FISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI
WANITA
Oleh : Pesta Corry S. Dipl.Mw SKM M.Kes
HAND OUT
Mata Kuliah : Biologi Reproduksi
Topik :Anatomi Reproduksi
Sub Topik : Reproduksi Wanita & Pria
Daftar Rujukan
1.W.F.Ganong Buku Ajar Anatomi Fisiologi Kedokteran
2. JNPK.Buku panduan Praktis Maternal & Neonatal
1. Tanpa melihat gambar Mhs dapat
menyebutkan gambar Anatomi
Reproduksi wanita bagian luar dan
bagian dalam
2. Tanpa melihat Handout Mhs mampu
menjelaskan Proses Kehamilan
Terdiri alat / organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak dalam rongga panggul.
Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi
Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum,
transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan
fetus, kelahiran.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan /
dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin /
steroid dari poros hormonal thalamus –
hipothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium.
Selain itu terdapat organ/sistem
ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi
oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah
tertentu, pigmen dan sebagainya.
GENITALIA EKSTERNA
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae
externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.
4. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora,
tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan
ujung serabut saraf.
5. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di
bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang
tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris.
Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf,
sangat sensitif.
6. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah
fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari
sinus urogenital.
Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae
externum, introitus vaginae, ductus glandulae
Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
7. Introitus / orificium vagina
1. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir,
dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat
implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi
dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan.
Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan
serviks uteri.
2. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis
(berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars
supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos,
jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin.
Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis
uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar,
arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang
ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat
melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior,
setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
3. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah
lapisan muskular/miometrium berupa otot polos
tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot
longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus
haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan
fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan
serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita (gambar).
4. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum
uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
5. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri
hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica
cabang aorta abdominalis.
6. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus
Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14
cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa,
muskular (longitudinal dan sirkular) serta
mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica,
pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan
dinding yang berbeda-beda pada setiap
bagiannya (gambar).
7. Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat
sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.
10. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai
jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari
korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel
menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan
terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum),
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka
interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui
perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang
dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi
dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
CATATAN :
Letak / hubungan anatomik antara organ2
reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2
sekitarnya di dalam rongga panggul (rektum,
vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb),
vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca
sendiri.
KONSEP DASAR NIFAS
Menjelaskan Pengertian Nifas
Menjelaskan TujuanAsuhan Masa Nifas
Menjelaskan Peran dan Tanggung jawab
bidan pada masa nifas
Menjelaskan Tahapan masa nifas
PENGERTIAN MASA NIFAS
Menurut MacDonald 1995
Masa Nifas adalah Merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah kelahiran yang
meliputi mingu2 berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali kekeadaantidak
hamil normal
Menurut Pusdiknakes
Masa nifas adalah Masa dimulai beberapa jam
sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan
NEXT
Menurut Varney,H(2007) Masa antara
kelahiran plasenta dan membran yang
menandai berakhirnya periode Intrapartum
sampai waktu menuju kembalinya sistem
reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak
hamil
Menurut Sarwono (2005) Masa nifas adalah
dimulai setelah partus dan berakhir kira-
kira setelah 6 minggu,akan tetapi seluruh
alat genitalia baru pulih kembali sebelum
waktu 3 bulan
TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
1.Menjaga kesehatan Ibu dan bayinya baik
fisik maupun Psikologis
2. Melaksanakan Screaning secara
komprehensif,deteksi dini,mengobati atau
merujuk jika terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayi
3.Memberi pendidikan kesehatan tentang
keperawatan kesehatan diri,
Nutrisi,KB,Manfaat Menyusui,pemberian
immunisasi dan
TAHAPAN MASA NIFAS
1.Puerperium Dini adalah Masa pemulihan
dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan
2.Puerperium Intermedial Suatu masa
dimana kepulihan dari organ –organ
reproduksi selama kurang dari 6 minggu
3.Remote Puerperium Waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat kembali
dalam keadaan sempurna terutama ibu
selama hamil atau waktu
persalinanmengalami komplikasi
KEBIJAKAN PROGRAM PEMERINTAH
DALAM ASUHAN MASA NIFAS
Kunjungan Pertama (6-8 Jam Setelah Persalinan )
1.Mencegah terjadinya Perdarahan masanifas
oleh karena Atonia Uteri
2.Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan ,rujuk jika perdarahan berlanjut
3. Memberikan Konseling pada keluarga bagai
mana mencegah perdarahan masa nifas
4.Pemberian Asi Awal 1 jam setelah Inisiasi
Menyusui Dini berhasil dilakukan
5.Melakukan Hubungan Antara Ibu dan Bayi
6.Menjaga bayi tetap sehat dgn cara mencegah
Hypotermi
KUNJUNGAN KE DUA.(6 HARI
SETELAH PERSALINAN
1. Memastikan involusio uteri berjalan
normal,uterus berkontraksi,Fundus dibawah
Umblikus,tdk ada Perdarhan dan Tdk berbau
2. Menilai adanya tanda 2 demam,infeksi dan
perdarahan Abnormal
3.Memastikan Ibu menyusui dengan baik dan
Susu:
cairan dengan komposisi khas untuk menjamin
pertumbuhan optimal pada tiap spesies
Manusia:
memiliki kelenjar susu: sepasang payudara
Letak: dibawah kulit, tertanam dalam jaringan
penunjang dan lemak di atas otot dada depan.
