Anda di halaman 1dari 27

BIMBINGAN TEKNIS

“DIPRAKTISKAN”
(Digitalisasi Iterasi Peresepan
Obat Kronis di FKRTL Pada Masa
Adaptasi Kebiasaan Baru)

Delila Melati
Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Rujukan

Disampaikan dalam Bimbingan Teknis “Dipraktiskan” kepada Seluruh FKRTL KC Pekanbaru


Pekanbaru, 29 Juli 2022
AGENDA
Pendahuluan
1
2 Kebijakan Pelayanan Iterasi

Teknis Implementasi
3 DIPRAKTISKAN

4 Penutup
AGENDA
Pendahuluan
1
2 Kebijakan Pelayanan Iterasi

Teknis Implementasi
3 DIPRAKTISKAN

4 Penutup
SOLUSI DIGITAL BAGI ORGANISASI DAN RESPON
TERHADAP PANDEMIC COVID-19
+14,3M +9,3M 95%
Pengguna layanan Antrian terintegrasi
MobileJKN Pengguna Mobile JKN
Tele-konsultasi pada FKRTL
Tele Until Okt 2021 2021
Dashboard Consultation
Kaleidoskop 2021

PemerintahDaerah

Program
Vaksinasi
Chika
+579K +912K
Covid (Chatbot Skrining Covid Verifikasi klaim Covid
Assistance) melalui Mobile JKN Until May 2021

DIGITAL LayananChat
Until May 2021

Klaim
Covid HEALTH Pandawa +58M 89%
Vaksinasi Covid (progress) Unique visitor dashboard
ECOSYSTEM Until Aug 2021
oleh Pemda
Oct 2020 – Mar 2021

CovidMobile
Screening RelaksasiIuran

Biometric SistemAntrian
Authentication Terintegrasi
FingerprintScanner Cash Flow
SURPLUS
4 9
EKOSISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Sistem Antrean FASKES
APOTEK
terintegrasi TINGKAT PERTAMA
Online Primary Care (PCare) Calon Fasilitas
No antrean Kesehatan Kerja Sama
Online Pharmacy

Kunjungan Pengiriman
ke Faskes resep
Rujukan ke RS Pengajuan kerja
sama
Fasilitas kesehatan, Jumlah Tempat
Tele- Tidur, Waktu Operasional, Jumlah
konsultasi tenaga kesehatan HFIS

JKN Integrated Care Health Facilities


Cloud System & Data Platform Information System
Mobile
PESERTA JKN
BANK
Rujuk Balik ke Perintah
FKTP Pembayaran
Submit Klaim
Online Virtual Claim (VClaim)
Emergency

KANTOR CABANG
FASKES
TINGKAT LANJUTAN

5
AGENDA
Pendahuluan
1
2 Kebijakan Pelayanan Iterasi

Teknis Implementasi
3 DIPRAKTISKAN

4 Penutup
KETENTUAN REGULASI PELAYANAN OBAT
DALAM PROGRAM JKN
Pelayanan Obat Program JKN
• UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN
Pasal 25 : Ketentuan Daftar dan harga tertinggi obat-obatan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan
• Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
Pasal 46 : Setiap peserta berhak mendapatkan pelayanan obat sesuai kebutuhan medis
Pasal 58 : Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Fasilitas Kesehatan bertanggung jawab atas ketersediaan obat

Daftar Obat dan Pengadaan Obat Program JKN


• Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
Pasal 59 : Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan
pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada daftar obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang ditetapkan oleh Menteri. Daftar obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dituangkan
dalam formularium nasional atau kompendium alat kesehatan
Pasal 60 : Pengadaan obat oleh Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta untuk program
JaminanKesehatan dilakukan melalui e-purchasing berdasarkan katalog elektronik.

Penjaminan Obat Program JKN


• Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
Penjaminan obat di FKTP: masuk pembiayaan dari tarif kapitasi (Obat Kasus non spesialistik) dan non kapitasi (PRB)
Penjaminan obat di FKRTL: masuk pembiayaan dari tarif INA-CBG (Obat Kasus spesialistik) dan Non INA-CBG (Obat Kronis
non stabil,Obat Kemoterapi, Special drugs)

7
RANTAI PELAYANAN OBAT DALAM PROGRAM JKN
Stakeholder
Pengusulan Rekomendasi Penetapan
Daftar Obat Daftar Obat Manfaat Obat
Penetapan
Manfaat Obat Usulan Harga
✓ UU No 40/2004 Untuk peserta JKN-KIS Perkiraan Sendiri dan
✓ Perpres 82/2018 Rencana Kebutuhan
Obat Nasional Komite

