Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Kewaspadaan Bencana
RS. Harapan Bunda Banda Aceh selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi pihak yang terkait dalam Kewaspadaan
Bencana di RS. Harapan Bunda Banda Aceh. Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Panduan Kewaspadaan Bencana di
RS. Harapan Bunda Banda Aceh ini.
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I DEFINISI.................................................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP................................................................................................8
BAB III TATA LAKSANA................................................................................................29
BAB IV DEKONTAMINASI RUANGAN ATAU KAMAR OPERASI...........................29
BAB V DOKONTAMINASI IGD......................................................................................37
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Bencana adalah situasi yang gawat dimana kehidupan sehari-hari mendadak terganggu dan
banyak orang terjerumus dalam keadaan tidak berdaya dan menderita, kemudian
mengakibatkan mereka membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindungan, makanan,
pakaian, tempat penampungan dan lain-lain kebutuhan.
Bencana merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan, dan biasanya terjadi secara tiba-
tiba disertai oleh jatuhnya banyak korban jiwa manusia.
Keadaan ini bila tidak ditangani secara semestinya akan menghambat, mengganggu dan
merugikan kehidupan dan penghidupan masyarakat serta pelaksanaan pembangunan.
Bencana dapat terjadi baik di luar maupun di dalam RS Pelengkap Medical Center.
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana baik alam maupun ulah
manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bencana ini adalah kondisi
geografis, iklim, geologis dan faktor – faktor lain seperti keragaman sosial budaya dan
politik. Wilayah Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Secara geografis merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat
lempeng tektonik lapis bumi.
2. Terdapat 130 gunung api aktif
3. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil
Sesuai dengan fungsinya, rumah sakit dapat menjadi tempat rujukan bagi korban bencana
masal yang terjadi dimana saja diseluruh tanah air. Rumah sakit bertugas sebagai pusat
penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi penetapan kebijakan serta kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Manajemen penanganan bencana di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center dituangkan
dalam buku pedoman yang menjelaskan tentang Struktur Organisasi untuk penanganan
bencana baik internal maupun eksternal, alur respon bencana internal dan eksternal, uraian
tugas masing–masing unit dan personal petugas, serta prosedur standar, data pendukung
dan formulir yang digunakan untuk kelengkapan data dan dokumentasi.
Pedoman ini menyediakan framework penanganan bencana internal maupun eksternal
yang kemungkinan bisa terjadi baik di internal Rumah Sakit maupun eksternal Rumah
Sakit. Penanganannya tergantung dari situasi yang ada.
B. Tujuan
1. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi, baik dari dalam
maupun dari luar rumah sakit yang mengenai pegawai rumah sakit, pasien,
pengunjung dan masyarakat sekitar
2. Menentukan tanggung jawab dari masing – masing personel dan unit kerja pada saat
terjadinya bencana
3. Sebagai acuan dalam penyusunan standar operasional prosedur dalam
penanggulangan kegawatdaruratan
4. Memberikan pertolongan medis yang optimal dengan waktu yang sesingkat mungkin
di rumah sakit
5. Menyelamatkan jiwa dan mencegah cacat
6. Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana
7. Mencegah penyakit yang mungkin timbul serta mencegah penyebabnya pasca bencana
8. Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan lintas program dengan
mengikutsertakan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana / musibah masal
kegawat daruratan sehari – hari
9. Menyiapkan Rumah Sakit dalam penanggulangan bencana
10. Pembentukan sistem komunikasi, kontrol dan komando dalam waktu cepat ( rapid
system establishment )
11. Mengintegrasikan sistem pengelolaan petugas ( psikologis, social ), pasien dan
pengunjung / tamu.
12. Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan, serta tahap kembali
ke fungsi normal
13. Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan standar kualitas
pelayanan tertentu
Dalam penanganan bencana yang terjadi, Rumah Sakit Pelengkap Medical Center siap
melakukan penanganan pasien termasuk kesiapan sistem untuk mendukung proses penanganan
tersebut. Sistem ini disusun berupa diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktivasi sistem
penanganan bencana oleh Rumah Sakit.
Persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa tenda maupun pengalihan fungsi beberapa
ruangan sebagai posko penanganan bencana, diaktifkannya Posko Komando sebagai sentral
aktifitas selama proses penanganan bencana, dan proses komunikasi dengan instansi jejaring
untuk proses penanganan korban di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center.
