Anda di halaman 1dari 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No.

3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

UJI EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN KERSEN (Muntingia


calabura L.) PADA MENCIT (Mus musculus)

I Dewa Ayu Made Sri Suryaningsih1), Widdhi Bodhi1), Widya Astuty Lolo1)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Pain is defined as a sensory and emotional experience that associated with tissue damage. The
purpose of this research is to find the analgetic effect of the conferral of kersen leaf extract (Muntingia
calabura L.) peroral in mice which then observed the amount of wriggle after the heat induction. This
study used 15 mice divided into 5 treatment groups as follows: negative control group (CMC), positive
control group (Paracetamol), 0.092 g leaf extract group, 0,184 g leaf extract group and 0.368 g leaf
extract group. The number of mice responses to the pain stimuli observed prior to the administration of
the test solution, and the comparison can be seen between before and after the administration of the test
solution. The observation was performed for 1 minute; the change of mice response was seen at minute of
30, 60, 90, and 120, respectively. The data were analyzed statistically by One-Way ANOVA (Analysis Of
Variance) test in table and graph form.

Keywords: Analgetic, kersen leaf (Muntingia calabura L.), Mus musculus

ABSTRAK

Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui efek analgetik dari pemberian ekstrak daun
kersen (Muntingia calabura L.) peroral pada mencit yang kemudian diamati jumlah geliatnya setelah
diinduksi panas. Penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (CMC), kelompok kontrol positif (Parasetamol), kelompok
ekstrak daun kersen 0,092 g, kelompok ekstrak daun kersen 0,184 g dan kelompok daun kersen 0,368 g.
Jumlah respon mencit terhadap rangsangan nyeri diamati sebelum pemberian larutan uji, dapat dilihat
perbandingan antara sebelum pemberian larutan uji dan sesudah pemberian larutan uji. Pengamatan
dilakukan selama 1 menit, perubahan respon mencit dilihat pada menit ke 30, 60, 90, dan 120. Data
dianalisis secara statistik uji One-Way ANOVA (Analysis Of Variance) bentuk tabel dan grafik.

Kata kunci : Analgetik, Daun Kersen (Muntingia calabura L.), Mus musculus

67
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN namun belum banyak masyarakat yang


memanfaatkannya dikarenakan informasi
Pengobatan dengan menggunakan ilmiah dan bukti manfaat yang menunjang
obat tradisional saat ini sangat populer dan masih kurang.
semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini Menurut Danugroho dan
disebabkan karena disamping harganya Widyaningrum, ekstrak infusa daun kersen
murah dan mudah di dapat juga mempunyai memiliki aktivitas sebagai analgetik, setelah
efek samping yang relatif sedikit. Banyak diujikan pada mencit jantan Ras Swiss.
tanaman disekitar kita belum dimanfaatkan Daun kersen mengandung berbagai senyawa
dengan baik bahkan ada tanaman yang bioaktif yaitu senyawa flavonoid, saponin,
dianggap tidak bermanfaat. Hal ini dapat triterpen, steroid dan tannin (Zakaria, 2007).
terjadi karena keterbatasan informasi kepada Kersen merupakan tanaman buah
masyarakat, untuk itu perlu dilakukan tropis yang mudah dijumpai dan termasuk
pengembangan penelitian ilmiah terhadap dalam family Muntingiaceae. Khasiat kersen
tanaman obat tradisional, sehingga dapat yaitu digunakan untuk menyembuhkan asam
dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi urat, antiseptik, antiinflamasi dan antitumor
kesehatan masyarakat (Dalimartha, 2000). (Prawira et al,2013).
Nyeri dapat diklasifikasikan menjadi Berdasarkan uraian di atas, maka
nyeri akut dan nyeri kronik berdasarkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lamanya nyeri. Nyeri dengan durasi sampai tentang efek analgetik dari ekstrak etanol
7 hari yang biasanya terjadi secara daun kersen (Muntingia calabura L.) pada
mendadak disebut nyeri akut. Nyeri kronik Mencit (Mus musculus).
adalah nyeri dengan durasi lebih dari 7 hari,
bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
(Ikawati, 2011). Nyeri menjadi salah satu METODE PENELITIAN
alasan utama seseorang datang untuk
mencari pertolongan medis karena sebagian Alat dan Bahan
besar penyakit pada tubuh menimbulkan Alat-alat yang akan digunakan
rasa nyeri. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal dalam penelitian ini yaitu kandang
merupakan suatu gejala, yang berfungsi pemeliharaan hewan, sarung tangan, tempat
melindungi tubuh (Prince, 2006). air minum dan makanan hewan, alat-alat
Saat ini minat masyarakat untuk gelas, blender (Philips), pengayak mesh 65,
memanfaatkan kembali tumbuh-tumbuhan oven, timbangan analitik, pisau, sudip,
sebagai obat semakin meningkat. Berbagai kertas saring, pipet ukur, lumpang, alu,
jenis tumbuhan di Indonesia digunakan oleh waterbath, evaporator, stopwatch,
masyarakat sebagai sumber bahan obat alam disposable syringe 3 ml, dan NGT
untuk pengobatan secara tradisional. Salah (nasogastric tube) no. 3,5.
satu tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan obat tradisional adalah daun Bahan penelitian berupa daun kersen,
kersen. Secara empiris daun kersen CMC 1%, etanol 96%, aquades dan tablet
mempunyai khasiat sebagai analgetik, parasetamol 500 mg.

68
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Penyiapan Hewan Uji selama 2 hari kemudian disaring dengan


menggunakan kertas saring diperoleh (filtrat
Hewan uji yang digunakan 2). Filtrat 1 dan 2 di kumpulkan lalu
dalam penelitian ini ialah mencit (Mus diuapkan dengan dengan menggunakan
musculus) jantan dengan berat 15 – 30 rotary evaporator pada suhu 50°C untuk
gram, berumur 2 – 3 bulan dibagi menguapkan pelarut etanol yang terdapat
dalam 5 kelompok terdiri dari 3 ekor dalam filtrat. Hasil penguapan dengan
mencit. menggunakan rotary evaporator dikentalkan
Rancangan Penelitian dengan menggunakan oven pada suhu 40°C.
Dari hasil ekstraksi jumlah ekstrak kental
Penelitian ini menggunakan jenis sebanyak 61,2 g.
penelitian eksperimental laboratorium
dengan menggunakan Mencit (Mus Pembuatan Larutan CMC 1%
musculus) sebagai hewan uji. Dengan Larutan CMC 1% dibuat dengan
perlakuan sebagai berikut : melarutkan CMC 1 g ke dalam 10 mL
- Kelompok 1 :Diberikan suspense aquades panas, aduk sampai mengembang
CMC 1% sebagai kontrol negatif kemudian dihaluskan sampai homogen.
- Kelompok 2 : Diberikan larutan Setelah itu ditambahkan dengan aquades
parasetamol sebagai kontrol positif dengan sampai volume 100 mL.
dosis 1,82 mg
- Kelompok 3, 4, dan 5 : Diberikan Dosis Parasetamol
ekstrak Daun Kersen dengan bervariasi yaitu
0,092 g, 0,184 g, 0,368 g. Tiap tablet parasetamol mengandung
500 mg parasetamol. Nilai konversi dosis
Masing - masing kelompok terdiri parasetamol untuk manusia dengan BB 70
dari 3 ekor mencit yang diaklimatisasi kg pada mencit dengan BB 20 g adalah
terlebih dahulu terhadap lingkungan selama 0,0026. Rata-rata orang Indonesia beratnya
1 minggu. 50 kg, maka dosis untuk mencit adalah :

Prosedur Penelitian =( )
Pembuatan Ekstrak Daun Kersen
= 1,82 mg/20 g mencit
Serbuk daun kersen ditimbang
Dosis Ekstrak Daun Kersen
sebanyak 276,2 g, kemudian direndam
dengan pelarut etanol 96% sebanyak 250 Nilai konversi dosis untuk manusia
mL selama 5 hari terlindung dari cahaya. dengan BB 70 kg pada mencit dengan BB
Selama perendaman tiap hari dilakukan 20 gram adalah 0,0026. Rata-rata orang
pengadukan. Setelah 5 hari dilakukan Indonesia beratnya 50 kg. Dosis daun kersen
penyaringan dengan menggunakan kertas (Muntingia calaburan L.) yang biasanya
saring (filtrat 1). Sisa dari ekstrak tersebut digunakan dalam masyarakat adalah 50 g
kembali diekstrak dengan 200 mL etanol maka dosis untuk mencit adalah :

69
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

= (70/50 x 2,55 g) x 0,0026 1. Sebelum pemberian larutan uji


2. Menit ke-30 setelah pemberian larutan
= 3,57 x 0,0026 uji
= 0,0092 g 3. Menit ke-60 setelah pemberian larutan
uji
Dalam percobaan digunakan 4. Menit ke-90 setelah pemberian larutan
dosis Daun Kersen yang bertingkat : uji
5. Menit ke-120 setelah pemberian
Kelompok P1 = 0,5 x 0,0092 g
larutan uji
= 0,0046 g
Analisis Data
Kelompok P2 = 1 x 0,0092 g
= 0,0092 g Data hasil pengamatan dikumpulkan
dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
Kelompok P3 = 2 x 0,0092 g
analisis statistik dilakukan dengan
= 0,0184 g
menggunakan uji One-Way ANOVA
Pengujian Efek Analgetik (Analysis Of Variance).

Langkah-langkah pengujian efek


analgetik pada hewan uji ialah sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut:
a. Beaker glass dimasukkan kedalam Hasil
waterbath yang berisi air, kemudian
waterbath dipanaskan hingga suhu 55°C, Data hasil penelitian berikut
setelah suhu mencapai 55°C, mencit merupakan data yang didapatkan dari 5
dimasukkan kedalam beaker glass kelompok hewan uji yang masing – masing
tersebut. kelompok terdiri dari 3 ekor mencit.
b.Setelah mencit ada didalam beaker glass
maka responnya diamati, yaitu berupa
gerak menjilat kaki dan atau melompat.
Pengamatan dilakukan selama 1 menit.
c. Kepada masing-masing kelompok mencit
diberikan larutan ekstrak, larutan kontrol
positif dan CMC 1% sebagai kontrol
negatif. Mencit lalu diistirahatkan untuk
diamati kembali pada menit ke-30.
d.Pengamatan dilakukan hingga menit ke-
120, dengan interval waktu 30 menit untuk
setiap pengamatan.
e. Pengamatan dilakukan sebanyak 5 kali,
yaitu :

70
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Tabel 1. Total rata – rata respon mencit pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif dan
kelompok perlakuan (ekstrak etanol daun kersen) dosis 0,092 g, 0,184 g, dan 0,368

Jumlah Respon Mencit Sebelum dan Setelah Perlakuan


Kelompok Sebelum Setelah Perlakuan
Perlakuan Perlakuan Menit ke-30 Menit ke-60 Menit ke-90 Menit ke-120

K (-) 33,3 31,6 32,6 25,6 29


K (+) 26 23,6 19,3 17,3 12,3
P1 31,3 29 23,3 21 14,6
P2 30,6 27,3 25,6 18,3 16
P3 32,6 29,6 27,3 25,3 19
Keterangan :
K (-) : Kelompok kontrol negatif
K (+) : Kelompok kontrol positif
P1 : Kelompok ekstrak daun kersen 0,092 g
P2 : Kelompok ekstrak daun kersen 0,184 g
P3 : Kelompok ekstrak daun kersen 0,368 g

35

30

25
Kontrol Negatif
20 Kontrol Positif
Ekstrak 0,092 g
15
Ekstrak 0,184 g

10 Ekstrak 0,368 g

0
T0 T1 T2 T3 T4

Gambar 3. Grafik rata-rata penurunan respon mencit

Keterangan :
T0 : Waktu sebelum perlakuan
T1 : Waktu pemberian pada menit ke 30 dari T0
T2 : Waktu pemberian pada menit ke 60 dari T0
T3 : Waktu pemberian pada menit ke 90 dari T0
T4 : Waktu pemberian pada menit ke 120 dari T0

71
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Pembahasan terhadap suhu 30 - 45°C dan suhu diatas


