Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
2017
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/6
Ditetapkan oleh:
Direktur Utama
PPK Rawat Inap
SMF Ilmu Tanggal terbit:
Kesehatan Anak
Dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
No.ICD 10 P77 Necrotizing enterocolitis of fetus and newborn
Pengertian Enterokolitis nekrotikans (EKN) neonatal merupakan
penyakit kerusakan usus yang berat terutama pada usus
yang imatur yang disebabkan oleh kerusakan vascular,
kerusakan mukosa usus dan kelainan metabolik, serta
terjadi iskemia, inflamasi, dan nekrosis pada usus.
Anamnesis Penyakit ini etiologinya multifaktorial, yang mengakibatkan
nekrosis dan inflamasi usus, seperti riwayat persalinan
(asfiksia), terdapat iskemik usus akibat low flow syndrome
dan spasme pembuluh darah setempat serta tromboemboli
pada sirkulasi usus
Pada bayi dengan enterokolitis nekrotikans, dari anamnesis
didapatkan:
1. Riwayat bayi berat lahir rendah atau bayi kurang bulan
2. Riwayat bayi dengan asfiksia neonatus
3. Bayi dengan sindroma gangguan pernapasan
4. Apnea berulang
5. Bayi dengan syok
6. Ketuban pecah dini dan faktor-faktor infeksi perinatal
7. Kateterisasi pembuluh darah umbilikal
8. Transfusi tukar
9. Kelainan jantung bawaan dengan sianosis
10. Duktus arteriosus paten
11. Polisitemia
12. Pemberian nutrisi enteral hipertonik
13. Hipotermia berat
14. Hipoglikemia persisten

15. Gastroenteritis
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
2017
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/6
16. Septikemia
Pemeriksaan Gejala klinis dapat berupa manifestasi sistemik seperti
Fisik apnea berulang, bradikardi, letargi, hipotonia, capillary refill
time lebih dari tiga detik, suhu yang tidak stabil, asidosis
metabolik. Manifestasi gastrointestinal antara lain perut
kembung, residu dalam lambung, muntah mengandung
empedu atau darah dan adanya darah dalam feses.
Berdasarkan gejala klinis dan radiologi abdomen, yaitu
menggunakan kriteria Bell:
Stadium satu (tersangka)
1. Terdapat faktor risiko
2. Manifestasi sistemik: suhu badan tidak stabil, letargi,
apnea, bradikardi
3. Manifestasi gastrointestinal, intoleransi minum, residu
dalam lambung, muntah bercampur empedu atau darah,
distensi abdomen ringan, adanya darah dalam feses.
Stadium dua (Proven)
1. Terdapat faktor risiko
2. Gejala dan tanda klinis pada stadium satu, ditambah
dengan adanya darah segar yang persisten atau
perdarahan gastrointestinal atau distensi abdomen yang
jelas, tidak terdengar suara usus.
Stadium tiga (Lanjut)
1. Terdapat faktor risiko
2. Gejala dan tanda klinis seperti pada stadium dua,
ditambah dengan perburukan tanda vital, syok septik
atau perdarahan gastrointestinal, gagal napas, oligouria,
neutropenia, DIC.
Kriteria Berdasarkan gejala klinis dan radiologi abdomen, yaitu
Diagnosis menggunakan kriteria Bell:
Stadium satu (Tersangka)
1. Terdapat faktor risiko
2. Manifestasi sistemik: suhu badan tidak stabil, letargi,
apnea, bradikardi
3. Manifestasi gastrointestinal, intoleransi minum, residu
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
2017
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 3/6
dalam lambung, muntah bercampur empedu atau darah,
distensi abdomen ringan, adanya darah dalam feses.
4. Radiologi abdomen menunjukkan adanya distensi
dengan ileus ringan
Stadium dua (Proven)
1. Terdapat faktor risiko
2. Gejala dan tanda klinis pada stadium satu, ditambah
dengan adanya darah segar yang persisten atau
perdarahan gastrointestinal atau distensi abdomen yang
jelas, tidak terdengar suara usus
3. Radiologi abdomen menunjukkan distensi intestinal
dengan ileus, edema pada dinding usus, gambaran usus
yang kaku dan persisten dengan atau tanpa gas dalam
vena porta atau asites.
Stadium tiga (Lanjut)
1. Terdapat faktor risiko
2. Gejala dan tanda klinis seperti pada stadium dua,
ditambah dengan perburukan tanda vital, syok septik
atau perdarahan gastrointestinal, gagal napas, oligouria,
neutropenia, DIC.
Radiologi abdomen, terdapat gambaran pneumatosis
intestinal, pneumoperitonium disamping gambaran
radiologi abdomen stadium dua.
Diagnosis
Sepsis neonatorum
Banding
Pemeriksaan Foto polos abdomen, faal hemostasis, septic marker (darah
Penunjang rutin, IT ratio, prokalsitonin).
Konsultasi Bedah Anak
Perawatan Rawat inap
Rumah Sakit
Terapi / 1. Oksigenasi sesuai klinis. Dukungan alat respirator
tindakan (ICD 9 (ventilator/CPAP/O2 head box) bila diperlukan.
– CM) 2. Puasa sesuai dengan klinis dan stadium EKN
3. Total Parental Nutrition untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi basal. (lihat tabel modifikasi kriteria Bell)
4. NGT untuk dekompresi
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
2017
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 4/6
5. Antibiotik umumnya diberikan sampai 14 hari, dimulai
dengan ampicilin dan gentamisin (sesuai PPK Sepsis
Neonatorum).
Ditambahkan metronidazol (oral atau intravena) bila
diduga terdapat peritonitis.
Dosis metronidazole usia < 7 hari
< 1.2 kg : 7,5mg/kg/kali, tiap 48 jam
1,2 – 2 kg : 7,5mg/kg/kali, tiap 24 jam
≥ 2kg : 15mg/kg/hari, tiap 12 jam

