Anda di halaman 1dari 38

ACNE VULGARIS

Herlina, M.Kes., Apt.

11/29/2020 1
l Acne vulgaris; Pimple; Comedo
l Jerawat; kukul

l Penyakit peradangan kronik dari unit


pilosebasea disertai penyumbatan &
penimbunan keratin terutama di muka, leher,
dada & punggung, ditandai ada komedo,
papel, pustul, nodulus, kista & sikatriks.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 2


• Komedo : suatu tanda awal dari jerawat,sering
muncul 1-2 tahun sebelum pubertas.
Lesi dapat berupa komedo terbuka
atau komedo tertutup.
• Papul : reaksi radang dengan diameter <5 mm.
• Pustul : merupakan papul dengan puncak
berupa pus atau nanah, biasanya usia
pustul lebih pendek dari pada papul.
• Nodul : merupakan lesi radang dengan diameter
1 cm atau lebih, disertai nyeri dan lesi
dapat bertahan sampai beberapa minggu
atau bulan.
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 3
• 90% masa pubertas (15-19 tahun)
♂=♀
• Jarang pada orang dewasa
• Pada usia lanjut dapat 

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 4


l Kel sebaseus tdpt di seluruh tubuh kecuali
telapak tangan & kaki, glans penis & korona
penis
Ø Terutama paling banyak dan besar-besar
 garis tengah punggung, dahi, kulit
kepala, muka & anogenital
Ø Dahi, pipi dan dagu

Ø Daerah lain

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 5


l Jenis holokrin krn sebum dihasilkan dgn cara
disintegrasi sel-sel kelenjar (dinding) yg
menghasilkan sebum & lemak kulit
(epidermis), yg keluar melalui duct
pilosebaseus
l Sebum antara lain adalah: skualen, ester
malam, trigliserida
l Lemak tubuh antara lain adalah: ester sterol,
kolesterol, as. lemak bebas

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 6


ETIOLOGI
Penyebab pasti timbulnya akne belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya akne vulgaris :
1. Peningkatan Produksi Sebum
Pada masa pubertas, stimulasi androgen meningkat dan kelenjar
sebaseus aktif memproduksi sebum.
Kadar testosteron, yang dominan berupa androgen, dan
metabolitnya bersama dengan androstenedion,
dehydroepiandrosterone, dan dehydroepiandrosterone sulfate
meningkat di semua jerawat dan tampaknya mampu
meningkatkan aktivitas kelenjar sebaseus.
Jerawat cenderung lebih banyak terdapat pada daerah yang
cenderung lebih aktif secara metabolisme dalam mengkonversi
androgen menjadi dihidrotestosteron.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 7


2. Peluruhan Keratinosit
Peluruhan keratinosit dalam rambut folikel
merupakan suatu proses yang normal,
tetapi pada keadaan jerawat, adanya
keratinisasi folikel mengakibatkan
terjadinya penggumpalan keratinosit dan
dapat menyumbat pori folikel rambut.
Peningkatan peluruhan keratinosit
berkorelasi dengan pembentukan komedo
dan dapat dipengaruhi beberapa hal
seperti modulasi sitokin lokal, penurunan
asam sebaseus linoleat, dan stimulasi
androgen.
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 8
3. Pertumbuhan Bakteri
Keratinosit dan sebum yang terperangkap pada pori
folikel dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan
bakteri Propionibacterium acnes (Corynebacterium
acnes) untuk menginfeksi. Meskipun P. Acnes
merupakan bakteri anaerob parsial dan berada di
folikel sebagai flora normal, bakteri tersebut dapat
memicu respon imun, sehingga titer antibodi
terhadap P. acnes lebih tinggi pada pasien dengan
jerawat parah daripada pada subyek kontrol non-
jerawat.
Bakteri lain :Staphylococcus epidermidis dan
Pityrosporum ovale (Malassezia furfur)

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 9


4. Inflamasi
Radang dapat terjadi akibat peningkatan
produksi sebum, pengelupasan keratinosit,
dan pertumbuhan bakteri.
Propionibacterium acnes juga dapat
memicu lesi peradangan jerawat dengan
memproduksi mediator biologis aktif dan
pelepasan sitokin.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 10


