Anda di halaman 1dari 15

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA)

AL – IHSAN SIMPANG EMPAT

Jln. Bhakti Depan SPBU Pertamina Simpang Empat


Kab. Pasaman Barat Hp 0812-6670-8304

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RSIA NOMOR : 05/SK-


MFK/REV/DIR/RSIA/IX/2019

TENTANG PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS

RSIA AL IHSAN SIMPANG EMPAT

DIREKTUR RSIA AL-IHSAN SIMPANG EMPAT

MENIMBANG: a. Bahwa dalam rangkamenjaga peralatan yang siap


pakai dalam kondisi baik pada yang dibutuhkan
maka perlu ditetapkan ketentuan dan prosedur
kebersihan,sterilisasi penempatan alat siap pakai
sesuai standar
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan diatas
memerlukan ditetapkan prosedur pengelolaan
medis oleh kepala rumah sakit ibu dan anak al-
ihsan simpang empat Pasaman Barat

MENGINGAT :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran.
3. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/PER/SK/X/2003 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT IBU DAN


ANAK AL-IHSAN SIMPANG EMPAT TENTANG
PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS

PERTAMA : Keputusan Direktur RSIA Al-Ihsan Simpang Empat Tentang


Pengelolaan Peralatan Medis Rumah Sakit AL-IHSAN Simpang
Empat Pasaman Barat
KEDUA : Kebijakan dan prosedur untuk memisahkan alat yang bersih dan
kotor ,alat yang memerlukan sterilisasi, yang membutuhkan
perawatan yang lebih lanjut serta alat yang membutuhkan
persyaratan khusus untuk percetakannya.
KETIGA : Dilakukan pemantauan secara berkala terhadap prosedur
pemeliharaan alat
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkannya dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di pasaman Barat


Pada tanggal 30 Juni 2020
Direktur Rumah Sakit Ibu Dan Anak al-Ihsan

dr. Irsadul Faruqi


Direktur
TENTANG PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
RSIA AL-IHSAN
SIMPANG EMPAT NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
374/SPO-RSIA- 00 1/2
A/MFK/2020

Tanggal terbit Direktur RSIA Al –IHSAN Simpang Empat


STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA 20-06-2020
L(SPO) dr.Irsadul faruqi

PENGERTIAN a. Pengelolaan alat medis adalah suatu kegiatan pengelolaan peralatan


medis yang bertujuan mencegah penyebaran infeksi mulalui alat
kesehatan, menajamin alat medis dalam kondisi steril siapa pakai
b. Alat bersih adalah peraltan medis habis pakai yang sudah di sterilkan
,disimpam pada tempat yang siap digunakan
c. Alat kotor adalah peralatan medis habis pakai yang belum dilakukan
pembersihan
d. Dekontaminasi adalah kegiatan menghilangkan mikroorganisme
patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman untuk
pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
e. Pencucian alat adalah kegiatan menghilangkan segala kotoran yang
kasat mata dari benda dan permukaan benda dengan sabun atau
deterjen,air dan sikat. Pencucian alat menurunkan jumlah
mikroorganisme potensial penyebab infeksi dan mempersiapkan
permukaan alat untuk kontak langsung dengan bahan sterilisasi. Jika
tidak dicuci terlebih dahulu proses sterilisasi menjadi tidak efektif
f. Desinfeksi adalah suntu proses menghilangkan sebagian atau semua
mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali edospora bakteri
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pengelolaan peralatan
medis agar siap pakai dan dalam kondisi baik pada saat dibutuhkan
KEBIJAKAN Kebijakan direktur RSIA AL-IHSAN Simpang Empat Pasaman Barat
tentang pengelolaan peralatan medis RSIA AL-IHSAN Simpang
Empat Pasaman Barat

PROSEDUR 1.Petugas membereskan alat-alat medis setelah digunakan


2.Petugas memisahkan alat –alat medis sesuai dengan bahan dan perlu
tidanya disterilkan
3.Petugas merendam alat-alat didalam kloron 0,5 % selama 10 menit
4.Petugas mencuci alat –alat medis yang sudah direndam tadi dalam air
mengalir dengan menggunakan sabun dan sikat/spons
5.Petugas mengeringkan alat-alat yang sudah dicuci hingga benar-benar
kering
6.Petugass menyimpan alat-alat yang tidak perlu distrilkan pada lemari
khusus temapt penyimpanan alat
7.Petugas mensterilakan alat –alat yang harus disterilkan ke dalam
sterilitator selama 60 menit / sesuai yang tertera pada alat
8.Petugas mengambil alat-alat yang sudah disterilkan dengan korentang
steril
9.Petugas menagmbil alat-alat yang sudah disterilkan dalam bak
instrumrn (set alat)
10. Petugas menyimpan alat dalam lemari dan memebrikan label tanggal
sterilisasi
11. Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam ceklis sterilisasi
UNIT TERKAIT Seluruh unit di rumah sakit rsia al-ihsan yang terkait
TENTANG PENGELOLAAN PERALATAN
MEDIS

PANDUAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG


EMPAT

KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2020
A. Pendahuluan

Peralatan medis merupakan salah satu faktor penunjang yang


sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, baik di
Rumah Sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya. Oleh
karenanya kondisi maupun fungsi peralatan medis harus baik dan
dapat mendukung pelayanan kesehatan tersebut. Untuk mencapai
kondisi ini perlu adanya pengelolaan peralatan dengan baik dan
terpadu, sejak perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan
pemeliharaan.
Dengan demikian peralatan medis dan fasilitas pendukungnya
akan berdaya guna secara optimal dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan. Peralatan medis merupakan investasi yang
sangat mahal. Oleh karenanya harus dikelola dengan baik dan
dipertahankan tingkat keandalannya. Pengelolaan peralatan di
Rumah Sakit harus dilakukan oleh seluruh unit terkait dengan
melibatkan manajemen Rumah Sakit.
Agar peralatan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya
program yang berkesinambungan sejak dari perencanaan sampai
penghapusan alat medis.

B. Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan medis kepada masyarakat yang


dilaksanakan di Rumah Sakit, salah satunya ditentukan oleh
tersedianya fasilitas Rumah Sakit. Fasilitas Rumah Sakit perlu
dikelola sebaik- baiknya dan diupayakan agar selalu dalam keadaan
layak pakai sehingga siap operasional untuk menjamin kualitas dan
kesinambungan pelayanan kesehatan.
Fasilitas Rumah Sakit adalah perangkat keras Rumah Sakit
meliputi sarana, prasarana dan peralatan yang digunakan untuk
pelayanan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor
penunjang yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Oleh karenanya kondisi maupun fungsi alat medis harus
baik
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan oleh Tenaga Elektromedis
Rumah Sakit.
Pemeliharaan harus dilakukan dengan baik sesuai program dengan
didukung tersedianya beberapa aspek, yaitu :
 Sumber daya manusia yang terampil, yaitu Tenaga
Elektromedis Rumah Sakit.
 Peralatan kerja yang memadai

 Dokumen teknis, terdiri dari operasional manual dan


service  manual, SPO pengoperasionalan, SPO pemantauan
fungsi, SPO pemeliharaan dan SPO perbaikan.
 Mekanisme kerja

 Bahan pemeliharaan material bantu

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Petugas Elektromedis mampu melaksanakan pengelolaan alat


medis secara optimal dengan mempertimbangkan beban tugas
dan kemampuan yang dimiliki.

2. Tujuan khusus
 Memahami inventarisasi alat medis dan pengadaaan.

 Mengetahui pengoperasian peralatan medis sesuai SPO

 Melaksanakan pemeliharaan peralatan medis sesuai SPO

 Melaksanakan perbaikan peralatan medis sesuai SPO

 Melaksanakan uji coba dan kalibrasi alat medis

 Melaksanakan norma keselamatan kerja sesuai dasar-dasar


norma kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Rumah
Sakit.

D. Kegiatan Pokok Dan Rincian


1. Kegiatan Pokok

a. Inventarisasi Alat Medis di Rumah Sakit

Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan


dengan aspek teknis setiap type / model alat untuk nama
dan merek alat diusahakan kepada agen atau instansi
lainnya dipenuhi, berapa jumlah alat yang type /
modelnya sama.

Total peralatan yang tertuang dalam lembar


inventarisasi ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan.
Dari data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek
pemeliharaan secara keseluruhan, sehingga pemeliharaan
peralatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Inventarisasi peralatan guna kepentingan
pemeliharaan alat dilakukan oleh pengelola pemeliharaan
dan ditinjau secara periodik, paling tidak setahun sekali dan
setiap ada perubahan atau penambahan alat yang baru.
b. Pengadaan Kebutuhan Peralatan Medis

1) Pengadaan peralatan harus diawali dengan perencanaan


yang baik, sehingga peralatan yang diadakan
memenuhi program fungsi, sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
2) Perencanaan melibatkan pengguna alat/user, untuk
penyusunan spesifikasi teknik melibatkan unsur teknisi
elektromedis.
3) Peralatan yang akan diadakan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
a) Memenuhi standar keselamatan.

b) Telah memenuhi uji produk dan teknis, dibuktikan


dengan sertifikat.
c) Terdaftar pada Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat medis.
d) Teknologi alat sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

4) Harus disiapkan Rencana Kerja dan Syarat (RKS),


yang terdiri dari :
a) Ketentuan administrasi

b) Ketentuan teknis minimal, meliputi :

 Catu daya listrik 220 volt

 Training bagi tenaga operator dan teknisi

 Masa garansi selama 1 tahun

 Penerimaan alat melalui proses uji fungsi dan


uji coba

 Supplier memiliki workshop   yang lengkap


dengan teknisi yang profesional dalam jumlah
yang cukup.

