Anda di halaman 1dari 43

Tutor

: dr. Zulfitriani Murfat

1102100031
1102120011
1102120012
1102120042
1102120043
1102120073
1102120074
1102120099
1102120100
1102120147
1102120148

Susnari Ahmad
Siti Ulfa Furiani
Indry Priandini Basri
Ihsanul Maarif
Reski Mulia Paramita
Randi Satria Pramanugraha
Fardeana Tri Chandra Armon
Andi Fajrul Sambaloge
Muh. Alif Adhani
Dwi Pangestika Kabalmay
Rizal Irsan

Laki laki berusia 39 tahun datang ke poliklinik dengan plak dan


bintik merah pada wajah, da leher sejak sebulan yang lalu. Keluhan
tampak makin merah jika terkena sengatan matahari dan kadang
disertai gatal. Sudah berobat ke puskesmas dan diberi obat tetrasiklin
dan kloroquin tetapi belum sembuh namun keluhan sedikit
berkurang. Pada pemeriksaan fisis ditemukan papil, postula dan plak
eritema kedua pipi serta pelebaran pembuluh darah disekitar hidung.
Keluhan semakin hebat seiring dengan bertambahnya usia penderita
dan stres. Riwayat keluarga yakni adik kandung dengan keluhan yang
sama.

Papul : Tonjolan lesi pada kulit yang


kecil, berbatas tegas, dan padat.

Pustula : Lesi kulit yang kecil,


menonjol, berbatas, dan
mengandung nanah.

Eritema : Kemerahan pada kulit


yang dihasilkan oleh kongesti
pembuluh kapiler.

Tetrasiklin : Antibiotik dengan


spektrum aktivitas anti mikroba yang
luas

Kloroquin : derivate 4-aminokuinolon


yang merupakan senyawa difosfat,
bentuk bubuk putih yang pahi dan larut
dalam air sera stabil

1. Laki-laki 39 tahun
Keluhan umum : plak dan bintik merah pada
wajah dan leher
2. Makin merah jika terkena sengatan matahari
3. Kadang disertai gatal
4. Diberi obat tetrasiklin dan kloroquin, tidak
sembuh
5. Pemeriksaan fisik : papul, postula, eritema kedua
pipi
6. Dilatasi vaskuler disekitar hidung
7. Makin hebat dengan bertambahnya usia dan
stress

1. Bagaimana anatomi, histoloi, dan fisiologi dari kulit ?


2. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk umum dari penyakit
kulit ?
3. Etiologi umum penyakit kulit ?
4. Patomekanisme dari :
a. papul
b. postula
c. eritema
5. Pada skenario mengapa lesi terjadi pada wajah dan leher ?
6. Mengapa bintik merah kadang disertai gatal ?
7. apa kah ada pengaruh usia dan stress pda pasien tersebut
? jelaskan !
8. jelaskan farmakodinamik dan farmakokinetik dari tetrasiklin
& klorokuin ?
9. Differensial diagnosis ?

Fungsi proteksi

Fungsi absorbsi
Fungsi ekskresi
Fungsi persepsi
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Fungsi pembentukan vit D

Efloresensi Primer : Kelainan kulit yang pertama


timbul yang disebabkan oleh penyakit kulit tersebut.
Contoh : Makula, urtika, vesikel, pustula, papula,
bulla, nodulus, nodus
Efloresensi Sekunder : Kelainan kulit yang terjadi
setelah perubahahn perkembangan efloresensi
primer.
Contoh : Kista, abses, sikatriks, erosi, ekskoriasi,
ulkus, skuama, krusta.
Efloresensi Primer dan Sekunder : Pustula dan
kista

Usia
Ras
Familial
Makanan
Cuaca

Hormon
Bakteri
Autoimun
Virus

1. Djuanda, A; Hamzah, M; Aisah, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi


2. Harahap, M. Ilmu Penyakit Kulit. 2000. Jakarta : Hipokrates

Keenam. 2010. Jakarta : FK UI hal 5; 254; 255; 261

Gatal adalah suatu persepsi akibat


terangsangnya serabut
mekanoreseptor. Sensasi gatal
biasanya diikuti dengan refleks
menggaruk yang bertujuan untuk
memberi sensasi nyeri yang cukup
sehingga sinyal gatal pada medula
spinalis dapat ditekan. Penyebab
gatal sangat beragam.

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut


dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau
garam HClnya mudah larut

Klorokuin adalah derivate 4-aminokuinolon


yang merupakan senyawa difosfat, bentuk
bubuk putih yang pahi dan larut dalam air
sera stabil

ROSASEA

Definisi
Penyakit kulit kronis pada daerah sentral wajah
(yang menonjol/cembung) yang ditandai dengan
kemerahan pada kulit dan telangiektasi disertai
episode peradangan yang memunculkan erupsi,
papul, pustul dan edema

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Etiologi tdk diketahui.
Ada beberapa hipotesis faktor penyebab :
1. Makanan
2. Psikis
3. Obat-obatan
4. Infeksi
5. Musim
6. Imunologis
7. Lainnya :defisiensi vitamin, hormonal, dan sebore

Epidemiologi
Umur 30 40 an (remaja orang tua)
Wanita > Pria
Ras kulit putih > kulit hitam/berwarna
Di negara barat lebih sering pada yang bertaraf

sosio-ekonomi rendah

Gejala Klinis
Tempat predileksi : sentral wajah

(hidung, pipi, dagu, kening, dan alis)