BAB III
TATA LAKSANA
KOMANDAN
KOMANDAN
BENCANA
KETUA KETUA
MANAJEMEN SUPPORT MEDICAL SUPPORT
TIM PRA-
TIM
KEUANGA TIM MEDIS
MOBILISASI
TIM
ANGGAR
TIM
LOGISTIK dan PENANGANAN
OPERASIONAL
PENGADA TIM KAMAR
CSSD
RADIOLOG
SURVEILA
KONSELIN
KEPERAW
INFORMASI MOBILISASI
A. URAIAN TUGAS
Uraian tugas yang dimaksud disini adalah tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh
setiap personal dalam sistem penanganan bencana di Rumah Sakit sesuai dengan struktur
yang telah disusun. Struktur ini diaktifkan saat terjadinya situasi bencana baik di dalam
Rumah Sakit maupun penanganan korban bencana dari luar Rumah Sakit.
KOMANDAN RUMAH SAKIT
(DIREKTUR UTAMA/ DIREKTUR
PELAYANAN)
KOMANDAN BENCANA
( MANAGER PELAYANAN / MANAGER KEPERAWATAN )
1. Pos Komando
Tempat: Ruangan Poli umum
Fungsi:
a. Pusat koordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun eksternal unit yang
dipimpin oleh Komandan Bencana. Area ini merupakan area khusus, dimana
hanya petugas tertentu yang boleh masuk.
b. Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambil keputusan dan
mengendalikan bencana.
c. Tempat penyimpanan disaster kit, radio komunikasi dan peta – peta yang
diperlukan untuk koordinasi maupun pengambilan keputusan.
Lingkup Kerja:
a. Pada bencana yang bersifat eksternal tetapi mengakibatkan gangguan infrastruktur
( gangguan ekonomi ) maka lingkup kerjanya adalah menyelesaikan masalah
pelayanan medis dan upaya untuk dapat mengatasi masalah ekonomi dan SDM,
dengan melibatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
b. Pada disaster yang bersifat internal disaster dimana bencana terjadi di dalam
rumah sakit, maka lingkup kerjanya adalah sebatas menyelesaikan masalah
pelayanan medis dan penunjangnya.
c. Pemegang kendali komunikasi medis dan non medis
Fasilitas:
a. Telephone
b. Peta ruangan perawatan pasca emergency
c. Peta instansi pelayanan kesehatan di Jombang
d. Peta area hazard di Rumah Sakit
e. White Board
f. Radio komunikasi
g. Emergency kit medis dan non medis
2. Pos Pengolahan Data
Tempat: Ruangan Rekam Medis
Fungsi:
Tempat penerimaan dan pengolahan data yang terkait dengan penanganan bencana
Lingkup Kerja:
a. Mengumpulkan seluruh data yang terkait dengan bencana
b. Melakukan koordinasi dengan pos – pos penanganan bencana lainnya dan unit
pelayanan terkait baik internal maupun eksternal
c. Mengolah data menjadi informasi yang terbaru untuk menunjang keputusan
komandan bencana
d. Melakukan pengarsipan seluruh data dan informasi dalam bentuk file sehingga
sewaktu – waktu bisa dibuka bila diperlukan
e. Mengirimkan data ke pusat informasi dan ke Komandan Rumah Sakit sebagai
bahan press conference dan informasi ke pihak eksternal
Fasilitas:
a. Telephone PABX (Private Automatic Branch Exchange)
b. Komputer, internet
c. Radio komunikasi
3. Pos Informasi
Tempat: Ruangan Pendaftaran Pasien
Fungsi:
Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan relawan, data
perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai medis / non
medis, perbaikan gedung, data donatur. Informasi yang disiapkan di pos ini didapatkan
dari pos pengolahan data.
Lingkup Kerja:
a. Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan, data perencanaan
kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai medis / non medis,
perbaikan gedung, data donatur.
b. Mengekspose hanya data korban saja, baik korban sedang di rawat, korban hilang,
korban meninggal, hasil identifikasi jenazah, korban yang telah dievakuasi ke luar
Rumah Sakit.
Fasilitas:
a. Telephone ( Lokal / SLI )
b. Komputer / internet
c. Papan Informasi
4. Pos Logistik Dan Donasi
Tempat: Ruangan Bagian Rumah Tangga
Fungsi:
a. Menerima dan mendistribusikan semua bantuan logistik dan lainnya dari pihak
luar dalam menunjang operasional penanganan bencana
b. Tempat penyimpanan sementara barang sumbangan, selanjutnya didistribusikan
ke bagian yang bertanggung jawab.
Lingkup Kerja :
a. Menerima bantuan / sumbangan logistik dan obat untuk menunjang pelayanan
medis
b. Mengkoordinasikan kepada kepala instalasi terkait tentang sumbangan yang
diterima
c. Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusiannya
Fasilitas:
a. Komputer
b. Buku pencatatan dan pelaporan
5. Pos Penanganan Jenazah
Tempat: Ruangan Jenazah
Fungsi:
a. Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau body part serta
proses pengeluarannya
b. Tempat identifikasi jenazah
c. Tempat penyimpanan barang bukti
Lingkup Kerja:
a. Pada eksternal disaster penekanan pada korban masuk terutama ketepatan data
korban sehingga identifikasi lebih cepat
b. Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian sehingga
penanganan pelayanan medis lebih tepat ( korban bencana mekanikal / biologis )
c. Koordinasi dengan jajaran terkait ( tim SAR ) terutama dalam identifikasi
d. Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah
e. Menjaga barang bukti
f. Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi
g. Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga
h. Menyiapkan tempat penyimpanan jenazah
i. Membuat laporan yang informatif terutama pada kasus internal disaster yang
melibatkan korban dari pasien dan petugas
Fasilitas:
a. Komputer, internet
b. Telephone
c. Radio komunikasi
d. Papan informasi
6. Pos Relawan
Tempat: Ruangan Dokter (SMF)
Fungsi:
a. Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan, baik orang awam, awam
khusus maupun tenaga professional
b. Tempat informasi relawan
Lingkup kerja:
a. Menyiapkan informasi yang dibutuhkan, yang sesuai kompetensinya
b. Mengatur schedule kerja sesuai tempat dan waktu yang diperlukan
c. Menyiapkan ID card relawan
d. Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan Rumah Sakit
Fasilitas:
a. Komputer, telephone, internet
b. Radio komunikasi
c. Buku pencatatan
C. PENGOSONGAN RUANGAN
Pada keadaan bencana baik internal maupun eksternal, setelah penanganan emergency
korban di triage – IGD maka ruang perawatan untuk melokalisasi korban yang ada
diarahkan ke area parkir sebagai bangsal darurat sementara.
1. Area Dekontaminasi
Area dekontaminasi adalah area / tempat untuk membersihkan korban dari
kontaminasi bahan – bahan yang bersifat iritasi. Area ini berlokasi di lingkungan IGD
dan diperuntukkan bagi korban terkontaminasi bahan kimia dan atau biologis. Area
dekontaminasi yang dimiliki rumah sakit ditujukan untuk melaksanakan
dekontaminasi sekunder, sehingga upaya dekontaminasi primer diasumsikan telah
dilaksanakan di tempat kejadian.
2. Aktifasi Sistem Bencana
Komandan Bencana
Aktifkan Posko
Penanggulanan Bencana
Evaluasi Proses
Penanggulangan Yang Sudah
3. Garis Komunikasi
Garis komunikasi yang dilaksanakan pada situasi bencana adalah :
a. Aktivasi Sistem Penanganan Bencana Rumah Sakit
b. Mobilisasi Team Medis
c. Mobilisasi Team Management
d. Aktivasi Pos Komando
e. Penggunaan media komunikasi yang ada, yaitu radio medis, operator Rumah Sakit
f. Peran dan tanggung jawab inti pada kartu instruksi kerja, yang dilaksanakan oleh
tiap orang sewaktu – waktu sesuai jabatannya
g. Tetap memberikan informasi yang up to date yang telah disetujui oleh Komando
Rumah Sakit
Agar team penanggulangan bencana dikenal oleh unit internal maupun eksternal, maka
semua yang terlibat langsung memakai identitas berupa name tag Untuk personal
sebagai berikut :
a. Direktur Pelayanan Medis
b. Manajer Pelayanan / Manajer Keperawatan
c. Koordinator IGD
d. Manajer Keuangan
e. Team Medis
f. Ketua Pos
g. Ketua Team di bawah Manajer Keuangan
4. Pengaturan Lalu – Lintas
a. Bencana Eksternal
Pengaturan lalu - lintas pada bencana eksternal dilakukan sebagai berikut :
1) Kendaraan korban masuk melalui pintu masuk utama Rumah Sakit (IGD)
2) Pintu masuk dijaga oleh SATPAM Rumah Sakit bekerja sama dengan aparat
kepolisian, untuk kemudian diarahkan menuju IGD Rumah Sakit Pelengkap
Medical Center.
3) Di lobby triage petugas satpam dan kepolisian mengatur ketertiban dan
kelancaran proses penurunan korban dari kendaraan, serta mengarahkan
kendaraan untuk keluar Rumah Sakit
4) Korban diterima oleh team medis yang ada di IGD, untuk selanjutnya
dilakukan pertolongan korban
5) Kendaraan pengangkut pasien yang bukan korban bencana, diarahkan menuju
tempat parkir
b. Bencana Internal
Pengaturan lalu lintas pada bencana internal dilakukan sesuai dengan lokasi
bencana. Seluruh kendaraan tidak diijinkan memasuki area Rumah Sakit, kecuali
kendaraan PMK, Pemadam Kebakaran, Badan Penangulangan Bencana,
ambulance rumah sakit dan polisi.
D. PERAN INSTANSI JEJARING
Pada situasi bencana suatu Rumah Sakit diharapkan dapat menyelenggarakan pelayanan
dan mengatasi semua situasi terkait dengan pertolongan korban baik ketersediaan
peralatan medis atau masalah teknis lainnya dalam tempo yang sesingkat – singkatnya
sehingga pelayanan dapat diberikan dengan sebaik – baiknya, serta dengan seminimal
mungkin adanya korban meninggal. Dalam situasi demikian, maka kemampuan Rumah
Sakit diuji untuk mampu mengatasi semua kejadian / korban yang ada. Sangatlah tidak
mungkin jika semua hal tersebut dibebankan kepada hanya 1 ( satu ) Rumah Sakit, dalm
hal ini Rumah Sakit Royal Progress, sehingga sangatlah penting untuk mengembangkan
kerjasama dengan instansi dan Rumah Sakit jejaring sebagai upaya memperluas dan
meningkatkan peran aktif sektor / instansi lain untuk bersama – sama memberikan bantuan
sesuai dengan kemampuan masing – masing.
Instansi jejaring yang diharapkan perannya pada situasi bancana, antara lain :
1. Dinas Pemadam Kebakaran
Bantuan Pemadam Kebakaran diperlukan apabila bencana yang terjadi tidak dapat
diatasi dengan hanya memakai APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) yang ada di
Rumah Sakit Royal Progress. Kepala Instalasi Pengamanan Rumah Sakit
menghubungi nomor telpon 112 untuk meminta bantuan petugas dari Dinas Pemadam
Kebakaran. Selain untuk tujuan memadamkan api, membantu proses evakuasi korban
dan melaksanakan dekontaminasi primer
2. Palang Merah Indonesia
Palang Merah Indonesia (PMI) diperlukan dalam rangka membantu proses triage dan
evakuasi, serta penggunaan fasilitas yang dimilikinya.
3. Kepolisian
Pengaturan keamanan, ketertiban dan lalu – lintas menuju dan keluar Rumah Sakit
Royal Progress, khususnya akses menuju IGD pada saat kejadian bencana.
4. SatKorLak
Kejadian bencana dikoordinasikan kepada Satkorlak Kabupaten Jombang sebagai
upaya antisipasi diperlukannya bantuan logistik, makanan, dsb.
5. PLN
Kejadian bencana memerlukan penambahan daya listrik termasuk penambahan titik
sambungan listrik di unit yang diperlukan agar pelayanan yang diberikan tetap
optimal. Apabila diperlukan mendatangkan mesin diesel generator set untuk mengatasi
kebutuhan listrik. Hal ini perlu dipersiapkan mengingat terjadi kegagalan pada mesin
genset di rumah sakit. Upaya Utility.
6. TELKOM
Tambahan sambungan telepon bebas biaya sangat diperlukan pada saat kejadian
bencana, terutama untuk membantu korban / keluarga yang ingi berhubungan dengan
keluarganya. Sambungan telepon diperlukan juga untuk membuka akses internet guna
memberikan informasi tentang bencana yang terjadi. Jenis peralatan komunikasi yang
dapat digunakan di rumah sakit selain telepon misalnya, HT, kentongan, Emergency
Call dan saluran Radio Internal rumah sakit.
7. PDAM
Kontinuitas pengadaan air bersih sangat diperlukan untuk operasional penanganan
bencana. Rumah sakit membuat tempat penampungan air bersih dengan kapasitas
cukup untuk 7 hari. Kerjasama pihak terkait, misalnya pengiriman tanki air bersih ke
rumah sakit merupakan upaya pemenuhan kebutuhan utilitas.
8. Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Jombang
Laporan kepada Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten kota menjadi prioritas
pertama pada saat bencana. Hal ini menjadi jembatan bagi diupayakannya mobilisasi
bantuan dari pihak / instansi terkait, khususnya Pemda dan instansi kesehatan jejaring
lainnya.
9. Rumah Sakit Jejaring
Pada situasi korban yang sangat besar dimana Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
tidak mampu menampung untuk penanganannya, maka kerja sama penanganan dengan
Rumah Sakit lain sangat diperlukan. Oleh karena itu perlu diinformasikan upaya
meminta bantuan kepada Rumah Sakit lain yang menjadi Rumah Sakit jejaring untuk
penanganan bencana di wilayah Kabupaten Jombang dan sekitarnya. Beberapa rumah
sakit negeri maupun swasta.
10. SAR
Tim SAR sangat diperlukan untuk membantu proses evakuasi dalam penenganan
bencana.
11. Institusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan lainnya:
Pada situasi korban yang sangat besar dimana Rumah Sakit Pelengkap Medical Center
tidak mampu menampung untuk penanganannya,maka kerja sama bantuan relawan
untuk membantu penanganan bencana sangat diperlukan.
E. PENANGANAN KORBAN
Proses penenganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk mencegah
risiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian,proses evakuasi dan
proses tranportasi ke IGD atau area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IGD.
Penanggung Jawab: Ketua Tim Medical support (ka IGD)
Tempat: Triage IGD/lokasi kejadian/area berkumpul/tempat perawatan
Prosedur di lapangan:
1. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning, Merah)
2. Menentukan prioritas penanganan
3. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman
4. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialaminya
5. Tranportasi korban ke IGD
Di Rumah Sakit (IGD) :
1. Lakukan triage oleh tim medik
2. Penempatan korban sesuai hasil triage
3. Lakukan stabilisasi korban
4. Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada (Merah:
Gawat darurat, missal serangan jantung, Kuning: darurat tidak gawat, missal
kecelakaan sobek dan lecet, Hijau: tidak gawat dan tidak darurat, missal badan panas,
tidak ada luka, Putih: Gawat tidak darurat, missal stroke infak dan hitam meninggal)
5. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasusnya (ruang perawatan dan OK)
6. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun tempat
perawatan.
F. PENGELOLAAN BARANG MILIK KORBAN
Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan, dokumen, dll ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar. Sedangkan barang
milik korban meninggal, setelah didokumentasikan oleh koordinator tim medis selanjutnya
diserahkan ke pihak Security Rumah Sakit Pelengkap Medical Center atau Kepolisiaan.
Tempat : Ruang Triage IGD
Penanggung jawab : Kepala Ruangan Triage IGD
Prosedur :
1. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.
2. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga korban dengan
menandatangani form catatan.
3. Tempatkan barang milik korban pada kantong plastik dan disimpan dilemari/locker
terkunci.
4. Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baik oleh pasien sendiri
maupun keluarganya, maka barang barang tersebut diserahkan kepada Ka Humas
dengan menandatangani dokumen serah terima, selanjutnya Ka Humas menghubungi
pasien maupun keluarganya. Apabila dalam waktu 1 bulan barang belum diambil,
maka barang tersebut diserahkan oleh ka Humas ke Polsek setempat.
G. PENGOSONGAN RUANGAN DAN PEMINDAHAN PASIEN
Pada situasi bencana maka ruang perawatan tertentu harus dikosongkan untuk menampung
sejumlah korban dan pasien-pasien diruangan tersebut harus dipindahkan keruangan yang
sudah di tentukan.
Tempat : Area Parkir Depan
Penanggung jawab : Ka.Humas
Prosedur :
1. Ka Humas. mengintruksikan ka Parkir untuk mengosongkan area parkir.
2. Ka Humas berkoordinasi dengan bawahannya untuk memindahkan parkir mobiln
3. Ka Humas menjelaskan pada keluarga pasien alasan pengosongan area parkir.
4. Ka Humas mencatat tempat tujuan area parkir di pindah dan menginstuksikan kepada
petugas parkir.
5. Ka Humas melaporkan proses pengosongan area parkir kepada Ka Bagian Umum.
Z. BENCANA INTERNAL
Kemungkinan bencana yang terjadi di Rumah Sakit Pelengkap Medical Center adalah :
Kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, kecelakaan dan banjir, oleh karena zat berbahaya,
kejadian luar biasa penyakit. Penanganan tiap-tiap jenis bencana adalah sebagai berikut :
1. KEBAKARAN
Pada saat kebakaran kemungkinan jenis korban yang dapat terjadi adalah : Luka bakar,
trauma, sesak nafas ,hysteria (gangguan psikologis) dan korban meninggal.
Langkah-langkah yang dilakukan ketika terjadi kebakaran:
a) Pindahkan korban ke tempat yang aman (lihat pembahasan area berkumpul)
b) Hubungi petugas satpam atau operator (112) atau langsung melalui pesawat extention
(0321) 869826 untuk menghubungi petugas kebakaran :
a. Ada kebakaran
b. Lokasi kebakaran
c. Sebutkan nama pelapor
c) Jika memungkinkan batasi penyebaran api, dengan menggunakan APAT, APAR atau
Hidrant RS.
d) Padamkan api jika memungkinkan dan jangan mengambil risiko.
Bila terjadi kebakaran selalu ingat:
Kejadian kebakaran harus dilaporkan
1. Bila bangunan bertingkat, gunakan tangga darurat dan jangan gunakan lift,
2. Biarkan lampu selalu menyala untuk penerangan
3. Matikan alat-alat lain seperti : mesin anestesi, suction, alat-alat elektronik, dll
4. Tetap tenang dan jangan panik
5. Tempat yang rendah memiliki udara yang lebih bersih.
Agar proses penanggulangan bencana kebakaran dapat berjalan dengan baik kita
harus tahu:
1. Tempat menaruh alat pemadam kebakaran dan cara menggunakannya.
2. Nomor pemadam kebakaran (telp 0321-854928),operator (ext. 0321-869826) dan
satpam (ext.112)
3. Rute evakuasi dan pintu-pintu darurat.
4. Ada satu orang yang bias mengambil keputusan dan tahu bagaimana penanggulangan
bencana kebakaran pada setiap shift jaga.
5. Kepala ruangan shift pagi/hari kerja dan Ketua tim pada jaga sore atau malam yang
memegang kendali/mengkoordinir bila terjadi bencana.
2. GEMPA BUMI
Jenis korban yang dapat timbul pada saat terjadinya gempa bumi adalah : trauma, luka
bakar, sesak nafas dan meninggal.
Penanganan jika terjadi gempa bumi
Jika terjadi gempa bumi menguncang secara tiba-tiba yang dapat dijadikan pegangan :
a) Di dalam ruangan: Merunduklah, lindungi kepala anda dan bertahan di tempat
aman.Beranjaklah beberapakah menuju tempat aman terdekat. Tetaplah didalam
ruangan sampai goncangan berhenti dan yakin telah aman untuk keluar , menjaulah
dari jendela. Pasien yang tidak bias mobilisasi lindungi kepala pasien dengan bantal.
b) Di luar gedung: Cari titik aman yang jauh dari bangunan, pohon dan kabel. Rapatkan
badan ke tanah. Jangan menyebabakan kepanikan atau korban dari kepanikan.Ikuti
semua petunjuk dari petugas atau satpam.
c) Di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika
anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi petugas dengan menggunakan interphone jika
tersedia atau memukul dinding lift berulang kali sampai ada yang merespon.
3. ACAMAN BOM
Ancaman bom bias tertulis dan juga bias lisan atau lewat telepon. Ancaman bom ada 2
jenis:
a) Ancaman bom yang tidak spesifik : pengancam tidak menyebutkan secara detail
tentang ancaman bom yang disampaikan
b) Ancaman bom yang spesifik : pengancam menyebutkan tempat di taruhnya bom, jenis
bom yang digunakan, kapan bom akan diledakkan dan lain-lain.
Semua ancaman bom harus ditanggapi secara serius sampai ditentukan oleh tim penjinak
bom bahwa situasi aman.
Jika anda menerima ancaman bom :
1. Tetap tenang dan dengarkan pengancam dengan baik karena informasi yang diterima
dari pengancam sangat membantu tim penjinak bom.
2. Jangan tutup telepon sampai pengancam selesai berbicara.
3. Panggil teman lain untuk ikut mendengarkan telepon ancaman, atau jika
memungkinkan gunakan Hp anda untuk menghubungi orang lain.
4. Hubungi satpam (ext.112) bahwa:
a. Ada ancaman bom
b. Tempat/ruangan yang menerima ancaman
c. Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom.
Ancaman bom tertulis :
1. Simpan kertas yang berisi ancaman dengan baik.
2. Laporkan kepada kepala ruangan bila shift pagi atau hari kerja dan kepada ketua tim
saat shift sore atau malam.
Ancaman bom lewat telepon :
1. Usahakan tetap bicara dengan penelepon
2. Beri kode teman yang terdekat dengan anda bahwa ada ancaman bom.
Bila ada benda yang mencurigai sebagai bom :
1. Jangan menyentuh atau memperlakukan apapun terhadap benda tersebut.
2. Sampaikan kepada kepala ruangan bila shift pagi atau hari kerja dan kepada ketua tim
shift sore atau malam bahwa ada benda yang mencurigakan.
3. Lakukan evakuasi diruangan tersebut dan ruangan sekitarnya segera
4. Buka pintu dan jendela segera
5. Lakukan evakuasi sesuai prosedur
4. KECELAKAAN OLEH KARENA ZAT-ZAT BERBAHAYA
Kecelakaan oleh karena zat-zat berbahaya meliputi kebocoran atau tumpahan atau sengaja
mengeluarkan caiaran dan gas yang mudah terbakar, zat-zat yang bersifat korosif, beracun,
zat-zat radioaktif. Kemungkinan jenis korban yang terjadi adalah : Keracunan, luka bakar,
trauma dan meninggal.
Pada setiap kecelakaan oleh karena zat-zat berbahaya selalu diperhatikan :
a) Keamanaan adalah yang utama
b) Isolasi areal terjadinya tumpahan atau kebocoran
c) Evakuasi korban dilakukan pada area yang berlawanan dengan arah angin di lokasi
kejadian.
d) Hubungi operator untuk menyiagakan tim penanggulangan bencana rumah sakit.
e) Tanggulangi tumpahan atau kebocoran , jika anda pernah mendapat pelatihan tentang
hal tersebut, tapi jangan mengambil risiko jika anda tidak pernah mendapatkan
pelatihan tentang cara menanggulangi tumpahan atau kebocoran zat-zat berbahaya.
f) Lakukan dekontaminasi sebelum penanganan korban.
5. KEJADIAAN LUAR BIASA (KLB) PENYAKIT
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah suatu kejadian kesakitan/kematiaan dan atau
meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada
suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.
(Peraturan Menteri Kesehatan No.949/Menkes/SK/VIII/2004)
Kriteria KLB penyakit adalah :
a) Timbulnya penyakit yang sebelumnya tidak ada di suatu daerah.
b) Adanya peningkatan kejadiaan kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan jumlah
kesakitan yang biasa terjadi pada kurun waktu yang sama tahun sebelumnya.
Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi KLB penyakit :
a) Catat dan laporkan jumlah kejadiaan/penyakit yang terjadi diruangan kepada Direktur
Medik dan Keperawatan bila shift pagi atau pada hari kerja dan ke Pengamat
Keperawatan bila diluar jam kerja.
b) Tingkatkan standart umtuk mencegah penularan ke pasien lain atau ke petugas
kesehatan.
c) Komite Pengendaliaan Infeksi Nosokomial melakukan penyelidikan epidemiologi
terhadap terjadinya KLB untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB dan membuat
rekomendasi untuk mengambil tindakan selanjutnya
6. BENCANA ALAM
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah langsor.
