Anda di halaman 1dari 2

Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) dapat dipanen setelah berumur 4 tahun dari waktu tanam.

Masa panen yang tepat saat daun masih muda atau belum mati secara fisiologis (masih hijau).
Kualitas pemetikan teh dipengaruhi oleh waktu pemetikan (Setyamidjaja, 2000). Waktu pemetikan
dengan gilir dan hanca petik yang tepat akan menghasilkan produksi yang optimal. Ketinggian tempat
akan mempengaruhi gilir petik dan waktu pemetikan tanaman teh. Mutu hasil teh bukan hanya
ditentukan oleh ketinggian tempat tumbuh teh, melainkan dipengaruhi oleh sistem pemetikan (Johan
dan Dalimoenthe, 2009).

Cara panen teh

Terdapat tiga macam petikan teh

a.       Petikan jendangan
Petikan pertama setelah pangkasan untuk membentuk bidang petik agar datar dan rata.

b.      Petikan produksi
Dilakukan setelah petikan jendangan. Cara pemetikannya sebagai berikut :
1.       Semua tunas yang melewati bidang petik dan memenuhi rumus petik harus diambil, tunas yang
melewati bidang petik tetapi belum memenuhi rumus petik dibiarkan.
2.       Tunas yang terlalu muda harus diambil
3.       Semua pucuk burung diambil
4.       Tunas cabang yang menyamping dan tingginya tidak lebih dari bidang pangkas dibiarkan.

c.       Petikan gandesan
Dilakukan di kebun yang akan dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat
rumus petik. Periode pemetikan ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas,
ketinggian tempat, iklim, dan kesehatan tanaman. Pucuk teh dipetik dengan frekuensi 6-12 hari.
Teh hijau jepang dipanen dengan frekuensi 55 hari sekali. Produksi teh mencapai 200 kg berat
kering/tahun.

Waktu memetik teh, jangan menggenggam pucuk terlalu banyak. Pucuk hasil petikan
ditempatkan di dalam keranjang 10 kg yang digendong di atas punggung. Waring (keranjang
bambu) digunakan untuk menampung hasil petikan dengan ukuran minimal 150 cm x 160 cm
dengan daya muat 20 kg (maksimum 25 kg). Tempatkan waring dalam keadaan terbuka dan
tidak ditumpuk di tempat teduh (di los).
Pucuk teh yang digunakan sebagai bahan baku pengolahan terdiri dari tangkai dan daun  muda.
Kandungan utama yang terdapat pada pucuk teh adalah polifenol oxidase . Pucuk teh yang
digunakan dalam pengolahan teh yang utuh, berwarna hijau dan segar.
Agar pucuk teh bermutu tinggi, perhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Jalur penanganan harus dipersingkat, artinya pemindahan pucuk dari satu wadah ke wadah
yang lain seminal mungkin
b.      Jangan meninggalkan pucuk terlalu lama di kebun, angkat pucuk yang telah dipetik ke pabrik 2-3
hari
c.       Gunakan pengemasan yang kokoh, seperti bambu dan kontiner
d.      Isilah wadah secara longgar dengan timbunan ideal 25 kg pucuk tiap meter persegi luasan dan
tebal hamparan 30 cm
e.      Berikan aerasi (udara) yang cukup
f.        Usahakan pucuk secepatnya tiba di pabrik.

Perajangan :
Sc : http://blog.pasarpetani.com/2013/01/panen-dan-pasca-panen-teh-camellia.html

Setyamidjaja, D. 2000. Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen Tanaman Teh. Yogyakarta (ID):
Kanisius. Walpole RE. 1992. Pengantar Statistika Ed ke–3. Sumantri B, penerjemah. Jakarta (ID): PT
Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Introduction to Statistics 3rd edition. 515 halaman.

Dalimoenthe, S.L. 1999. Implikasi pemetikan secara mekanis terhadap produksi, mutu hasil olahan,
dan kesehatan tanaman teh. Di dalam: Pusat Penelitian Teh dan Kina, editor. Prosiding Pertemuan
Teknis Teh Nasional 1999; Bandung, Indonesia. Bogor (ID): PPTK. hlm 229 – 232.

Anda mungkin juga menyukai