Lesi umumnya simetris
Gejala :
Dini : flushing atau muka merah/eritema, papul

milier, papulopustul.
Lanjut : muka merah dan papul, nodul eritem
berskuama, telangiektasi, hiperplasia sebasea dan
limfedema

Gejala Klinis
Khusus : akibat hiperplasia sebasea

Rhinophyma (pembesaran hidung)


Metophyma ( pembengkakan dahi)
Blepharophyma (edema palpebra)
Otophyma (edema cauli-flower/seperti kembang

kol daun telinga)


Gnatophyma (edema dagu)

stadium I : Rosasea dimulai eritema tanpa sebab


atau akibat sengatan matahari. Eritema menetap
diikuti telangiectasia.
2. stadium II : Selingi episode akut menyebabkan
papul, pustule, dan edema, eritema persisten &
banyak telangiectasia
3. stadium III : Eritema persisten dalam, banyak
telangiectasia, papul, pustule, nodus, dan edema.
1.

Histopatologi
Khas tetapi tidak patognomonik
Terdapat ektasia vaskular. Edema dermis,

disorganisasi jaringan konektif dermis, dan solar


elastosis.
Derajat peradangan tergantung kondisi dan
stadium lesi. Sel radang limfosit, histiosit dan
bahkan sel raksasa pada dermis dan
perivaskuler, sel plasma dan sel mast juga
terlihat, apalagi bila edema berlangsung lama.
Pasa pustule terdapat sel PMN sekitar folikel.
Demodex folliculorum ditemukan dalam folikel
infundibulum dan duktus sebasea.

Pengobatan
1. Topikal
Tertrasiklin, klindamisin, eritomisin dalam salap
0,5-2,0%.
Metronidasol 0.75% gel atau krim 2%
Imidasol, ketokonasol, sulfur 2-5%
Isotretinoin krim 0.2%
Antiparasit misalnya lindane, krotamiton, atau
bensoil bensoat.
Kortikosteroid kekuatan rendah (krim
hidrokortison 1%)

Pengobatan
2. Sistemik
Tertrasiklin, eritomisin, doksisiklin, minosiklin.
Isotretinoin (13 cis retinoat) 0.5-1.0/kgBB/hari
Metronidasol 2x500 mg/hari

Pengobatan
3. Lainnya
Sunblock dengan SPF 15
Masase fasial
Diet rokok, alcohol, kopi, pedas
Bedah kulit; scalpel atau dermabrasi dan bedah
listrik.

Komplikasi

Rinofima, inflamasi ocular, dan rosasea limfadema

Prognosis

Rosasea umumnya persisten, berangsur bertambah


berat melalui episode akut. Namun adapula yang
remisi secara spontan.

AKNE VULGARIS

DEFINISI
Penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel

pilosebasea yang umunya terjadi pada masa


remaja
Predileksi seperti muka, bahu, bagian atas dari
ektremitas superior, dada dan punggung

EPIDEMIOLOGI
85% acne minor
2. 15% acne major
3. wanita pada usia 14-17 tahun, sedangkan pada
laki-laki 16-19 tahun
1.

Etiologi
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sebum
Bakteri
Hereditas
Hormon
Iklim
Psikis
Kosmetika
Bahan-bahan kimia
Merokok

Gejala klinis
Komedo
2. Jerawat biasa
3. Cystic Acne/jerawat Kista (jerawat batu)
4. Parut
1.

Patogenesis Akne Vulgaris


Kenaikan sekresi sebum
2. Keratinisasi folikel1
3. Bakteri
4. Peradangan
1.

Klasifikasi
Tingkat keseluruhan ( Overall Grading )
metode Pillsbury dan kawan-kawan (1963) :
Komedo di wajah
Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih
dalam di wajah
Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih
dalam di wajah, dada, punggung
Akne konglobata
1.

2. PERHITUNGAN LESI
I. Acne komedonal
a. Grade 1 : Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi
wajah.
b. Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah.
c. Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah.
d. Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah.
II. Acne papulopustul
a. Grade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah.
b. Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah.
c. Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah.
d. Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah.
III.
Acne konglobata

Klasifikasi ASEAN grading Lehmann 2003

Diagnosis
Dasar klinis
2. Pemeriksaan ekskohleasi sebum
3. pemeriksaan histopatologi
1.

Penatalaksanaan
Pencegahan
a. Menghindari peningkatan jumlah sebum dan
perubahan isi sebum
b. Menghindari faktor pemicu terjadinya akne
c. Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalkan
minuman keras, rokok, polusi debu, lingkungan
yang tidak sehat dan sebagainya.
d. Hindari penusukan, pemencetan lesi,
mencongkel dan sebagainya
1.

Pengobatan
Pengobatan topikal
1. Bahan iritan yang dapat melupas kulit (peeling),
misalnya sulfur (4-8%), resorsinol (1-5%), asam
salisilat (2-5%)
2. Antibiotika topikal
3. Anti peradangan topikal

Pengobatan sistemik
1. Anti bakteri sistemik
2. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen
dan secara kompetitif menduduki reseptor organ
target dikelenjar sebasea
3. Vitamin A dan retinoid oral
4. antiinflamasi non steroid
Bedah kulit

Perbedaan
LED

LES

Insidens : wanita >

Wanita >> pria,

pria, usia > 30 tahun

terbanyak sebelum 40
tahun (antara 20-30
tahun)

Kira-kira 5%

berasosiasi dengan
atau menjadi LES

Kira-kira

5%mempunyai lesilesi kulit LED

Anda mungkin juga menyukai