Lelang Penetapan Kontrak dengan


Penunjukkan Pabrikan Pabrik/Distributor E-katalog
sebagai pemenang Obat

Penetapan Harga Perpres No 16 Th 2018


Jo. Perpes No. 12 Th Miss match antara
2021 Fonas dan e-Katalog

KEKOSONGAN OBAT

Pengadaan obat
Pelayanan
Pengadaan obat Oleh Faskes Pemerintah Obat
dan Swasta*
dan Utilisasi
Penagihan Klaim Obat Luar
KRITIS
Titik

Paket Kepada BPJS


Klaim Obat Non Kapitasi Kesehatan
& Luar Paket INA CBGS

5
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL
Contoh Obat Antiasma Dalam Kepmenkes Nomor Penetapan Formularium Nasional
HK.01.07/Menkes/6485/2021
Tentang Kementerian Kesehatan menetapkan Formularium Nasional (Fornas) yang
Formularium Nasional telah dilengkapi dengan restriksi dan peresepan maksimal obat sebagai
upaya kendali mutu dan kendali biaya melalui Komite Formularium Nasional.
1. Restriksi penggunaan adalah batasan yang terkait dengan indikasi, kontra
indikasi, jumlah, dan lama pemakaian obat untuk tiap kasus/episode,
kewenangan penulis resep, didasarkan pada hasil pemeriksaan penunjang
spesifik yang dipersyaratkan, serta kondisi lain yang harus dipenuhi agar
obat dapat diresepkan dengan baik dan benar.
2. Peresepan maksimal adalah batasan jumlah dan lama pemakaian obat
maksimal untuk tiap kasus/episode pada pengobatan.

Implementasi Oleh BPJS Kesehatan


1. Melakukan kredensialing dan rekredensialing Apotek dan Fasilitas Kesehatan
yang akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan;
2. Sosialisasi Formularium Nasional secara berkala kepada Fasilitas Kesehatan
sasaran;
3. Memastikan penjaminan pelayanan obat kepada Peserta mengacu kepada
Fornas berikut ketentuan yang berlaku, misalnya:
a. Penjaminan obat harus sesuai dengan restriksi dan peresepan maksimal
yang ditetapkan dalam Fornas;
b. Tidak menjamin penggunaan obat off-label (penggunaan obat tidak
Peresepan sesuai dengan indikasi medis yang telah disetujui Badan POM);
4. Pelayanan obat yang tidak sesuai dengan ketentuan Fornas atau
Restriksi obat Maksimal Obat pelayanan obat yang tidak tercantum di dalam Fornas mengikuti
Update: Kepmenkes No. HK.0107/MENKES/6485/2021 ttg Formularium Nasional 2021 mekanisme penggunaan obat di luar Fornas.
Tanggal 14 Oktober 2021 (berlaku sejak 1 Januari 2022)

9
IMPLEMENTASI FORMULARIUM NASIONAL
PERMENKES NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Penggunaan Obat di Luar Formularium Nasional
Penggunaan obat disesuaikan dengan standar pengobatan dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Apabila dalam pemberian pelayanan
kesehatan, pasien membutuhkan obat yang belum tercantum di
Formularium nasional, maka hal ini dapat diberikan dengan ketentuan
sebagai berikut:
FKTP: dapat digunakan apabila sesuai dengan indikasi medis dan
sesuai dengan standar pelayanan kedokteran yang biayanya sudah
termasuk dalam kapitasi dan tidak boleh dibebankan kepada peserta.

FKRTL: Hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi dari


Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan Komite Medik
atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah termasuk
dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta.

Dalam hal faskes mengalami kendala ketersediaan obat sebagaimana yang


tercantum pada e-katalog maka dapat menghubungi Direktorat Bina Obat
Publik dengan alamat email: e_katalog@kemkes.go.id atau 081281753081
dan (021)5214872.

