PRAKTIKUM BIOKIMIA
PERCOBAAN ENZIM
Disusun Oleh :
Kelompok 6
2022/2023
PRAKTIKUM BIOKIMIA ACARA 11
PERCOBAAN ENZIM
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Dapat membuktikan beberapa sifat enzim.
B. DASAR TEORI
Enzim adalah protein yang mempunyai aktivitas biokatalis. Aktivitas biokatalis yaitu
mempercepat reaksi biokimia, tidak mengalami perubahan biofisik selama reaksi, tetapi berubah
kembali setelah reaksi selesai (Wahjuni, 2014). Enzim merupakan protein yang berukuran sangat
besar dibanding dengan molekul pada reaksi yang dikatalisis. Ukuran enzim berkisar 12-1000 KD.
Prinsip kerja enzim yaitu dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata dan dapat
bekerja dengan menurunkan energi aktivasi suatu reaksi (Murray, dkk., 2012).
Enzim bekerja dengan mengikat reaktan atau substrat yang menyebabkan berada pada posisi yang
diinginkan dengan energi yang lebih rendah dari energi aktivasinya. Pada akhir reaksi, enzim akan
kembali seperti semula (Sismindari, 2015).
enzim + A + B + D + enzim
a. Dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu tinggi enzim akan mengalami denaturasi, sedangkan
pada suhu rendah kerja enzim akan terhambat.
b. Bekerja secara spesifik, yakni hanya dapat bekerja pada satu substrat tertentu. Contohnya enzim
maltase hanya dapat memecah maltose menjadi glukosa.
c. Bekerja secara bolak-balik (reversible), artinya enzim dapat mengkatalis penguraian suatu
senyawa menjadi senyawa lain maupun sebaliknya mengkatalis penyusunan senyawa-senyawa
tersebut menjadi senyawa semula.
d. Diperlukan dalam jumlah sedikit.
e. Dapat bereaksi dengan substrat asam maupun basa.
f. Berupa koloid.
g. Dapat digunakan berulang kali.
Komponen utama enzim adalah protein. Sisi aktif enzim adalah bagian yang bergabung dengan
substrat. Enzim mengandung berbagai molekul nonprotein kecil dan ion logam yang ikut serta secara
langsung dalam katalisis/pengikatan substrat yaitu gugus prostetik, kofaktor dan koenzim. (Murray,
dkk., 2012).
Bromelin adalah salah satu enzim proteolitik dan protease, yaitu enzim yang mengkatalisasi
penguraian protein menjadi asam amino dengan membangun blok melalui reaksi hidrolisis. Hidrolisis
adalah penguraian dari molekul besar menjadi unit yang lebih kecil dengan kombinasi air. Dalam
pencernaan protein, ikatan peptida terputus dengan penyisipan komponen air, -H dan –OH pada rantai
akhir (William and Hargrove, 2002).
Bromelin dapat diperoleh dari tumbuhan nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah, maupun
batang dalam jumlah yang berbeda. Kandungan enzim bromelin lebih banyak ditemukan di bagian
daging buahnya, hal ini ditunjukkan dengan aktivitasnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan
aktivitas pada bagian batangnya (Supartono, 2004).
Dalam melakukan perannya sebagai biokatalisator, kerja enzim dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim sebagai berikut:
1. Temperatur
Setiap enzim mempunyai suhu optimum yang spesifik. Jika enzim berada di bawah suhu
optimum, kerja enzim akan terhambat. Enzim pada suhu 00C atau di bawahnya bersifat nonaktif.
Akan tetapi, pada suhu tersebut enzim tidak rusak. Kenaikan suhu dapat meningkatkan aktivitas
enzim. Namun, jika suhu melebihi batas optimum, enzim dapat mengalami denaturasi (kerusakan).
Akibatnya enzim tidak dapat berfungsi sebagai katalis lagi. Contoh enzim manusia memiliki suhu
optimal 350-400C (Omegawati, et al., 2018).
2. Derajat keasaman (pH)
Setiap enzim mempunyai pH optimum yang spesifik. Perubahan pH mengakibatkan sisi aktif
enzim berubah sehingga dapat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu,
perubahan pH juga mengakibatkan proses denaturasi pada enzim. Contoh enzim ptialin di mulut
hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin di lambung bekerja pada pH asam, sedangkan
enzim tripsin di usus bekerja pada pH basa (Omegawati, et al., 2018).
3. Konsentrasi enzim atau substrat
Produk yang dihasilkan dari reaksi antara substrat dan enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi
enzim maupun substrat. Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi enzim maupun
substrat. Kondisi seperti ini tidak akan terus terjadi. Pada suatu saat, kecepatan reaksi akan berjalan
konstan walaupun konsentrasi substrat maupun enzim ditingkatkan (Puspitaningrum, et al., 2016).