BENTUK LUAR
PAYUDARA
a a : korpus mammae
c b : areola
b c : papilla mammae
BENTUK & UKURAN PAYUDARA
BENTUK LUAR PAYUDARA
a. Korpus mammae:
stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh
darah, syaraf, getah bening
parenchym: kelenjar susu, terdiri dari
duktus, duktulus, lobus, lobulus, alveolus
b. Areola:
daerah yang hiperpigmentasi, di dalam
daerah ini saluran susu melebar (sinus
laktiferus)
BERMACAM BENTUK PUTING
SUSU
c. Papilla mammae:
Normal Pendek muara pengeluaran
susu, terdiri dari
jaringan erektil, dan
ujung saraf sensoris.
Panjang Terbenam/Terbalik
Refleks prolaktin
PROLACTIN OXYTOXIN
dalam darah dalam darah
Nervus Nervus
Vagus Vagus
Refleks aliran
(A) (B)
REFLEK REFLEK
PROLACTIN LET-DOWN
REFLEKS PENTING PADA PROSES LAKTASI
Response
(drops of milk)
Breast receptor
Mekanisme mengisap
dot dan areola:
berbeda, bingung
puting.
Dot:
- terutama otot bibir dan pipi keluarnya susu
tergantung kemiringan botol dan besarnya
lubang dot
- Tidak memerlukan hispan yang kuat tetapi
perlu menjaga agar tidak tersedak
POSISI LIDAH SAAT MENYUSU
Posisi Benar
POSISI LIDAH SAAT MENYUSU
Posisi Salah
Perinasia - Th. 2005
PENUTUP
85% ibu berhasil menyusui sendiri dengan
baik.
97% berhasil dengan bantuan teknik yang
benar.
Susui bayi sedini mungkin prolaktin ASI
Jangan berikan “prelacteal feed”
ASI eksklusif dan tanpa jadwal.
THE END
SISTEM REPRODUKSI
PRIA
pubis
Gland penis
GENITALIA EKSTERNA
• SKROTUM
• Kantung yang berisi testis
• Terdiri dari lapisan luar kulit yang tebal dengan
sejumlah kelenjar lemak dan keringat
• Fungsi :
• sebagai penyangga bagi testis
• Regulasi temperatur
PENIS
Organ untuk kopulasi
Terdiri dari 2 corpus cavernosum dan corpus
spongiosum
Corpus cavernosum penis : disebelah
dorsal,dibungkus t.albugenia tebal ± 0,5 mm, ketika
ereksi tersusun o/ serabut kolagen sirkuler (sblh dlm)
dan longitudinale (luar)
Struktur Dalam:
A. Septa : mrpk perluasan T. albugenia,membagi testis
mjd ± 250 lobulus
B. Lobulus : t.d 1-4 tubulus seminiferus → eksokrin dan
jaringan ikat longgar diantara tubulus tdpt
endocrynocytus interstitialis ( Leydig) → endokrin
Epididymis
1. Vesikula Seminalis
2. Glandula Prostata
3. Kelenjar Bulbo uretral
4. Kelenjar Littre
FUNGSI-FUNGSI KELENJAR
AKSESORIS
1. Sekret Vesikula Seminalis
fruktosa (sumber energi spermatozoa) untuk
motilitas dan Flavin (forensik) mendeteksi adanya
semen
2. Sekret Glandula Prostata
asam sitrat (proses likuifikasi ejakulat dan
memelihara keseimbangan osmotik plasma semen),
spermin,spermidin, IgA dan IgG (menstimulasi
kehidupan spermatozoa)
3. Kelenjar Bulbouretra ( Kelenjar Cowperi) dan
4. Kelenjar Littre ( kelenjar uretra) : membasahi
bagian pangkal uretra.