4
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ITERASI
Definisi Operasional
1. Pengambilan obat kronis di FKRTL dengan menggunakan
iterasi resep obat kronis sebelumnya sehingga pasien tidak
perlu bertemu/tatap muka Dokter Spesialis/Sub Spesialis Surat PB PAPDI No.
2. Maksimal Iterasi 2 kali Surat Sekjen
1197/PB
No.JP.02.03/X/1164/20
ALUR LAYANAN 3. Pelayanan obat bulan ke-2 dan ke-3 pasien langsung datang ke PAPDI/U/III/2020
20 tanggal 3 April 2020
Instalasi Farmasi Rumah Sakit/Apotek kerja sama tanggal 17 Maret 2020
DIGITALISASI ITERASI

1 2 3 4
Peserta berkunjung Penerbitan SEP dan Pengambilan Obat ke
Pemberian Resep Iter
ke RS Pemberian Pelayanan Instalasi Farmasi

Terbit SEP RJTL Membuat Copy resep,


PELAYANAN PERTAMA Flag Iterasi di Aplikasi Apotek Online

PELAYANAN BULAN KE-2 DAN KE-3

1 2
Peserta Pengambilan Obat ke
Instalasi Farmasi
Membawa copy resep, tidak perlu cetak
SEP, langsung ke IFRS/Apotek RS Berdasarkan Resep
Sebelumnya
Implementasi
Kebijakan Iterasi
Media publikasi
DIPRAKTISKAN (Digitalisasi
Iterasi Peresepan Obat Kronis di
FKRTL Pada Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru) meliputi desain table
signage A5, poster A5 (14,8x21cm),
dan standing banner (60x160 cm)
MEDIA PUBLIKASI “DIPRAKTISKAN” DI FKRTL
Terima kasih atas partisipasi dan kerja sama FKRTL untuk memastikan media publikasi
“DIPRAKTISKAN” sudah tersedia di Rumah Sakit dan Klinik Utama.

13
IMPLEMENTASI PROGRAM RUJUK BALIK (PRB)
PROGRAM RUJUK BALIK (PRB) Obat yang diresepkan oleh
Obat Utama Dokter Spesialis/Sub
Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada Spesialis di FKRTL untuk
penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan indikasi yang sesuai dengan
masih memerlukan pengobatan atau asuhan Obat PRB diagnosis PRB
keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Obat yang dapat diberikan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama atas Obat bersama obat utama untuk
rekomendasi/rujukan dari dokter spesialis/sub Tambahan mengatasi penyakit penyerta
spesialis yang merawat atau mengurangi efek
samping akibat obat utama
Pemenuhan kriteria 3B ▪ Peresepan obat PRB maksimal untuk kebutuhan 30 (tiga puluh)
untuk rekrutmen peserta hari sesuai indikasi medis.
PRB yang berkualitas ▪ Peresepan obat PRB, baik obat utama dan obat
tambahan, mengacu pada Formularium Nasional (Fornas)
untuk obat PRB (obat bertanda asterix*) berikut restriksi,
peresepan maksimal dan ketentuan lainnya yang berlaku.
▪ Obat di luar Fornas, termasuk obat yang tidak sesuai dengan
ketentuan Fornas (tidak sesuai restriksi dan peresepan
maksimal) tidak dapat diberikan kepada Peserta PRB →
pemberian obat mengikuti mekanisme pemberian obat di luar
Fornas dan biaya termasuk dalam paket INA CBG.

14
AGENDA
Pendahuluan
1
2 Kebijakan Pelayanan Iterasi

Teknis Implementasi
3 DIPRAKTISKAN

4 Penutup
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ITERASI
Definisi Operasional
1. Pengambilan obat kronis di FKRTL dengan menggunakan
iterasi resep obat kronis sebelumnya sehingga pasien tidak
perlu bertemu/tatap muka Dokter Spesialis/Sub Spesialis Surat PB PAPDI No.
2. Maksimal Iterasi 2 kali Surat Sekjen
1197/PB
No.JP.02.03/X/1164/20
ALUR LAYANAN 3. Pelayanan obat bulan ke-2 dan ke-3 pasien langsung datang ke PAPDI/U/III/2020
20 tanggal 3 April 2020
Instalasi Farmasi Rumah Sakit/Apotek kerja sama tanggal 17 Maret 2020
DIGITALISASI ITERASI

1 2 3 4
Peserta berkunjung Penerbitan SEP dan Pengambilan Obat ke
Pemberian Resep Iter
ke RS Pemberian Pelayanan Instalasi Farmasi

Terbit SEP RJTL Membuat Copy resep,


PELAYANAN PERTAMA Flag Iterasi di Aplikasi Apotek Online

PELAYANAN BULAN KE-2 DAN KE-3

1 2
Peserta Pengambilan Obat ke
Instalasi Farmasi
Membawa copy resep, tidak perlu cetak
SEP, langsung ke IFRS/Apotek RS Berdasarkan Resep
Sebelumnya
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE

17
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE

1
Input No SEP
FKRTL/Kunjungan
FKTP, Klik “Cari”
Akan tampil data
SEP/Kunjungan

a. Tgl pulang SEP/Kunjungan tidak boleh >15 hari dari


tgl pulang SEP. Jika terdapat resep yang >15 hari,
user dapat mengajukan agar dapat dientri melalui
menu “Pengajuan Kunjungan/SEP Lewat Tanggal”;
b. Nomor SEP yang diinputkan merupakan Nomor SEP
dari Faskes yang sudah ditambahkan pada menu
“Faskes Asal Resep”
2
Flag PRB akan
terceklis apabila 3
kunjungan
Peserta PRB Pilih Poli (jika
belum terisi)

18
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE
4
Pilih Jenis
Resep

5 • Nomor resep akan kembali ke Nomor 00001 per


nomor SEP/Kunjungan, klik tombol CARI untuk
Masukkan
memastikan nomor resep yang diinput belum ada
nomor resep
pada database.
• Nomor Resep harus diisi 5 digit, dapat berupa
numeric dan/atau alphabetic.
6
• Tgl SEP =< Tgl Resep =< Tgl Pelayanan =< Tgl Entry
Pilih tgl resep dan
tgl pelayanan
• Nama Dokter akan terisi otomatis apabila
menggunakan Menu Pendataan Resep Masuk
• Nama Dokter wajib dipilih secara manual
7 apabila menggunakan Menu Resep Masuk
Offline
Pilih Dokter NOTE: Dokter yang tampil pada Combo Box adalah
dokter yang sudah ditambahkan pada menu
“Dokter Asal Resep”

19
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE
PILIH ITERASI DENGAN KETENTUAN BERIKUT:
Tanpa Iterasi
a Jika 1 Nomor SEP RJTL akan dientrikan >1 resep dan
tidak menggunakan logic iterasi

Diperbolehkan Iterasi 1 Kali


b • Jika SEP RJTL akan didaftarkan sebagai induk resep
iterasi, dimana selanjutnya Nomor SEP yang sama
dapat dientrikan sebagai resep iterasi dengan tgl
resep yang berbeda sebanyak 1 kali.
• Kadaluarsa resep iterasi = 120 hari dari tgl pulang
SEP RJTL, sehingga user dapat memilih tgl resep
sampai dengan masa kadaluarsa.

Diperbolehkan Iterasi 2 Kali


c • Jika SEP RJTL akan didaftarkan sebagai induk
resep iterasi, dimana selanjutnya Nomor SEP yang
sama dapat dientrikan sebagai resep iterasi dengan
tgl resep berbeda sebanyak 2 kali.
• Kadaluarsa resep iterasi = 120 hari dari tgl pulang
SEP RJTL, sehingga user dapat memilih tgl resep
sampai dengan masa kadaluarsa.

Jika telah dilakukan flaging iter pada SEP, user masih dapat menambahkan induk selama SEP tersebut belum dilakukan
d entri resep iterasi.
20
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE
TGL ENTRI RESEP < TGL RESEP INDUK ITER
e
Jika dilakukan entri resep dengan SEP yang sama dengan SEP induk iter namun
tgl resep dientri lebih kecil dari tgl resep induk iter maka resep tsb akan dianggap
sebagai resep biasa (bukan induk) sehingga resep tersebut tidak bisa dijadikan
acuan pengentrian obat iterasi

TGL ENTRI RESEP > TGL RESEP INDUK ITER


f
Jika dilakukan entri resep dengan SEP yang sama dengan SEP induk iter, dimana
tgl resep tersebut lebih besar dengan tgl resep induk iter maka resep tersebut
akan dianggap sebagai resep iterasi 1.

