lagi pada seni
dan
pengetahuan tradisional
6. Mengapa dan bagaimana masalah itu diteliti?
Masyarakat di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen secara turun-
temurun telah mengenal pemanfaatan berbagai macam tumbuhan yang
sangat bervariasi
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu
dilakukan eksplorasi tumbuhan berupa pengumpulan informasi terkait
berbagai macam tumbuhan terutama yang dimanfaatkan sebagai obat,
carpemanfaatannya, serta pendokumentasian tumbuhan obat tersebut di
Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen.
B. Rumusan masalah
a. Orisinalitas ide
Rumusan masalah tersebut adalah pengembangan ide dari penelitian
yang terdahulu
b. bermanfaat untuk bidang ilmiah maupun aplikatif
Rumusan masalah yang di buat untuk mengenal pemanfaatan berbagai
macam tumbuhan yang sangat bervariasi dalam kehidupan sehari-hari
di Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen
c. Pernyataan yang jelas tentang masalah penelitian
Rumusan masalah di buat sebagai upaya pelestarian tumbuhan
berkhasiat obat sebagai pengetahuan pengobatan tradisional,
konservasi dan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Pejagoan
Kabupaten Kebumen
d. Aspek kelayakan
Rumusan masalah dibuat sudah memenuhi kelayakan karena di
Kecamatan ini memiliki pemanfaatan lahan yang
beraneka ragam seperti pertanian dan perkebunan dimana ditumbuhi
berbagai macam tumbuhan bahan pangan, tumbuhan hortikultura atau
tumbuhan musiman, tumbuhan herba dan berbagai macam tumbuhan
baik yang sengaja dibudidayakan maupun yang tumbuh secara liar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian lebih spesifik dan tidak menggambarkan tujuan yang
bersifat global
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dibuat telah sesuai dengan manfaat penelitian
yang baik karena adanya pengembangan ilmu pengetahuan bidang
kesehatan serta ada pihak yang terkait yaitu untuk pengembangan
ilmu,praktisi dan masyarakat.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian yang dibuat telah sesuai dengan keaslian penelitian
yang baik karena permasalahan yang diteliti dinyatakan dengan tegas
dan perbedaan keaslian penelitian dengan penelitian-penelitian
terdahulu atau sebelumnya

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL, METANOL DAN


AKUADESDAUN GANITRI (Elaeocarpusganitrus Roxb.) TERHADAP
BAKTERI PENYEBAB DEMAM TIFOID (Salmonella typhi)

1. Apa masalah atau pokok persoalan yang diangkat?


Penanganan demam tifoid dari segi terapi non-farmakologi salah
satunya adalah menjaga serta melaksanakan pola hidup bersih dan
sehat karena mampu mencegah penularan dan keterulangan kejadian,
sedangkan terapi farmakologi yang dapat diberikan adalah penggunaan
antibiotik.Penggunaan antibiotik sintetik tidak serta merta aman bagi
tubuh. Senyawa antibiotik sintetik dapat menimbulkan efek samping
hipersensitivitas lokal pada kulit seperti reaksi alergi bahkan reaksi
toksik.
2. Apa pentingnya masalah tersebut?
Pemanfaatan bahan alam merupakan salah satu cara untuk membantu
menemukan senyawa-senyawa antibiotik baru. Penggunaan bahan
alam berupa tanaman sebagai obat alami sangat tepat, karena bahan
alam memiliki efek merugikan yang lebih rendah bagi penggunanya
dibandingkan dengan antibiotik sintetik. Tanaman yang berpotensi
sebagai antibiotik alami salah satunya adalah tanaman ganitri
(Elaeocarpus ganitrus Roxb.)
3. Dimana letak permasalahan itu?
Penggunaan antibiotik sintetik tidak serta merta aman bagi tubuh.
Senyawa antibiotik sintetik dapat menimbulkan efek samping
hipersensitivitas lokal pada kulit seperti reaksi alergi bahkan reaksi
toksik
4. Kapan masalah itu terjadi?
Efek samping antibiotik sintetik yang terus terjadi dapat menyebabkan
pengobatan demam tifoid menjadi tidak efektif, sehingga diperlukan
alternatif berupa senyawa
antibiotik atau antibakteri baru.
5. Siapa yang terlibat atau terkena dampak masalah tersebut?
Pemanfaatan tanaman ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) yang
dilakukan di Indonesia masih belum maksimal.
6. Mengapa dan bagaimana masalah itu diteliti?
Tanaman yang sama jenisnya belum tentu memiliki kandungan
senyawa kimia yang sama pula antara beberapa daerah. Hal ini
dikarenakan faktor letak geografis, suhu, iklim dan kesuburan tanah,
sehingga kandungan senyawa dan efek antibakteri daun ganitri
(Elaeocarpus ganitrus Roxb.) di India belum tentu sama dengan daun
ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) di Indonesia(14). Berdasarkan hal
ini, peneliti akan melakukan penelitian aktivitas antibakteri ekstrak
etanol, metanol dan akuades daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.)
terhadap bakteri Salmonella typhi penyebab demam tifoid di
Indonesia.
B. Rumusan masalah

1. Orisinalitas ide

rumusan masalah sudah sesuai karena pada penelitian tersebut merupakan


pengembangan teori dari penelitian terdahulu atau sebelumnya

2. Bermanfaat untuk bidang ilmiah maupun aplikatif

Rumusan masalah tersebut dapat bermanfaat sebagai informasi baru bagi


dunia pendidikan khususnya di bidang kesehatan mengenai potensi
antibakteri daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.) terhadap bakteri
Salmonella typhi penyebab demam tifoi

3. Pernyataan yang jelas tentang masalah penelitian

penelitian aktivitasi antibakteri ekstrak etanol, metanol dan akuades daun


ganitri (Elaeocarpusganitrus Roxb.) terhadap bakteri Salmonella typhi
penyebab demam tifoid di Indonesia.

4. Aspek kelayakan
Rumusan masalah sudah memenuhi kelayakan karena berdasarkan dari
hasil penelitian sebelumnya daun ganitri (Elaeocarpus ganitrus Roxb.)
mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, fenolik serta tanin

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dibuat telah sesuai dengan tujuan penelitian yang
baik yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum sudah sesuai karena sudah menggambarkan pernyataan


yang spesifik luaran yang akan dihasilkan dari penelitian yang diusulkan

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus sudah sesuai karena sudah mencapai tujuan umum


penelitian

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dibuat telah sesuai dengan manfaat penelitian


yang baik karena adanya pengembangan ilmu pengetahuan serta ada pihak
yang terkait yaitu peneliti, institusi, dan masyarakat

E. Keaslian Penilitian

Keaslian penilitian yang dibuat sudah sesuai dengan dukungan pustaka


yang diambil 10 tahun kebawah, dan terdapat perbedaan penilitian dari
penilitian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai