3 Interaksi Obat
2.3.1 Definisi
Interaksi obat adalah salah satu permasalahan utama bagi pasien. Interaksi obat terjadi
ketika aktivitas kerja dari dua obat atau lebih saling tumpang tindih, sehingga efek satu obat
akan mempengaruhi obat lainnya (Farhaty dan Sinuraya, 2018). Sedangkan menurut Gitawati
(2008) interaksi obat terjadi ketika efek suatu obat (index drug) berubah akibat adanya obat
lain (precipitant drug), makanan, atau minuman. Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang
memang dikehendaki (Desirable Drug Interaction), atau efek yang tidak dikehendaki
(Undesirable/Adverse Drug Interactions) yang lazimnya menyebabkan efek samping obat
dan/atau toksisitas karena meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya
menurunnya kadar obat dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal.
Beberapa obat sering diberikan secara bersamaan pada penulisan resep, maka mungkin
terdapat obat yang kerjanya berlawanan. Obat pertama dapat memperkuat atau memperlemah,
memperpanjang atau memperpendek kerja obat kedua. Interaksi obat harus lebih diperhatikan,
karena interaksi obat pada terapi obat dapat menyebabkan kasus yang parah dan tingkat
kerusakan-kerusakan pada pasien, dengan demikian jumlah dan tingkat keparahan kasus
terjadinya interaksi obat dapat dikurangi (Mutschler, 1991).
Kejadian interaksi obat yang mungkin terjadi diperkirakan berkisar antara 2,2%
sampai 30% dalam penelitian pasien rawat inap di rumah sakit, dan berkisar antara 9,2%
sampai 70,3% pada pasien di masyarakat. Kemungkinan tersebut sampai 11,1% pasien yang
benar-benar mengalami gejala yang diakibatkan oleh interaksi obat (Fradgley, 2003).
3. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem
reseptor, tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang aditif,
sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar plasma ataupun profil
farmakokinetik lainnya. Interaksi farmakodinamik umumnya dapat diekstrapolasikan ke
obat lain yang segolongan dengan obat yang berinteraksi, karena klasifikasi obat adalah
berdasarkan efek farmakodinamiknya. Selain itu, umumnya kejadian interaksi
farmakodinamik dapat diramalkan sehingga dapat dihindari sebelumnya jika diketahui
mekanisme kerja obat tersebut.
Pustaka
Farhaty, Naeli dan Sinuraya, R. Kurnia. 2018. Risiko Peningkatan Efek Samping
Terhadap Interaksi Obat Warfarin Dengan Antibiotik. Farmaka 16(2): 205-213.
Fradgley, S. 2003. Interaksi obat dalam Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Jakarta: Gramedia.
Gitawati, Retno. 2008. Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya. Media Litbang
Kesehatan. 18(4): 175-184.
Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat Edisi V. Bandung: Penerbit ITB.