SPERMATOGENESIS
1. Fase proliferasi : saat pubertas sel
primordial mitosis menghasilkan
spermatogonia
2. Fase Pertumbuhan : spermatogonia
menjadi spermatocytus primarius
3. Fase Pematangan : spermatocytus
primarius bermeiosis I menjadi
secundaris, bermeiosis ke II menjadi
spermatidium kromosom (haploid) 23,
XY atau XX
4. Fase Transformasi : spermatid menjadi
spermatozoon Spermiogenesis
TESTOSTERON:
1.diperlukan dalam proses pembentukan sperma
(spermatogenesis)
2. Turut menentukan pematangan organ reproduksi
dan sifat seks sekunder : kumis, jenggot, rambut
dada, suara dan libido
Air mani sperma dan plasma semen.
sperma : kecebong, panjang 50 mikron, 20 juta/ml,
bergerak aktif 8-24 jam
semen : 2-6 ml, bau bunga akasia, warna putih keruh
EREKSI, KENAPA BISA TERJADI ?
Adanya enzim cGMP otot polos menjadi rilex aliran
darah semakin cepat tabung-tabung mengembang
PDE5 sebagai penghancur pesta ereksi, yang memecah
cGMP
Fase ereksi :
Fase lemas (flasid)
Fase pengisian darah
Fase Tumesensi (pembesaran)
Fase ereksi
Fase Rigid
Fase detumesensi
PERBEDAAN OOGENESIS DAN
SPERMATOGENESIS
1.Spermatogenesis berlangsung setelah akil
balig sampai seumur hidup sedangkan
oogenesis dimulai semenjak embrio,
terhenti sebagian waktu lahir dan
dilanjutkan sampai akil balig sampai
menopause
2. Spermatogenesis tidak memiliki siklus
sedangkan oogenesis memiliki siklus
(menstruasi)
SISTEM HORMON REPRODUKSI PRIA
Hormon:
Substansi kimia yang disekresi oleh ke-
lenjar endokrin, berfungsi mengatur pro
ses tubuh, hormon dibawa ke organ tar-
get spesifik & kejaringan oleh aliran da-
darah.
HORMON REPRODUKSI PRIA
(1)
Susunan kimia hormon:
Peptida: follicle stimulating hormone
Progesteron.
HORMON REPRODUKSI PRIA
(2)
Hipotalamus:
Bagian integral otak berhubungan de-
mon
Mengatur fungsi kelenjar hipofisis
HORMON REPRODUKSI PRIA
(3)
Hormon hipotalamus yang mengatur hi-
pofisis anterior ada 7 yaitu:
1.Growth-releasing hormone (GRH),go-
longan peptida,
fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk
mensekresi growth hormon (hormon per-
tumbuhan
2.Growth-inhibiting hormone (GIH), mengham
bat growth hormone apabila sekresinya telah
berlebihan.
HORMON REPRODUKSI PRIA
(4)
3.Thyrotropin-releasing hormone (TRH)
golongan tripeptida, fungsi: merang-
sang hipofisis anterior untuk mempro-
duksi hormon tiroid (TSH=tiroid stimulating
hormone)
4.Cortico-releasing hormone (CRH) polipeptida,
fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk
menghasilkan adenocortico tropic hormone
(ACTH)
5.Prolactin-releasing hormone (PRH), merangsang
hi
pofisis anterior mensekresi hormon prolaktin
HORMON REPRODUKSI PRIA
(5)
6.Prolactin-inhibiting hormone (PIH)
kerjanya produksi prolaktin apabila sek
resinya sudah berlebihan
7.Gonadotropin-releasing hormone (GnRH),
strukturnya decapeptida,
Fungsi: merangsang hipofisis anterior
mensekresi follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH).
THE
END