 Peralatan memenuhi standar keselamatan

5) Dalam penyusunan perencanaan alat harus


memperhatikan :

a) Beban kerja

b) Sarana dan prasarana yang tersedia di Rumah


Sakit, tugas penyiapan sarana, prasarana dan pra
instalasi, disiapkan oleh teknisi elektromedis
c) Sumber daya manusia yang akan menggunakan
alat.

d) Anggaran pengadaan bahan operasional dan


pemeliharaan.
6) Pengadaan peralatan harus memperhatikan sinkronisasi
antara :
a) Pengadaan alat
b) Penyiapan sarana dan prasarana

c) Penyiapan pra instalasi

d) Penyediaan sumber daya manusia

7) Apabila sinkronisasi jadwal waktu tidak tercapai, maka


akan terjadi hal-hal sebagai berikut :
a) Alat tiba di Rumah Sakit, sarana belum siap,
akibatnya alat disimpan di gudang, ada
kemungkinan alat rusak atau ada bagian alat yang
hilang.
b) Alat tiba di Rumah Sakit, prasarana listrik, air, uap,
gas medis tidak tersedia, akibatnya alat tidak dapat
difungsikan secara optimal, bahkan tidak dapat
difungsikan.
c) Alat tiba di Rumah Sakit, pra instalasi tidak siap,
akibatnya alat tidak dapat di instalasi.
d) Alat tiba di Rumah Sakit, telah diinstalasi dengan
baik, tetapi tenaga operator / pengguna alat tidak
siap, akibatnya alat tidak dioperasionalkan.
8) Dalam penyusunan rencana pengadaan alat, pihak
Rumah Sakit dapat memperoleh informasi dari :
Rumah Sakit lain yang telah lebih dahulu
menggunakan dari data evaluasi resiko diatas
diperoleh bahwa :

1) Terpapar radiasi sinar-x, kerusakan alat pada


saat digunakan, terpapar bahan kimia atau
cairan tubuh pasien, Low Back proses
mengangkat yang tidak tepat merupakan
kategori resiko tinggi sehingga dibutuhkan
tinjauan penilaian resiko oleh Kepala Bidang
Pelayanan dengan melakukan RCA (Risk Cause
Analysis) paling lama 45 hari dan dibutuhkan
tindakan segera.
2) Ketidakakuratan alat medis, terpapar infeksi
terutama arus listrik, tergores dan tertusuk
benda tajam, Security hazard    dari pasien
/ pengunjung merupakan kategori resiko sedang
sehingga dibutuhkan tinjauan penilaian resiko
oleh Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dengan
melakukan tinjauan paling lama 2 minggu
dengan cara menilai dampak terhadap bahaya
dan kelola resiko.
c. Diklat manajemen resiko pengelolaan peralatan medis :

1) Staf dilatih untuk mengoperasikan peralatan


medis sesuai dengan ketentuan pekerjaannya
2) Staf dilatih untuk memelihara peralatan medis
sesuai dengan ketentuan pekerjaannya
3) Orientasi pegawai baru maupun pindahan dari
instalasi lain untuk lebih memahami
pemeliharaan dan pengoperasian peralatan
medis.
d. Pelaporan insiden

Pelaporan insiden pengelolaan peralatan medis


menggunakan formulir kecelakaan kerja dan
dilakukan pencatatan perbaikan dengan mengisi
formulir permohonan perbaikian.

e. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Inventarisasi Alat Medis di Rumah Sakit

Petugas teknisielektro medis yang ditunjuk


melaksanakan inventarisasi alat medis di RS meliputi :
a. Pencatatan semua alat medis RS yang telah
didistribusikan / dikeluarkan dari gudang alat
kesehatan ke ruangan pengguna ke dalam:
1) Buku Induk Inventaris

2) Kartu Inventaris Ruangan (KIR)

3) Kartu Inventaris Barang (KIB)

b. Penomoran barang terhadap semua alat medis di RS


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Pelaporan kepada instansi yang berwenang tentang
inventaris barang dan Mutasi barang yang dilakukan
setiap semester.
2. Perencanaan kebutuhan peralatan medis

Perencanaan kebutuhan peralatan medis di Rumah


Sakit melalui proses :
a) Menerima usulan kebutuhan alat medis dari seluruh
unit kerja. Menerima usulan kebutuhan alat medis
adalah langkah awal perencanaan pengadaan alat
medis yang diputuskan untuk segera diadakan
dengan alokasi anggaran yang sudah ditetapkan.
b) Menyusun perencanaan sesuai alokasi anggaran
tersedia.