Penangan bencana banjir dititikberatkan pada pendayagunaan sumberdaya manusia dan
peralatan yang tersedia untuk dapat melakukan penanganan sebaik-baiknya.
Penanggulangan bencana bertujuan untuk:
a) Memberikan pelindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;
b) Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c) Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh;
d) Menghargai budaya lokal;
e) M embangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f) Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan
g) Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi Bencana Alam
Rumah sakit sebagai lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat terpanggil
melakukan kegiatan bakti social bersama team FORKOM; yaitu GKI, GKJ dan Rumah
Sakit Pelengkap Medical Center. Meskipun secara spontan, langkah yang dapat ditempuh
adalah sebagai berikut
a) Memberikan bantuan darurat (Relief) dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa
pangan, - sandang - tempat tinggal sementara - kesehatan, sanitasi dan air bersih
b) Pemulihan darurat (recovery) kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula
c) Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar
puskesmas, dll).
d) Rehabilitasi (rehabilitation) Upaya langkah yang diambil setelah kejadian bencana
untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum dan fasilitas
sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian
e) Rekonstruksi ( reconstruction) Program jangka menengah dan jangka panjang guna
perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada
kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.
7. BENCANA SOSIAL
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Penanganan bencana social di Indonesia sesuai Undang-Undang menjadi tanggung jawa
Pemerintah melalui Dinas Sosial. Akan tetapi pada kenyataanya peran rumah sakit juga
terlibat sebagai bentuk pelayanan pada pasyarakat paling marginal, susah dan tak berdaya.
Bakti sosial di rumah sakit menjadi domain bagian Humas dan konselling, melibatkan
medis, paramedis dan relawan.
BAB IV
DEKONTAMINASI
A. DEFINISI
DEKONTAMINASI
A. PENGERTIAN:
tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi. Proses yang membuat benda mati lebih
aman untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivikasi HBV, HBC
dan HIV) dan mengurangi tapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi.
B. RUANG LINGKUP
Berdasarkan Standar Instalasi Gawat Darurat yang tertuang dalam Keputusan Menteri
Darurat (IGD) Rumah Sakit, maka Rumah Sakit wajib mempunyai Ruang dekontaminasi. Area
1) Ruangan ini ditempatkan disisi depan / luar ruang gawat darurat atau terpisah dengan
2) Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka kea rah dalam dan dilengakapi
5) Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cmdari permukaan
lantai
1. KEBIJAKAN:
kimia.
b. Prinsip dekontaminasi di rumah sakit adalah bahwa setiap pasien yang dating dan
terpapar bahan kimia harus didekontaminasi sebelum masuk keruangan yang ada
di rumah sakit.
2. PROSEDUR:
a. Setelah memakai alat proteksi diri petugas medik melakukan dekontaminasi, pastikan
korban dalam keadaan stabil atau telah dilakukan stabilisasi fungsi vitalnya.
c. Cuci dari ujung kepala sampai ujung kaki dalam 1 menit dgn 6 galon air ( 25 ltr air/
4-5 ember air) dan diperlukan area 22 inches² (66 cm²) per-orang.
e. Gunakan cairan pembersih untuk seluruh tubuh. Cairan baru 0,5 % Sodium
f. Utk kontaminant biologi perlu waktu 10 menit (hal ini sulit utk korban masal).
g. Bersihkan kembali dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
h. Yakinkan korban sudah dicuci dengan bersih, bila perlu periksa dan bersihkan
i. Keringkan tubuh pasien dan ganti/ berikan pakaian kering dan bersih.
j. Korban di masukkan ke ruang UGD/ IRD sesuai kriteria triage (dapat dilakukan
m. Pasien bisa yang bisa berjalan sendiri dan gejala jelas segera lakukan dekontaminasi.
n. Pasien masih bisa berjalan, tetapi tanpa gejala jelas pindahkan dari area tindakan,
o. Pasien tidak bisa bergerak, lakukan evaluasi klinis , berikan prioritas dekontaminasi.
3. KEBUTUHAN
a) pipa
b) keran air
c) selang
d) semprotan
3. porselen yang tahan air supaya air tidak rembes ke bagian yang lain
4. APD :
a) cap/tutup kepala
b) google
c) masker
d) celemek/dress
e) sepatu boot