TGL RESEP = TGL RESEP ITERASI 1, JENIS OBAT BERBEDA


g
Jika dilakukan entri resep SEP yang sama SEP induk iter, dimana
tgl resep sama dengan tgl resep iterasi 1 walaupun dengan jenis
obat yang berbeda maka masih dianggap sebagai resep iterasi 1

21
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE

TGL ENTRI RESEP > TGL RESEP INDUK ITER DAN BERBEDA DENGAN TGL RESEP ITERASI 1
h
Jika dilakukan entri resep dengan SEP yang sama dengan SEP induk iter dimana
tgl resep lebih besar dari tgl resep induk iter dan tidak sama dengan tgl resep
iterasi 1 maka resep tersebut akan dianggap sebagai resep iterasi 2

TGL RESEP = TGL RESEP ITERASI 2, JENIS OBAT BERBEDA


i
Jika dilakukan entri resep SEP yang sama SEP induk iter, dimana tgl resep sama
dengan tgl resep iterasi 2 walaupun dengan jenis obat yang berbeda maka
masih dianggap sebagai resep iterasi 2

TELAH ENTRI RESEP ITERASI 2X (RESEP DENGAN 2 TGL BERBEDA SETELAH SEP INDUK)
J
Jika telah dilakukan entri resep iterasi sebanyak 2 kali (resep
dengan 2 tanggal resep yang berbeda setelah resep induk) maka
SEP tidak dapat dilakukan entri resep iterasi 3

22
PEREKAMAN ITERASI PADAAPLIKASI APOTEK ONLINE
Pada entri resep SEP
SEP RJTL yang RJTL awal/induk dapat
Tgl pelayanan ditandai iter di memilih iterasi
tidak boleh Aplikasi Apotek “Diperbolehkan Iterasi 1
Entri resep
lebih Online bisa Kali”/”Diperbolehkan
PRB
melewati tgl digunakan untuk Iterasi 2 Kali”. Pada SEP
Peserta diperuntukkan
akhir PKS pengambilan obat RJTL induk Hkronis
wajib aktif khusus
IFRS/Apotek maks 3x untuk 3 mengikuti Setting Hari
pada tgl Peserta PRB
tgl layan berbeda Obat Tertanggung
pelayanan

a b c d e f g

Selanjutnya SEP RJTL yang sama


Jika terdapat data yang
dapat dientri kembali sebanyak
salah maka akan muncul
jumlah iterasi diperbolehkan yang
pesan error, maka cek
dipilih pada saat entri resep SEP
kembali data jenis resep,
induk. Pada SEP RJTL iterasi
tgl pelayanan, poli yang
Hkronis=0
diinputkan

23
HAL TEKNIS YANG PERLU MENJADI PERHATIAN

Kelengkapan pendukung
pengajuan klaim pelayanan
Penentuan iterasi ditentukan
obat iterasi mengacu pada
dari awal sejak pasien
kelengkapan pengajuan obat
mendapatkan pelayanan di
Penyakit Kronis dan Kemoterapi
Poliklinik:
sebagai berikut:
• Tanpa Iterasi Pasien/keluarga dapat
a) Lembar SEP (Surat Eligibilitas
• Diperbolehkan iterasi 1 kali mengambil obat sesuai dengan
Peserta) yang ditandatangani
• Diperbolehkan iterasi 2 kali tanggal iterasinya,
oleh Peserta/keluarga atau
diperbolehkan lebih cepat 2 hari
cap jempol tangan Peserta.
Misal: dengan pemberian dari tanggal yang ditentukan
b) Resep obat dan protocol
tanda “iterasi 1x atau iterasi
terapi untuk obat
2x” pada resep obat oleh
kemoterapi.
DPJP
c) Dokumen lain yang
dipersyaratkan sesuai
restriksi obat dalam FORNAS.

2
4
AGENDA
Pendahuluan
1
2 Kebijakan Pelayanan Iterasi

Teknis Implementasi
3 DIPRAKTISKAN

4 Penutup
HARAPAN DAN TINDAK LANJUT

1. Internalisasi kebijakan iterasi kepada seluruh


petugas RS (DPJP, perawat, admission/pendaftaran,
petugas IFRS, Tim Casemix, dan PIPP RS)
2. Pemasangan media publikasi DIPRAKTISKAN di
masing-masing FKRTL
3. Penyesuaian penagihan klaim obat kronis dan
iterasi sesuai ketentuan oleh Petugas IFRS/Apotek
RS
4. Terhadap peserta JKN dengan penyakit kronis stabil
sesuai kriteria 3B didaftarkan sebagai Peserta PRB

26
Download Aplikasi Mobile JKN BPJS Kesehatan Care Center 1500 400

Kedeputian Bidang JPKR


Aplikasi Mobile JKN Care Center 165 Mei 2022
Scan QRCode disamping
untuk mengunduh aplikasi
Mobile JKN

17
16

Anda mungkin juga menyukai