Alokasi anggaran rumah sakit untuk pemenuhan


kebutuhan alat medis antara lain terdiri dari :
1) Alokasi anggaran dari sumber dana BLU (dana
pendapatan RS)
2) Alokasi anggaran dari sumber dana APBN /
APBD

3) Merencanakan dengan sistim Kerja sama


operasional

Seluruh alokasi anggaran adalah merupakan sumber


alokasi yang akan dijadikan bahan perencanaan
kebutuhan Alat medis dan selanjutnya dituangkan
dalam RBA (Rencana Bisnis Anggaran) Rumah Sakit.
c) Membuat usulan pengadaan alat Medis
Setiap perencanaan yang tertuang dalam RBA diusulkan
dalam bentuk PPB (Pengusulan Pengadaan Barang)
kepada PPK (Pejabat)

3. Uji Coba Untuk Alat Baru

Setiap pengadaan alat medis baru di Rumah Sakit harus


dilakukan Uji Fungsi dan Uji Coba sebagai rangkaian
proses pengadaan di Rumah Sakit.
Uji coba untuk alat baru harus dilakukan oleh penyedia
alat dengan melibatkan unsur pengguna alat, teknisi,
panitia penerima hasil pekerjaan dan pejabat pengadaan
serta Kasi Penunjanng Medis dan Non Medis selaku
penanggung jawab Anggaran.
Hasil Uji Fungsi dan Uji Coba alat baru dituangkan
dalam Berita Acara Uji Fungsi dan Uji Coba yang harus
didokumentasikan.
4. Pemeliharaan Peralatan Medis

Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume


pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat teknologi
peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan, maka
pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah
Sakit dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit setempat dan
Pihak III.
a. Dilaksanakan oleh Teknisi Rumah Sakit

Pada dasarnya pemeliharaan peralatan kesehatan di


Rumah Sakit harus dapat dilaksanakan oleh teknisi
setempat sejauh memungkinkan ditinjau dari segala
aspek, terutama aspek pemeliharaan.
b. Dilaksanakan oleh pihak ke III
Apabila pemeliharaan suatu alat tertentu
memerlukan suku cadang atau keahlian khusus
dan biaya yang besar, maka pelaksanaannya
diserahkan kepada pihak ke III, pada umumnya
dilaksanakan oleh perusahaan yang mengageni
alat tersebut, melalui proses sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku
Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan
Pemeliharaan sebagaimana telah tertuang dalam
rincian kegiatan meliputi :
a) Menyusun program pemeliharaan
b) Melaksanakan Pemeliharaan
c) Pencatatan dan Pelaporan Pemeliharaan
d) Pembinaan teknisi kepada operator

5. Kalibrasi

f. SASARAN

NO KEGIATAN SASARAN
1 Investasi alat medis 100%
2 Perencanaan dan pengadaan kebutuhan 100%
3 Peralatan medis 100%
4 Pemeliharaan peralatan medis 100%

g. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN BULANAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inventarisasi alat medis
2 Pengadaan kebutuhan
peralatan medis
3 Uji coba untuk alat baru
4 Pemeliharaan peralatan
medis
5 kalibrasi
6 Recall
7 Evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan pelaporan

h. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN

Pelaporan dilakukan setalah pelaksanaan kegiatan. Kegiatan


dievaluasi setiap triwulan.

i. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

1) Pencatatan dan dokumen kegiatan dilaksanakan oleh


petugas teknisi IPS Medis Rumah Sakit.

a) Kegiatan yang telah dilakukan

b) Insiden / cidera yang terjadi ketika melakukan


kegiatan program elektromedis (bila ada)
2) Evaluasi Program dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh
Tim IPS Medis Rumah Sakit.
3) Usulan dan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit

4) Pendanaan pemeliharaan dan kalibrasiperlu


ditingkatkan/dinaikkan.
5) Penambahan alat kerja.

6) Pelatihan SDM untuk meningkatkan kinerja.

Anda mungkin juga menyukai