2.Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO) atau CPR adalah suatu tindakanpemberian bantuan hidup dasar
dan lanjut kepada pasien yang mengalamihenti napas, atau henti jantung. RJPO diindikasikan untuk:
pasien yangtidak bernapas, dan yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda sirkulasi;dan tanpa
instruksi DNR di rekam medisnya.
4.Henti Jantungadalah suatu kondisi di mana terjadi kegagalan jantungsecara mendadak untuk
mempertahankan sirkulasi yang adekuat
RUANG LINGKUP
Rumah sakit menghormati hak pasien dan keluarga dalam menolak tindakan resusitasi atau pengobatan
bantuan hidup dasar. Penolakan resusitasi dapat diminta pleh pasien dewasa yang kompeten dalam
mengambil keputusan. Pasien yang tidak bisa membuat keputusan terhadap dirinya (belum cukup umur,
gangguan kesadaran, mental dan fisik) diwakilkan kepada anggota keluarga atau wali yang ditunjuk.
CPR dilakukan dengan memberikan ventilasi paru (pakai alat maupun tanpaalat) dan kompresi dinding
dada. Dengan CPR perfusi ke jaringan organ vitaluntuk mempertahankan perfusi ke jaringan organ vital
dipertahankan sembariupaya untuk mengembalikan respirasi dan ritme jantung yang spontan.Perintah
DNR untuk pasien harus tertulis baik di rekam medis pasien maupun di gelang pasien. Perintah DNR di
rumah sakit memberitahukan kepada stafmedis untuk tidak melakukan CPR sekalipun terjadi henti
jantung.
1.Kriteria DNR
a.Perintah DNR dapat diminta oleh pasien dewasa yang kompeten untukmengambil keputusan terhadap
dirinya setelah mendapat penjelasandari dokternya. Bagi pasien yang tidak kompeten, misalnya bayi,
anak,orang dengan gangguan kejiwaan atau pasien tidak sadar/koma,keputusan dapat diambil oleh
keluarga terdekat atau wali yang sah yang ditunjuk oleh pengadilan atau oleh surrogate decision
maker(Pengambil Keputusan/ Kerabat)
1)Kasus-kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau CPR hanya menunda proses
kematian yang alami
4)Ada kelainan atau disfungsi kronik dimana lebih banyak kerugian dibanding keuntungan jika resusitasi
dilakukan