“INJEKSI AMINOPHILLIN”
DOSEN PENGAMPU :
1. Saidah 22164769A
2. Ayudia Cipta Khairani 23175262A
3. Septiani Devi Saraswati 23175271A
4. Lutvi Setia Prajindra 23175272A
5. Atika Cahyani Pratiwi 23175273A
6. Eva Fitriana 23175274A
FAKULTAS FARMASI
SURAKARTA
2020
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui,memahami,menguasai dan mampu
mengimplementasikan teori, konsep dan prinsip formulasi sediaan steril.
2. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan cara membuat sediaan injeksi
aminophylline
Alat Bahan
Vial/Flakon NaCl
Kaca Arloji
Menyiapkan peralatan yang digunakan. Menara botol yang akan digunakan sebanyak
10,5 ml. Botol ditutup kertas perkamen ditali kenur dibagian atasnya, kemudian
dioven 1700C selama 30 menit. Sterilisasi karet tutup botol menggunakan autoklaf.
Membuat aquadest steril dengan cara, direbus di erlenmeyer yang bagian atasnya
ditutup kapas yg dibungkus kaca steril selama 15 menit.
Melarutkan NaCl di beaker glass dengan aquadest steril sebanyak 5 ml, Aminophillin
kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass. Pindahkan ke gelas ukur untuk di
tambahkan aquadest steril sampai 12 ml.
Menyaring larutan yang sudah jadi dengan kertas saring steril. Saringan pertama
disisihkan ( 0,5 ml ), saringan kedua ditampung ke dalam flakon yang sudah
dikalibrasi dan steril. Mensterilkan obat dengan sterilisasi basah dengan autoklaf
1210C selama 15 menit.
Melakukan uji kebocoran, injeksi aminophillin yang telah di sterilisasi, direndam ke
dalam larutan methylen blue di dalam beaker glass. Amati apakah ada cairan yang
masuk kedalam flakon.
Melakukan uji kejernihan, dengan cara botol di terawang ke tampat yang disinari
lampu. Amati apakah ada partikel asing misalnya serat atau pecahan kaca.
V. DATA PENGAMATAN
Formula Injeksi Aminophillin :
R/ Aminophillin 2,4%
Aquadest Steril 10 ml
m.f.Injeksi Isotonis
0,52−(2,4 𝑥 0,098)
B= 0.576
= 0.0049
Hasil Uji
Uji pH Uji Kebocoran Uji Partikel Asing
9.5 (-) (-)
(memasuki range) (tidak bocor) (tidak ada partikel (jernih))
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara
pembuatan injeksi aminophylin 2,4 %, injeksi merupakan sediaan steril (benar-benar
harus terbebas dari mikroorganisme), dimana sediaan tersebut disuntikkan melalui
perusakan pertahanan tubuh (merobek jaringan kulit) atau melalui kulit atau melalui
selaput lendir. Pada pembuatan injeksi aminophylin digunakan air bebas CO2. Air
bebas CO2 digunakan agar stabilitas dari sediaan yang dibuat terjaga, jika digunakan
aquadest biasa yang mengandung CO2 akan menyebabkan masuknya gas CO2, ke
pembuluh darah sehingga pembuluh darah akan mengalami nekrosis (kerusakan
jaringan.). Pada percobaan ini digunakan cara sterilisasi dengan pemanasan basah yaitu
autoklaf (uap jenuh). Pada percobaan ini dilakukan beberapa uji yaitu, uji Ph, uji
kebocoran, uji partikel asing. Uji Ph untuk mengetahui nilai ph dari sediaan yang dibuat
apakah bersifat netral, asam atau basa. pH yang asam/basa menyebabkan jaringan
mengalami iritasi dan dapat menimbulkan rasa sakit saat disuntikkan. Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa injeksi aminophylin memiliki pH sebesar 9,5. Depkes RI
(1979:83) menyatakan bahwa injeksi aminophylin memiliki sifat asam basa dengan ph
9,2-9,6. Dan uji kebocoran bertujuan untuk menentukan apakah ampul yang dipakai
berada pada keadaan yang baik ( tidak retak, tidak ada celah). Uji kebocoran dilakukan
dengan cara merendam ampul dalam methylen blue, jika ampul bocor maka larutan
ampul yang semula jernih berubah menjadi biru. Ampul yang bocor memungkinkan
obat keluar dari ampul yang menyebabkan dosis berkurang sehingga bisa mengurangi
efek dari obat dan ampul yang bocor menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat tidak
steril karena mikroorganisme mudah masuk. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa
tidak terdapat kebocoran pada ampul yang digunakan. Selanjutnya uji partikel asing,
sediaan yang mengandung partikel asing menunjukkan jika larutan yang dibuat sudah
terkontaminasi oleh partikel asing yang ditunjukkan dengan adanya ketidak jernihan
dan dan kekeruhan pada larutan. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa injeksi
aminophylin yang dibuat tidak terdapat partikel asing yang menunjukkan bahwa jika
sediaan yang digunakan tidak menimbulkan penyumbatan pembuluh darah dan rasa
nyeri.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa injeksi
aminophylin yang telah dibuat dapat dikatakan baik karena memenuhi evaluasi yang
dilakukan seperti uji pH yang menghasilkan pH 9,5 masih dalam rentang yang
ditetapkan, uji kebocoran yang didapatkan pada sediaan tidak terjadi kebocoran, serta
uji partikel asing yang menunjukkan bahwa tidak terdapat parikel asing pada sediaan.
Dari hasil evaluasi, sediaan injeksi aminophylin yang telah dibuat dikatakan aman
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Aakanksha, Bhandari et al, 2010, “An Overview On Pyrogen Reduction Methods”, Journal of
Pharmacy : December 2010, pp.57-61.
Anief, Moh, 1993, Farmasetika, UGM Press, Yogyakarta., 1997, Ilmu Meracik Obat, UGM
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta., 1995, Farmakope
Indonesia Edisi V, Depkes RI, Jakarta.
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S, 1988, Dasar - Dasar Mikrobiologi 2, UI Press, Jakarta.
Press, Jakarta.
Sunaryo, 1980, Obat Perangsang Susunan Saraf Pusat dan Farmakologi dan Terapi, Jakarta.