Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Infeksi Opportunistik


Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang
biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan “kesempatan” untuk menginfeksi
seseorang
Dalam tubuh anda terdapat banyak kuman – bakteri, protozoa, jamur dan
virus. Saat sistim kekebalan anda bekerja dengan baik, sistim tersebut mampu
mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistim kekebalan dilemahkan
oleh penyakit HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak
terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang
mengambil manfaat dari lemahnya pertahanan kekebalan tubuh disebut
“oportunistik”. Kata “infeksi oportunistik” sering kali disingkat menjadi “IO”.
Anda dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO tersebut, walaupun
anda tidak mengalami penyakit tersebut. Misalnya, hampir setiap orang
dengan HIV akan menerima hasil tes positif untuk sitomegalia
(Cytomegalovirus atau CMV). Tetapi penyakit CMV itu sendiri jarang dapat
berkembang kecuali bila jumlah CD4 turun di bawah 50, yang menandakan
kerusakan parah terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah anda terinfeksi IO, darah anda dapat dites untuk
antigen (potongan kuman yang menyebabkan IO) atau untuk antibodi (protein
yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Bila antigen
ditemukan artinya anda terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti anda pernah
terpajan infeksi. Anda mungkin pernah menerima imunisasi atau vaksinasi
terhadap infeksi tersebut, atau sistem kekebalan anda mungkin telah
“memberantas” infeksi dari tubuh, atau anda mungkin terinfeksi.
Jika anda terinfeksi kuman yang menyebabkan IO, dan jika jumlah CD4 anda
cukup rendah sehingga memungkinkan IO berkembang, dokter anda akan
mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung pada jenis IO.

1
B. Tes untuk IO (Infeksi Oppportunistik)
Kita dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO tersebut, walaupun
IO tersebut belum menimbulkan penyakit. Misalnya, hampir setiap orang
dengan HIV jika dites untuk virus sitomegalia (cytomegalovirus atau CMV)
ternyata positif. Tetapi penyakit CMV sangat jarang berkembang kecuali bila
jumlah CD4 turun di bawah 50, yang merupakan tanda kerusakan berat
terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah kita terinfeksi IO, darah kita dapat dites untuk
antigen (potongan kuman penyebab IO) atau untuk antibodi (protein yang
dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Ditemukan antigen
berarti kita terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti kita pernah terpajan pada
infeksi. Kita mungkin diberikan imunisasi atau vaksinasi terhadap infeksi
tersebut, atau sistem kekebalan mungkin “memberantas” infeksi dari tubuh
kita, atau pun kita mungkin tetap terinfeksi. Jika kita terinfeksi kuman
penyebab IO, dan jika jumlah CD4 kita cukup rendah sehingga memungkinkan
IO berkembang, dokter kita akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini
tergantung pada IO.

C. Infeksi Opportunistik dan AIDS


Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengembangkan IO jika sistem
kekebalannya rusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati
kanker menekan sistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan
kanker dapat mengembangkan IO.
HIV melemahkan sistem kekebalan, sehingga IO dapat berkembang. Jika
kita terinfeksi HIV dan mengalami IO, kita mungkin AIDS.
Di Indonesia, Kemenkes bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang
AIDS. Kemenkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang mana
mendefinisikan AIDS. Jika kita HIV, dan mengalami satu atau lebih IO
“resmi” ini, maka kita dianggap AIDS.

2
D. Infeksi Opportunistik yang Paling Umum
Pada tahun-tahun pertama epidemi AIDS, IO menyebabkan banyak
kesakitan dan kematian. Namun, setelah orang mulai memakai ART, penyakit
akibat IO dialami oleh jauh lebih sedikit orang. Tidak jelas berapa banyak
orang dengan HIV akan jatuh sakit dengan IO tertentu.
Pada perempuan, penyakit pada vagina dapat menjadi tanda awal infeksi HIV.
Masalah ini, antara lain, termasuk penyakit radang panggul dan vaginosis
bakteri.
Berikut tercantum IO yang paling umum, berbarengan dengan penyakit yang
biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
1. Kandidiasis adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina.
Rentang CD4: dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
2. Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit
mata yang dapat menimbulkan kebutaan. Rentang CD4: di bawah 50.
3. Dua macam virus Herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut
atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita terinfeksi
HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat. Penyakit ini
dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
4. Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih
umum dan lebih berat pada orang terinfeksi HIV.
5. Mycobacterium avium complex (MAC) adalah infeksi bakteri yang dapat
menyebabkan demam berulang, seluruh badan terasa tidak enak, masalah
pencernaan, dan kehilangan berat badan yang berlebihan. Rentang CD4: di
bawah 50.
6. Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat
menyebabkan pneumonia (radang paru) yang gawat. Rentang CD4: di
bawah 200.
7. Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi protozoa yang menyerang otak.
Rentang CD4: di bawah 100.
8. Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat
menyebabkan meningitis (radang pada sistem saraf pusat). Rentang CD4:
Setiap orang dengan HIV yang dites positif terpajan TB sebaiknya diobati.

3
E. Cara Mencegah Infeksi Opportunistik
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan mungkin
anda telah membawa beberapa dari infeksi ini. Anda dapat mengurangi risiko
infeksi baru dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman
yang diketahui yang menyebabkan IO. Meskipun anda terinfeksi beberapa IO,
anda dapat memakai obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif.
Pencegahan ini disebut profilaksis. Cara terbaik untuk mencegah IO adalah
untuk memakai ART.  Lihat lembaran informasi masing-masing IO untuk
informasi lebih lanjut tentang menghindari infeksi atau mencegah
pengembangan penyakit aktif.

F. Cara Mengobati Infeksi Opportunistik


Untuk setiap IO, ada obat atau kombinasi obat tertentu yang tampak paling
berhasil. Lihat lembaran informasi setiap IO untuk lebih mempelajari tentang
bagaimana IO tersebut diobati. Infeksi oportunistik kerap melibatkan banyak
patogen dan menyerang secara bersamaan. Berbagai gejala klinis pun
terdiagnosa, menambah runyam pengobatan pasien HIV/AIDS. Dengan
demikian, diperlukan strategi dalam diagnosis dan pengobatan, termasuk
dengan antimikroba yang seringkali harus diberi secara kombinasi. "Pemilihan
obat antimikroba idealnya disesuaikan dengan diagnosis dan patogen penyebab
infeksi, namun dalam praktik klinik seringkali terapi diberi secara empirik,
oleh karenanya kesulitan dan keterbatasan secara diagnosa.
Pengobatan infeksi oportunistik tidak dapat dipisahkan dengan pemberian
ARV. Kedua komponen terapi ini mesti diberikan secara beriringan dan
sinergis, sebab keduanya akan saling mendukung efektifitas masing-masing.
Terapi ARV ditujukan untuk pemulihan daya tahan tubuh melalui
meningkatnya jumlah CD4. dengan begitu, peningkatan imunitas pasien akan
membantu keberhasilan terapi antimikroba, yang pada akhirnya menurunkan
risiko terjadinya infeksi oportunistik. Namun ada kalanya, pengobatan infeksi
oportunistik harus didahulukan, dan kemudian dilanjutkan pemberian ARV.

4
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. (2008). Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan


J.Pelczar, Michael. (2009). Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : UI-Press

Anda mungkin juga menyukai