Patofisiologi
1. Lesi primer, komedo, terbentuk akibat tersumbatnya folikel pilosebasea.
Saluran folikel melebar dan produksi sel meningkat.
Sebum bercampur dengan sel yang berlebihan di saluran folikel untuk
membentuk sebuah gumpalan berkeratin.
Hal tersebut muncul dan terlihat sebagai komedo terbuka (blackhead).
Warna coklat atau hitam bukanlah hasil dari akumulasi kotoran
melainkan melanin (pigmen).
2. Peradangan pada folikel dapat menyebabkan pembentukan komedo
tertutup (whitehead).
Adanya komedo tertutup menandakan adanya lesi inflamasi.
Jika dinding folikel rusak atau pecah, isi folikel dapat keluar ke dermis
dan timbul sebagai jerawat.
3. Peningkatan aktivitas androgen pada masa pubertas memicu
pertumbuhan kelenjar sebaseus dan meningkatkan produksi sebum.
Sebum terdiri dari gliserida, ester lilin, squalene, dan kolesterol.
Gliserida diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipase,
yang merupakan produk dari Propionibacterium acnes.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 11


Asam lemak bebas dapat mengiritasi dinding folikel
dan menyebabkan peningkatan pergantian sel dan
inflamasi.
4. Propionibacterium acnes adalah organisme
anaerobik penduduk yang berproliferasi dalam
lingkungan yang diciptakan oleh campuran sebum
dan keratinosit yang berlebihan.
Adanya bakteri tersebut dapat meningkatkan
pembentukan antibodi yang menyebabkan respon
inflamasi.
5. Lesi jerawat memerlukan waktu bulanan untuk
sembuh sepenuhnya dan adanya fibrosis yang
terkait dengan penyembuhan dapat menyebabkan
luka permanen
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 12
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 13
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 14
1.ACNE 2.ACNE
VULGARIS VENETA

8.ACNE
TOPIKAL 3.ACNE
KOMEDONAL
KLASIFIKASI
AKNE
SECARA UMUM

7.ACNE
4.ACNE
FULMINAL
ASIARIS

6.ACNE
NEONATORU 5.ACNE
M SEKUNDER

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 15


Klasifikasi menurut Plewig dan Wigman
ACNE
ACNE KOMEDONAL PAPULOPUSTULER

Tingkat I : kurang dari Tingkat I : kurang dari 10


10 komedo tiap sisi lesi beradang tiap sisi
muka muka
Tingkat II : 10-25 Tingkat II : 10-25 lesi
komedo tiap sisi muka beradang tiap sisi muka
Tingkat III : 25-50 Tingkat III : 20-30 lesi
komedo tiap sisi muka beradang tiap sisi muka
Tingkat IV : lebih dari Tingkat IV : lebih dari 30
50 komedo tiap sisi lesi beradang tiap sisi
muka muka

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 16


GRADASI ACNE VULGARIS
Ringan
•Beberapa lesi tak beradang pada 1
predileksi
•Sedikit lesi tak beradang pada beberapa
tempat predileksi
•Sedikit lesi pada 1 predileksi
Sedang
•Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi
•Beberapa lesi tak beradang lebih dari 1 predileksi
•beberapa lesi beradang pada 1 predileksi, sedikit lesi
beradang pada lebih dari 1 predileksi

Berat
•Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 presileksi
•Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi
Catatan :
a) sedikit : <5 , beberapa 5- 10 , banyak > 10
b) tak beradang : komedo putih, komedo hitam , papul
c) beradang : pustul, nodul, kista
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 17
FAKTOR RESIKO

•Psikis (Stress)
•Sebum
•Diet
•Genetik
•Iklim
•RAS
•Lingkungan
•Usia
•Bakteri
•Jenis Kelamin
•Kosmetik
•Kebersihan Wajah
•Hormon Endokrin

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 18


Gejala Klinis

• Terbentuknya lesi yang terbatas pada


komedo yang terletak pada wajah.
• Kadang disertai gatal.
• Komedo yang timbul bagian tengahnya
mengandung sumbatan sebum, bila:
• Berwarna hitam : mengandung unsur melanin,
• Berwarna putih : lebih dalam dan tidak
mengandung unsur melanin.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 19


Terdapat dua jenis lesi pada jerawat:
• Lesi non inflamasi
- komedo terbuka (blackhead)
- komedo tertutup (whitehead).
• Lesi inflamasi
- papula, - pustula,
- nodula, - luka.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 20


Diagnosis
• Pemeriksaan ekskohleasi sebum.
Pemeriksaan ekskohleasi sebum adalah pengeluaran sumbatan
sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna).
• Diagnosis klinis dimana pada pemeriksaan kulit didapatkan
erupsi kulit pada tempat predileksi yang bersifat polimorfi yang
terdiri dari komedo (tanda patognominik akne vulgaris), papul,
postul dan nodul.
• Pada pemeriksaan histopatologi komedo sel keratin, sebum dan
beberapa mikroorganisme, memperlihatkan gambaran yang
tidak spesifik berupa serbukan sel radang kronis disekitar folikel
pilosebasea dengan masa sebum didalam folikel tetapi yang
sering ditemukan hanyalah sel keratin.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 21


• Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan
kulit (skin surface lipida).
Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas
meningkat, oleh karena itu pada pencegahan dan
pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.
1. Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk akne vulgaris antara lain :
1) Erupsi akneiformis
Lesi ini disebabkan oleh obat-obatan.
Klinis berupa erupsi papulopustul mendadak tanpa
adanya komedo hampir diseluruh bagian tubuh,
dapat disertai demam dan dapat terjadi pada semua
usia.
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 22
2) Rosacea
Merupakan penyakit peradangan kronis pada kulit muka.
Penyakit ini ditandai dengan eritema yang persisten, disertai
telangiektasis, papul dan pustul, kadang-kadang diserta
hipertrofi kelenjar sebasea tetapi tidak ditemukan komedo.
3) Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis.
Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau
papul dengan tempat predileksi ditempat kontak zat kimia atau
rangsangan fisisnya.
4) Dermatitis perioral
Gejala klinis berupa papul eritema atau papulo pustul dengan
ukuran 1-3mm terletak didagu, cekungan nasolabial dan sekitar
mulut disertai skuama dan rasa gatal.
5) Adenoma sebaseum
Sering merupakan manifestasi kulit dari penyakit tuberous
sclerosis.
Nampak sebagai papul merah muda sampai merah diwajah yang
timbul sejak usai anak-anak atau pubertas.
Lesi ini merupakan angiofibroma.
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 23
TERAPI ACNE VULGARIS

TERAPI NON TERAPI


FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 24


TUJUAN TERAPI:
• Mencegah terjadinya erupsi (preventif)
• Menghilangkan jerawat yang terjadi
(kuratif)
• Mencegah pembentukan komedo (peeling
agents)
• Mencegah pecahnya mikro komedo
• Melemahkan reaksi radang yang
berlangsung (dengan antibiotika)
• Mempercepat resolusi lesi yang meradang
(dg sinar UV, CO2 padat, Iritan: resorsinol,
sulfur, phenol, dll)
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 25
TERAPI NON FARMAKOLOGI
§ Cuci muka dengan sabun dan air hangat 2 kali
sehari
§ Jangan memencet atau memijat lesi yang ada
§ Mencegah pemakaian kosmetik yang berminyak
§ Jangan mencuci muka berlebihan dengan
sabun,karna sabun bersifat komedogenik dan
dapat menyebabkan acne detergen
§ Hindari mengosok kulit atau mencuci muka
secara berlebihan
§ Menggunakan sabun bakteriostatik a.l
heksaklorofen, trikarbanilid atau Sebamed

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 26


§ Jangan biarkan rambut menutupi daerah
wajah, rambut memperburuk kondisi pori-
pori tersumbat
§ Asupan gizi seimbang juga bermanfaat
membantu menjaga kesehatan kulit
§ Diet rendah lemak dan karbohidrat
§ Hidup teratur dan seimbang, cukup
istirahat, olahraga, dan hindari stress
§ Menghindari polusi, debu, asap, rokok,
minuman keras

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 27


TERAPI FARMAKOLOGI

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 28


Algoritma Pengobatan Jerawat

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 29


1. Terapi Topikal
a. Benzoil Peroksida
- digunakan untuk mengobati peradangan jerawat
yang ringan.
- merupakan antibakteri non antibiotik yang
bersifat bakteriostatik terhadap P. acnes.
- Benzoil peroksida akan terurai pada kulit dengan
sistein dan membebaskan oksigen radikal
bebas yang mengoksidasi protein bakteri.
Hal tersebut akan meningkatkan laju peluruhan
sel epitel dan mengendurkan struktur
folikular, sehingga dapat menghasilkan aktivitas
komedolitik.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 30


b. Tretinoin
Tretinoin (retinoid, vitamin topikal asam A)
adalah agen komedolitik yang dapat
meningkatkan pergantian sel pada dinding
folikel dan mengurangi kekompakan sel,
dan menyebabkan ekstrusi komedo serta
penghambatan pembentukan komedo
baru. Adanya hal tersebut juga dapat
mengurangi jumlah lapisan sel dalam
stratum korneum.
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 31
c. Adapalene
Adapalene (Differin) adalah retinoid generasi ketiga
dengan aktivitas komedolitik, keratolitik, dan anti-
inflamasi.
Diindikasikan untuk jerawat ringan sampai sedang.
d.Tazarotene
Tazarotene (Tazorac) adalah retinoid acetylenic
sintetis yang diubah menjadi bentuk aktifnya, asam
tazarotenic, setelah diaplikasikan secara topikal.
Tazarotene digunakan dalam pengobatan jerawat
ringan sampai sedang dan memiliki aktivitas
komedolitik, keratolitik, dan anti-inflamasi.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 32