Dosis metronidazole usia ≥ 7 hari


< 1.2 kg : 7,5mg/kg/kali, tiap 24 jam
1,2 – 2 kg : 15mg/kg/hari, tiap 12 jam
≥ 2kg : 30mg/kg/hari, tiap 12 jam

6. Dopamin drip dosis rendah (2-4 mcg/kgBB/menit) untuk


meningkatkan aliran darah ke intestinal dan perfusi
ginjal.
7. Siapkan transfusi darah sesuai indikasi (sesuai PPK
tranfusi pada neonatus).
8. Pada stadium dua atau tiga dilakukan konsul bedah
anak atau bila ada tanda-tanda perforasi usus.

Monitoring
1. Tanda vital dan lingkar abdomen
2. perdarahan gastrointestinal
3. DIC, terutama pada stadium dua atau tiga.
4. Cairan masuk dan cairan keluar, pemantauan produksi
urin 1-3 ml/kgBB/jam.

Pemeriksaan Penunjuang
1. Elektrolit setiap 3 hari atau sesuai klinis pasien
2. Septic workup sesuai indikasi setiap 3 hari atau sesuai
klinis pasien
3. Evaluasi ulang foto Rontgen abdomen sesuai klinis
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
2017
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 5/6
Tempat Perawatan ruang neonatus level II/III
Pelayanan
Penyulit Perforasi, pneumoperitonium
Informed Bila diperlukan tindakan operasi, pemeriksaan laboratorium
Consent secara lisan dan tertulis.

Tenaga Standar 1. Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi


2. Dokter Spesialis Anak
3. Dokter PPDS Anak tingkat senior dan madya
Lama 14-21 hari
Perawatan
Masa Pemulihan 14-21 hari
Hasil Tergantung derajat NEC
Patologi Tidak ada
Otopsi Tidak ada
Tingkat eviden -
dan ekomendasi
Prognosis 1. Ad vitam : dubia
2. Ad sanationam : dubia
3. Ad fungsionam : dubia

Tindak Lanjut Evaluasi toleransi minum setelah NEC membaik


Indikator Medis Klinis dan radiologi
Edukasi Diagnosis penyakit, penyebab, tata laksana, komplikasi, dan
prognosis
Kepustakaan 1. Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG,. Necrotizing
enterocolitis. Dalam: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal
FG, penyunting. Neonatology: Management, procedure,
on-call problems disease, drugs. Edisi ketujuh. New
York: Lange Medical Book/McGraw-Hill 2013. h. 590-4.
2. Fox G, Hoque N, Watts T. Necrotizing Enterocolitis.
Dalam: Oxford Handbook of Neonatology. Edisi kedua.
Oxford; Oxford University Press. 2017.254-9
3. Ortigoza EB, Neu J. Necrotizing Enterocolitis. Dalam:
Polin RA, Yoder M, penyunting. Workbook in practical
neonatology. Edisi kelima. Philadelphia: Elsevier
Saunders. 2015.h.353-65
4. Gowen CW. Necrotizing Enterocolitis: Marcdante J,
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
2017
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 6/6
Kliegman RM, penyunting. Edisi ketujuh. Nelson
essentials of pediatrics. Philadelphia: Elsevier
Saunders.2015.h.223-4.
5. Weitkamp JH, Premkumar PH, Martin CR Necrotizing
enterocolitis. Dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark
AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi
kedelapan Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
2016. h.354-66.
6. Rosenberg AA, Grover T. The Newborn Infant. Dalam:
Hay WW, Deterding RR, Levin MJ, Abzug MJ,
penyunting. Edisi keduapuluhdua. Current diagnosis &
treatment Pediatrics. New York: Lange Medical
Book/McGraw-Hill.2014.9-74
7. Rennie JM, Kendall GS. Gastroenterological problems.
Dalam: A manual of neonatal intensive care. Edisi
kelima. London:Taylor & Francis Group.2013.278-82
8. Caplan M. Necrotizing Enterocolitis and short bowel
syndrome. Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason
CA, penyunting. Avery’s diseases of the newborn. Edisi
kesembilan. Philadelphia: W. B. Saunders company
2012. h. 1022-9.

Anda mungkin juga menyukai