45°C mulai terjadi kerusakan jaringan akibat
Penelitian ini menggunakan 15 ekor panas dan sensasinya berubah menjadi nyeri.
mencit yang dibagi dalam 5 kelompok Nyeri ini disebabkan oleh stimulus panas
perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif, yang merangsang reseptor nyeri yang
kelompok kontrol positif dan kelompok sensitif terhadap suhu panas atau dingin
ekstrak dengan dosis yang bertingkat. yang ekstrim yaitu reseptor termosensitif
Masing – masing kelompok terdiri dari 3 (Guyton, 1994).
ekor mencit. Sebelum dilakukan perlakuan,
mencit dipuasakan terlebih dahulu selama 8 Rangsang nyeri yang diberikan pada
jam, hal ini dilakukan untuk mengosongkan penelitian ini menggunakan metode induksi
lambung mencit karena efek obat nyeri cara termik dengan cara memasukkan
berlawanan terhadap adanya makan. Jumlah mencit kedalam beker gelas yang
respon mencit terhadap rangsangan nyeri dipanaskan diatas waterbath dengan suhu
diamati sebelum pemberian zat uji, agar 55°C dan mencit akan memberikan respon
dapat dilihat perbandingan antara sebelum dalam bentuk menjilat kaki atau meloncat.
dan setelah pemberian zat uji. Pemberian zat Efek analgetik dapat ditujukan dengan
uji dilakukan per oral menggunakan berkurangnya jumlah respon mencit dalam
disposable syringe 3 mL dan NGT bentuk menjilat kaki atau meloncat.
pediantrik no. 3,5.
Pada ekstrak daun kersen dan
Proses ekstraksi dilakukan dengan cara parasetamol dalam pengujian efek analgetik
maserasi dengan menggunakan etanol 96%. pada mencit ini menggunakan suspensi
Sampel berupa Daun Kersen dibersihkan CMC untuk mensuspensikan ekstrak daun
menghasilkan 1200 g sampel daun kersen kersen dan mempermudah pemberian
basah, kemudian dikeringkan dengan ekstrak pada hewan uji. Perlakuan kontrol
diangin-anginkan selama 5 hari kemudian di negatif dalam pengujian menggunakan
oven pada suhu 40°C, lalu ditimbang larutan CMC 1 % sebagai pembanding.
menghasilkan berat kering 276,2 g.sampel
yang telah kering diblander lalu diayak Pada kelompok kontrol negatif yang
dengan ayakan mesh 65. diberikan CMC 1 % menunjukkan rata –
rata jumlah respon hewan uji antara sebelum
Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan setelah pemberian CMC bervariasi.
ada tidaknya efek analgetik dari suatu bahan Namun jumlah penurunan rata – rata respon
alam terdapat hewan uji yang diberikan mencit pada kontrol negatif menunjukkan
rangsangan nyeri. Rasa nyeri disebabkan penurunan rata – rata jumlah respon yang
oleh rangsangan mekanik atau kimiawi, paling sedikit diantara kelompk kontrol
panas atau listrik yang dapat menimbulkan lainnya. Hal ini disebabkan karena pada
kerusakan jaringan dan melepaskan zat yang kontrol negatif tidak terkandung zat aktif
disebut mediator nyeri (Tjay, 2007). Pada yang dapat mengurangi nyeri.
suhu 45°C seseorang mulai merasakan sakit
dan reseptor panas mempunyai respon
72
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Paracetamol merupakan sebuah Pada kelompok kontrol positif yang