D. CARA KERJA
1. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Siapkan 3 tabung reaksi, masukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering
susu sapi dan susu kedelai masing-masing 10 mL
Siapkan penangas air dengan suhu 370 C, kemudian letakkan ke dalamnya sebuah
tabung reaksi berisi 10 mL susu
Lakukan satu demi satu jangan serentak, campurkan isi tabung dengan baik dan cepat,
amati penggumpalan susu dalam hitungan detik dari tiap-tiap tabung.
Letakkan ketiga tabung reaksi dalam penangas air 370 C selama 5 menit.
Tambahkan 1 mL larutan enzim ke dalam masing-masing tabung di atas dan amati
waktu penggumpal-pengumpalanan susu pada tiap tabung, lakukan satu persatu
jangan serentak.
Catatlah waktu yang diperlukan untuk penggumpalan susu dalam hitungan detik.
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum menggunakan bahan baku utama berupa
enzim. Enzim adalah protein yang mempunyai aktivitas biokatalis. Aktivitas biokatalis yaitu
mempercepat reaksi biokimia, tidak mengalami perubahan biofisik selama reaksi, tetapi berubah
kembali setelah reaksi selesai. Enzim yang digunakan pada praktikum ini adalah enzim protease
(bromelin). Enzim ini dapat menghidrolisis ikatan peptida protein menjadi molekul yang lebih kecil,
yaitu asam amino sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh (Hrckova, et al, 2002).
Pada praktikum ini, terdapat dua macam pengujian yang kami lakukan untuk mengetahui
faktor penentu kerja enzim dalam suatu reaksi. Adapun kedua uji tersebut adalah : uji kecepatan reaksi
berdasarkan konsentrasi enzim dan uji kecepatan reaksi berdasarkan konsentrasi substrat.
1. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Kecepatan Reaksi
Prinsip dalam uji ini adalah kecepatan reaksi berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi enzim.
Akan tetapi, kondisi seperti ini tidak akan terus terjadi. Pada suatu saat, kecepatan reaksi akan berjalan
konstan walaupun konsentrasi enzim sudah ditingkatkan (Puspitaningrum, et al., 2016).
Terbentuknya gumpalan pada tabung reaksi yang berisi sampel susu dan enzim menandakan bahwa
reaksi telah terjadi.
Hasil yang diperoleh pada sampel susu sapi ditambahkan enzim protease yakni ketiga
sampel yang diuji terbentuk gumpalan berwarna putih. Kecepatan terbentuknya gumpalan
sebanding dengan konsentrasi enzim, yakni pada konsentrasi enzim 1 mL didapatkan waktu
terbentuknya gumpalan adalah 12 detik, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk terbentuk
gumpalan pada konsentrasi enzim 0,5 mL dengan pembanding air 0,25 adalah 13 detik, dan
pada konsentrasi enzim 0,25 mL dengan pembanding air 0,75 diperoleh waktu yang
diperlukan adalah 14 detik.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada sampel susu sapi ditambahkan larutan buah
nanas asli yakni ketiga sampel yang diuji terbentuk gumpalan berwarna putih. Kecepatan
terbentuknya gumpalan sebanding dengan konsentrasi larutan yang dipakai yakni pada
konsentrasi larutan nanas 1 mL didapatkan waktu terbentuknya gumpalan adalah 9 detik,
sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya gumpalan pada konsentrasi larutan
buah nanas 0,5 mL dengan perbandingan air 0,5 adalah 13 detik, dan pada konsentrasi enzim
0,25 mL dengan pembanding air 0,75 diperoleh waktu yang diperlukan adalah 15 detik.
Hasil yang diperoleh pada sampel susu kedelai yakni seluruh sampel yang diujikan
membentuk gumpalan, dengan kecepatan terbentuknya gumpalan berwarna putih adalah
sebanding dengan konsentrasi enzim. Pada konsentrasi enzim 1 mL didapatkan waktu
terbentuknya gumpalan adalah 12 detik, waktu yang dibutuhkan untuk terbentuk gumpalan
pada konsentrasi enzim 0,5 mL adalah 13 detik, dan pada konsentrasi enzim 0,25 mL waktu
yang dibutuhkan untuk terbentuknya gumpalan adalah 14 detik.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada sampel susu kedelai ditambahkan larutan buah
nanas asli yakni ketiga sampel yang diuji terbentuk gumpalan berwarna putih. Kecepatan
terbentuknya gumpalan sebanding dengan konsentrasi larutan yang dipakai yakni pada
konsentrasi larutan nanas 1 mL didapatkan waktu terbentuknya gumpalan adalah 9 detik,
sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya gumpalan pada konsentrasi larutan
buah nanas 0,5 mL dengan perbandingan air 0,5 adalah 10 detik, dan pada konsentrasi enzim
0,25 mL dengan pembanding air 0,75 diperoleh waktu yang diperlukan adalah 14 detik.
