Makroskopis Dan Mikroskopis Simplisia
Makroskopis Dan Mikroskopis Simplisia
A. DASAR TEORI
Simplisia adalah bahan alamiahyang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapunjuga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah
dikeringkan.Simplisia dibedakan menjadi : simpisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan (mineral).
1. Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh,bagian tanaman,
eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis
nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman
atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat
berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu
dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
2. Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak
ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Meldepuratum).
3. Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan
kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.
Simplisia tanaman termasuk dalam golongan simplisia nabati. Secara umum pemberian
nama atau penyebutan simplisia didasarkan atas gabungan nama spesies diikuti dengan
nama bagian tanaman.
Untuk mengetahui mutu simplisia perlu dilakukan analisis kuantitatif dan kualitatif.
Analisis kuantitatif meliputi penentuan bahan organik asing, kadar air, kadar abu dan penentuan
kandungan zat dalam simplisia. Analisis kualitatif meliputi pengujian organoleptik, makroskopik
dan mikroskopik untuk mengetahui jenis simplisia; pengujian histokimia dan identifikasi kimia
terhadap senyawa yang tersari untuk menentukan kelompok utama zat aktifnya.
Uji organoleptik merupakan uji pendahuluan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia yang diuji. Cara ini dilakukan dengan mengamati
warna, rasa dan bau simplisia yang diuji.
Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat. Cara
ini dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.
Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam monografi Materia
Medika Indonesia.
Untuk melihat simplisia rajangan secara makroskopik, cukup dengan mengamati
bentuk fisik rajangan, Contohnya daun, dengan melihat bentuk daun, tepi daun, tulang daun,
ujung/pangkal daun, dan halus atau kasarnya permukaan daun. Untuk akar, dilihat
kerapuhannya.
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat berupa sayatan
(melintang/membujur) atau berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi
jaringan yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal spesifik bagi masing-masing simplisia. Cara mikroskopik merupakan cara utama untuk
mengenali simplisia berbentuk sayatan atau serbuk, yaitu dengan pengamatan di bawah
mikroskop dengan pembesaran 10 kali atau lebih dengan menggunakan berbagai pereaksi.
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan. Pada
pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dulu sampai derajat halus
tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 60 0C.
Untuk simplisia nabati tidak boleh menggunakan bagian pertama yang terayak, tetapi
harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat tidak terbagi rata pada semua
bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang digerus halus dan diayak maka muka daun
yang terayak dulu, setelah itu baru urat daun dapat terayak.
C. KEGIATAN PRATIKUM
3. Cara kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil beberapa lembar
3. Amati warna, bau, bentuk daun, tepi daun, permukaan daun dan susunan
tulang daun (Daun sereh dan bunga cengkeh)
4. Catat hasil pengamatan
5. Ulangi percobaan di atas pada berbagai simplisia.
B. Pemeriksaan Mikroskopis
(Berkas Pembuluh)
2. Bunga 1. Fragmen
Cengkeh dasar
(Caryophylli bunga
Flos) 2. Epidermis
(Eugenia dasar
caryophyllata bunga
Thunberg) 3. Kelenjar
minyak
skizolisig
en
4. Epidermis
daun
mahkota
5. Sel batu
dan
seklereida
6. Berkas
pembulun
dan
serabut
sklerenki
m
7. Fragmen
tangkai
sari
8. Fragmen
tangkai
sari
9. Serbuk
sari
berkelom
pok atau
lepas
10. Kristal
kalsium
oksalat
D. PEMBAHASAN
E. KESIMPULAN
Simplisia adalah bahan alam yang dipergunakan sebagai obat herbal yang
belum mengalamo pengolahan apapun dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan
bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan
simplisia pelikan/mineral. Untuk mengetahui mutu dari simplisia perlu dilakukan
analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Pengamatan di lakukan dengan cara uji
organoleptik, uji makroskopik dan uji mikroskopik. Cara mikroskopik merupakan cara
utama untuk mengetahui atau mengenali simplisia yang berbentuk sayatan atau serbuk,
yaitu dengan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 kali atau lebih
dengan menggunakan berbagai pereaksi. Serbuk adalah campuran homogen dua atau
lebih obat yang diserbukkan. Pada pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati,
digerus lebih dulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak
lebih dari 600C.