e. Erythromycin
Eritromisin dengan atau tanpa seng efektif untuk
mengobati peradangan jerawat. Adanya kombinasi
dengan seng dapat meningkatkan penetrasi
eritromisin ke pada unit pilosebasea.
Resistensi P. acnes terhadap eritromisin dapat
dikurangi dengan terapi kombinasi dengan benzoil
peroksida.
f. Clindamycin
Clindamycin dapat menghambat Propionibacterium
acnes dan memiliki aktivitas komedolitik dan anti
inflamasi.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 33


g. Asam Azelat
Asam azelat memiliki aktifitas antibakteri,
antiinflamsi, dan komedolitik.
Baik digunakan untuk jerawat ringan dan sedang
pada pasien yang alergi benzoil peroksida.
Asam azelat juga baik digunakan untuk mengobati
post inflamasi hiperpigmentasi karena efek
mencerahkan kulitnya.
h. Salicylic Acid, Sulfur, and Resorcinol
Asam salisilat, sulfur, dan resorcinol memiliki efek
keratolitik dan antibakteri sedang.
Asam salisilat sendiri memiliki aktivitas komedolitik
dan antiinflamasi.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 34


2. Terapi Sistemik
a. Isotretinoin
Dapat menurunkan produksi sebum, mengubah
komposisi sebum, dan menghambat pertumbuhan
Propionibacterium acnes di folikel, serta
menghambat inflamasi.
Diindikasikan untuk nodular parah atau jerawat
dengan inflamasi pada pasien yang tidak
memberikan respon terhadap terapi konvensional,
untuk jerawat dengan luka, untuk jerawat yang
sering timbul, dan jerawat yang disebabkan oleh
psikologi.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 35


b. Oral Antibacterial Agents
Eritromisin, azitromisin, tetrasiklin, kotimoksazole,
dan klindamisin.
Eritromisin memiliki efikasi yang mirip dengan
tetrasiklin namun mudah resisten.
Azitromisin aman digunakan untuk jerawat ringan
hingga sedang dengan inflamasi.
Kotrimoksazole dapat digunakan pada pasien yang
tidak dapat mentoleransi tetrasiklin dan eritromisin
atau pasien yang resistensi terhadap dua obat
tersebut.
Klindamisin digunakan secara terbatas pada pasien
yang mengalami diare dan memiliki resiko colitis
pseudomembranours.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 36


c. Oral Contraceptives
Ortho Tri-Cyclen disetujui oleh FDA untuk
terapi pengobatan jerawat sedang yang
tidak merespon terapi topikal.
Produk ini mengandung ethinyl estradiol
0.035 mg dan norgestimate yang
bervariasi dari 0.180, 0.215, dan 0.250
mg. Kombinasi tersebut dapat
meningkatkan hormon sex-ikatan globulin
dan dapat mengaktivasi testoteron.
11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 37
KASUS
• Pasien perempuan bernama Silvia Savitri, berumur 30 tahun,berobat ke
Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU dengan keluhan utama benjol-
benjol kemerahan yang disertai rasa gatal dan pedih pada wajah sejak ± 2
minggu yang lalu, dan memberat dalam 1 minggu ini.
• Awalnya berupa bintil-bintil kemerahan di dagu yang disertai rasa gatal dan
pedih ± 2 minggu yang lalu.
• Sebelum bintil-bintil kemerahan itu timbul, menggunakan pembersih wajah sari
ayu dan mempunyai riwayat jerawat sejak ± 17 tahun yang lalu.
• Setelah menggunakan pembersih wajah sari ayu tersebut, bintil-bintil
kemerahan tersebut membesar dan menjadi benjol-benjol kemerahan disertai
rasa pedih dan bernanah.
• Karena itu, menggunakan salap veril, sehingga benjolan tersebut mengempis
dan nanah tersebut pecah dan menjadi keropeng.
• Namun, benjolan timbul lagi di daerah alis mata dan sekitar dagu yang terasa
pedih dan gatal. Sebelumya pernah berobat ke spesialis kulit dan kelamin sejak
± 7 tahun yang lalu, kemudian diberi obat makan dan salap, tapi lupa namanya.
Karena tidak kunjung sembuh, memutuskan untuk berobat ke Poliklinik Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU.

11/29/2020 Herlina, M.kes., Apt. 38

Anda mungkin juga menyukai