golongan obat analgetik non-opioid yang diberi parasetamol, menunjukkan terjadi
telah digunakan sejak tahun 1950an, serta penurunan respon rata – rata hewan uji
juga digunakan sebagai obat antipiretik dan terhadap rangsangan nyeri. Efek analgetik
telah menjadi terapi lini pertama untuk dari kontrol positif mulai terlihat menurun
terapi demam dan nyeri. Parasetamol juga sampai akhir pengujian pada menit ke-120.
digunakan dalam dunia kedokteran sebagai Hasil pengujian pada kelompok perlakuan
obat untuk meredakan nyeri, yaitu yang diberi dosis berbeda menunjukkan
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. adanya efek analgetik ekstrak etanol daun
Begitu juga dalam kedokteran anastesi, kersen pada hewan uji. Hal ini terlihat dari
parasetamol mulai banyak digunakan penurunan rata – rata respon nyeri dari
terutama untuk pereda rasa nyeri akut pasca hewan uji sebelum perlakuan.
operasi. Parasetamol merupakan analgetik
yang telah terbukti efek analgetik dan Kelompok ekstrak daun kersen
antipiretiknya, demikian pula dengan dengan dosis 0,092 g hasil menunjukkan
keamanannya. adanya penurunan respon mencit pada menit
ke-30 dan terus mengalami penurunan
Semua obat analgetik non opioid hingga pada menit ke-120 efek analgetik
bekerja melalui penghambatan mulai hilang. Ini menunjukkan bahwa dosis
siklooksigenase. Parasetamol menghambat ekstrak daun kersen 0,092 g memiliki efek
siklooksigenase sehingga konversi asam analgetik. Kelompok ekstrak daun kersen
arakhidonat menjadi prostaglandin dengan dosis 0,184 g menunjukkan
terganggu. Setiap obat menghambat penurunan respon pada menit ke-30 dan
siklooksigenase secara berbeda. Parasetamol terus mengalami penurunan pada menit ke-
menghambat siklooksigenase pusat lebih 60 hingga menit ke-120. Ini menunjukkan
kuat dari pada aspirin, inilah yang bahwa ekstrak daun kersen 0,184 g memiliki
menyebabkan Parasetamol menjadi obat efek analgetik. Kelompok ekstrak daun
antipiretik yang kuat melalui efek pada pusat kersen dengan dosis 0,368 g menunjukkan
pengaturan panas. Parasetamol hanya bahwa hewan uji mengalami penurunan
mempunyai efek ringan pada respon pada menit ke-30 dan terus
siklooksigenase perifer. Inilah yang mengalami penurunan pada menit ke-60, 90
menyebabkan Parasetamol hanya hingga menit ke 120.
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri
ringan sampai sedang. Parasetamol tidak Dari hasil penelitian tersebut
mempengaruhi nyeri yang ditimbulkan efek menunjukkan ekstrak daun kersen dengan
langsung prostaglandin, ini menunjukkan dosis 0,092 g, 0,184 g, 0,368 g memiliki
bahwa parasetamol menghambat sintesa efek analgetik pada mencit. Ekstrak etanol
prostaglandin dan bukan blokade langsung daun kersen yang diberikan memiliki efek
prostaglandin (Gunawan, 2009). analgetik karena kandungan flavonoid.
Flavonoid berperan sebagai analgetik yang

73
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

mekanisme kerjanya menghambat kerja DAFTAR PUSTAKA


enzim siklooksigenase (Suryanto, 2012).
Ansel, Howard, C. 1989. Pengantar Bentuk
Hasil pengamatan yang dilakukan pada Sediaan Farmasi Edisi Keempat,
mecit yang diinduksi secara termik, terlihat Penerbit Universitas Indonesia (UI-
bahwa tidak semua mencit menunjukkan Press), Jakarta.
respon yang sama. Ketidaksamaan tersebut
antara lain, ada yang memberikan respon Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat.
lompatan atau hanya berupa jilatan atau Yogyakarta : Gadjah Mada
keduanya dan jumlah respon mencit yang University PRESS. Yogyakarta.
berbeda-beda sebelum perlakuan. Hal ini Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi
disebabkan karena nyeri bersifat subjektif, III. Departemen Kesehatan
sehingga respon setiap individu tidak sama Republik Indonesia. Jakarta.
saat merasakan nyeri (Guyton,1994).
Anonim. 2000. Informasi Obat Nasional
Pada uji BNT (beda nyata terkecil) Indonesia. Direk Jendral
rata-rata kelompok perlakuan untuk sebelum Pengawasan Obat dan Makanan.
dan sesudah perlakuan pada menit ke-30, 60, Depkes RI. Indonesia.
90, dan ke-120 adalah pada kontrol negatif
(30,36), kontrol positif (19,70), dosis 0,092 Bhant, S, V., B. A. nagasampangi and S.
g (23,84) dosis 0,184 g (23,56) dan dosis Meenakshi. 2009. Natural Products
0,368 g (26,76). Hasil analisis statistik uji : Chemistry and Applicotion.
Anova (Lampiran 9) total respon mencit Narosa Publishing House, New
sebelum dan sesudah perlakuan (menit ke- Delhi, India.
30, 60, 90 dan 120) pada kelompok kontrol
Dalimartha, Setiawan. (2000). Atlas
negatif, positif dan kelompok perlakuan
tumbuhan obat Indonesia (jilid II).
(ekstrak daun kersen) menunjukan ada
Jakarta: Trubus Agriwidia.
perbedaan diantara perlakuan.
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Dorland
KESIMPULAN
Edisi 29. EGC. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Gunawan, Aris. 2009. Perbandingan Efek
disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun
Analgesik antara Parasetamol
kersen (Muntingia calabura L.) dengan
dengan Kombinasi Parasetamol
dosis 0,092 g, 0,184 g, dan 0,368 g memiliki
dan Kafein pada Mencit. Jurnal
efek analgetik pada mencit (Mus musculus).
Biomedika, Volume 1, Nomor 1.
SARAN
Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafrialdi,
Perlu dilakukan penelitian lebih Elysabeth, editor. 2008.
lanjut mengenai penentuan dosis minimum, Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
dosis maksimum dan dosis toksik ekstrak Departemen Farmakologi dan
daun kersen (Muntingia calabura L.)