Prinsip dalam uji ini adalah kecepatan reaksi berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi
substrat. Akan tetapi, kondisi seperti ini tidak akan terus terjadi. Pada suatu saat, kecepatan reaksi
akan berjalan konstan walaupun konsentrasi substrat telah ditingkatkan (Puspitaningrum, et al.,
2016). Terbentuknya gumpalan pada tabung reaksi yang berisi sampel susu dan enzim menandakan
bahwa reaksi telah terjadi.
Hasil yang diperoleh pada sampel susu sapi ditambahkan dengan enzim protease yakni
seluruh sampel yang diujikan membentuk gumpalan berwarna putih, dengan kecepatan
terbentuknya gumpalan adalah sebanding dengan konsentrasi substrat (susu sapi). Pada
konsentrasi substrat 5 mL didapatkan waktu terbentuknya gumpalan adalah 10 detik, waktu
yang dibutuhkan untuk terbentuk gumpalan pada konsentrasi substrat 4 mL adalah 13 detik,
dan pada konsentrasi substrat 3 mL waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya gumpalan
adalah 14 detik.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada sampel susu sapi ditambahkan larutan buah
nanas asli yakni seluruh sampel yang diujikan membentuk gumpalan berwarna putih, dengan
kecepatan terbentuknya gumpalan adalah sebanding dengan konsentrasi substrat (susu sapi).
Pada konsentrasi substrat 5 mL didapatkan waktu terbentuknya gumpalan adalah 9 detik,
waktu yang dibutuhkan untuk terbentuk gumpalan pada konsentrasi substrat 4 mL adalah 10
detik, dan pada konsentrasi substrat 3 mL waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya
gumpalan adalah 11 detik.
Hasil yang diperoleh pada sampel susu kedelai ditambahkan enzim protease yakni
seluruh sampel yang diujikan membentuk gumpalan berwarna putih, dengan kecepatan
terbentuknya gumpalan adalah sebanding dengan konsentrasi substrat (susu kedelai). Pada
konsentrasi substrat 5 mL didapatkan waktu terbentuknya gumpalan adalah 9 detik, waktu
yang dibutuhkan untuk terbentuk gumpalan pada konsentrasi substrat 4 mL adalah 11 detik,
dan pada konsentrasi substrat 3 mL, waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya gumpalan
adalah 12 detik.
Sedangkan hasil yang diperoleh pada sampel susu kedelai ditambahkan larutan buah
nanas asli yakni seluruh sampel yang diujikan membentuk gumpalan berwarna putih, dengan
kecepatan terbentuknya gumpalan adalah sebanding dengan konsentrasi substrat (susu sapi).
Pada konsentrasi substrat 5 mL didapatkan waktu terbentuknya gumpalan adalah 9 detik,
waktu yang dibutuhkan untuk terbentuk gumpalan pada konsentrasi substrat 4 mL adalah 11
detik, dan pada konsentrasi substrat 3 mL waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya
gumpalan adalah 12 detik.
G. KESIMPULAN
Pada praktikum ini, enzim yang digunakan adalah enzim protease (bromelin) dan dari buah nanas
asli yang dapat menghidrolisis ikatan peptida protein menjadi molekul yang lebih kecil, yaitu asam
amino. Adapun dua macam pengujian yang dilakukan yakni : uji kecepatan reaksi berdasarkan
konsentrasi enzim dan uji kecepatan reaksi berdasarkan konsentrasi substrat. Dan secara keseluruhan,
hasil yang kami dapatkan telah sesuai dengan apa yang tertulis dalam literatur, yakni kecepatan reaksi
berbanding lurus dengan jumlah konsentrasi enzim maupun substrat.
DAFTAR PUSTAKA
Hrckova, M., Rusnakova, M., and Zemanovic, J., 2002, Enzymatic Hydrolysis of Defatted Soy Flour
by Three Different Proteases and their Effect on the Functional Properties of Resulting Protein
Hydrolysates, Czech J. Food Sci, 20 (1): 7 – 14.
Murray, R. K., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Rodwell, V. W. and Weil, P. A., 2012,
Alih Bahasa Manurung, L. M. dan Mandera, L. I., Biokimia Harper, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Omegawati, Wigati Hadi, Teo Sukoco, Henny Purnamawati dan Rumiyati, 2018, PR Biologi Kelas
XII. PT Intan Pariwara, Klaten.
Puspitaningrum, Rini, Chris Adhiyanto, 2016, Enzim dan Pemanfaatannya, Ghalia Indonesia, Bogor.
Sismindari, Rumiyati, Jenie, R.I. dan Meiyanto, E., 2015, Biokimia Farmasi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Supartono, 2004, Karakterisasi Enzim Protease Netral dari Buah Nenas Segar, Jurnal MIPA
Universitas Negeri Semarang, 27 (2): 134 – 142.
LAMPIRAN