74
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 7 No. 3 AGUSTUS 2018 ISSN 2302 - 2493

Terapeutik Fakultas Kedokteran Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia dalam


Universitas Indonesia. Jakarta. Farmasi. Institut Teknologi
Bandung. Bandung
Guyton, A.C. 1994. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Terjemahan K.A. Steenis C. G. G. J,. S. Bloembergen., P. J.
Tengadi EGC. Jakarta. Eyma. Flora. Cetakan ke sepuluh
PT. pradya pramita : Jakarta. 2005
Guyton, A dan Hall, J. 1997. Fisiologi
Kedokteran Edisi ke-9. Penerbit Sukandar, dkk. 2008. ISO Farmakologi.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. PT.ISFI. Penerbit Jakarta.

Harborne, J, B., 1987, Metode Fitokimia; Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku
Penemuan Cara Modern Panduan Kuliah Mahasiswa
Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedokteran dan Program Strata 1
kedua, penerbit ITB, Bandung. Fakultas Bioekssakta. EGC. Jakarta.

Hayes, E.R dan Kee, J.L. 1993. Suryanto, Edi. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Farmakologi. WB Saunders PMN, Surabaya.
Company.
Tjay, T.H. & Rahardja, K. 2007. Obat-obat
Hardono, Joko. 1997. Obat Tradisional Penting. Edisi Keenam, 570-572.
Dalam Zaman Teknologi. Majalah PT. Elexx. Media Komputindo.
Kesehatan Masyarakat Jakarta.

Ikawati, Z. 2011. Farmakoterapi Tjay, T.H., dan Rahardja, K. 2002. Obat-


Penyakit Sistem Saraf Pusat. Bursa obat Penting Khasiat Penggunaan
Ilmu. Yogyakarta. Dan Efek-efek Sampingnya Edisi Ke
Lima. PT Alex Komputindo.
Katzung, B.G. 2011. Farmakologi Dasar Jakarta.
dan Klinik Edisi 10. EGC. Jakarta.
Verdayanti. 2009. Uji Efetivitas Jus Buah
Malole, M.B.M. and Pramono, C. S. U. Kersen (Muntingia calabura L.)
1989. Pengantar Hewan-hewan Terhadap Penurunan Kadar
Percobaan di Laboratorium. IPB Glukosa Darah Pada Tikus Putih
Mutshler, E. 1991. Dinamika Obat : Buku (Rattus Norvegicus). Department of
Ajar farmakologi dan Toksikologi. Biology. UMM
Penerjemah : Widianto, M. dan A.S. Zakaria, Z. A. 2007. Free Radical
Kanti. ITB. Bandung Scavenging Activity of Some
Price, S.A., Wilson I.M. 2006. Patofisiologi Plants Available in
Konsep Klinis Proses-proses Malaysia.Iranian Journal Of
Penyakit Edisi 6. EGC. Jakarta. Pharmacoglogy & Therapeutics. 6:
Hal 87-91.

75

Anda mungkin juga menyukai